CBR Psikologi Pendidikan-Viona I K
CBR Psikologi Pendidikan-Viona I K
Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu : Asiah, S.Pd., M.Pd.
Oleh :
NAMA : Viona Imoia Karoline P
NIM : 2203342021
KELAS : B/Pend. Seni Musik 2020
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Psikologi pendidikan merupakan bahan ajar yang dapat digunakan untuk membantu
untuk mengembangkan kompetensi pedagogik bagi profesinal guru, terutama dalam
menguasai konsep untuk memahami perilaku dan proses kognitif di dalam proses belajar dan
pembelajaran. Kompetensi ini dibangun melalui proses belajar, sehingga hasilnya diperoleh
berupa pembaharuan pengetahuan, kemampuan untuk mengemas perasaan, pembahasan
sikap, kecakapan dalam bertindak dan tumbuhnya kesadaran untuk bertanggung jawab.
3.Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh setiap bab
dari buku utama dan buku pembanding
MANFAAT
3. Untuk mengetahui kelemahan dan kelemahan buku utama dan buku pembanding
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada saya, sehingga saya berhasil menyelesaikan tugas ini tepat
pada waktunya,yang berjudul “Critical Book Report”.
Makalah ini berisikan tentang kritikan beberapa buku “Psikologi Pendidikan” yang
diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang isi buku
tersebut.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, karna
kesempurnaan hanya milik Tuhan dan kesalahan hanya milik manusia oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan YME senantiasa
memberkati segala usaha kita. Amin.
IDENTITAS BUKU
Buku Utama
ISBN : 979-514-036-1
Cetakan : Cet 20
Bahasa : Indonesia
Pengarang : Prof. Dr. Sri Milfayetty S.Psi., Ms. Kons, Dr. Anita Yus.,M.Pd,
ISBN : 978-602-8207-18-8
Cetakan :6
Bahasa : Indonesia
Buku Pembanding
Penerbit : Rosda
ISBN : 979-692-0200-X
Cetakan : 12
Bahasa : Indonesia
RINGKASAN BUKU
BAB 1
Pengertian Psikologi
Dengan singkat dapat dapat kita katakan bahwa psikologi ialah ilmu yang mempelajari
tingkah laku manusia, tingkah laku disini di artikan secara luas ialah segala kegiatan,
tindakan perbuatan manusia yang maupun yang tidak kelihatan,yang disadari maupun tidak
disadarinya. Termasuk di dalamnya: cara berbicara, berjalan, berpikir/atau mengambil
keputusan, cara ia mengambil sesuatu, caranya beraksi terhadap segala sesuatu yang datang
dari luar dirinya, maupnun dari dalam dirinya.
1. Sampai sejauh mana faktor-faktor pembawaan dan lingkungan yang perpengaruh terhadap
belajar
8. Pengaruh atau akibat relatif dari pendidikan formal di bandingkan dengan pengalaman
belajar yang insidental dan informal terhadap individu.
9. Nilai atau manfaat sikap ilmiah terhadap pendidikan bagi personal sekolah.
10. Akibat psikologis yang di timbulakn oleh kondisi-kondisi sosiologis terhadap sikap para
sisiwa.
BAB II
Soal pembawaan ini adalah soal yang btidak mudah dan dengan demikian
memerlukan penjelasan dan uraian yang tidak sedikit. Telah bertahun-tahun lamanya para
ahli didik, ahli biologo, ahli psikologi, dan lain-lain pemikiran dan berusaha mencari jawaban
atas pertanyaan perkembangan manusia itu tergantung pada pembawaan ataukah pada
lingkungan.
a. Aliran Nativisme
Aliran ini berpendapat bahwa segala perkembangan manusia itu telah di tentukan oleh
faktor-faktor yang di bawa sejak lahir. Pembawaan yang telah terdapat pada waktu dilahirkan
itulah yang menentukan hasil perkembangannya. Menurut nativisme, pendidikan tidak dapat
mengubah sifat-sifat pembawaannya.
b. Aliran Empirisme
Mereka berpendapat bahwa dalam perkembangan anak menjadi manusia dewasa itu
sama sekali ditentukan oleh lingkungannya atau oleh pendidikan dan pengalaman yang
diterimanya sejak kecil. Pendapat kaum empiris ini terkenal dengan nama optimisme
paedagogis.
c. Hukum Konvergensi
Hukum ini berasal dari ahli psikologi bangsa jerman bernama William Strem. Ia
berpendapat bahwa pembawaan dan lingkungan kedua-daunya menentukan perkembangan
manusi.dalam aliran yang menganut aliran konvergansi itu sendiri masih terdapat dua aliran,
yaitu aliran yang dalam hukum konverginsi ini lebih menekankan kepada pengaruh
pembawaan dari pada pengaruh lingkungan.
a. Keturunan
Kita mengatakan bahwa sifat-sifat atau ciri-ciri pada seseorang anak adalah
keturunan, jika sifat-sifat atau ciri-ciri tersebut diwariskan atau diturunkan melalui sel-sel
kelamin dari generasi yang lain.
