Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kelenjar timus adalah organ dalam rongga dada bagian atas yang memproses
limfosit, sejenis sel darah putih yang melawan infeksi dalam tubuh.
Timus berperan dalam pengembangan miastenia gravis, suatu kondisi di mana
sel-sel T menyerang saraf di mana mereka terhubung ke otot. Organ ini merupakan
bagian dari kedua sistem limfatik, yang membuat bagian utama dari sistem kekebalan
tubuh, dan sistem endokrin, yang mencakup semua kelenjar yang memproduksi
hormon. Timus yang paling penting pada anak-anak dan dewasa muda, ketika limfosit
berencana untuk menyerang antigen, seperti virus. Mereka yang tidak memiliki
kelenjar ini, atau siapa yang tidak berfungsi sistem kekebalan tubuh dengan benar,
biasanya khawatir akan kesulitan melawan dalam melawan penyakit.
Mayoritas produksi limfosit terjadi pada awal kehidupan, sehingga kelenjar
timus menyusut seiring bertambahnya usia. Ini berukuran sebesar apel pada anak-
anak sebelum pubertas, tetapi dapat menjadi hampir tidak terlihat dari sekitarnya
jaringan lemak pada orang tua. Diperkirakan bahwa hormon seks dilepaskan selama
masa remaja memicu organ untuk mulai menutup. Karena itu lebih kecil dan kurang
aktif pada orang dewasa, sedikit yang diketahui tentang kelenjar timus sampai tahun
1960-an, dan para ilmuwan masih mempelajari bagaimana hal itu berkaitan dengan
berbagai penyakit dan kondisi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja gangguan yang ada pada Kelenjar Timus ?
2. Apa pengertian Tumor Mediastinum?
3. Bagaimana etiologi dari tumor mediastinum?
4. Bagaimana patofisiologi dari tumor mediastinum?
5. Bagaimana manifestasi klinis dari tumor mediastinum?

1
C. Tujuan
1. Mengetahui gangguan yang ada pada Kelenjar Timus.
2. Mengetahui apa penyebab Tumor Mediastinum.
3. Mengetahui etiologi dari tumor mediastinum?
4. Mengetahui patofisiologi dari tumor mediastinum?
5. Mengetahui manifestasi klinis dari tumor mediastinum?

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Medis Gangguan pada Kelenjar Timus

1. Tumor Mediastinum

a. Pengertian
Tumor mediastinum adalah tumor yang terdapat di dalam mediastinum
yaitu rongga yang berada di antara paru kanan dan kiri. Mediastinum berisi
jantung, pembuluh darah arteri, pembuluh darah vena, trakea, kelenjar timus,
syaraf, jaringan ikat, kelenjar getah bening dan salurannya. (Perhimpunan
Dokter Paru Indonesia, 2003)
Tumor adalah suatu benjolan abnormal yanga ada pada tubuh, sedangkan
mediastinum adalah suatu rongga yang terdapat antata paru-paru kanan dan
paru-paru kiri yang berisi jantung, aorta, dan arteri besar, pembuluh darah
vena besar, trakea, kelenjar timus, saraf, jaringan ikat, kelenjar getah bening
dan salurannya. Jadi, Tumor mediastinum adalah tumor yang berada di daerah
mediastinum. Tidak ada hal yang spesifik yang dapat mencegah tumor
mediastinum ini. Tetapi jika kita terbiasa berperilaku hidup sehat insyaalloh
kita akan tehindar dari penyakit tumor dan kanker. (dr. Agus Rahmadi, 2010)
Thymoma adalah tumor yang berasal dari epitel kelenjar thymus.
Thymus adalah organ yang berperan dalam system imun dengan memproduksi
sel T. Thimus memiliki dua tipe sel, yaitu epithelial dan limfolitik. Thymoma
dapat timbul pada kedua sel tersebut, yang dapat tumbuh jinak (non invasive)
atau ganas (invasive).Tumor mediastinum, termasuk thymoma sangat jarang
didiagnosa saat ukuran tumor masih kecil. Kemungkinan karena anatomi
rongga mediastinum sendiri yang memungkinkan peluang bagi tumor untuk
terus membesar tanpa keluhan klinis. Hal itulah yang menyebabkan thymoma
baru terdiagnosa pada stadium III keatas.

