Disusun Oleh:
Zulkham Walhudan
2011040057
1. DEFINISI
Limfoma non-Hodgkin adalah suatu kelompok penyakit heterogen yang
dapat didefinisikan sebagai keganasan jaringan limfoid selain penyakit Hodgkin.
Manifestasinya sama dengan penyakit Hodgkin, namun penyakit ini biasanya
sudah menyebar keseluruh sistem imfatik sebelum pertama kali terdiagnosis.
Apabila penyakitnya masih teralokasi, radiasi merupakan penanganan pilihan.
Jika terdapat keterlibatan umum, digunakan kombinasi kemoterapi. Pemberian
dosis rendah pada penderita HIV positif dianjurkan untuk mencegah terjadinya
infeksi berat yang potensial mematikan. Seperti pada penyakit Hodgkin, infeksi
merupakan masalah utama. Keterlibatan sistem saraf pusat juga sering terjadi.
Limfoma Non-Hodgkin adalah sekelompok keganasan (kanker) yang
berasal dari sistem kelenjar getah bening dan biasaya menyebar ke seluruh tubuh.
Beberapa dari limfoma ini berkembang sangat lambat (dalam beberapa tahn),
sedangkan yang lainnya menyebar dengan cepat (dalam beberapa bulan). Penyakit
ini lebih sering terjadi dibandingkan dengan penyakit Hodgkin.
2. ETIOLOGI
3. MANIFESTASI KLINIS
4. PATOFISIOLOGI
Usia, gender, ras, paparan zat kimia dan radiasi, infeksi virus, penyakit
autoimun dan sistem imun yang lemah dapat menyebabkan terjadinya pembesaran
kelenjar getah bening. Poliferasi jaringan limfoid yang tidak terkendali karena
faktor-faktor resiko diatas menyebabkan terjadinya perubahan rangsangan
imunologik yang nantinya akan menimbulkan masalah yaitu adanya ancaman
status kesehatan, proses penyakit yang akan mengakibatkan destruksi gangguan
syaraf serta menimbulkan gangguan metabolisme tubuh.
Ketidakefektifan
bersihan jalan Penurunan sistem Anemia/trombositopenia
nafas imun
Intoleransi
aktivitas
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Pemeriksaan biopsi kelenjar atau massa tumor untuk mengetaui subtioe LNH,
bila perlu sitologi jarum halus (FN HB) ditempat lain yang dicurigai
2) Ct-Scan atau USG abdomen, untuk mengetaui adanya pembesaran kelenjar
getah bening pada aorta abdominal atau KGB lainnya, massa tumor abdomen,
dan metastase kebagian intraabdominal
3) Pencitraan toraks (PA dan lateran) untuk mengetahui pembesaran kelenjar
media stinum, bila perlu CT scan toraks
4) Pemeriksaan YHT untuk melihat keterlibatan cincin waldeyer terlibat
dilanjutkan dengan tindakan gastroskopi
5) Jika diperlukan pemeriksaan bone scan atau bone survey untuk meliat
keterlibatan tulang
7. PENATALAKSANAAN
Terapi ditentukan berdasarkan tipe dan stadium penyakit, usia, dan status
kesehatan secara umum, pilian terapinya yaitu :
2. Radiasi. Radiasi dosis tinggi bertujuan untuk membunuh sel kanker dan
mengecilkan ukuran tumor. Terapi radiasi umumnya diberikan untuk
limfoma derajat rendah keganasan sedang atau untuk terapi tempat
tertentu, seperti di otak
1. PENGKAJIAN
a. Aktivitas/istirahat
1. Gejala
a) Kelelahan, kelemaan, malaise umum
b) Kehilangan produktivitas dan penurunan toleransi latihan
c) Kebutuan tidur dan istirahat lebih banyak
2. Tanda
a) Penurunan kekuatan
b) Bahu merosot
c) Jalan lamban
d) Kelelahan
b. Sirkulasi
1. Gejala : palpitasi, angina/nyeri dada
2. Tanda :
a) Takikardi, disritmia
b) Sianosis wajah dan leher
c) Iterus sklera dan ikterik umum
d) Pucat (anemia)
e) Pembengkakan pada wajah, leher, raang atau tangan kanan
f) Edema ekstermitas bawah seubungan dengan obstruksi vena
kava inverior
c. Integritas ego
1. Gejala :
a) Faktor stres
b) Takut/ansietas
c) Masala finansial
d) Status hubungan
2. Tanda : berbagai perilaku misalnya marah, menarik diri, pasif
d. Eliminasi
1. Gejala : perubahan karakteristik urine/feses dan riwayat obstruksi
usus
2. Tanda :
a) Nyeri tekan pada kuadran kanan atas dan pembesaran pada
palpasi
b) Nyeri tekan pada kuadran kiri atas dan pembesaran pada
palpasi
c) Penurunan keluaran urine
d) Disfungsi usus dan kandung kemih
e. Makanan/cairan
1. Gejala : anoreksia, disfagia, penurunan BB
2. Tanda : membran mukosa dan konjungtiva pucat, kelemahan otot
Palpasi : satu tangan dari samping atau dua tangan dari arah
belakang, jari-jari meraba permukaan kelenjar dan pasien diminta
menelan rasakan apakah terasa ada pembengkakan pada jaringan
sekitar.
10. Dada/ Punggung
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d peningkatan sekret pada jalan nafas
sekunder dan obstruksi traekonkial akibat pembesaran kelenjaran limfa
servikal, mediastrinum
2. Nyeri akut b/d kompresi saraf perifer, pembesaran kelenjar limfe, efek
sekunder pemberian agen antileukimia, peningkatan produksi asam laktat
jaringan lokal
3. Intoleransi aktivitas b/d peningkatan kebutuan metaboik (proses
keganasan) dan perubahan kimiawi tubuh sebagai efek kemoterapi
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang
kurang, meningkatnya kebutuhan metabolik dan menurunnya absorbsi zat
gizi
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx 1
Tujuan : dalam waktu 1x24 jam jalan napas klien kembali efektif
Intervensi :
Dx 2
Kriteria hasil : secara subjektif klien menyatakan penurunan rasa nyeri secara
objektif didapatkan ttv dalam batas normal, wajah rileks, tidak terjadi penurunan
perifer.
Intervensi :
Intervensi
Dx 4
Intervensi
Brunner dan Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 Vol 2
Jakarta :EGC. 2002carpenito. L. J (2004). Buku Saku Diagnosa Keperawatan
(10th ed)