1. Definisi
lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik >140 mmHg dan tekanan darah
(JIVC) sebagai tekanan yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan
104 MmHg, hipertensi sedang kalau tekanan diastoliknya diantara kisaran 105
& 114 MmHg, & hipertensi berat bila tekanan diastoliknya berkisar 115
MmHg atau lebih dari itu. Pembagian atau perkategian ini berdasarkan dari
Supratman
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
2. Klasifikasi
a. Tekanan darah normal yaitu bila sistolik kurang atau sama dengan 140
b. Tekanan darah perbatasan (broder line) yaitu bila sistolik 141-149 mmHg
c. Tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu bila sistolik lebih besar atau sama
dengan 160 mmHg dan diastolik lebih besar atau sama dengan 95mmHg.
Treatment of Hipertension
1) Diastolik
Supratman
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
yang mendadak (sistole ≥180 mmHg dan/atau diastole ≥120 mmHg), pada
timbulnya atau telah terjadi kelainan organ target (otak, mata (retina),
1) Hipertensi Emergensi
menit/jam.
2) Hipertensi urgensi
bermakna tanpa adanya gejala yang berat atau kerusakan organ target
Supratman
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
3. Etiologi
terjadinya hipertensi:
transport Na.
c. Stress Lingkungan.
system rennin angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan
stress.
b. Hipertensi Sekunder
Supratman
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
4. Patofisiologi
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini,
Supratman
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan
perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut
dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan
Supratman
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
ke sel jugularis. Dari sel jugularis ini bisa meningkatkan tekanan darah. Dan
apabila diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin
5. Manifestasi Klinis
yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah
Supratman
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
pertolongan medis.
menurun.
Sakit kepala
Pusing / migraine
Sukar tidur
Nokturia
Azotemia
6. Pemeriksaan Penunjang
Supratman
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
fungsi ginjal.
hipertensi).
menyebabkan hipertensi.
(penyebab).
ada DM.
hipertensi.
Supratman
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
perbaikan ginjal.
CAT scan.
pasien.
7. Komplikasi
a. Otak
Perdarahan
b. Ginjal
Gagal ginjal
c. Jantung
Membesar
Cepat lelah
Gagal jantung
8. Penatalaksanaan
ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat.
Supratman
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
4) Menghentikan merokok
5) Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang
mempunyai empat prinsip yaitu: Macam olah raga yaitu isotonis dan
Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik
atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.
perminggu.
6) Edukasi Psikologis
Tehnik Biofeedback
Tehnik relaksasi
Pengobatannya meliputi :
1) Step 1
inhibitor.
2) Step 2
Supratman
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
dan komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan (perawat,
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Medis, Alamat.
c. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
d. Riwayat psikososial
tidak teratur
f. Data Psikologis
pasien.
g. Pemeriksaan fisik
2. Diagnose Keperawatan
otak.
3. Intervensi Keperawatan
Supratman
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
Kriteria hasil :
Intervensi :
R : meningkatkan pengetahuan.
Kriteria hasil :
kemungkinan cidera.
kenyamanan.
Intervensi :
injuri.
otak.
Kriteria hasil :
Intervensi
1) Pantau TD, catat adanya hipertensi sistolik secara terus menerus dan
hidralazin (apresolin).
Kriteria hasil :
diterima.
Intervensi :
1) Pantau TD. Ukur pada kedua tangan/ paha untuk evaluasi awal.
terpalpasi.
hipertrofi atrium.
Kriteria hasil :
perasaannya.
Intervensi :
insomnia.
Supratman
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
Pathway
Elastisitas menurun,
arteriosklerosis
Perubahan status
kesehatan Hipertensi
Perubahan struktur
Vasokontriksi
Resistensi Sistemik
pembuluh darah Spasme arteriole
otak meningkat
Vasokontriksi
Diplopia
Nyeri
After load Fatique
Suplai o2 otak meningkat Resiko injuri
menurun
Penurunan
Sinkop curah jantung Supratman
Gangguan perfusi
jaringan
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2,
Jakarta,EGC
Goonasekera CDA, Dillon MJ, 2003. The child with hypertension. In: Webb NJA,
Supratman