Banyak para ahli yang berusuha menyelidiki sifat-sifat kejiwaan manusia yang
berkenaan dengan keturunan, tetapi sampai sekarang penyelidikan itu masih belum dapat
dikatakan memuaskan hasilnya. Adapun beberapa faktor yang menyulitkan pelaksanaan
penyelidikan tersebut dengan baik,antara lain :
· Pada manusia tidak dapat di lakukan persilangan (kruising) mrnurut rencana tertentu
umpamanya persilangan antara dua ras yang sangat berlainan asalnya seperti yang dapat
dilakukan terhadap binatang atau tumbuhan-tumbuhan.
· Masa hidup suatu generasi juga demikian lama sehingga si penyelidik tdak akan
mungkin akan mengdakan pengamatan-pengamatan terhadap lebih dari satu kerturunan.
· Adanya jumlah anak manusia yang relatif (menurut perbandingan hanyan sedikit
sekali).
b. Pembawaan
Agar lebih jelas lagi pengartian kita tentang turunan dan bagaimana hubungannya
atau adakah perbedaannya antara turunan dan pembawaan, marilah kita ikuti uraian yang
berikut.
Sebelum kita utarakan lebih lanjut, dapat kita katajan bahwa pembawaan ialah
seluruh kemungkinan atau kesanggupan (potensi) yang dapat suatu individu dan yang selama
masa perkembangannya benar-benar dapat diwujudkan (direalisasikan) hanya dengan
memperhatikan prestasi-prestasi (actual ability). Bentuk wataknya dan tingkah laku sesuatu
individu sajalah kita dapat mengambil kesimpulan tentang sesuatu pembawaan yang tentu
ada pada individu itu.
Struktur Pembawaan
Sebenarnya kedua istilah itu pembawaan dan bakat adalah dua istilah yang sama
maksudnya, umumnya dalam buku-buku psikologi kita dapati kedua istilah itu sejajar, sama-
sama dipakai untuk satu pengertian yaitu pembawaan (aanleg). Untuk menggantikan kata
aanleg kedua istilah tersebut dapat digunakan sama-sama dengan maksud yang sama pula.
Titik berat perrbedaannya terletak pada luas pengertiannya yang satu mengandung
pengertian yang lebih luas dari pada yang lain.
Pembawaan Jenis
Pembawaan Ras
Pembawaan Jenis Kelamin
Pembawaan Perseorangan
Konstitusi tubuh
Cara bekerja alat-alat indra
Sifat-sifat ingat dan kesanggupan belajar
Tipe-tipe perhatian
Cara-cara berlangsunngnya emosi-emosi yang khas
Tempo dan ritme perkembangan
Lingkungan (Enveronment)
Macam-macam lingkungan
Sebernanya ke empat macam cara hubungan individu dengan lingkungannya itu kita
dapat rangkum menjadi satu saja, yakni bahwa individu itu senantiasa berusaha untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
BAB III
Daya-daya/tenaga yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar itu
agar dapat berlangsung dan mengembangkan hidupnya. Daya-daya yang mendorong manusia
dari dalam untuk melakukan perbuatan itu dusebut dorongan Nafsu (driften). Yang di maksud
dengan dorongan nafsu Ialah kekuatan pendorong maju yang memaksa dan mengejar
kepuasan dengan jalan mencari, mencapai sesuatu yang berupa benda-benda ataupun nilai-
nilai yang tertentu.
Dalam garis besarnya dorongan nafsu dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :
Mencari makanan jika ia lapar, menghindarkan diri dari bahaya, menjaga diri agar
tetap sehat, mencari perlindungan untuk hidup aman dan sebagainya.
