Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. KONSEP MEDIS

1. Definisi

 Hernia merupakan kelemahan atau defek di dinding rongga peritoneumdapat menyebabkan


peritoneum menonjol membentuk kantung yang di lapisi olehserosa dan disebut kantung hernia
(Robbins & Cotran : 2010 ).

Hernia adalah keluarnya isi tubuh (biasanya abdomen) melalui defek atau bagian terlemah dari
dinding rongga yang bersangkutan (Dermawan, 2010)

Hernia inguinalis adalah hernia yang melalui anulus inguinalis internus yang terletak disebelah
lateral vasa epigastrika inferior, menyusuri kanalis inguinalis dan keluar ke rongga perut melalui
anulus inguinalis eksternus (Arif Mansjoer:20011)

Menurut penelitian Ruhl (2007), insiden hernia menurut usia diperkirakan meningkat seiring
pertambahan usia yaitu pada rentang 25-40 tahun 5-8 % di atas75 tahun 45%. Sedangkan menurut
jenis kelamin insiden hernia inguinalis pada pria 25 kali lebih banyak dijumpai dari pada wanita.

Menurut laporan di Amerika Serikat, insidensi kumulatif hernia inguinalis di rumah sakit adalah
3,9% untuk laki-laki dan 21 untuk perempuan. Insiden hernia lebih rendah pada pasienobesitas (BMI>
30),dibandingkan dengan perbandingan 8,3% dan 15,6% . Di Indonesia penyakit hernia menempati
urutan ke delapan dengan jumlah 291.145 kasus (Kemenkes RI, 2012).

Adapun insiden hernia menurut World Health Organization  (WHO) selama 2010, di Indonesia
tercatat 32,9% atau sekitar 78,2 juta penduduk dengan kondisi kegemukan. Jika dibandingkan dengan
data obesitas pada tahun 2008 yang hanya 9,4%, maka dapat di simpulkan bahwa angka obesitas di
Indonesia semakin meningkat (Vera Anik A. 2014).

Terdapat beberapa macam hernia yang sering terjadi, yaitu:

 Hernia Inguinalis
Pada hernia inguinalis, usus atau kandung kemih menonjol melalui dinding perut di lipat
paha. Lebih dari 90% hernia berasal dari area ini. Pria lebih berisiko mengalami hernia
inguinalis karena terdapat bagian yang secara alami cenderung lemah.
 Hernia Femoralis
Hernia ini terjadi bila usus memasuki saluran yang dilalui pembuluh darah paha. Posisinya
lebih sedikit ke bawah dari hernia inguinalis. Benjolan yang terbentuk pun lebih kecil
daripada hernia inguinalis. Hernia femoralis lebih umum terjadi pada wanita, khususnya
wanita hamil atau dengan obesitas.
 Hernia Umbilikalis
Pada hernia umbilikalis, sebagian usus menembus dinding otot perut di sekitar pusar. Kondisi
ini biasanya terjadi pada bayi baru lahir. Pada sebagian besar kasus, hernia ini menghilang
sebelum bayi berusia 1 tahun. Operasi baru akan dilakukan apabila benjolan ini menetap
sampai usia di atas 5 tahun atau benjolan sangat besar.
 Hernia Insisional
Pada hernia insisional, usus menembus dinding otot perut pada lokasi operasi yang pernah
dilakukan. Hernia tipe ini kerap terjadi apabila luka operasi tidak sembuh sempurna, misalnya
pernah mengalami infeksi setelah operasi. Hernia insisional biasanya terjadi dalam waktu 2
tahun setelah operasi dan kerap ditemukan pada orang lanjut usia atau dengan berat badan
berlebih.
 Hernia Epigastrika
Hernia epigastrika terjadi ketika jaringan lemak menonjol melalui dinding perut, yang terletak
di antara pusar dan bagian bawah tulang dada. Hernia tipe ini lebih umum terjadi pada pria
daripada wanita.
 Hernia Hiatus
Hernia hiatus agak berbeda dengan tipe hernia lainnya. Pada hernia tipe ini, bagian atas
lambung menonjol melalui hiatus, sebuah lubang pada diafragma.

2. Etiologi
 Factor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya hernia inguinalis adalah :

a. Keadaan yang dapat menyebabkan tekanan intraabdominal di anatranya; kehamilan, batuk


kronis, pekerjaan mengangkat benda berat, mengejan padasaat defekasi, dan mengejan pada
saat miksi, hipertropi prostat 

b. Adanya prosesus vaginalis yang terbuka.

c. Kelemahan otot dinding perut.

d. Anulus internus yang cukup lebar.

