Jadi apa yang harus dilakukan agar dapat teriptanya Good governance? Menurut saya
pribadi untuk terciptanya Good governance di indonesia adalah pemerintah harus lebih
transparan dengan masyarakat dalam menjalankan tata kelola pemerintahan dan
responsivitas.serta memberikan hukuman bagi oknum oknum pemerintah yang
malakukan tindakan yang melanggar peraturan dan hukumnya harus memberikan efek
jerah agar para pejabat lain tidak melakukan tindakan yang sama.
Mudahnya, karakteristik akuntansi sektor publik ini berfokus pada dua hal.
Pertama, akuntansi untuk sektor publik berfokus pada sifat lembaga. Jadi, sifat
akuntansi ini adalah khusus organisasi non profit yang tidak menghasilkan laba.
Misalnya seperti lembaga pemerintahan.
Kedua, akuntansi untuk sektor publik berfokus pada tujuan lembaga. Sesuai
namanya, akuntansi untuk sektor publik hanya menyediakan informasi pelayanan
pada publik. Pelayanan untuk publik ini dilakukan untuk meningkatkan
kesejahteraan dari masyarakat.
Bidang kebudayaan dan demografis pun juga turut mempengaruhi kinerja lembaga
sektor publik. Dalam bidang kebudayaan dipengaruhi oleh karakteristik masyarakat
yang berbeda, tingkat pendidikan, keberagaman suku, dan lainnya. Sedangkan
dalam bidang demografis, kinerja lembaga publik dipengaruhi oleh tingkat
pertumbuhan masyarakat, kesehatan masyarakat, migrasi, dan lainnya.
Management Control
Tujuan akuntansi sektor publik yang pertama adalah sebagai management control.
Sebagai pengendalian manajemen, akuntansi untuk sektor publik akan memberikan
informasi yang dibutuhkan lembaga publik dalam pengelolaan secara tepat dan
efisien. Akuntansi ini juga akan memberikan informasi penggunaan sumber daya
yang sudah dianggarkan dalam lembaga publik.
Accountability
Tujuan akuntansi untuk sektor publik yang selanjutnya berhubungan dengan
accountability. Jadi, akuntansi untuk sektor publik ini akan memberikan informasi
penting yang dibutuhkan oleh manajer lembaga publik. Informasi ini nantinya
digunakan manajer sebagai laporan pertanggungjawaban seluruh bidang di bawah
kewenangannya.
Bukan hanya itu, informasi ini juga digunakan sebagai laporan pertanggungjawaban
kepada publik atas kinerja yang dilakukan lembaga pemerintah. Jadi, publik dapat
melihat transparansi tentang seperti apa penggunaan anggaran publik oleh
lembaga pemerintah.
Akuntansi untuk sektor publik merupakan salah satu bidang akuntansi yang ruang
lingkup penggunaannya untuk lembaga sektor publik. Lembaga publik yang
dimaksud adalah lembaga tinggi pemerintahan negara beserta departemen di
bawah naungannya. Bukan hanya itu, pemerintah daerah, berbagai yayasan, partai
politik, dan organisasi non profit juga menjadi ruang lingkup akuntansi sektor
publik.
Dari ulasan di atas, sangat jelas bahwa laporan pengelolaan keuangan dari akuntansi
untuk sektor publik sangat penting untuk publik. Laporan dari akuntansi ini dapat
digunakan untuk melihat transparansi anggaran, pertanggungjawaban, dan melihat
bagaimana kinerja lembaga publik.
Begitupun jika Anda sedang membagun sebuah bisnis, akuntansi dan pembukuan adalah
hal yang peting untuk memastikan seluruh urusan keuangan bisnis terpantau secara
transparan dan tidak ada informasi keuangan sedikitpun yang Anda lewatkan.
Pengertian
New publik management adalah konsep yang menggunakan mekanisme pasar dan
terminologi di sektor publik. Maksudnya dalam melakukan hubungan dengan
pelanggannya (customer) dipahami sama dengan proses hubungan transaksi yang
di lakukan oleh dunia pasar (market place). Dengan mentransformasikan kinerja
pasar seperti ini maka dengan kata lain akan mengganti atau mereform kebiasaan
kinerja sektor publik dari tradisi berlandaskan aturan (rule based) dan proses yang
menggantungkan pada otoritas pejabat menjadi orientasi pasar dan di pacu untuk
berkompetisi sehat.
