Anda di halaman 1dari 16

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR


TAHUN AKADEMIK 2017/2018

LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS

A. KONSEP DASAR MEDIS


1. Definisi Gastritis
Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani
yaitu gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang bebrarti
inflamasi/peradangan.Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Kapita
Selecta Kedokteran, Edisi Ketiga hal 492). Gastritis adalah segala radang
mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau local (Price &
Wilson 2006). Berdasarkan berbagai pendapat tokoh diatas, gastritis dapat
juga diartikan sebagai suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan
submukosa lambung dan secara hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya
infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut. Gastritis bukan merupakan
penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu
mengakibatkan peradanngan pada lambung. Biasanya peradangan tersebut
merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan bakteri yang
dapat mengakibatkan borok di lambung yaitu Helicobacter pylori. Peradangan
ini mengakibatkan sel darah putih menuju ke dinding lambung sebagai respon
terjadinya kelainan pada bagian tersebut.
Gastritis menurut jenisnya terbagi menjadi 2, yaitu (David Ovedorf 2002):
a. Gastritis Akut
Disebabkan karna mencerna asam atau alkali yang dapat menyebabkan
mukosa menjadi ganggren atau proforasi. Gastritis akut dibagi menjadi
dua gartis besar yaitu:
1. Gastritis Eksogen Akut (biasanya disebabkan oleh faktor-faktor dari
luar, seperti bahan kimia misalnya: lisol, alkohol, merokok, kafein lada,
steroid mekanis iritasi bakterial obat analgetik, anti inflamasi terutama
aspirin(aspirin yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi
mukosa lambung).
2. Gastritis Endogen Akut (adalah gastritis yang disebabkan oleh kelainan
badan.)

Supratman
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR
TAHUN AKADEMIK 2017/2018

b. Gastritis Kronik
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna
atau maligna dari lambung atau oleh bakteri Helicobacter pylory
(H.Pylory).Gastritis kronik dikelompokan lagi dalam 2 tipe yaitu tipe A
dan tipe B. Dikatakan gastritis kronis tipe A jika mampu menghasilkan
imun sendiri. Tipe ini dikaitkan dengan atropi dari kelenjar lambung dan
penurunan mukosa.Penurunan pada sekresi gastrik mempengaruhi
produksi antibodi. Anemi pernisiosa berkembang pada proses ini. Gastritis
kronik tipe B lebih lazim.Tipe ini dikaitkan dengan infeksi helicobacter
pylori yang menimbulkan ulkus pada dinding lambung.
2. Etiologi
Lambung adalah sebuah kantung otot yang kosong terletak pada
bagian kiri atas perut tepat dibawah tulang iga.Lambung orang dewasa
mempunyai panjang berkisar antara 10 inchi dan dapat mengembang untuk
menampung makanan atau minuman sebanyak 1 gallon. Bila lambung dalam
keadaan kosong, makan ia akan meliputi, mirip seperti sebuah akordion.
Ketika lambung mulai terisi dan mengembang lipatan- lipatan tersebut secara
bertahap membuka lambung memproses dan menyimpan makanan dan secara
betahap melepaskannya ke dalam usus kecil.
Ketika makanan masuk kedalam esofagus, sebuah cincin otot yang
berada pada sambungan antara esophagus dan lambung (esophagus sphincter)
akan membuka dan membiarkan makanan masuk kelambung. Setelah masuk
kelambung cincin ini menutup.Dinding lambung terdiri dari lapisan otot yang
kuat. Ketika makanan berada di lambung, dinding lambung akan mulai
menghancurkan makanan tersebut. Pada saat yang sama , kelenjar-kelenjar
yang berada di mukosa pada dinding lambung akan mulai mengeluarkan
cairan lambung (termasuk enzim-enzim dan asam lambung), untuk lebih
menghancurkan makanan tersebut.
Salah satu komponen cairan lambung adalah asam hidroklorida.Asam
ini sangat korosif sehingga paku besi dapat larut dalam cairan ini. Dinding
lambung dilindungi oleh mukosa-mukosa bicarbonate (sebuah lapisan
penyangga yang mengeluarkan ion bicarbonate secara regular sehingga