Dorongan ingin tau,melatih dan mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya. Pada
manusia dorongan inilah yang menjadikan kebudayaan manusia makin maju dan akin tinggi.
c) Dorongan nafsu mempertahankan jenis
Manusia ataupun hewan secara sadar maupan tidak sadar,selalu menjaga agar
jenisnya atau keturanannya tatap berkembang dan hidup. Ada pula yang membagi dorongan
nafsu itu mrnjadi empat macam ialah sebagai berikut :
Daya pendorong dalam diri manusia yang dilahirkan pada terciptanya nilai-nilai atau
benda-benda yang perfaedah bagi organisme (jasad).
nafsu ini mendorong manusia kepada penghayatan akan kepercayaan kepada diri
sendiri, menghargai diri, kemerdekaan batin dan perasaan tanggung jawab. Hidup dorongan
nafsu egois ini berhasrat mempertinggi aku, artinya tertuju kepada perkembangan dan
kesempurnaan diri.
hidup dorongan nafsu social, mendorong manusia berkumpul dan mengadakan kontak
dengan manusia lain berupa persahabatan, perkawinan dan sebagainya yang memungkinkan
hidup masyarakat.
Pada dasarnya manusia itu berbeda dengan makhluk yang lain. Dorongan nafsu yang
diarahkan oleh yang maha kuasa.
BAB IV
Pengertian Berfikir
Berfikir adalah satu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan yang
terarah kepada satu tujuan. Kita berfikir untuk menemukan pemahaman atau pengertian yang
kita kehendaki.
Berfikir adalah daya yang paling utama dan merupakan ciri yang khas yang
membedakan manusia dari hewan. Manusia dapat berfikir karena mempunyai bahasa, hewan
tidak. Bahasa hewan bukanlah seperti bahasa yang dimiliki manusia. Bahasa hewan adalah
bahasa instink yang tidak perlu dipelajari dan di ajarkan. Bahasa manusia adalah hasil
kebudayaan yang harus dipelajari dan di ajarkan.
Bahasa adalah alat yang terpenting bagi berfikir. Tanpa bahasa manusia tidak dapat
berfikir. Karena erat hubungannya antara bahasa dan berfikir itu, Plato pernah mengatakan
dalam bukunya Sophistes “ berbicara itu berfikir yang keras ( terdengar ), dan berfikir itu
adalah “ berbicara batin”.
1) berpikir induktif: ialah suatu proses dalam berpikir yang berlangsung dari khusus
menuju ke umum. Orang mencari ciri-ciri atau sifat-sifat yang tertentu dari berbagai
fenomena contoh sebagai penjelasan: seseorang ahli psikologi mengadakan
pendidikan dengan observasi. Bayi A setelah dilahirkan segera menangis, bayi B juga
begitu dan seterusnya.
2) Berpikir deduktif: ialah prosesnya berlangsung dari yang umum ke khusus. Dalam
cara berpikir ini, orang bertolak dari suatu teori maupun prinsip atupun kesimpulan
yang dianggapnya benar dan sudah bersifat umum. Contoh sebagai penjelasan: 1.
manusia semua akan mati(kesimpulan umum) jamilah adalah manusia (kesimpulan
khusus)jamilah akan mati(kesimpulan deduksi).
3) Berpikir analogis: ialah berpikir dengan jalan menyamakan atau memperbandingkan
fenomena –fenomena yang biasa atau yang pernah di alami. Contoh: setiap hari kira-
kira jam 11.00 udara di atas kota bogor keliatan berawan tebal dan tidak lama sesudah
itu hujan lebat di sore hari.
BAB V
Intelijensi
Pengertian Intelijensi
intelegensi itu ialah faktor total. Berbagai macam daya jiwa erat bersangkutan di
dalamnya (ingatan, fantasi, perasaan,perhatian, minat dan sebagainya turut
mempengaruhi intelijensi seseorang).
Kita hanya dapat mengatahui intelegensi, dari tingkah laku atau perbuatanya yang
tampak. Intelijensi hanyan dapat kita ketahui dengan cara tidak tidak langsung,
melalui “kelakuan intelegesinya”.
Bagi suatu perbuatan intelegesi bukan hanya kemampuan yang dibawa sejak lahir saja
yang penting faktor-faktor dan pendidikan yang memang menjadi peranan.
Bahwa manusia itu dalam kehidupannya senantiasa dapat menentukan tujuan-tujuan
yang baru, dapat memikirkan dan menggunakan cara-cara untuk mewujudkan dan
mencapai tujuan itu.
Ciri-Ciri Intelegensi
Masalah yang dihadapi banyak sedikitnya merupakan masalah yang baru yang
bersangkutan
Perbuatan intelegensi sifatnya serasi tujuan dan ekonomis
Masalah yang dihadapi, harus mengandung tingkat kesulitan bagi yang
bersangkutan
Keterangan pemecahannya harus dapat diterima oleh masyarakat
Dalam berbua tintelijensi sering kali menggunakan daya mengabstraksi
Perbuatan intelegensi bercirikan kecepatan
Membutuhkan pemusatan perhatian dan menghindarkan perasaan yang
mengganggu jalannya pemecahan masalah yang sedang di hadapi
1) Pembawaan : pembawaan ditentukan oleh sifat-sifat dan cirri yang dibwa sejak sejak
lahir.
