Anda di halaman 1dari 19

Makalah Tennis Meja 07

Fadhil Athallah Sakti/1906386206


“Paper Materi History dan Rules of game”

MPKO TENIS MEJA 07


UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2020

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya saya
bisa menyelesaikan Tugas MPKO Tenis Meja yaitu makalah yang berjudul “History dan rules of
game”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah MPKO Tenis Meja.

Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan demi sempurnanya
makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Jakarta, 02 April 2020

Fadhil Athallah Sakti

2
ABSTRAK
Olahraga tennis meja merupakan olahraga yang telah dikenal secara luas oleh masyarakat umum.
Tenis meja adalah suatu olahraga raket yang dimainkan oleh dua orang (untuk tunggal) atau dua
pasangan (untuk ganda) yang berlawanan. Sejarah asal usul permainan tenis meja ini hampir sama
dengan kebanyakan permainan olahraga lainnya yang memakai raket, yakni pada awalnya hanya
dikenal sebagai permainan dan hiburan ringan di masyarakat Permainan tenis meja di Indonesia
baru dikenal pada tahun 1930 dan pada masa kini permainan tersebut semakin terkenal di kalangan
masyarakat. Hal ini disebabkan oleh kepraktisannya yang dapat dimainkan di mana saja tidak
terkendala oleh cuaca. Selain itu, permainan ini juga menarik karena apabila dilihat secara kasat
mata terlihat mudah, tetapi sebenarnya membutuhkan kemampuan yang lebih karena pengendalian
tenaga dan aspek latihan sangat terlihat dari cara orang yang memainkannya. Semua permainan
atau olahraga pasti ada aturan dan perangkat permainanya, begitu juga pada permainan tenis meja
supaya permainan bisa berjalan tertib dan berlangsung menarik. Pada olahraga permainan tenis
meja, ada beberapa perangkat yang dibutuhkan dan semuanya memiliki aturan yang jelas dan harus
ditaati oleh setiap pemain, seperti meja, bola, raket, dan net. Selain dari itu ada juga perangkat
pendukung lainnya yaitu pemain dan wasit. Peraturan tennis meja antara lain bertujuan untuk
membuat permainan tennis meja agar permainan tennis meja lebih tertata dan interaktif. Permainan
tennis meja juga merupakan permainan yang sangat praktis dan dapat dimainkan dalam ruangan
indoor yang mempunyai peralatan yaitu, bet, meja dan net. Maka dari itu, permainan tennis meja
menjadi sangat popular di kalangan orang-orang mulai dari yang dewasa sampai anak-anak. Tennis
meja juga memiliki organisasi di tingkat nasional di negara Indonesia yaitu PTMSI (persatuan
tennis meja seluruh Indonesia) yang didirikan pada tahun 1939 dan tennis meja juga memiliki
organisasi internasional yang telah diikuti banyak negara yang dinamakan ITTF (international
table tennis federation) organisasi ini didirikan pada tahun 1926. Olahraga tennis meja ini sudah
diakui di bidang nasional maupun internasional. Aturann-aturan permainan tennis meja sudah jelas
dan terperinci sehingga dapat dimainkan dengan baik.

Kata Kunci: Sejarah tennis meja, Organisasi tennis meja, Aturan permainan tennis meja.

3
DAFTAR ISI

JUDUL MAKALAH……………………………………………………………………………..1
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………2
ABSTRAK………………………………………………………………………………………..3
DAFTAR ISI…………………………………………………...………………………………...4
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………………………..5
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………….5
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………6
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………………..6
BAB II ISI………………………………………………………………………………………...8
2.1 Asal-Usul Permainan Tenis Meja…………………………………………………………8
2.2 Sejarah Tenis Meja di Indonesia…………………………………………………………..9
2.3 Organisasi Permainan Tenis Meja………………………………………………...………9
2.4 Aturan Tata Cara Servis dan Pengembalian Bola Dalam Tenis Meja……………………12
2.5 Aturan Peralatan dan Perhitungan Poin…………………………………………………..13
2.6 Pelanggaran dalam Tenis Meja…………………………………………………………...15
BAB III KESIMPULAN………..…………………………………..……………………….....16
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………..16
3.2 Saran………………………………………………………………………………………17
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………..……………………………18

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Olahraga adalah suatu aktivitas untuk melatih tubuh seseorang baik secara jasmani
maupun secara rohani. Terdapat slogan yang menyebutkan “Men sana in corpora sano”
yaitu di dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang sehat yang berarti dalam upaya
meningkatkan ketahanan tubuh tidak hanya dibutuhkan badan yang sehat, namun juga
jiwa yang sehat. Olahraga sebenarnya tidak memerlukan waktu yang cukup lama dan
tidak mengeluarkan biaya yang mahal tapi tetap saja banyak orang yang memandang
olahraga dengan sebelah mata dan belum memahami betapa pentingnya olahraga bagi
kesehatan tubuh. Salah satu jenis olahraga yang dapat dilakukan oleh manusia adalah
permainan tenis meja.