Supratman
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR
TAHUN AKADEMIK 2017/2018

menyeimbangkan keasaman dalam lambung) sehingga terhindar dari sifat


korosif asam hidroklorida. Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme
pelindung ini kewalahan dan mengakibatkan rusak dan meradangnya dinding
lambung. Beberapa penyebab yang dapat mengakibatkan terjadinya gastritis
antara lain:
a. Infeksi bakteri . Sebagian besar populasi di dunia teinfeksi oleh bakteri
H.Pylori yang hidup di bagian lapisan mukosa yang melapisi dinding
lambung. Walaupun tidak sepenuhnya dimengerti bagaimana bakteri
tersebut dapat ditularkan, namun diperkirakan penularan tersebut terjadi
melalui jalur oral atau akibat memakan makanan atau minuman yang
terkontaminasi oleh bakteri ini. Infeksi H.Pylori sering terjadi pada masa
kanak-kanak dan dapat bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan
perawatan. Infeksi H.Pylori ini sekarang diketahui sebagai penyebab
utama terjadinya peptic ulcer dan penyebab tersering terjadinya gastritis.
Infeksi dalam jangka waktu yang lama akan menjadi peradangan
menyebar yang kemudian mengakibatkan perubahan pada lapisan
pelindung dinding lambung. Salah satu perubahan itu adalah atrophic
gastritis, sebuah keadaan dimana kelenjar-kelenjar penghasil asam
lambung secara perlahan rusak. Peneliti menyimpulkan bahwa tingkat
asam lambung yang rendah dapat mengakibatkan racun-racun yang
dihasilkan oleh kanker tidak dapat dihancurkan atau dikeluarkan secara
sempurna dari lambung sehingga meningkatkan resiko (tingkat bahaya)
dari kanker lambung. Tapi sebagaian besar orang yang terkena infeksi H.
Pylori kronis tidak mempunyai kanker dan tidak mempunyai gejala
gastritis, hal ini mengindikasikan bahwa ada penyebab lain yang membuat
sebagian orang rentan terhadap bakteri ini sedangkan yang lain tidak.
b. Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus.Obat analgesic
anti inflamasi nomsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan
naproxendapat menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara
mengurangi prostalglandin yang bertugas melindungi dinding lambung.
Jika pemaikaian pbat-obat tersebut hanya sesekali maka kemungkinan
terjadinya masalah lambung akan kecil. Tapi jika pemakaian dilakukan

Supratman
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR
TAHUN AKADEMIK 2017/2018

secara terus menerus atau pemakaian yang berlebihan dapat


mengakibatkan gastritisd dan peptic ulcer.
c. Penggunaan alcohol secara berlebihan. Alcohol dapat mengiritasi dan
mengikis mukosa pada dinding lambung dan membuat dinding lambung
lebih rentan terhadap aam lambung walaupun pada kondisi normal.
d. Penggunaan kokain. Kokain dapat merusak lambung dan menyebabkan
pendarahan dan gastritis.
e. Stress fisik. Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka
bakar, atau infeksi berat dapat menyebabkan gastritis dan juga borok serta
pendarahan pada lambung.
f. Kelainan aoutoimune.Autoimmune atrophic gastritis terjadi ketika
system kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat yang berada dalam
dinding lambung. Hal ini mengakibatkan peradangan dan secara bertahap
menipiskan dinding lambung, menghancurkan kenlenjar-kelenjar
penghasil asam lambung dan mengganggu produksi factor intrinsic (yaitu
sebuah zat yang membantu tubuh mengabsorbsi vitamin B-12).
Kekurangan B-12, akhirnya, dapat mengakibatkan pernicious anemia,
sebuah konsisi serius yang jika tidak dirawat mempengaruhi seluruh
system dalam tubuh. Autoimmune atrophic gastritis terjadi terutama pada
orang tua.
g. Crohn’s disease. Walaupun penyakit ini biasanya menyebabkan
peradangan kronis pada dinding saluran cerna, namun kadang-kadang
dapat juga menyebabkan peradangan pada dinding lambung. Ketika
lambung terkena penyakit ini, gejala-gejala dari crohn’s disease (yaitu
sakit perut dan diare dalam bentuk cairan) tampak lebih menyolok dari
pada gejala-gejala gastritis.
h. Radiasi dan Kemoterapi. Perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi
dan radiasi dapat mengakibatkan peradangan pada dinding lambung yang
selanjutnya dapat berkembang menjadi gastritis dan peptic ulcer.ketika
tubuh terkena sejumlah kecil radiasi, kerusakan yang terjadi biasanya
sementara, tapi dalam dosis besar akan mengakibatkan kerusakan tersebut