2) Kematangan: tiap orang dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Tiap orang (fisik maupan psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia
telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.
3) Pembentukan: pembentukan ialah segala keadaan diluar diri diri seseorang yang
mempengaruhi intelijensi.
4) Minat pembawaan yang khas: minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan
merupakan pendorong bagi perbuatan itu.
5) Kebebasan: kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang
tertentu dalam memecahkan masalah-masalah.
Semua faktor tersebut diatas bersangkut paut sama lain. Untuk menentukan
intelegensi atau tidaknya seorang anak kita tidak dapat hanya berpedoman kepada
salah satu faktor tersebut di atas. Intelejensi adalah faktor total keseluruhan pribadi
yang turut serta menentukan dalam perbuatan intelegensi seseorang.
Tes Intelegensi
Motivasi
Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata Inggris motivation yang berarti dorongan, pengalaman dan
motivasi. motivasi berasal dari kata motto, yang diartikan sebagai daya upaya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu atau dapat juga dikatakan sebagai daya
penggerak dari dalam subyek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu dan mencapai
tujuan.
Macam-Macam Motivasi
Dalam membahas soal macam-macam motivasi, hanya akan dibahas dua sudut
pandang, yakni motivasi yang berasal dari dalam diri pribadi sendiri yang di sebut ”motivasi
intrinsik” dan motivasi yang berasal dari luar seseorang yang disebut ”motivasi ekstrinsik”
a. Motivasi intrisik
Yang dimaksud dengan motivasi intrisik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu..
b. Motivasi ekstrinsik
Belajar
1. Kematangan/ pertumbuhan
Kita tidak dapat melatih anak yang baru berumur 6 bulan untuk belajar berjalan, anak
umur 6 bulan otot-otot dan tulang-tulangnya masih lemah berat badan dan kekuarangan
tenaganya. Bukan ada keseimbangan yang harmonis keberanian untuk mencoba-coba belum
ada. Begitu juga mengajarkan ilmu pasti kepada anak kelas 3 sekolah dasar atau mengajarkan
ilmu filsafat kepada anak yang baru duduk di bangku SLTP.
2. Kecerdasan
Latihan dalah kegiatan yang mengulangi sesuatu, maka kecakapan dan pengetahuan
yang dimilikinya dapat menjadi makin dikuasai dan makin mendalam. Sehingga sering kali
mengalami sesuatu, seseorang dapat timbul minatnya kepada sesuatu itu dan makin besar
pula perhatiannya, sehingga timbul hasrat mempelajarinya.
4. Motivasi
6. Keadaan keluarga
Ada keluarga yang mempunyai cita-cita tinggi bagi anak-anaknya dan adapula yang
biasa-biasa saja, suasana dalam keluarga yang bermacam-macam itu turut menentukan
bagaimana dan sampai di mana belajar di alami dan dicapai oleh anak-anak.
7. Guru dan cara mengajar
Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi, rendahnya pengetahuan yang dimiliki
guru dan cara guru itu mengajarkan pengetahuan itu kepada anak didiknya turut menentukan
bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai oleh anak.
8. Alat-alat pelajaran
Sekolah yang cukup memiliki alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk
belajar ditambah dengan cara mengajar yang baik dari guru-gurunya, kecakapan guru dalam
menggunakan alat-alat itu akan mempermudah dan mempercepat balajar anak.
9. Motivasi sosial
Karena belajar itu adalah suatu proses yang timbul dari dalam, maka faktor motivasi
sosial dapat pula timbul pada anak dari orang-orang lain di sekutarnya misalnya, tetangga,
sanak saudara yang berdekatan dengan anak-anak itu dan demi teman-teman sepermainan
dan satu sekolah yang pada umumnya motivasi semacam ini diterima anak tidak dengan
sengaja dan mungkin tidak dengan sadar atau tiba-tiba.
Seorang anak dari keluarga yang baik memiliki intelijensi yang baik, bersekolah yang
terbaik, belum tentu pula dapat belajar dengan baik, banyak pula anak-anak yang tidak dapat
belajar dengan hasil baik dan tidak dapat mempertinggi belajarnya akibat tidak adanya
kesempatan yang disebabkan oleh sibuknya pekerjaan setiap hari, pengaruh lingkungan yang
buruk dan negatif serta faktor-faktor lain terjadi di luar kemampuannya.