Di dalam konsep NPM semua pimpinan di dorong untuk menemukan cara-cara
baru dan inovatif untuk memperoleh hasil yang maksimal atau melakukan
privatisasi terhadap fungsi-fungsi pemerintahan. Mereka tidak lagi memimpin
dengan cara-cara melakukan semua jenis pekerjaan dari yang besar hingga kecil
(rowing) menyapu bersih semua pekerjaan melainkan mereka melakukan steering
membatasi terhadap pekerjaan atau fungsi mengendalikan, memiliki, mengarahkan
yang strategis saja. Dengan demikian, kunci NPM sangat menitikberatkan pada
mekanisme pasar dalam mengarahkan program-program publik.
Prinsip-prinsip NPM
NPM adalah konsep “payung”, yang menaungi serangkaian makna seperti desain
organisasi dan manajemen, penerapan kelembagaan ekonomi atas manajemen
publik, serta pola-pola pilihan kebijakan. Telah muncul sejumlah debat seputar
makna asli dari NPM ini. Namun, di antara sejumlah perdebatan itu muncul
beberapa kesamaan yang dapat disebut sebagai prinsip dari NPM, yang meliputi:
5. Pengenalan pada kompetisi yang lebih besar dalam sektor publik, seperti
penghematan dana dan pencapaian standar tinggi lewat kontrak dan
sejenisnya;
Lalu, penekanan pada aspek orientasi output menghendaki para staf bekerja sesuai
target yang ditetapkan. Ini berbalik dengan OPM yang berorientasi pada proses
yang bercorak rule-governed. Alokasi sumber daya dan reward atas karyawan
diukur lewat performa kerja mereka. Juga, terjadi evaluasi atas program serta
kebijakan dalam NPM ini.
Sebelum berlakunya NPM, output kebijakan memang telah menjadi titik perhatian
dari pemerintah. Namun, perhatian atas output ini tidaklah sebesar perhatian atas
unsure input dan proses. Ini akibat sulitnya pengukuran keberhasilan suatu output
yang juga ditandai lemahnya control demokratis atas output ini. NPM justru
menitikberatkan aspek output dan sebab itu menghendaki pernyataan yang jernih
akan tujuan, target, dan indikator-indikator keberhasilan.
NPM di Indonesia
Kegagalan dalam organiasai mencapai tujuan yang telah ditetapkan dapat terjadi karena
adanya kelemahan atau kegagalan pada salah satu atau beberapa tahap dalam proses
pengendalian manajenen. Sistem pengendalian sektor publik berfokus pada bagaimana
melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi dapat
dicapai. Sistem pengendalian manajmenen tersebut harus didukung dengan adanya
perangkat lain berupa struktur organisasi yang sesuai dengan tipe pengendalian manajemen
yang digunakan, MSDM dan lingkungan yang mendukung.
1. Pengendalian Preventif.
Sesuai dengan namanya, pengendalian ini dilakukan sebelum berjalannya proses
manajemen sehingga meminimalisir kesalahan dan merencanakan strategi untuk
mencapai tujuan organisasi. Strategi tersebut dirumuskan dalam bentuk program-
program kerja yang harus diselesaikan dan mencapai tujuan-tujuan jangka pendek
yang dicanangkan. Perencanaan yang detil akan sangat membantu organisasi
beroperasi dengan minim kesalahan dan hal ini tentu saja berdampak pada
efektivitas serta efisiensi kerja.
2. Pengendalian Operasional.
Tipe pengendalian ini merupakan waktu saat manajemen melakukan pengawasan
terkait pelaksanaan atau operasional organisasi, yaitu dalam bentuk berjalannya
program-program kerja yang disusun. Alat pengawasan pada tipe pengendalian ini
adalah anggaran yang dibuat di awal tahun kerja untuk setiap program kerja yang
dibuat. Anggaran dana ini akan menjadi alat yang menghubungkan antara
perencanaan dengan pengendalian.