Supratman
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR
TAHUN AKADEMIK 2017/2018

menjadi permanen dan dapat mengikis dinding lambung serta merusak


kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung.
i. Penyakit bile refluk. Bile (empedu) adalah cairan yang membantu
mencerna lemak-lemak dalam tubuh. Cairan ini diproduksi oleh hati ketika
dilepaskan, empedu akan melewati serangkaian saluran kecil dan menuju
ke usus kecil. Dalam kondisi normal, sebuah otot sphincter yang berbentuk
seperti cincin (pyloric valve) akan mencegah empedu mengalir balik ke
dalam lambung. Tapi jika katup ini tidak bekerja dengan benar, balik ke
dalam lambung. Tapi jika katup ini tidak bekerja dengan benar, maka
empedu akan masuk ke dalam lambung dan mengakibatkan peradangan
dan gastritis.
j. Faktor-faktor lain. Gastritis sering juga dikaitkan dengan kondisi
kesehatan lainnya seperti HIV/AIDS, infeksi oleh parasit, dan gagal hati
atau ginjal.
3. Patofisiologi
1.   Proses Perjalanan Penyakit
Menurut Priyanto, 2008 proses terjadinya gastritis yaitu awalanya
karena obat-obatan, alkohol, empedu atau enzim-enzim pankreas dapat
merusak mukosa lambung (gastritis erosif), mengganggu pertahanan
mukosa lambung dan memungkinkan difusi kembali asam dan pepsin ke
dalam jaringan lambung, hal ini menimbulkan peradangan. Respon
mukosa lambung terhadap kebanyakan penyebab iritasi tersebut adalah
dengan regenerasi mukosa, karena itu gangguan-gangguan tersebut
seringkali menghilang dengan sendirinya. Dengan iritasi yang terus
menerus, jaringan menjadi meradang dan dapat terjadi perdarahan.
Masuknya zat-zat seperti asam dan basa kuat yang bersifat korosif dapat
mengakibatkan peradangan dan nekrosis pada dinding lambung (gastritis
korosif). Nekrosis dapat mengakibatkan perforasi dinding lambung dengan
akibat berikutnya perdarahan dan peritonitis.

Supratman
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR
TAHUN AKADEMIK 2017/2018

4. Manifestasi Klinis
Menurut Mansjoer, 2001 tanda dan gejala pada gastritis adalah :
a. Gastritis akut
1) Nyeri epigastrium, hal ini terjadi karena adanya peradangan pada
mukosa lambung.
2) Mual, kembung, muntah merupakan salah satu keluhan yang sering
muncul. Hal ini dikarenakan adanya regenerasi mukosa lambung
sehinggs terjadi peningkatan asam lambung yang mengakibatkan mual
hingga muntah.
3) Ditemukan pula perdarahan saluran cerna berupa hematemesis dan
melena, kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia pasca
perdarahan.
b. Gastritis kronis
Pada pasien gastritis kronis umumnya tidak mempunyai keluhan.
Hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia, nausea dan pada
pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan.
5. Komplikasi
Menurut Mansjoer, 2001 komplikasi yang terjadi dari gastritis adalah
a. Gastritis Akut
Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa
lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosi.
1) Perdarahan saluran cerna bagian atas yang berupa hematemesis dan
melena. Kadang-kadang perdarahannya cukup banyak sehingga dapat
menyebabkan syok hemoragik yang bisa mengakibatkan kematian.
2) Terjadi ulkus, kalau prosesnya hebat. Ulkus ini diperlihatkan hamper
sama dengan perdarahan saluran cerna bagian atas. Namun pada tukak
peptic penyebab utamanya adalah infeksi Helicobacter pylori, sebesar
100% pada tukak duodenum dan 60-90% pada tukak lambung. Hal ini
dapat ditegakkan dengan pemeriksaan endoskopi.

