Anda di halaman 1dari 20

CRITICAL BOOK REVIEW

Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu : Asiah, S.Pd., M.Pd.

Oleh :
NAMA : Viona Imoia Karoline P
NIM : 2203342021
KELAS : B/Pend. Seni Musik 2020
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Psikologi pendidikan merupakan bahan ajar yang dapat digunakan untuk membantu
untuk mengembangkan kompetensi pedagogik bagi profesinal guru, terutama dalam
menguasai konsep untuk memahami perilaku dan proses kognitif di dalam proses belajar dan
pembelajaran. Kompetensi ini dibangun melalui proses belajar, sehingga hasilnya diperoleh
berupa pembaharuan pengetahuan, kemampuan untuk mengemas perasaan, pembahasan
sikap, kecakapan dalam bertindak dan tumbuhnya kesadaran untuk bertanggung jawab.

Mengingat betapa urgensinya persoalan psikologi dalam kehidupan manusia


khususnya dalam dunia pendidikan maka factor ini mendorong psikologi terus dikaji dan
dipelajari oleh banyak orang, guru, pengacara, manajer perusahaan, pembina dan lain
sebagainy. Perkembangan psikologi pada akhirnya mencuat dan melintas lewat pemekaran
disiplin, hal ini menjadikan psikologi berhak menjadi psikologi-psikologi praktis yang
termasuk di dalamnya adalah psikologi pendidikan.

Mempertimbangkan factor pertama bahwa psikologi pendidikan adalah perangkat


utama untuk kegiatan belajar mengajar. Ilmu pengetahuan sebagai unsur kebudayaan maka
kehadiran dan perkembangan sejalan atau seirama dengan tingkat wujud kerja serta proses
ilmu pengetahuan itu selalu hadir dalam aktivitas sehari-hari manusia. Psikologi ini
diharapkan dapat membantu pendidik dalam menerapkannya dalam proses belajar dan
pembelajaran.
TUJUAN

Critical Book Report ini bertujuan :

1. Mengulas isi sebuah buku

2. Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku

3.Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh setiap bab
dari buku utama dan buku pembanding

4. Membandingkan isi buku pertama dan buku kedua

MANFAAT

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah “Psikologi Pendidikan”

2. Untuk memperluas wawasan dan pengetahuan tentang psikologi pendidikan

3. Untuk mengetahui kelemahan dan kelemahan buku utama dan buku pembanding
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada saya, sehingga saya berhasil menyelesaikan tugas ini tepat
pada waktunya,yang berjudul “Critical Book Report”.

Makalah ini berisikan tentang kritikan beberapa buku “Psikologi Pendidikan” yang
diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang isi buku
tersebut.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, karna
kesempurnaan hanya milik Tuhan dan kesalahan hanya milik manusia oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan YME senantiasa
memberkati segala usaha kita. Amin.

Kabanjahe, Maret 2021

Viona Imoia Karoline P


BAB II
ISI BUKU

IDENTITAS BUKU

Buku Utama

Judul : Psikologi Pendidikan

Pengarang : Drs. M. Ngalim Purwanto, MP.

Penerbit : PT. Remaja Rosdakarya

ISBN : 979-514-036-1

Cetakan : Cet 20

Tahun Terbit : 2004

Bahasa : Indonesia

Jumlah Halaman : 169 hal


Buku Pembanding

Judul : Pikologi pendidikan

Pengarang : Prof. Dr. Sri Milfayetty S.Psi., Ms. Kons, Dr. Anita Yus.,M.Pd,

Dra. Nuraini., S.Psi., MS, Dra. Rahmamulya M.Pd., kons,

Drs. Edidion Hutasuhut M.pd, Dra. Zulhaini

Penerbit : Program Pasca Sarjana Unimed

ISBN : 978-602-8207-18-8

Cetakan :6

Tahun Terbit : 2015

Bahasa : Indonesia

Jumlah Halaman : 210 hal

Buku Pembanding

Judul : Psikologi Perkembangan Anak & Remaja

Pengarang : Dr. H. Syamsu Yusuf LN., M.Pd.