3
Thymoma biasanya simptomatik pada waktu didiagnosis. Seperti pada
massa mediastinum lain, thymoma bisa timbul dengan gejala yang
berhubungan dengan efek massa local, yang mencakup nyeri dada, dispnoe,
hemoptisis, batuk dan gejala yang berhubungan dengan obstruksi vena cava
superior.(Aryan septiadi,2011)

b. Etiologi
Secara umum faktor-faktor yang dianggap sebagai penyebab tumor adalah:
1. Penyebab kimiawi
Di berbagai negara ditemukan banyak tumor kulit pada pekerja pembersih
cerobong asap. Zat yang mengandung karbon dianggap sebagai
penyebabnya.
2. Faktor genetik (biomolekuler)
perubahan genetik termasuk perubahan atau mutasi dalam gen normal dan
pengaruh protein bisa menekan atau meningkatkan perkembangan tumor.
3. Faktor fisik
Secara fisik, tumor berkaitan dengan trauma/pukulan berulang-ulang baik
trauma fisik maupun penyinaran. Penyinaran bisa berupa sinar ultraviolet
yang berasal ari sinar matahari maupun sinar lain seperti sinar X (rontgen)
dan radiasi bom atom.
4. Faktor nutrisi
Salah satu contoh utama adalah dianggapnya aflaktosin yang dihasilkan
oleh jamur pada kacang dan padi-padian sebagai pencetus timbulnya
tumor.
5. Penyebab bioorganisme
Misalnya virus, pernah dianggap sebagai kunci penyebab tumor dengan
ditemukannya hubungan virus dengan penyakit tumor pada binatang
percobaan. Namun ternyata konsep itu tidak berkembang lanjut pada
manusia.
6. Faktor hormone
Pengaruh hormon dianggap cukup besar, namun mekanisme dan kepastian
peranannya belum jelas. Pengaruh hormone dalam pertumbuhan tumor
bisa dilihat pada organ yang banyak dipengaruhi oleh hormone tersebut.

4
c. Patofisiologi
Sebagaimana bentuk kanker / karsinoma lain, penyebab dari timbulnya
karsinoma jaringan mediastinum belum diketahui secara pasti; namun diduga
berbagai faktor predisposisi yang kompleks berperan dalam menimbulkan
manifestasi tumbuhnya jaringan/sel-sel kanker pada jaringan mediastinum.
Adanya pertumbuhan sel-sel karsinoma dapat terjadi dalam waktu yang
relatif singkat maupun timbul dalam suatu proses yang memakan waktu
bertahun-tahun untuk menimbulkan manifestasi klinik. Kadang berbagai
bentuk karsinoma sulit terdeteksi secara pasti dan cepat oleh tim kesehatan.
Diperlukan berbagai pemeriksaan akurat untuk menentukan masalah adanya
kanker pada suatu jaringan.
Dengan semakin meningkatnya volume massa sel-sel yang berproliferasi
maka secara mekanik menimbulkan desakan pada jaringan sekitarnya;
pelepasan berbagai substansia pada jaringan normal seperti prostalandin,
radikal bebas dan protein-protein reaktif secara berlebihan sebagai ikutan dari
timbulnya karsinoma meningkatkan daya rusak sel-sel kanker terhadap
jaringan sekitarnya; terutama jaringan yang memiliki ikatan yang relatif
lemah.
Kanker sebagai bentuk jaringan progresif yang memiliki ikatan yang
longgar mengakibatkan sel-sel yang dihasilkan dari jaringan kanker lebih
mudah untuk pecah dan menyebar ke berbagai organ tubuh lainnya
(metastase) melalui kelenjar, pembuluh darah maupun melalui peristiwa
mekanis dalam tubuh.
Adanya pertumbuhan sel-sel progresif pada mediastinum secara mekanik
menyebabkan penekanan (direct pressure / indirect pressure) serta dapat
menimbulkan destruksi jaringan sekitar; yang menimbulkan manifestasi
sepe0rti penyakit infeksi pernafasan lain seperti sesak nafas, nyeri inspirasi,
peningkatan produksi sputum, bahkan batuk darah atau lendir berwarna merah
(hemaptoe) manakala telah melibatkan banyak kerusakan pembuluh darah.
Kondisi kanker juga meningkatkan resiko timbulnya infeksi sekunder;
sehingga kadangkala manifestasi klinik yang lebih menonjol mengarah pada
infeksi saluran nafas seperti pneumonia, tuberkulosis walaupun mungkin
secara klinik pada kanker ini kurang dijumpai gejala demam yang menonjol.

5
Phatways Tumor Mediastinum

Initiation agent
unsur kimia,fisik
dan biologis

Virus
Hormonal Adanya zat yang bersifat initiation
Genetik
nutrisi

Terjadinya perubahan struktur sel

Timbulnya pertumbuhan sel-sel karsinoma

Proses yg memakan waktu bertahun-tahun

Meningkatnya volume massa sel-sl

Kerusakan sel-sel kanker jaringan yang relatif


lemah

Destruksi jaringan sekitar

Nervus inferior
Vena leher mengembang Nervus fagus tertekan Kompresi
pada sindroma cava superior tertekan
esofagus

