Oleh :
LABIBAH MAHMUDA
KELOMPOK 1
Batas ruang mediastinum, atas: pintu masuk toraks, bawah: diafragma, lateral:
pleura mediastinalis, posterior : tulang belakang, anterior : sternum. Karena rongga
mediastinum tidak dapat diperluas, maka pembesaran tumor dapat menekan organ
penting di sekitarnya dan dapat mengancam jiwa. Kebanyakan tumor mediastinum
tumbuh lambat sehingga pasien sering datang setelah tumor cukup besar, disertai keluhan
dan tanda akibat penekanan tumor terhadap organ sekitarnya.
Secara garis besar mediastinum dibagi atas 4 bagian penting:
1. Mediastinum superior, mulai pintu atas rongga dada sampai ke vertebra torakal ke-
jantung.
3. Mediastinum posterior, dari garis batas mediastinum superior ke diafragma
dibelakang jantung.
4. Mediastinum medial (tengah), dari garis batas mediastinum superior ke diafragma
B. Definisi
kelenjar timus, saraf, jaringan ikat, kelenjar getah bening dan salurannya. Jadi, Tumor
2
mediastinum adalah tumor yang berada di daerah mediastinum. Tidak ada hal yang
spesifik yang dapat mencegah tumor mediastinum ini. (dr. Agus Rahmadi, 2010)
C. Etiologi
Perubahan genetik termasuk perubahan atau mutasi dalam gen normal dan pengaruh
protein bisa menekan atau meningkatkan perkembangan tumor.
3. Faktor fisik
Salah satu contoh utama adalah dianggapnya aflaktosin yang dihasilkan oleh jamur
pada kacang dan padi-padian sebagai pencetus timbulnya tumor.
5. Penyebab bioorganisme
Misalnya virus, pernah dianggap sebagai kunci penyebab tumor dengan
ditemukannya hubungan virus dengan penyakit tumor pada binatang percobaan.
Namun ternyata konsep itu tidak berkembang lanjut pada manusia.
6. Faktor hormon
D. Klasifikasi Tumor
Mediastinum 1. Timoma
Thymoma adalah tumor yang berasal dari epitel thymus. Ini adalah tumor yang
banyak terdapat dalam mediastinum bagian depan atas. Dalam golongan umur 50
tahun, tumor ini terdapat dengan frekuensi yang meningkat. Tidak terdapat
preferensi jenis kelamin, suku bangsa atau geografi. Gambaran histologiknya dapat
sangat bervariasi dan dapat terjadi komponen limfositik atau tidak. Malignitas
3
ditentukan oleh pertumbuhan infiltrate di dalam organ-organ sekelilingnya dan tidak
dalam bentuk histologiknya. Pada 50% kasus terdapat keluhan lokal. Thymoma juga
dapat berhubungan dengan myasthenia gravis, pure red cell aplasia dan
hipogamaglobulinemia. Bagian terbesar Thymoma mempunyai perjalanan klinis
benigna. Penentuan ada atau tidak adanya penembusan kapsul mempunyai
kepentingan prognostic. Metastase jarak jauh jarang terjadi. Jika mungkin dikerjakan
terapi bedah. (Aru W. Sudoyo, 2006)
Stage dari Timoma:
a. Stage I : belum invasi ke sekitar
b. Stage II : invasi s/d pleura mediastinalis
c. Stage III : invasi s/d pericardium
d. Stage IV : Limphogen / hematogen
e. Teratoid
2. Limfoma
Secara keseluruhan, limfoma merupakan keganasan yang paling sering pada
mediastinum. Limfoma adalah tipe kanker yang terjadi pada limfosit (tipe sel darah
putih pada sistem kekebalan tubuh vertebrata). Terdapat banyak tipe limfoma.
Limfoma adalah bagian dari grup penyakit yang disebut kanker Hematological. Pada
abad ke-19 dan abad ke-20, penyakit ini disebut penyakit Hodgkin karena ditemukan
oleh Thomas Hodgkin tahun 1832. Limfoma dikategorikan sebagai limfoma Hodgkin
dan limfoma non-Hodgkin.
3. Tumor Tiroid
Ini adalah kista dengan dinding yang tipis, terisi cairan jernih yang selalu dapat
menempel pada perikard dan kadang-kadang berada dalam hubungan terbuka dengan
perikard itu. Yang terbanyak terdapat di ventral, di sudut diafragma jantung. Kista ini
juga dikenal sebagai kista coelom. Kista pleuroperikardial adalah kelainan
congenital, tetapi baru muncul manifestasi pada usia dewasa. Sampai desenium ke 5
atau 6, ukuran tumor biasanya secara lambat bertambah, tetapi jarang sampai lebih
dari 10 cm. pada fluoroskopi, kista-kista ini sering terlihat sebagai rongga-rongga
dengan dinding yang tipis dengan perubahan bentuk pada pernapasan dalam. Kista-
kista coelom di sebelah kanan harus differensiasi dengan lemak parakardial dan
dengan hernia diafragmatika melalui foramen Morgagni. Kista-kista ini sering
4
terdapt, meskipun tentang hal ini tidak ada data yang jelas. Kista ini tidak
menimbulkan keluhan, infeksi sangat jarang dan malignitasnya tidak diketahui.