Penerbit : Rosda

ISBN : 979-692-0200-X

Cetakan : 12

Tahun Terbit : 2011

Bahasa : Indonesia
RINGKASAN BUKU

BAB 1

Pengertian Psikologi

Menurut arti kata-katanya maka psikologi maka psikologi sering di terjermahkan


menjadi ilmu jiwa. Yakni dari kata psyche yang berarti jiwa, roh, dan logos yang berarti ilmu.
Sebernya tersebut kurang tepat, karena bertitik tolak dari pandangan manusia, yang
menganggap bahwa manusia itu terdiri dari dua bagian jasmani dan rohani.

Dengan singkat dapat dapat kita katakan bahwa psikologi ialah ilmu yang mempelajari
tingkah laku manusia, tingkah laku disini di artikan secara luas ialah segala kegiatan,
tindakan perbuatan manusia yang maupun yang tidak kelihatan,yang disadari maupun tidak
disadarinya. Termasuk di dalamnya: cara berbicara, berjalan, berpikir/atau mengambil
keputusan, cara ia mengambil sesuatu, caranya beraksi terhadap segala sesuatu yang datang
dari luar dirinya, maupnun dari dalam dirinya.

Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan

Mengingat bahwa psiklologi pendidikan merupakan ilmu yang memusatkan dirinya


pada penemuan dan aplikasi prinsip-prinsip dan teknik- teknik psikologi kedalam pendidikan,
maka ruang lingkup psikologi pendidikan mencakup topik-topik psikologi yang erat
hubungannya dengan pendidikan.

Yang merupakan ruang lingkup psikologi pendidikan, antara lain:

1. Sampai sejauh mana faktor-faktor pembawaan dan lingkungan yang perpengaruh terhadap
belajar

2. Sifat-sifat dari proses belajar

3. Hubungan dengan tingkat kematangan dengan kesiapan belajar

4. Signifikansi pendidikan terhadap perbedaan-perbedaan individual dalam kecepatan dan


keterbatasan belajar

5. Perubahan-perubahan jiwa (inner Changes) yang terjdi selama dalam belajar.

6. Hubungan antara prosedur-prosedur dengan hasil belajar.

7. Teknik-teknik yang sangat efektif bagi penilaian kemajuan dalam belajar.

8. Pengaruh atau akibat relatif dari pendidikan formal di bandingkan dengan pengalaman
belajar yang insidental dan informal terhadap individu.

9. Nilai atau manfaat sikap ilmiah terhadap pendidikan bagi personal sekolah.

10. Akibat psikologis yang di timbulakn oleh kondisi-kondisi sosiologis terhadap sikap para
sisiwa.
BAB II

Pembawaan, Keturunan Dan Lingkungan

Soal Pembawaan Dan Lingkungan

Soal pembawaan ini adalah soal yang btidak mudah dan dengan demikian
memerlukan penjelasan dan uraian yang tidak sedikit. Telah bertahun-tahun lamanya para
ahli didik, ahli biologo, ahli psikologi, dan lain-lain pemikiran dan berusaha mencari jawaban
atas pertanyaan perkembangan manusia itu tergantung pada pembawaan ataukah pada
lingkungan.

Dalam usaha menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu disini di kemukakan


adanya beberapa pendapat:

a. Aliran Nativisme

Aliran ini berpendapat bahwa segala perkembangan manusia itu telah di tentukan oleh
faktor-faktor yang di bawa sejak lahir. Pembawaan yang telah terdapat pada waktu dilahirkan
itulah yang menentukan hasil perkembangannya. Menurut nativisme, pendidikan tidak dapat
mengubah sifat-sifat pembawaannya.

b. Aliran Empirisme

Mereka berpendapat bahwa dalam perkembangan anak menjadi manusia dewasa itu
sama sekali ditentukan oleh lingkungannya atau oleh pendidikan dan pengalaman yang
diterimanya sejak kecil. Pendapat kaum empiris ini terkenal dengan nama optimisme
paedagogis.

c. Hukum Konvergensi

Hukum ini berasal dari ahli psikologi bangsa jerman bernama William Strem. Ia
berpendapat bahwa pembawaan dan lingkungan kedua-daunya menentukan perkembangan
manusi.dalam aliran yang menganut aliran konvergansi itu sendiri masih terdapat dua aliran,
yaitu aliran yang dalam hukum konverginsi ini lebih menekankan kepada pengaruh
pembawaan dari pada pengaruh lingkungan.