3. Pengendalian Kinerja.
Jika program kerja sudah diselesaikan atau organisasi telah mencapai tahun akhir
kerja, maka manajemen melakukan tipe pengendalian ketiga yaitu pengendalian
kinerja melalui penilaian program kerja dan bagaimana kinerja orang-orang dalam
organisasi tersebut. Evaluasi terhadap kinerja tahun terkait bisa berdasarkan poin-
poin yang sudah dicapai pada setiap program kerja yang sudah direncanakan dari
awal atau dibandingkan dengan kinerja tahun lalu sebagai standar nya.
Struktur Pengendalian Manajemen dan Pusat-pusat
Pertanggungjawaban
Sebuah organisasi tidak akan berjalan baik ketika tidak didukung dengan struktur
yang baik. Begitu pun dengan sistem manajemen sektor publik. Pengendalian ini
harus terstruktur ketika organisasi mengharapkan kinerja yang optimal. Jangan
sampai pengendalian tersebut hancur karena semua orang ingin mengurusi hal
yang bukan porsi tanggung jawabnya.
Struktur pengendalian manajemen ini bisa kita lihat dalam bentuk struktur Pusat
Pertanggungjawaban. Pusat Pertanggungjawaban atau Responsibility
Center merupakan unit dalam organisasi yang mengemban tanggung jawab
terhadap aktivitas bidang tersebut sehingga menciptakan hubungan yang baik dan
optimal di antara sumber daya dengan output yang dihasilkan. Nantinya, hal ini
juga akan dikaitkan dengan target kinerja.
1. Sebagai dasar perencanaan, kontrol, sampai dengan penilaian kerja manajer dan
unit organisasi yang dipimpin.
2. Mempermudah organisasi menjalankan program kerja dan mencapai tujuan,
baik itu tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang.
3. Sebagai fasilitator terbentuknya goal congruence.
4. Menjalankan fungsi desentralisasi, yaitu pemberian kewenangan tugas pada
unit-unit yang diketahui memiliki kompetensi sehingga akan mengurangi beban
kerja manajer atas.
5. Memberikan dukungan sehingga terciptalah daya inovasi dan kreativitas para
bawahan.
6. Alat pelaksanaan strategi organisasi secara efisien juga efektif.
7. Alat pengendali anggaran organisasi.
2. Perencanaan Strategi
Tahap selanjutnya adalah perencanaan yang merupkaan proses pemantauan
terhadap berbagai program kerja, aktivitas organisasi, atau proyek-proyek yang
dijalankan. Sepintas sama dengan perumusan strategi, namun tahap perencanaan
strategi ini adalah proses dalam menentukan tindakan implementasi terhadap
strategi yang dibuat pada tahap sebelumnya. Hasilnya bisa berupa rencana
strategik.
3. Penganggaran
Tahap ketiga merupakan tahap yang cukup krusial. Penganggaran merupakan tahap
dimana perencanaan secara keuangan terhadap segala program kerja atau aktivitas
organisasi dibuat. Meskipun kelihatannya sesederhana membuat anggaran
program, namun pengaruh politik yang kental dalam organisasi pemerintahan akan
membuat tahap ini menjadi salah satu tahap yang rawan dilalui secara bersih. (Baca
Juga: Pengertian Akuntansi)
4. Operasional
Pada tahap operasional, tingkat manajemen hanya melakukan pengawasan
berjalannya acara sesuai dengan rencana. Ibarat sebuah acara, operasional adalah
Hari-H program kerja yang dirumuskan, direncanakan, dan dianggarkan
sebelumnya.
5. Evaluasi Kinerja
Tahap terakhir ini adalah tahap yang menilai kinerja operasional. Penilaian tersebut
bisa dengan membandingkan hasil kinerja dengan poin-poin yang semestinya
dicapai atau mungkin dibandingkan dengan kinerja tahun sebelumnya. Hasil
evaluasi ini juga bisa menjadi standar untuk melakukan program kerja di tahun
kerja mendatang.
E. Kinerja
Pengertian Kinerja
Dalam konteks manajemen, pengertian kinerja adalah suatu prestasi kerja atau hasil
kerja seseorang berdasarkan kuantitas dan kualitas yang dicapainya dalam
melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diterima.