Supratman
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR
TAHUN AKADEMIK 2017/2018

b. Gastritis Kronis
Gastritis kronis adalah inflamasi lambung yang lama yang
disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung, atau oleh
bakteri H. Pylori.
1) Atrofi lambung dapat menyebabkan gangguan penyerapan terhadap
vitamin.
2) Anemia Pernisiosa yang mempunyai antibody terhadap faktor intrinsik
dalam serum atau cairan gasternya akibat gangguan penyerapan
terhadap vitamin B12.
3) Gangguan penyerapan zat besi.
6. Manisfestasi Klinis
a. Gastritis akut :
a. Ulserasi superficial yang menimbulkan hemorragie
b. Ketidaknyamanan abdomen (mual, anoreksia)
c. Muntah serta cegukan
d. Dapat terjadi kolik dan diare
e. Peningkatan Suhu Tubuh
f. Takikardi
b. Gastritis kronis :
a. Tipe A : Asimtomatis
b. Tipe B :Mengeluh anoreksia, Sakit ulu hati setelah makan, Bersendawa,
Rasa pahit dalam mulut, Mual dan muntah
7. Komplikasi
a. Gastritis Akut
Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh gastritis akut adalah
perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemesis dan
melena, dapat berakhir sebagai syock hemoragik.Khusus untuk perdarahan
SCBA, perlu dibedakan dengan tukak peptik. Gambaran klinis yang
diperlihatkan hampir sama. Namun pada tukak peptik penyebab utamanya
adalah H. pylory, sebesar 100% pada tukak duodenum dan 60-90 % pada
tukak lambung. Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan endoskopi.

Supratman
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR
TAHUN AKADEMIK 2017/2018

b. Gastritis Kronis
Perdarahan saluran cerna bagian atas, ulkus, perforasi dan anemia
karena gangguan absorpsi vitamin B12
8. Penatalaksanaan Gastritis
Penatalaksanaan gastritis secara umum adalah menghilangkan faktor
utama yaitu etiologinya, diet lambung dengan porsi kecil dan sering, serta
Obat-obatan. Namun secara spesifik dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Gastritis Akut:
a. Pantang minum alkohol dan makan sampai gejala-gejala menghilang;
ubah menjadi diet yang tidak mengiritasi.
b. Jika gejala-gejala menetap, mungkin diperlukan cairan IV.
c. Jika terdapat perdarahan, penatalaksanaannya serupa dengan   
hemoragie yang terjadi pada saluran gastrointestinal bagian atas.
d. Jika gastritis terjadi akibat menelan asam kuat atau alkali, encerkan dan
netralkan asam dengan antasida umum, misalnya aluminium hidroksida,
antagonis reseptor H2, inhibitor pompa proton, antikolinergik dan
sukralfat (untuk sitoprotektor).
e. Jika gastritis terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah jeruk
yang encer atau cuka yang di encerkan.
f. Jika korosi parah, hindari emetik dan bilas lambung karena bahaya
perforasi.
2. Gastritis Kronis :
a. Modifikasi diet, reduksi stress, dan farmakoterapi.
b. H. phylory mungkin diatasi dengan antibiotik (mis; tetrasiklin atau
amoxicillin) dan garam bismuth (pepto bismol)

Supratman
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR
TAHUN AKADEMIK 2017/2018

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
Anamnesa meliputi:
a. Identitas Pasien
Di dalam identitas meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat,
pendidikan, No. Registrasi, status perkawinan, agama, pekerjaan, tinggi
badan, berat badan dan tanggal MRS.

Tingkat pendidikan  : bagi orang yang tingkat pendidikan rendah/minim


mendapatkan pengetahuan tentang gastritis, maka akan menganggap
remeh penyakit ini, bahkan hanya menganggap gastritis sebagai sakit perut
biasa dan akan memakan makanan yang dapat menimbulkan serta
memperparah penyakit ini.
Keluhan utama
Riwayat penyakit saat ini
Riwayat penyakit dahulu
b. Pemeriksaan fisik : Review of System
B 1 (breath)                 : takhipnea
B 2 (blood)                  : takikardi, hipotensi, disritmia, nadi perifer
lemah, pengisian perifer lambat, warna kulit   pucat.
B 3 (brain)                   : sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran
  dapat terganggu, disorientasi, nyeri epigastrum.
B 4 (bladder)               : oliguri, gangguan keseimbangan cairan.
B 5 (bowel)                 : anemia, anorexia,mual, muntah, nyeri ulu hati,
  tidak toleran terhadap makanan pedas.
B 6 (bone)                   : kelelahan, kelemahan
c. Pemeriksaan Diagnostik
a) Pemeriksaan Darah
Tes ini digunakan untuk memeriksa apakah terdapat H.
Pylori dalam darah.Hasil tes yang positif menunujukkan bahwa pasien
pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya tapi
itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi.Tes darah