Pembawaan Dan Keturunan

a. Keturunan

Kita mengatakan bahwa sifat-sifat atau ciri-ciri pada seseorang anak adalah
keturunan, jika sifat-sifat atau ciri-ciri tersebut diwariskan atau diturunkan melalui sel-sel
kelamin dari generasi yang lain.

Banyak para ahli yang berusuha menyelidiki sifat-sifat kejiwaan manusia yang
berkenaan dengan keturunan, tetapi sampai sekarang penyelidikan itu masih belum dapat
dikatakan memuaskan hasilnya. Adapun beberapa faktor yang menyulitkan pelaksanaan
penyelidikan tersebut dengan baik,antara lain :
· Pada manusia tidak dapat di lakukan persilangan (kruising) mrnurut rencana tertentu
umpamanya persilangan antara dua ras yang sangat berlainan asalnya seperti yang dapat
dilakukan terhadap binatang atau tumbuhan-tumbuhan.

· Masa perkembangan manusia yhang sangat lama, sehingga mengakibatkan sifat-sifat


yang ada yang terjadi karena keturunan dapat tersembunyi dengan lamanya, sebelum sifat-
sifat itu menampakkan diri pada suatu individu yang tertentu.

· Masa hidup suatu generasi juga demikian lama sehingga si penyelidik tdak akan
mungkin akan mengdakan pengamatan-pengamatan terhadap lebih dari satu kerturunan.

· Adanya jumlah anak manusia yang relatif (menurut perbandingan hanyan sedikit
sekali).

b. Pembawaan

Agar lebih jelas lagi pengartian kita tentang turunan dan bagaimana hubungannya
atau adakah perbedaannya antara turunan dan pembawaan, marilah kita ikuti uraian yang
berikut.

Sebelum kita utarakan lebih lanjut, dapat kita katajan bahwa pembawaan ialah
seluruh kemungkinan atau kesanggupan (potensi) yang dapat suatu individu dan yang selama
masa perkembangannya benar-benar dapat diwujudkan (direalisasikan) hanya dengan
memperhatikan prestasi-prestasi (actual ability). Bentuk wataknya dan tingkah laku sesuatu
individu sajalah kita dapat mengambil kesimpulan tentang sesuatu pembawaan yang tentu
ada pada individu itu.

Struktur Pembawaan

Sifat-sifat pembawaan atau kesanggupan-kesanggupan yang termasuk dalam struktur


pembawaan itu tidak semuanya dapat berkembang atau menunjukkan diri dalam
perwujudannya. Talent atau tersembunyi jadi tetap tinggal sebagai kemungkinan saja, yang
tidak mewujudkan diri.

Adapun yang menyebabkan berkembangnya sifat-sifat pembawaan itu sehingga


menjadi wujud (actual ability) atau tetap tinggal terpendannya suatu sifat pembawaan
(potensial ability), ialah faktor-faktor dari luar (umpamanya karena mendapat kesempatan
atau latihan atau pengajaran yang cukup) maupun faktor-faktor dari dalam (umpamanya
konstitusi badan yang demikian rupa sehingga tidak memungkinkan perkembangannya sifat-
sifat pembawaannya itu).
c. Pembawaan Dan Keturunan

Pembawaan ( yang dibawa si anak sejak lahirnya) adalah potensi-potensi yang


aktif dan paasif, yang akan terus berkembang mencapai perwujudannya. Jadi kesimpulannya
ialah semua yang dibawa oleh si anak sejak lahir adalah diterima kerena kelahirannya dan
marpakan factor pembawaan. Tetapi pembawaan itu tidaklah semuanya diperoleh karena
keturunan. Sebaliknya, semuanya yang diperoleh karena keturunan adalah dapat dikatakan
pembawaan, atau lebih tepat lagi pembawaan keturunan.

d. Pembawaan Dan Bakat

Sebenarnya kedua istilah itu pembawaan dan bakat adalah dua istilah yang sama
maksudnya, umumnya dalam buku-buku psikologi kita dapati kedua istilah itu sejajar, sama-
sama dipakai untuk satu pengertian yaitu pembawaan (aanleg). Untuk menggantikan kata
aanleg kedua istilah tersebut dapat digunakan sama-sama dengan maksud yang sama pula.