3. Patofisiologi

Adanya Tekanan Aktivitas Berat

Hernia

Hernia Umbilikasi Hernia Para Hiatus Hernia Hernia Insisioal Hernia

Konginetal umbilikalis Inguinalis

Kantung Hernia Keluar Kantung Hernia Kantung Hernia Kantung Hernia Kntung Hernia

Melalui umbilikalis Melewati Dinding Memasuki Rongga Memasuki celah memasuki celah

Abdomen Thorak bekas insisi inguinal

Terdorong lewat

dinding posterior

Canalis inguinal

yg lemah

Benjolan pd

regio inguinal
Diatas LigamentumInguinal

mengecil bila berbaring

Pembedahan

Insisi Bedah

Resti pendarahan Asupan gizi kurang Mual

Resti infeksi

Terputusnya Jar. Periataltik usus menurun Nafsu makan menurun

Syaraf

G3 Eliminasi Intake makanan

Nyeri
NYERI inadekuat

Nutsisi kurang
dari keb. tubuh

4. Klasifikasi

 Hernia terbagi menjadi 2 kategori, yaitu hernia menurut letaknya dan herniamenurut sifat atau
tingkatanya.Adapun hernia menurut letaknya adaalah :

a) Hernia Inguinalis Lateralis (indirek) Hernia ini terjadi melalui anulus inguinalis internus yang


terletak di sebelahlateral vasa epigastrika inferior,menyusuri kanalis inguinalis dan
keluarkerongga perut melalui anulus inguinalis eksternus. Hernia ini lebih tinggi pada bayi &
anak kecil
b) Hernia Inguinalis Medialis (direk) Hernia ini terjadi melalui dinding inguinal posteromedial
dari vasa epigastrikainferior di daerah yang dibatasi segitiga Haselbach.
c) Hernia femoralisTerjadi melalui cincin femoral dan lebih umum terjadi pada wanita
dibanding pria. Hernia ini mulai sebagai penyumbat dikanalis femoralis yang membesarsecara
bertahap menarik peritonium dan akibatnya kandung kemih masuk kedalam kantung.
d) Hernia umbilikalis Batang usus melewati cincin umbilical. sebagian besar merupakan
kelainanyang didapat. Hernia umbilikalis sering terjadi pada wanita dan pada pasienyang
memliki keadaan peningkatan tekanan intra abdomen, seperti kehamilan,obesitas, asites, atau
distensi abdomen. Tipe hernia ini terjadi pada
insisi bedah sebelumnya yang telah sembuh secara tidak adekuat karena masalah pasca
operasi seperti infeksi dan nutrisi yang tidak adekuat.
e) Hernia skrotalis Merupakan hernia inguinalis lateral yang mencapai skrotum.Menurut sifat
atau tingkatannya :
f) .Hernia reponibel.Pada hernia ini isi hernia dapat keluar masuk. Usus akan keluar jika
berdiriatau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau di dorong masuk. Padahernia
reponibel ini penderita tidak mengeluh nyeri dan tidak ada gejalaobstruksi usus. 
g)  Hernia ireponibel.Merupakan kebalikan dari hernia reponibel (hernia tidak masuk
kembali ) biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantung pada peritoneum.
h) Hernia inkaserata.Pada hernia ini isi perut atau usus yang masuk kedalam kantung hernia
tidakdapat kembali disertai dengan gangguan aliran khusus. Gambaran klinisobstruksi usus
dengan gambaran keseimbangan cairan elektrolit dan asam basa. Keadaan ini hernia bisa
terjepit oleh cincin hernia. Sehingga isi kantung bisa terperangkap dan tidak dapat kembali
ke rongga perut, akibatnya terjadi gangguan passase dan hernia ini lebih dimaksudkan hernia
irreponibel
i) Hernia strangulata Pada hernia ini pembuluh darah yang mempengaruhi usus yang masuk
kedalam kantung hernia terjepit sehingga usus kehilangan
system perdarahannya sehingga mengakibatkan nekrosis pada usus. Pada pemeriksaan lokal
usus tidak dapat dimasukan kembali di sertai adanya nyeritekan.