Supratman
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR
TAHUN AKADEMIK 2017/2018

dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia yang terjadi akibat


perdarahan lambung karena gastritis.
b) Uji Napas Urea
Suatu metode diagnostik berdasarkan prinsip bahwa urea
diubah oleh ureaseH.Pylori dalam lambung menjadi amoniak dan
karbondioksida (CO2).CO2 cepat diabsorbsi melalui dinding lambung
dan dapat terdeteksi dalam udara ekspirasi.
c) Pemeriksaan Feces
Tes ini memeriksa apakah terdapat bakteri H. Pylori dalam
feses atau tidak.Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya
infeksi.Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah dalam
feses.Hal ini menunjukkan adanya pendarahan dalam lambung.
d) Endoskopi Saluran Cerna Bagian Atas
Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada
saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-x. Tes
ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang kecil yang
fleksibel (endoskop) melalui mulut dan masuk ke dalam esofagus,
lambung dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu
dianestesi sebelum endoskop dimasukkan untuk memastikan pasien
merasa nyaman menjalani tes ini. Jika ada jaringan dalam saluran
cerna yang terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit
sampel (biopsy) dari jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan
dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Tes ini memakan waktu
kurang lebih 20 sampai 30 menit.Pasien biasanya tidak langsung
disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus menunggu sampai
efek dari anestesi menghilang kurang lebih satu atau dua jam. Hampir
tidak ada resioko akibat tes ini.Komplikasi yang sering terjadi adalah
rasa tidak nyaman pada tenggorokan akibat menelan endoskop.
e) Rontgen Saluran Cerna Bagian Atas
Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit
pencernaan lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium

Supratman
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR
TAHUN AKADEMIK 2017/2018

terlebih dahulu sebelum dirontgen. Cairan ini akan melapisi saluran


cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di rontgen.
f) Analisis Lambung
Tes ini untuk mengetahui sekresi asam dan merupakan tekhnik
penting untuk menegakkan diagnosis penyakit lambung.Suatu tabung
nasogastrik dimasukkan ke dalam lambung dan dilakukan aspirasi isi
lambung puasa untuk dianalisis. Analisis basal mengukur BAO (basal
acid output) tanpa perangsangan. Uji ini bermanfaat untuk
menegakkan diagnosis sindrom Zolinger- Elison(suatu tumor pankreas
yang menyekresi gastrin dalam jumlah besar yang selanjutnya akan
menyebabkan asiditas nyata).
g) Analisis Stimulasi
Dapat dilakukan dengan mengukur pengeluaran asam
maksimal MAO (maximum acid output) setelah pemberian obat yang
merangsang sekresi asam seperti histamin atau pentagastrin.Tes ini
untuk mengetahui teradinya aklorhidria atau tidak.
d. Psikososial
Meliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya, bagaimana cara
mengatasinya serta bagaimana perilaku pasien terhadap tindakan yang
dilakukan terhadap dirinya, kecemasan terhadap penyakit.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan masukan nutrisi yang tidak adekuat.
c. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan tidak
cukup dan kehilangan cairan berlebih.
d. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan penatalaksanaan diet dan
proses penyakit

Supratman
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR
TAHUN AKADEMIK 2017/2018