Karena itu ekstirpasi hanya diperlukan pada keraguan yang serius mengenai
diagnosisnya atau pada ukuran kista yang sangat besar.
5. Tumor neurogenik
Kista Bronkogen kebanyakan mempunyai dinding cukup tipis, yang terdiri dari
jaringan ikat, jaringan otot dan kadang-kadang tulang rawan. Kista ini dilapisi epitel
rambut getar atau planoselular dan terisi lendir putih susu atau jernih. Kista
bronkus terletak menempel pada trakea atau bronkus utama, kebanyakan dorsal dan
selalu dekat dengan bifurkatio. Kista ini dapat tetap asimptomatik tetapi dapat juga
menimbulkan keluhan karena kompresi trakea, bronki utama atau esophagus. Kecuali
itu terdapat bahaya infeksi dan perforasi sehingga kalau ditemukan diperlukan
pengangkatan dengan pembedahan. Gejala dari kista ini adalah batuk, sesak napas
s/d sianosis.
E. Patofisiologi
Sebagaimana bentuk kanker/karsinoma lain, penyebab dari timbulnya karsinoma
jaringan mediastinum belum diketahui secara pasti; namun diduga berbagai faktor
predisposisi yang kompleks berperan dalam menimbulkan manifestasi tumbuhnya
jaringan/sel-sel kanker pada jaringan mediastinum.
Adanya pertumbuhan sel-sel karsinoma dapat terjadi dalam waktu yang relatif
singkat maupun timbul dalam suatu proses yang memakan waku bertahun-tahun untuk
menimbulkan manifestasi klinik. Adakalanya berbagai bentuk karsinoma sulit terdeteksi
secara pasti dan cepat oleh tim kesehatan. Diperlukan berbagai pemeriksaan akurat untuk
menentukan masalah adanya kanker pada suatu jaringan.
5
substansia pada jaringan normal seperti prostalandin, radikal bebas dan protein-protein
reaktif secara berlebihan sebagai ikutan dari timbulnya karsinoma meningkatkan daya
rusak sel-sel kanker terhadap jaringan sekitarnya; terutama jaringan yang memiliki ikatan
yang relatif lemah.
Kanker sebagai bentuk jaringan progresif yang memiliki ikatan yang longgar
mengakibatkan sel-sel yang dihasilkan dari jaringan kanker lebih mudah untuk pecah dan
menyebar ke berbagai organ tubuh lainnya (metastase) melalui kelenjar, pembuluh darah
maupun melalui peristiwa mekanis dalam tubuh.
Adanya pertumbuhan sel-sel progresif pada mediastinum secara mekanik
menyebabkan penekanan (direct pressure/indirect pressure) serta dapat menimbulkan
destruksi jaringan sekitar; yang menimbulkan manifestasi seperti penyakit infeksi
pernafasan lain seperti sesak nafas, nyeri inspirasi, peningkatan produksi sputum, bahkan
batuk darah atau lendir berwarna merah (hemaptoe) manakala telah melibatkan banyak
kerusakan pembuluh darah.
Kondisi kanker juga meningkatkan resiko timbulnya infeksi sekunder; sehingga
kadangkala manifestasi klinik yang lebih menonjol mengarah pada infeksi saluran nafas
seperti pneumonia, tuberkulosis walaupun mungkin secara klinik pada kanker ini kurang
dijumpai gejala demam yang menonjol.
(Pathway terlampir)
F. Manifestasi Klinis
1. Mengeluh sesak nafas, nyeri dada, nyeri dan sesak pada posisi tertentu
(menelungkup)
2. Sekret berlebihan
11. Ronchii
6
Sebagian besar pasien tumor mediastinum akan memperlihatkan gejala pada waktu
presentasi. Kebanyakan kelompok melaporkan bahwa antara 56 dan 65 persen pasien
menderita gejala pada waktu penyajian, dan penderita dengan lesi ganas jauh lebih
mungkin menunjukkan gejala pada waktu presentasi. Tetapi, dengan peningkatan
penggunaan rontgenografi dada rutin, sebagian besar massa mediastinum terlihat pada
pasien yang asimtomatik. Adanya gejala pada pasien dengan massa mediastinum
mempunyai kepentingan prognosis dan menggambarkan lebih tingginya kemungkinan
neoplasma ganas.