Titik berat perrbedaannya terletak pada luas pengertiannya yang satu mengandung
pengertian yang lebih luas dari pada yang lain.

Beberapa Macam Pembawaan Dan Pengaruh Keturunan

beberapa macam pembawaan, antara lain:

 Pembawaan Jenis
 Pembawaan Ras
 Pembawaan Jenis Kelamin
 Pembawaan Perseorangan

Adapun yang termasuk pembawaan perseorangan yang dalam pertumbuhannya lebih


ditentukan oleh pembawaan keturunan antara lain ialah :

 Konstitusi tubuh
 Cara bekerja alat-alat indra
 Sifat-sifat ingat dan kesanggupan belajar
 Tipe-tipe perhatian
 Cara-cara berlangsunngnya emosi-emosi yang khas
 Tempo dan ritme perkembangan

Lingkungan (Enveronment)

Macam-macam lingkungan

o Lingkungan alam/luar (external or physical enveronment)


o Lingkungan dalam (internal enveronment)
o Lingkungan sosial atau masyarakat (social envorment)
Bagaimana individu berhubungan dengan lingkungan ?

Menutrut Woorworth, cara-cara individu berhungan dengan lingkungan dapat di


bedakan menjadi 4 macam, di antaranya :

o Individu bertentangan dengan lingkunganya


o Individu menggunakan lingkungannya
o Individu beerpatisipasi dengan lingkungannya
o Individu menyusaikan diri dengan lingkungannya

Sebernanya ke empat macam cara hubungan individu dengan lingkungannya itu kita
dapat rangkum menjadi satu saja, yakni bahwa individu itu senantiasa berusaha untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Dalam arti yang luas menyusuaikan diri itu berarti ;

o Mengubah diri sesuain dengan keadaan lingkungan (penyesuain autoplastis)


o Mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan) untuk
menyesuaikan diri

BAB III

Mengapa Manusia Berinteraksi Dengan Dunia Luar

Tenaga-Tenaga Pendorong Pada Manusia

Daya-daya/tenaga yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar itu
agar dapat berlangsung dan mengembangkan hidupnya. Daya-daya yang mendorong manusia
dari dalam untuk melakukan perbuatan itu dusebut dorongan Nafsu (driften). Yang di maksud
dengan dorongan nafsu Ialah kekuatan pendorong maju yang memaksa dan mengejar
kepuasan dengan jalan mencari, mencapai sesuatu yang berupa benda-benda ataupun nilai-
nilai yang tertentu.

Dalam garis besarnya dorongan nafsu dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :

a) Dorongan nafsu yang mempertahankan diri

Mencari makanan jika ia lapar, menghindarkan diri dari bahaya, menjaga diri agar
tetap sehat, mencari perlindungan untuk hidup aman dan sebagainya.

b) Dorongan nafsu yang mempertahankan diri

Dorongan ingin tau,melatih dan mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya. Pada
manusia dorongan inilah yang menjadikan kebudayaan manusia makin maju dan akin tinggi.
c) Dorongan nafsu mempertahankan jenis

Manusia ataupun hewan secara sadar maupan tidak sadar,selalu menjaga agar
jenisnya atau keturanannya tatap berkembang dan hidup. Ada pula yang membagi dorongan
nafsu itu mrnjadi empat macam ialah sebagai berikut :

a. dorongan nafsu vital

Daya pendorong dalam diri manusia yang dilahirkan pada terciptanya nilai-nilai atau
benda-benda yang perfaedah bagi organisme (jasad).

b. dorongan nafsu egois

nafsu ini mendorong manusia kepada penghayatan akan kepercayaan kepada diri
sendiri, menghargai diri, kemerdekaan batin dan perasaan tanggung jawab. Hidup dorongan
nafsu egois ini berhasrat mempertinggi aku, artinya tertuju kepada perkembangan dan
kesempurnaan diri.

c. dorongan nafsu social

hidup dorongan nafsu social, mendorong manusia berkumpul dan mengadakan kontak
dengan manusia lain berupa persahabatan, perkawinan dan sebagainya yang memungkinkan
hidup masyarakat.

d. Dorongan Nafsu Super Social

Pada dasarnya manusia itu berbeda dengan makhluk yang lain. Dorongan nafsu yang
diarahkan oleh yang maha kuasa.