3. Rencana Keperawatan
1 Nyeri Akut NOC NIC
Definisi: pengalaman sensori -    Pain level Pain management
dan emosional yang tidak -    Pain control          Lakukan pengkajian
menyenangkan yang muncul -   Comfort level nyeri secara komperehensif
akibat kerusakan jaringan yang Kriteria hasil: termasuk lokasi,
actual atau potensial atau -    Mampu mengontrol nyeri (tahu karakteristik, durasi,
digambarkan dalam hal penyebab nyeri, mampu frekuensi, kualitas, dan
kerusakan sedemikian rupa menggunakan teknik faktor presipitasi.
(International Association for nonfarmakologi untuk          Observasi reaksi
the study of Pain): awitan yang mengurangi nyeri, mencari nonverbal dari
tiba-tiba atau lambat dari bantuan) ketidaknyamanan.
intensitas ringan hingga berat -    Melaporkan bahwa nyeri          Gunakan teknik
dengan akhir yang dapat berkurang dengan menggunakan komunikasi terapiutik
diantisipasi atau diprediksi dan manajemen nyeri untuk mengetahui
berlangsung <6 bulan. -    Mampu mengurangi nyeri (skala pengalaman nyeri pasien.
Batasan karakteristik: intensitas, frekuensi dan tanda          Kaji kultur yang
         Perubahan selera makan nyeri) mempengaruhi respon
         Perubahan tekanan darah -       Menyatakan rasa nyaman nyeri.
         Perubahan frekuensi jantung setelah nyeri berkurang          Evaluasi pengalaman
         Perubahan frekuensi nyeri masa lampau.
pernafasan          Evaluasi bersama pasien
         Diaphoresis dan tim kesehatan lain
         Perilaku distraksi (mis; tentang ketidakefektifan
berjalan mondar-mandir control nyeri masa lampau.
mencari orang lain dan          Bantu pasien dan
aktivitas yang berulang) keluarga untuk mencari
         Mengekspresikan perilaku, dan menemukan dukungan.
mis; gelisah, merengek, dan          Kontrol lingkungan
menangis. yang dapat mempengaruhi
         Masker wajah, mis; mata nyeri seperti suhu ruangan,
kurang bercahaya, tampak pencahayaan, dan
kacau, dan gerakan mata kebisingan.
berpencar.          Kurangi faktor
         Sikap melindungi area nyeri presipitasi nyeri
         Fokus menyempit          Pilih dan lakukan
         Indikasi nyeri yang dapat penanganan nyeri
diamati (farmakologi,

Supratman
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR
TAHUN AKADEMIK 2017/2018

         Perubahan posisi untuk nonfarmakologi, dan


menghindari nyeri interpersonal)
         Dilatasi pupil          Kaji tipe dan sumber
         Melaporkan nyeri secara nyeri untuk menentukan
verbal intervensi
         Gangguan tidur          Ajarkan tentang teknik
Faktor yang berhubungan nonfarmakologi
Agen cedera (mis; biologis, zat          Berikan anlgetik untuk
kimia, fisik, psikologis) mengurangi nyeri

2 Ketidakseimbangan nutrisi NOC NIC


kurang dari kebutuhan          Nutritional status : Nutrition Management
tubuh          Nutritional status : food and          Kaji adanya alergi
Definisi : Asuhan nutrisi tidak fluid intake makanan
cukup untuk memenuhi          Nutritional status : nutrient          Kolaborasi dengan ahli
kebutuhan metabolic intake gizi untuk menentukan
Batasan karakteristik :          Weight control jumlah kalori dan nutrisi
         Kram abdomen Kreteria Hasil yang dibutuhkan pasien.
         Nyeri abdomen          Adanya peningkatan berat          Anjurkan pasien untuk
         Menghindari makanan badan sesuai dengan tujuan meningkatkan intake Fe.
         Berat badan 20% atau lebih          Berat badan ideal sesuai          Anjurkan pasien untuk
dibawah berat  badan ideal dengan tinggi badan meningkatkan protein dan
         Kerapuahan kapiler          Mampumengidentifikasi vitamin C
         Diare kebutuhan nutrisi          Berikan substansi gula
         Kehilangan rambut          Tidak ada tanda-tanda          Yakinkan diet yang
berlebihan malnutrisi dimakan mengandung
         Bising usus hiperaktif          Menunjukan peningkatan tinggi serat untuk
         Kurang makanan fungsi pengecapan dari menelan mencegah konstipasi
         Kurang informasi          Tidak terjadi penurunan berat          Berikan makanan yang
         Membrane mukosa pucat badan yang berarti erpilih (sudah
         Ketidakmampuan memakan dkonsltasikan dengan ahli
makanan gizi
         Tonus otot menurun          Ajarkan pasien
         Mengeluh gangguan sensasi bagaimana membuat
rasa catatan makanan harian.
         Mengeluh asupan makanan          Monitor jumlah nutrisi
kurang dan kandungan kalori
RDA (recormmended daily          Berikan informasi
allowance) tentang kebutuhan nutrisi