Massa mediastinum bisa ditemukan dalam pasien asimtomatik, pada foto thorax
rutin atau bisa menyebabkan gejala karena efek mekanik local sekunder terhadap
kompresi tumor atau invasi struktur mediastinum. Gejala sistemik bisa nonspesifik atau
bisa membentuk kompleks gejala yang sebenarnya patogmonik untuk neoplasma spesifik.
Keluhan yang biasanya dirasakan adalah :
1. Batuk atau stridor karena tekanan pada trachea atau bronchi utama.
7
G. Penatalaksanaan 1.
Pembedahan
Tindakan bedah memegang peranan utama dalam penanggulangan kasus tumor
mediastinum
2. Obat-obatan
a. Immunoterapi
Misalnya interleukin 1 dan alpha interferon
b. Kemoterapi
Kemoterapi telah menunjukkan kemampuannya dalam mengobati beberapa jenis
tumor.
c. Radioterapi
Masalah dalam radioterapi adalah membunuh sel kanker dan sel jaringan normal.
Sedangkan tujuan radioterapi adalah meninggikan kemampuan untuk membunuh
sel tumor dengan kerusakan serendah mungkin pada sel normal.
H. Komplikasi
8
WOC ASKEP TUMOR MEDIASTINUM
Virus
Faktor genetik
Initiation agent
Terjadi
(unsur kimia. fisik,
perubahan
dan biologis)
struktur sel
9
MK: nyeri, pola
napas tidak
efektif
10
Nursing care plan
Diagnosa keperawatan Ketidakefektifan Pola Napas b.d adaptasi fisik tidak
adekuat sekunder terhadap penekanan jaringan paru
oleh sel tumor
Tujuan Pola napas efektif setelah dilakukan intervensi
keperawatan selama…..x24jam pola napas efektif
Kolaborasi:
- Berikan bronkodilator :
..................................................
11
Nursing care planing
Diagnosa keperawatan Gangguan rasa nyaman: nyeri b.d penekanan oleh sel tumor
Tujuan Nyeri terkontrol setelah dilakukan intervensi selama hari
perawatan 5x24 jam
12
Diagnosis keperawatan :
Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, muntah, peningkatan
konsumsi kalori sekunder terhadap infeksi/ proliferasi sel dan efek radiasi/chemoterapi.
Tujuan :
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dapat teratasi, setelah dilakukan
intervensikeperawatan selama x 24 jam
NOC NIC
Gastrointestinal function Nutrition Therapy (1120)
1. Toleransi makanan Mandiri:
2. Frekuensi stool Lakukan pengkajian nutrisi secara
3. Jumlah stool komplit, jika diperlukan
4. Level aktivitas Monitor masukan makanan/cairan dan
5. Distensi abdominal kalkulasi intak kalori setiap hari, jika
6. Regurgitasi diperlukan
7. Darah pada stool Monitor kesesuaian intruksi diet untuk
mendapatkan kebutuhan nutrisi yang
Nutritional Status: diperlukan setiap hati, jika diperlukan
1. Intak nutrisi Pilih suplemen nutrisi, jika diperlukan
2. Intak makanan Dorong intak makanan yang tinggi
3. Intak cairan kalsium, jika diperlukan
4. Energi Beri pasien makanan dengan tinggi
5. Rasio berat badan/tinggi badan protein, tinggi kalori, jika diperlukan
6. Hematokrit Tentukan kebutuhan untuk pemberian
7. Hidrasi makanan melalui ngt
Berikan perawatan oral sebelum makan,
Nutritional Status: Food & Fluid Intake: jika dibutuhkan
Kolaborasi:
Intake
Monitor hasil lab, jika diperlukan
1. Asupan oral
2. Pemberian makanan melalui NGT Nutrition Management (1100)
3. Intak asupan cairan oral Mandiri:
4. Intak cairan intravena o Dorong intak kalori yang sesuai untuk
5. Intak nutrisi parenteral tipe tubuh dan gaya hidup
o Beri pilihan makanan kepada pasien
o Yakinkan bahwa dietmeliputi makanan
dengan kandungan serat yang tinggi
untuk mencegah konstipasi\
o Monitor catatan intake untuk konten
nutrisi dan kalori
o Timbang berat badan pasien
o Beri informasi yang sesuai tentang
kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan dan
bagaimana dapat memenuhinya
Kolaborasi:
o Kolaborasi dengan ahli gizi mengenai
jumlah kalori dan tipe nutrisi yang
dibutuhkan, jika diperlukan
o Berikan perawatan oral sebelum makan,
jika dibutuhkan
13
5/19/2018 LpTumorMediastinum-slidepdf.com
Daftar Pustaka
12
http://slidepdf.com/reader/full/lp-tumor-mediastinum 12/12