BAB VIII
Pengertian Minat
Secara bahasa minat berarti “kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.”
Minat merupakan suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti
sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan keinginan atau kebutuhan-
kebutuhannya sendiri. Minat juga dapat diartikan sebagai suatu tanda kematangan dan
kesiapan seseorang untuk bergiat dalam kegiatan belajar. Minat sebenarnya bersifat subyektif
karena masing-masing orang dapat berbeda-beda. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh
keunikan pada setiap orang. Minat erat sekali hubungannya dengan perasaan suka atau tidak
suka, tertarik atau tidak tertarik, senang atau tidak senang.
Pengertian Sikap
Sikap adalah cara menempatkan atau membawa diri, atau cara merasakan, jalan
pikiran, dan perilaku. Kata ini bisa juga dimaknai sebagai perasaan seseorang tentang obyek,
aktivitas, peristiwa dan orang lain. Perasaan ini menjadi konsep yang merepresentasikan suka
atau tidak sukanya seseorang pada sesuatu.
Sikap muncul dari berbagai bentuk penilaian, yang dikembangkan dalam tiga model,
yaitu afeksi, kecenderungan perilaku, dan kognisi. Respon afektif adalah respon fisiologis
yang mengekspresikan kesukaan individu pada sesuatu. Kecenderungan perilaku adalah
indikasi verbal dari maksud seorang individu. Respon kognitif adalah pengevaluasian secara
kognitif terhadap suatu objek. Kebanyakan individu berperilaku dari hasil belajar sosial dari
lingkungannya.
BAB III
KELEBIHAN
Ketiga buku tersebut sangat menarik untuk dibaca karena memuat berbagai maca
informasi yang berbeda-beda mengai psikologi pendidikan.
Ketiga buku tersbut sangat bermanfaat bagi guru/calon guru (mahasiswa) untuk
menambah wawasan dan pengetahuan tentang psikologi pendidikan.
Ketika buku tersebut menjelaskan secara rinci dan detail setiap babnya sesuai dengan
topik yang tertera didalam buku.
Ketiga buku ini sangat baik untuk dibaca terutama untuk jurusan psikologi dan untuk
calon guru karena didalam buku tersebut bias membantu kita untuk mengetahui
tumbuh dan berkembangnya peserta didik.
Ketiga buku tersebut memuat beberapa contoh –contoh yang jelas sehingga pembaca
lebih mudah untuk mengerti.
Buku pembanding ( diktat ) terdapat beberapa gambar dan table sehingga
memudahkan kita dalam membaca dan memahami.
Ketiga buku tersebut banyak memaparkan pendapat para ahli sehingga informasi yang
dituangkan dalam buku tersebut dapat dipercaya.
Buku utama dan pembanding kedua memiliki cover yang bagus sehingga menarik kita
untuk membacanya.
KELEMAHAN
PENUTUP
KESIMPULAN
Psikologi Pendidikan merupakan salah satu cabang psikologi yang secara khusus
mengkaji perilaku individu dalam konteks situasi pendidikan dengan tujuan untuk
menemukan berbagai fakta, generalisasi dan teori-teori psikologi berkaitan dengan
pendidikan, yang diperoleh melalui metode ilmiah tertentu, dalam rangka pencapaian
efektivitas proses pendidikan. Hubungan antara teoritis dan praktis memiliki keterkaitan dan
tidak bisa dipisahkan. Praktik pendidikan seharusnya berlandaskan pada teori pendidikan.
Demikian pula, teori-teori pendidikan seharusnya bercermin dari praktik pendidikan.
Perubahan yang terjadi dalam praktik pendidikan dapat mengimbas pada teori pendidikan.
Sebaliknya, perubahan dalam teori pendidikan pun dapat mengimbas pada praktik pendidikan.
SARAN
Dalam penulisan makalah critical book report ini, penulis menyadari bahwa
penyusunan makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan senantiasa penyusunan nanti dalam upaya evaluasi. Penulis
berharap, bahwa dibalik ketidak sempurnaannya penulisan dan penyusunan manakalah ini
adalah ditemukan sesuatu yang bermanfaat atau bahkan hikmah dari penulis, pembaca, dan
bagi seluruh Universitas Negeri Medan. Sehingga teori-teori psikologi belajar bisa menjadi
patokan dan dapat di aplikasikan ketika kita melakukan proses belajar mengajar kelak.