5. Manifestasi klinik 

 Pada pasien terlihat adanya masa bundar pada anulus inguinalis eksterna yang mudah mengecil
bila pasien tidur. Karena besarnya defek pada dinding posteriormaka hernia jarang sekali menjadi
ireponibilis. Hernia ini disebut direkta karenalangsung menuju anulus inguinalis eksterna sehingga
meskipun anulus inguinalisinterna di tekan bila pasien berdiri atau mengejan, tetap akan timbul
bejolan. Bila hernia ini sampai skrotum, maka hanya akan sampai kebagian atas skrotum ,sedangkan
testis dan funikulus spermatikus dapat dipisahkan dari masa hernia.Bila jari di masukan dalam anulus
inguinalis eksterna, tidak akan di temukandinding belakang.

Bila pasien di suruh mengejan tidak akan terasa tekanan dan ujung jari dengan mudah meraba
ligamentum Cowperi pada ramus superior tulang pubis. Pada pasien kadang-kadang di temukan gejala
mudah kencing karena buli- buli ikut membentuk dinding medial hernia.

6. Komplikasi

. Terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi hernia tidak


dapat di masukan kembali. Keadan ini disebuthernia inguinalis ireponiblis. pada keadaan ini belum
ada gangguan penyaluran isi usus. Isi hernia yang tersering menyebabkan keadaan ireponible adalah
omentum, karena mudah melekat pada dinding hernia dan isisnya dapat menjadi besar karena
infiltrasi lemak. Usus besar lebih sering menyebabkan ireponibilis dari pada usu halus 

Terjadi penekanan terhadap cincin hernia akibat makin banyaknya usus yang masuk keadaan ini


menyebabkan gangguan aliran isi usus diikutidengan gangguan vaskuler (proses strangulasi). Keadaan
ini disebut herniainguinalis strangulata pada keadaan strangulata akan timbul gejala ileus,yaitu perut
kembung, muntah dan obstipasi. Pada strangulasi nyeri yang timbul akan lebih hebat dan kontinyu,
daerah benjolan menjadi merah, dan pasien menjadi gelisah.

7. PemeriksaanPenunjang

Menurut Suratun, (2010). Pemeriksaan penunjang pada penderitahernia dapat dilakukan dengan
cara berikut:

a. Biasanya tidak diperlukan pemeriksaan tambahan untuk menegakkan diagnosis hernia.


Namun pemeriksaan seperti ultrasonografi (USG), CT Scan,maupun MRI (Magnetic
Resonance Imaging) dapat dikerjakan guna melihatlebih lanjut keterlibatan organ-organ yang
terperangkap dalam kantung herniatersebut. Pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan untuk
kepentinganoperasia.
b. Sinar X abdomen menunjukan kadar gas dalam usus / abstruksi usus.
c. Laparoskopi, untuk menentukan adanya hernia inguinal lateralis apakahada sisi yang
berlawanan atau untuk mengevaluasi terjadi hernia berulangatau tidak.
d. Pemeriksan darah lengkap, hitung darah lengkap dan serum elektrolitdapat menunjukkan
hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit), peningkatan sel darah putih (Leukosit : >10.000 –
18.000/mm3)

7.  Penatalaksanaan

 Penatalaksanaan pada hernia dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu konservatif


dan pembedahan.Konservatif Penggunaan alat penyangga dapat dipakai sebagai pengelolaan
sementara,misalnya pemakaian korset. Tapi untuk hernia inguinalis pamakaian korset tidak
dianjurkan karena alat ini dapat melemahkan otot dinding perut Pada
terapi konservatif dapat pula di berikan obat anti analgetik yaitu mengurangi nyeri. Pembedahan
Prinsip dasar hernia terdiri dari herniotomy ( memotong hernia ) dan menjepit kantung hernia
( herniorafi ). Pada bedah elektif, kanalis dibuka, isihernia dimasukan, kantong diikat, dan dilakukan
bassiny plasty untuk memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Pasien yang telah dilakukan
tindakan pembedahan disarankan untuk tidak boleh mengendarai kendaran, aktifitas dibatasi, seperti
tidak boleh mengangkat benda berat,mendorong atau menarik benda paling sedikit 6 minggu.
8. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya jaringan syaraf


2. Gangguan eliminasi berhubungan dengan Peristaltik usus menurun
3. Kekurangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan
inadekuat