BAB IV

Pengertian Berfikir

Berfikir adalah satu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan yang
terarah kepada satu tujuan. Kita berfikir untuk menemukan pemahaman atau pengertian yang
kita kehendaki.

Bahasa Dan Berfikir

Berfikir adalah daya yang paling utama dan merupakan ciri yang khas yang
membedakan manusia dari hewan. Manusia dapat berfikir karena mempunyai bahasa, hewan
tidak. Bahasa hewan bukanlah seperti bahasa yang dimiliki manusia. Bahasa hewan adalah
bahasa instink yang tidak perlu dipelajari dan di ajarkan. Bahasa manusia adalah hasil
kebudayaan yang harus dipelajari dan di ajarkan.
Bahasa adalah alat yang terpenting bagi berfikir. Tanpa bahasa manusia tidak dapat
berfikir. Karena erat hubungannya antara bahasa dan berfikir itu, Plato pernah mengatakan
dalam bukunya Sophistes “ berbicara itu berfikir yang keras ( terdengar ), dan berfikir itu
adalah “ berbicara batin”.

Beberapa Macam Berfikir

1) berpikir induktif: ialah suatu proses dalam berpikir yang berlangsung dari khusus
menuju ke umum. Orang mencari ciri-ciri atau sifat-sifat yang tertentu dari berbagai
fenomena contoh sebagai penjelasan: seseorang ahli psikologi mengadakan
pendidikan dengan observasi. Bayi A setelah dilahirkan segera menangis, bayi B juga
begitu dan seterusnya.
2) Berpikir deduktif: ialah prosesnya berlangsung dari yang umum ke khusus. Dalam
cara berpikir ini, orang bertolak dari suatu teori maupun prinsip atupun kesimpulan
yang dianggapnya benar dan sudah bersifat umum. Contoh sebagai penjelasan: 1.
manusia semua akan mati(kesimpulan umum) jamilah adalah manusia (kesimpulan
khusus)jamilah akan mati(kesimpulan deduksi).
3) Berpikir analogis: ialah berpikir dengan jalan menyamakan atau memperbandingkan
fenomena –fenomena yang biasa atau yang pernah di alami. Contoh: setiap hari kira-
kira jam 11.00 udara di atas kota bogor keliatan berawan tebal dan tidak lama sesudah
itu hujan lebat di sore hari.

BAB V

Intelijensi

Pengertian Intelijensi

Intelegensi ialah kemampuan yang di bawa sejak lahir, yang memungkinkan


seseorang berbuat seseatu dengan cara yang tertentu.

William Stern mengemukakan batasan sebagai berikut: intelegensi ialah kesanggupan


untuk menyesuaikan diri pada kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat yang berfikir
yang sesuai dengan tujuannya.

Dari ungkapan-ungkapan yang di kemukakan di atas, dapat kita ketahui bahwa :

 intelegensi itu ialah faktor total. Berbagai macam daya jiwa erat bersangkutan di
dalamnya (ingatan, fantasi, perasaan,perhatian, minat dan sebagainya turut
mempengaruhi intelijensi seseorang).
 Kita hanya dapat mengatahui intelegensi, dari tingkah laku atau perbuatanya yang
tampak. Intelijensi hanyan dapat kita ketahui dengan cara tidak tidak langsung,
melalui “kelakuan intelegesinya”.
 Bagi suatu perbuatan intelegesi bukan hanya kemampuan yang dibawa sejak lahir saja
yang penting faktor-faktor dan pendidikan yang memang menjadi peranan.
 Bahwa manusia itu dalam kehidupannya senantiasa dapat menentukan tujuan-tujuan
yang baru, dapat memikirkan dan menggunakan cara-cara untuk mewujudkan dan
mencapai tujuan itu.