Agar lebih memahami apa itu kinerja, maka kita dapat merujuk pada pendapat para
ahli berikut ini:
2. Gary Dessler
Menurut Gary Dessler (2000:41), kinerja adalah prestasi kerja, yaitu perbandingan
antara hasil kerja yang dicapai dengan standar yang ditetapkan.
Menurut Mangkuprawira dan Hubeis (2007:153), pengertian kinerja adalah hasil dari
proses pekerjaan tertentu secara terencana pada waktu dan tempat dari karyawan
serta organisasi bersangkutan.
Menurut Stolovitch dan Keeps (1992), definisi kinerja adalah seperangkat hasil yang
dicapai dan merujuk pada tindakan pencapaian serta pelaksanaan sesuatu pekerjaan
yang diminta.
5. Paul Hersey and Kenneth Blanchard
Menurut Hersey and Blanchard (1993), pengertian kinerja adalah suatu fungsi dari
motivasi dan kemampuan seseorang dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaan.
Menurut Gibson, Ivancevich, dan Donnelly (1994), definisi kinerja adalah tingkat
keberhasilan seseorang dalam melaksanakan tugas seta kemampuan mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
1. Kualitas, yaitu kualitas kerja yang diukur dari persepsi seorang pegawai
bahan baku, teknologi) secara optimal untuk meningkatkan hasil dari setiap unit
dalam penggunaan sumber daya tersebut.
5. Kemandirian, yaitu tingkat kemampuan dan komitmen seorang pegawai dalam
menjalankan fungsi kerjanya secara bertanggungjawab.
Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Kinerja seseorang dalam suatu organisasi akan dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Secara umum, berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja:
1. Faktor Personal/ Invidual, yaitu faktor dari dalam diri seseorang yang
mempengaruhi kinerjanya, meliputi: pengetahuan, keterampilan (skill),
kemampuan, percaya diri, motivasi, dan komitmen.
2. Faktor Kepemimpinan, yaitu faktor dukungan yang diberikan oleh atasan kepada
seseorang, meliputi: dorongan, motivasi, dan arahan.
3. Faktor Tim, yaitu faktor dukungan yang diberikan oleh rekan kerja kepada
seseorang, meliputi: kepercayaan terhadap sesama anggota tim, kekompakan
anggota tim.
4. Faktor Sistem, yaitu faktor yang berasal dari organisasi tempat seseorang
bekerja, meliputi: budaya kerja, sistem kerja, fasilitas kerja, dan lain-lain.
5. Faktor Kontekstual (Situasional), yaitu faktor yang berasal dari lingkungan
internal dan eksternal seseorang, meliputi: lingkungan keluarga, lingkungan
kerja, tekanan kerja, dan lain-lain.
1. Mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap tugas dan pekerjaannya.
2. Berani mengambil dan menanggung risiko dalam pekerjaan.
3. Memiliki tujuan yang wajar dan masuk akal (realistis) dalam bekerja.
4. Mempunyai rencana kerja yang komprehensif dan berupaya untuk mewujudkan
suatu tujuan yang ingin dicapai.
5. Memanfaatkan feedback (umpan balik) yang kongkrit dalam seluruh kegiatan
kerja yang dilakukannya.
6. Mencari kesempatan untuk mewujudkan rencana yang telah dibuat.
KESIMPULAN
Dalam Administrasi public dimana New Public Management yang salah satu aplikasinya
adalah reinventing governance adalah merupakan pikiran membarukan administrasi
public dengan memadukan prinsip- prinsip bisnis dalam birokrasi
pemerintah.Administrasi public juga sangat berkeinginan mewujudkan tata
pemerintahan yang baik (good governance) melalui tatanan pemerintahan yang
demokratis dan diselenggarakan secara baik, bersih, transparan dan berwibawa. Tata
pemerintahan yang baik dan demokratis menekankan pada lokus dan focus kekuasaan
itu tidak hanya berada di pemerintahan saja melainkan ada di tangan rakyat.
Penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik terletak seberapa jauh konstelasi antara
tiga komponen rakyat, pemerintah dan pengusaha berjalan secara kohesif, selaras dan
sebanding. Berubahnya system keseimbangan antara tiga komponen tersebut bisa
melahirnya berbagai penyimpangan baik dari sisi internal maupun ekternal yang
berakibat pada melemahnya peran administrasi public dalam mewujudkan good
governance.