B. Tujuan Rencana Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi


1. Nyeri berhubungan dengan a.Pain level a. Kaji nyeri, catat lokasi
terputusnya jaringan syaraf b.Pain control intensitas (Skala 0-10).
c.Comfort level b. Pantau tanda-tanda
Kriteria Hasil vital 24 Rasional :
a. mampu mengontrol nyeri Respons autoromik
(tahu penyebab nyeri, meliputi perubahan pada
mampu menggunakan TD, nasi dan pernafasan
teknik nonfarmakologis yang berhubungan
dalam mengurangi nyeri) dengan keluhan /
b. melaporkan bahwa penghilangan nyeri.
nyeriberkurang dengan c. Tingkatkan istirahat
menggunakan manajemen d.Ajarkan teknik
nyeri relaksasi dan Distraksi.
c. Mampu mengenali nyeri e. Kolaborasi Pemberian
(skala,intensitas, Obat Analagetik
frekuensi dantanda nyeri)
d. menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri
berkurang
2. Gangguan Eliminasi berhubungan  Urinary elimination Urinary Retentional care
dengan peristaltik usus menurun  Urinary contiunence - Lakukan penilaian
Kriteria hasil : kemih yang
 Kandung kemih kosong kompherensif berfokus
secara penuh pada inkontinensia
 Tidak ada residu urine (misalnya, output urin,
>100-200cc pola berkemih, fungsi
 Intake cairan dalam konginitif, dan masalah
rentang normal kencing praeksisten
 Bebas dari ISK )
- Memonitor efek
dari obat-obatan
yang diresepkan,
seperti calcium
channel blockers
dan
antikolinergik
- Gunakan
kekuatan sugesti
dengan
menjalankan air
atau disiram
toilet
- Merangsang
refleks kandung
kemih dengan
menerapkan
dingin untuk
perut, membelai
tinggi batin, atau
air
- Sediakan waktu
yang cukup
untuk
pengosongan
kandung kemih
(10 menit)
- Gunakan spirit
wintergreen di
pispot atau urinal
- Masukkan
kateter kemih,
sesuai
- Memantau
asupan dan
keluaran
- Memantau
dengan toilet
secara berkala
Analgesic
Administration
a. Pastikan karakteristik,
lokasi, derajat dan
kualitas nyeri sebelum
pemberian obat
b. Lihat perintah dokter
tentang dosis, jenis
obat, dan frekuensi
c. Cek riwayat alergi
d. Pilih analgesik ketika
pemberian lebih dari
satu, kombinasi dari
analgesik
e. Pastikan pilihan
analgesik sesuai tipe
dan beratnya nyeri
f. Pilih analgesik, dosis
optimal dan rute
pemberian

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan Nutrisi terpenuhi. a. Berikan porsi kecil tapi
tubuh berhubungan dengan intake Kriteria hasil : Menunjukkan sering.
makanan inadekuat peningkatan berat badan b. Evaluasi status nutrisi,
mencapai rentang yang ukur berat badan normal.
diharapkan individu dan c. Evalusai status dan
menyiapkan pola diet dengan ukur berat badan setiap
masukan kalori adekuat, harinya.
menyatakan pemahaman gizi.
kebutuhan nutrisi. d. Kaji adanya alergi
makanan
e. Berikan makanan yang
terpilih (sudah
dikonsultasikan dengan
ahli gizi)
f. Berikan informasi
tentang kebutuhan nutrisi

DAFTAR PUSTAKA
Dongoes, E Marylin. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC. 1992Mansjoer, Arif dkk. Kapita
Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius.2000Sabiston, David C. Buku Ajar Bedah I.
Jakarta . EGC. 1992Amin Huda Nurarif.2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
DiagnosaMedis dan Nanda Nic-Noc Jilid 2.Jogjakarta : MediAction

WHO. 2013.Obesity and Overweight :http://www.who.int/mediacentre/fact sheets/fs311/en/ diakses


pada tanggal 01 Oktober 2016, pukul 05.34 WIB

LAPORAN PENDAHULUAN HERNIA


STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
DI RUANG MAWAR RSUD POLEWALI MANDAR

DI SUSUN OLEH :

NURMIA
NIM : N.20.010

CI LAHAN CI INSTITUSI

…………………………………………… ……………………………………………

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA GENERASI


PROGRAM PROFESI NERS
POLEWALI MANDAR
TAHUN 2021

Anda mungkin juga menyukai