Ciri-Ciri Intelegensi

 Masalah yang dihadapi banyak sedikitnya merupakan masalah yang baru yang
bersangkutan
 Perbuatan intelegensi sifatnya serasi tujuan dan ekonomis
 Masalah yang dihadapi, harus mengandung tingkat kesulitan bagi yang
bersangkutan
 Keterangan pemecahannya harus dapat diterima oleh masyarakat
 Dalam berbua tintelijensi sering kali menggunakan daya mengabstraksi
 Perbuatan intelegensi bercirikan kecepatan
 Membutuhkan pemusatan perhatian dan menghindarkan perasaan yang
mengganggu jalannya pemecahan masalah yang sedang di hadapi

Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Inteligensi Seseorang

1) Pembawaan : pembawaan ditentukan oleh sifat-sifat dan cirri yang dibwa sejak sejak
lahir.
2) Kematangan: tiap orang dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Tiap orang (fisik maupan psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia
telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.
3) Pembentukan: pembentukan ialah segala keadaan diluar diri diri seseorang yang
mempengaruhi intelijensi.
4) Minat pembawaan yang khas: minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan
merupakan pendorong bagi perbuatan itu.
5) Kebebasan: kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang
tertentu dalam memecahkan masalah-masalah.

Semua faktor tersebut diatas bersangkut paut sama lain. Untuk menentukan
intelegensi atau tidaknya seorang anak kita tidak dapat hanya berpedoman kepada
salah satu faktor tersebut di atas. Intelejensi adalah faktor total keseluruhan pribadi
yang turut serta menentukan dalam perbuatan intelegensi seseorang.

Tes Intelegensi

Tes biner simon terdiri dari sekumpulan pertanyaan-pertanyaan yang telah


dikelompokkan menurut umur (untuk anak-anak umur 3-5 tahun) pertanyaan –pertanyaan itu
sengaja dibuat mengenai segala sesuatu yang tidak berhubungan dengan pelajaran sekolah,
seperti:

 § mengulang kalimat-kalimat yang pendek atau panjang


 § mengulang deretan angka-angka
 § memperbandingkan berat timbangan
 § menceritakan isi gambar-gambar
BAB VI

Motivasi

Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari kata Inggris motivation yang berarti dorongan, pengalaman dan
motivasi. motivasi berasal dari kata motto, yang diartikan sebagai daya upaya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu atau dapat juga dikatakan sebagai daya
penggerak dari dalam subyek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu dan mencapai
tujuan.

Macam-Macam Motivasi

Dalam membahas soal macam-macam motivasi, hanya akan dibahas dua sudut
pandang, yakni motivasi yang berasal dari dalam diri pribadi sendiri yang di sebut ”motivasi
intrinsik” dan motivasi yang berasal dari luar seseorang yang disebut ”motivasi ekstrinsik”

a. Motivasi intrisik

Yang dimaksud dengan motivasi intrisik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu..

b. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrisik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik


adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi
belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya diluar factor-
faktor situasi belajar. Anak didik belajar karena ingin mencapai tujuan yang terlatak di luar
hal yang dipelajarinya misalnya, untuk mencapai angka tinggi,diploma,gelar,kehormatan,dan
sebagainya.

Fungsi Motivasi Dalam Belajar

Fungsi dari motivasi adalah sebagai berikut:

 § Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, seperti timbulnya


dorongan untuk belajar.
 § Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan ke
pencapaian tujuan yang diinginkan.
 § Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya besar kecilnya motivasi akan
menentukan cepat atau lambatnya suatu perbuatan.
BAB VII

Belajar

Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

1. Kematangan/ pertumbuhan

Kita tidak dapat melatih anak yang baru berumur 6 bulan untuk belajar berjalan, anak
umur 6 bulan otot-otot dan tulang-tulangnya masih lemah berat badan dan kekuarangan
tenaganya. Bukan ada keseimbangan yang harmonis keberanian untuk mencoba-coba belum
ada. Begitu juga mengajarkan ilmu pasti kepada anak kelas 3 sekolah dasar atau mengajarkan
ilmu filsafat kepada anak yang baru duduk di bangku SLTP.