Supratman
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR
TAHUN AKADEMIK 2017/2018

         Cepat kenyang setelah          Kaji kemampan pasien


makan untuk mendapatkan nutrisi
         Sariawan rongga mlut yang dibutuhkan.
         Steatorea Nutrision monitoring
         Kelemahan otot pengunyah          BB pasien dalam batas
         Kelemahan otot untuk normal
menelan          Monitor adanya berat
Faktor-faktor yang badan
berhubungan :           Monitor tipe dan jumlah
         Faktor biologis aktivitas yang biasa
         Faktor ekonomi dilakukan
         Ketidak mampuan untuk          Monitor interaksi anak
mengabsorbsi nutrient atau orang tua selama
         Ketidakmampuan untuk makan.
mencerna makanan          Monitor lingkungan
         Ketidakmampuan menelan selama makan
         Jadwalkan pengobatan

Kekurangan volume NOC NIC


3 Fluid balance pertahankan catatan
cairan
Hydration intake dan output yang
Nutritional status : food and fluid akurat
Intake
Kriteria Hasil : monitor status hidrasi
- Mempertahankan urine output (kelembaban membrane
sesuai dengan usia dan BB, BJ mukosa, nadi adekuat,
urine normal, HT normal tekanan darah ortostatik)
- Tekanan darah , nadi, suhu jika diperlukan
tubuh dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda dorong pasien untuk
dehidrasi menambah intake oral

dororng keluarga untuk


membantu pasien makan
monitor status nutrisi
kolaborasi pemberian
cairan IV
4 Defisiensi pengetahuan NOC NIC
Knowledge : disease process berikan penilaian

Supratman
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR
TAHUN AKADEMIK 2017/2018

Knowledge : health behavior tentang tingkat


Kriteria hasil : pengetahuan pasien
- Pasien dan keluarga tentang proses penyakit
menyatakan pemahaman yang spesifik
tentang penyakit, kondisi, jelaskan patofisiologi
progonis dan program dari penyakit dan
pengobatan bagaimana ini
- Pasien dan keluarga mampu berhubungan dengan
melaksanakan proses yang di anatomi dan fisiologi,
jelaskan secara benar dengan cara yang tepat
- Pasien dan keluarga mampu gambarkan proses
menjelaskan kembali apa penyakit dengan cara yang
yang dijelaskan perawat/tim tepat
kesehatan lainnya identifikasi
kemungkinana penyebab,
dengan cara yang tepat
sediakan informasi pada
pasien tentangkondisi,
dengan cara yang tepat

4. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien
disesuaikan dengan prioritas masalah yang telah disusun. Yang paling penting
pelaksanaan mengacu pada intervensi yang telah ditentukan dengan maksud
agar kebutuhan klien terpenuhi secara optimal.

5. Evaluasi Keperawatan
a. Pasien mengatakan nyeri dapat terkontrol
b. Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
c. Urine output sesuai dengn usia dan BB, vital sign normal, tidak ada tanda
dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik, membrane mukosa lembab.

DAFTAR PUSTAKA

Supratman
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR
TAHUN AKADEMIK 2017/2018

Abi, Benedikta.2012.Thypus Abdominalis.Dalam


http://askepdikta.blogspot.nl/2012/09/thypus-abdominalis.html(diakses
pada tanggal 1 januari 2017)

Ardiansyah, Muhamad.2012.Medikal Bedah untuk Mahasiswa.Jogjakarta : Diva


Press.

Fely, Andrifebri.2012.Thypus Abdominalis.Dalam


http://anfebfel.blogspot.com/2012/10/thypus-abdominalis.html(diakses
pada tanggal 1 januari 2017)

Haryono, Rudi.2012.Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan.Yogyakarta


: gosyen Publishing.

Murwani.2012.Perawatan Pasien Penyakit Dalam.Jogjakarta : Gosyen


Publishing.

Supratman

Anda mungkin juga menyukai