Serangan batuk Dipsnea Gangguan


menelean

Gangguan Rasa Pola napas


Nyaman tidak efektif Nutrisi kurang
dari kebutuhan

6
d. Manifestasi Klinik
1) Mengeluh sesak nafas, nyeri dada, nyeri dan sesak pada posisi tertentu
(menelungkup)
2) Sekret berlebihan
3) Batuk dengan atau tanpa dahak
4) Riwayat kanker pada keluarga atau pada klien
5) Pernafasan tidak simetris
6) Unilateral Flail Chest
7) Effusi pleura
8) Egophonia pada daerah sternum
9) Pekak/redup abnormal pada mediastinum serta basal paru
10) Wheezing unilateral/bilateral
11) Ronchii
Sebagian besar pasien tumor mediastinum akan memperlihatkan gejala
pada waktu presentasi .Kebanyakan kelompok melaporkan bahwa antara 56
dan 65 persen pasien menderita gejala pada waktu penyajian, dan penderita
dengan lesi ganas jauh lebih mungkin menunjukkan gejala pada waktu
presentasi. Tetapi, dengan peningkatan penggunaan rontgenografi dada rutin,
sebagian besar massa mediastinum terlihat pada pasien yang asimtomatik.
Adanya gejala pada pasien dengan massa mediastinum mempunyai
kepentingan prognosis dan menggambarkan lebih tingginya kemungkinan
neoplasma ganas.
Massa mediastinum bisa ditemukan dalam pasien asimtomatik, pada foto
thorax rutin atau bisa menyebabkan gejala karena efek mekanik local sekunder
terhadap kompresi tumor atau invasi struktur mediastinum. Gejala sistemik
bisa nonspesifik atau bisa membentuk kompleks gejala yang sebenarnya
patogmonik untuk neoplasma spesifik.
Keluhan yang biasanya dirasakan adalah :
1. Batuk atau stridor karena tekanan pada trachea atau bronchi utama.
2. Gangguan menelan karena kompresi esophagus.
3. Vena leher yang mengembang pada sindroma vena cava superior.
4. Suara serak karena tekanan pada nerves laryngeus inferior.
5. Serangan batuk dan spasme bronchus karena tekanan pada nervus vagus.

7
Walaupun gejala sistemik yang samar-samar dari anoreksia, penurunan
berat badan dan meningkatnya rasa lelah mungkin menjadi gejala yang
disajikan oleh pasien dengan massa mediastinum, namun lebih lazim gejala
disebabkan oleh kompresi local atau invasi oleh neoplasma dari struktur
mediastinum yang berdekatan.
Nyeri dada timbul paling sering pada tumor mediastinum anterosuperior.
Nyeri dada yang serupa biasanya disebabkan oleh kompresi atau invasi
dinding dada posterior dan nervus interkostalis. Kompresi batang trachea,
bronkhus biasanya memberikan gejala seperti dispneu, batuk, pneumonitis
berulang atau gejala yang agak jarang yaitu stridor. Keterlibatan esophagus
bisa menyebabkan disfagia atau gejala obstruksi. Keterlibatan nervus laringeus
rekuren, rantai simpatis atau plekus brakhialis masing-masing menimbulkan
paralisi
s plika vokalis, sindrom Horner dan sindrom Pancoast. Tumor mediastinum
yang meyebabkan gejala ini paling sering berlokalisasi pada mediastinum
superior. Keterlibatan nervus frenikus bisa menyebabkan paralisis diafragma.

e. Diagnosa Keperawatan Perioperatif yang Lazim Muncul


1. Diagnosa keperawatan Pre Operatif
 Kurang pengetahuan preoeratif berhubungan dengan kurang
paparan sumber informasi
 Cemas berhubungan dengan akan dilakukan tindakan operasi
 Koping individu tidak efektif berhubungan dengan stress akibat
pembedahan
2. Diagnosa keperawatan Intra Operatif
 Hipothermia berhubungan dengan terpajan suhu lingkungan di OK
 Resiko cedera berhubungan dengan pemakaian ESU (Electro
Surgery Unit )
 Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive
 Resiko gangguan keseimbangan cair an dan elektrolit berhubungan
dengan kehilangan cairan/darah selama operasi

8
3. Diagnosa keperawatan Post Operatif
 Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan agens
anesthetic
 Nyeri akut dan ketidaknyamanan berhubungan dengan paska
operasi
 Resiko cedera berhubungan dengan status paska anesthesia

9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
Kelenjar timus menginduksi diferensiasi sel induk limfosit yang mampu berpartisipasi
dalam reaksi kekebalan.diantara bukti tentang adanya akti"itas endokrin pada timus ialah
kenyataan bahwa peka terhadap hormone tiroid. Menge3ilnya ukuran timus sementara kedew
asaan kelamint e r 3 a p a i   d i s e b a b k a n   o l e h   h a m b a t a n   y a n g   d i b e r i k a n   o l e h   s t e r o
i d   g o n a d .   0 t r o i d   a d r e n a l   j u g a menghambat timus, pengaruh ini dipakai sebagai
parameter untuk kortikosteroid.

10
DAFTAR PUSTAKA

aryanseptiadi_ asuhan keperawatan perioperatif thymoma.html

http://aryanseptiadi.blogspot.co.id/2011/08/asuhan-keperawatan-peri-operatif.html

11

Anda mungkin juga menyukai