Semua petumbuhan mentalnya belum matang menerima pelajaran itu mengajarkan


sesuatu baru dapat berhasil jika taraf pertumbuhan pribadi telah memungkinkannya. Potensi-
potensi jasmani dan rohani telah maang untuk itu.

2. Kecerdasan

seseorang mempelajari sesuatu dengan berhasil baik dipengaruhi oleh kecerdasannya


demikian pula hal dalam mempelajari mata pelajaran dan kecakapan-kecakapan lainya. Tidak
semua anak pandai dalam bahasa asing, tidak semua anak pandai memasak, jadi dalam
belajar adalah kematangan, kecerdasan pun turut memegang peranan.

3. Latihan dan ulangan

Latihan dalah kegiatan yang mengulangi sesuatu, maka kecakapan dan pengetahuan
yang dimilikinya dapat menjadi makin dikuasai dan makin mendalam. Sehingga sering kali
mengalami sesuatu, seseorang dapat timbul minatnya kepada sesuatu itu dan makin besar
pula perhatiannya, sehingga timbul hasrat mempelajarinya.

4. Motivasi

Motivasi merupakan pendorong bagi suatu organisme untuk melakukan sesuatu.


Motivasi intrinsik dapat mendorong seseorang untuk bisa menjadi spesialis dalam bidang
ilmu tertentu.

5. Sifat-sifat pribadi seseorang.

Tiap-tiap orang mempunyai sifat kepribadiannya masing-masing yang berbeda antara


seseorang dengan yang lain. Sifat-sifat kepribadian yang ada pada seseorang itu sedikit
banyak mempengaruhi sampai di manakah hasil belajarnya dapat dicapai.

6. Keadaan keluarga

Ada keluarga yang mempunyai cita-cita tinggi bagi anak-anaknya dan adapula yang
biasa-biasa saja, suasana dalam keluarga yang bermacam-macam itu turut menentukan
bagaimana dan sampai di mana belajar di alami dan dicapai oleh anak-anak.
7. Guru dan cara mengajar

Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi, rendahnya pengetahuan yang dimiliki
guru dan cara guru itu mengajarkan pengetahuan itu kepada anak didiknya turut menentukan
bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai oleh anak.

8. Alat-alat pelajaran

Sekolah yang cukup memiliki alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk
belajar ditambah dengan cara mengajar yang baik dari guru-gurunya, kecakapan guru dalam
menggunakan alat-alat itu akan mempermudah dan mempercepat balajar anak.

9. Motivasi sosial

Karena belajar itu adalah suatu proses yang timbul dari dalam, maka faktor motivasi
sosial dapat pula timbul pada anak dari orang-orang lain di sekutarnya misalnya, tetangga,
sanak saudara yang berdekatan dengan anak-anak itu dan demi teman-teman sepermainan
dan satu sekolah yang pada umumnya motivasi semacam ini diterima anak tidak dengan
sengaja dan mungkin tidak dengan sadar atau tiba-tiba.

10. Lingkungan dan kesempatan.

Seorang anak dari keluarga yang baik memiliki intelijensi yang baik, bersekolah yang
terbaik, belum tentu pula dapat belajar dengan baik, banyak pula anak-anak yang tidak dapat
belajar dengan hasil baik dan tidak dapat mempertinggi belajarnya akibat tidak adanya
kesempatan yang disebabkan oleh sibuknya pekerjaan setiap hari, pengaruh lingkungan yang
buruk dan negatif serta faktor-faktor lain terjadi di luar kemampuannya.

BAB VIII

Pengertian Minat, Sikap dan Kepribadian

Pengertian Minat

Secara bahasa minat berarti “kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.”
Minat merupakan suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti
sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan keinginan atau kebutuhan-
kebutuhannya sendiri. Minat juga dapat diartikan sebagai suatu tanda kematangan dan
kesiapan seseorang untuk bergiat dalam kegiatan belajar. Minat sebenarnya bersifat subyektif
karena masing-masing orang dapat berbeda-beda. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh
keunikan pada setiap orang. Minat erat sekali hubungannya dengan perasaan suka atau tidak
suka, tertarik atau tidak tertarik, senang atau tidak senang.
Pengertian Sikap

Sikap adalah cara menempatkan atau membawa diri, atau cara merasakan, jalan
pikiran, dan perilaku. Kata ini bisa juga dimaknai sebagai perasaan seseorang tentang obyek,
aktivitas, peristiwa dan orang lain. Perasaan ini menjadi konsep yang merepresentasikan suka
atau tidak sukanya seseorang pada sesuatu.

Sikap muncul dari berbagai bentuk penilaian, yang dikembangkan dalam tiga model,
yaitu afeksi, kecenderungan perilaku, dan kognisi. Respon afektif adalah respon fisiologis
yang mengekspresikan kesukaan individu pada sesuatu. Kecenderungan perilaku adalah
indikasi verbal dari maksud seorang individu. Respon kognitif adalah pengevaluasian secara
kognitif terhadap suatu objek. Kebanyakan individu berperilaku dari hasil belajar sosial dari
lingkungannya.
BAB III

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU

KELEBIHAN

 Ketiga buku tersebut sangat menarik untuk dibaca karena memuat berbagai maca
informasi yang berbeda-beda mengai psikologi pendidikan.
 Ketiga buku tersbut sangat bermanfaat bagi guru/calon guru (mahasiswa) untuk
menambah wawasan dan pengetahuan tentang psikologi pendidikan.
 Ketika buku tersebut menjelaskan secara rinci dan detail setiap babnya sesuai dengan
topik yang tertera didalam buku.
 Ketiga buku ini sangat baik untuk dibaca terutama untuk jurusan psikologi dan untuk
calon guru karena didalam buku tersebut bias membantu kita untuk mengetahui
tumbuh dan berkembangnya peserta didik.
 Ketiga buku tersebut memuat beberapa contoh –contoh yang jelas sehingga pembaca
lebih mudah untuk mengerti.
 Buku pembanding ( diktat ) terdapat beberapa gambar dan table sehingga
memudahkan kita dalam membaca dan memahami.
 Ketiga buku tersebut banyak memaparkan pendapat para ahli sehingga informasi yang
dituangkan dalam buku tersebut dapat dipercaya.
 Buku utama dan pembanding kedua memiliki cover yang bagus sehingga menarik kita
untuk membacanya.

KELEMAHAN

 Pada buku pembanding pertama cover yang digunakan tidak bagus.


 Ketiga buku tersebut ada beberapa kalimat yang berbelit-belit da nada kata-kata asing
yang sulit dipahami.
 Sistematika pada buku diktat ada beberapa kata yang kurang seperti kata seseorang
ditulis seserng dll.
 Pada buku pembanding kedua sangat sedikit membahas mengenai psikologi belajar
pada anak dan remaja.
BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

Psikologi Pendidikan merupakan salah satu cabang psikologi yang secara khusus
mengkaji perilaku individu dalam konteks situasi pendidikan dengan tujuan untuk
menemukan berbagai fakta, generalisasi dan teori-teori psikologi berkaitan dengan
pendidikan, yang diperoleh melalui metode ilmiah tertentu, dalam rangka pencapaian
efektivitas proses pendidikan. Hubungan antara teoritis dan praktis memiliki keterkaitan dan
tidak bisa dipisahkan. Praktik pendidikan seharusnya berlandaskan pada teori pendidikan.
Demikian pula, teori-teori pendidikan seharusnya bercermin dari praktik pendidikan.
Perubahan yang terjadi dalam praktik pendidikan dapat mengimbas pada teori pendidikan.
Sebaliknya, perubahan dalam teori pendidikan pun dapat mengimbas pada praktik pendidikan.

SARAN

Dalam penulisan makalah critical book report ini, penulis menyadari bahwa
penyusunan makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan senantiasa penyusunan nanti dalam upaya evaluasi. Penulis
berharap, bahwa dibalik ketidak sempurnaannya penulisan dan penyusunan manakalah ini
adalah ditemukan sesuatu yang bermanfaat atau bahkan hikmah dari penulis, pembaca, dan
bagi seluruh Universitas Negeri Medan. Sehingga teori-teori psikologi belajar bisa menjadi
patokan dan dapat di aplikasikan ketika kita melakukan proses belajar mengajar kelak.

Anda mungkin juga menyukai