Awalnya tennis meja merupakan (sebuah merek dagang), atau merupakan suatu
olahraga raket yang dimainkan oleh dua orang (untuk tunggal) atau dua pasangan (untuk
ganda) yang berlawanan. Permainan tenis meja di Indonesia baru dikenal pada tahun
1930. Pada masa itu hanya dilakukan di balai-balai pertemuan orang-orang Belanda
sebagi suatu permainan rekreasi. Hanya golongan tertentu saja dari golongan pribumi
yang boleh ikut latihan, antara lain keluarga pamong yang menjadi anggota dari balai
pertemuan tersebut. Sebelum perang dunia ke II pecah, tepatnya tahun 1939, tokoh-tokoh
pertenismejaan mendirikan PPPSI (Persatuan Ping Pong Seluruh Indonesia). Pada tahun
1958 dalam kongresnya di Surakarta PPPSI mengalami perubahan nama menjadi PTMSI
(Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia).

Tahun 1960 PTMSI telah menjadi anggota federasi tenis meja Asia, yaitu TTFA
(Table Tennis Federation of Asia). Perkembangan tenis meja di Indonesia sejak
berdirinya PPPSI hingga sekarang bisa dikatakan cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya perkumpulan perkumpulan tenis meja yang berdiri, serta banyaknya
pertandingan tenis meja yang dilakukan, misalnya dalam arena : PORDA, PON,
POMDA, POSENI di tingkat SD, SMP, SMA serta pertandingan-pertandingan yang
diselenggarakan oleh perkumpulan-perkumpulan tenis meja, instansi pemerintah atau

5
swasta atau karang taruna, dan lain-lain. Indonesia selalu di undang dalam kejuaraan-
kejuaraan dunia resmi setelah Indonesia terdaftar sebagai anggota ITTF pada tahun 1961.
Selain kegiatan-kegiatan pertandingan tersebut, hal lain yang patut dicatat dalam
perkembangan pertenismejaan nasional adalah berdirinya Silatama (Sirkuit Laga Tenis
Meja Utama) yang dimulai pada awal tahun 1983, yang diiselenggarakan setiap 3 bulan
sekali serta Silataruna yang kegiatannya dimulai sejak 1986 setiap 6 bulan sekali.

Setiap olahraga seperti tennis meja juga memiliki aturan dalam permainannya.
Aturan yang pertama adalah pengatur pemain jika terjadi pelanggaran. Peraturan kedua
untuk wasit untuk menghitung skor dan mengatur jalannya pertandingan. Aturan net
sebagai sebeapa tinggi net dalam tennis meja. Berikut itu adalah aturan- aturan yang harus
ditaati dalam bermain tennis meja. Jika kita sudah mengerti aturannya maka mudah untuk
melakukan permainan dengan baik dan dengan penggunaan teknik yang benar.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka rumusan masalah
yang ingin dijawab melalui penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Berasal darimanakah tennis meja?


2. Bagaimana sejarah terbentuknya tennis meja di indonesia?
3. Apa organisasi yang mengatur permainan tennis meja?
4. Apakah aturan servis dan pengembalian bola dan tipe permainan?
5. Apakah aturan peralatan dan pencetakan poin dalam tennis meja?
6. Bagaimana pelanggaran dalam tennis meja?
1.3 Tujuan
Berdasarkan masalah yang sudah dirumuskan sebelumnya, maka tujuan dari pembuatan
makalah ini meliputi :
1. Mengetahui asal usul permainan tennis meja.
2.Mengetahui sejarah terbentuknya tennis meja di Indonesia.
3. Mengetahui organisasi yang mengatur permainan tennis meja.
4. Mengetahui aturan servis dan pengembalian bola dan tipe permainan tennis meja.
5. Mengetahui aturan peralatan dan perhitungan poin dalam tennis meja.
6. Mengetahui pelanggaran dalam permainan tennis meja.

6
7
BAB II
ISI
2.1 Asal Usul Permainan Tennis Meja

Sejarah asal usul permainan tenis meja ini hampir sama dengan kebanyakan permainan olahraga
lainnya yang memakai raket, yakni pada awalnya hanya dikenal sebagai permainan dan hiburan
ringan di masyarakat. Tetapi mengenai asal musa permainan tenis meja, sejak kapan dan oleh siapa
yang pertama kali menciptakannya, dapat diketahui dari beberapa sumber bacaan berikut ini.

1. Pada zaman manusia purba, di Iran telah memainkan sebuah permainan yang
menggunakan sebatang kayu sebagai pemukul bola tang terbuat dari usus binatang yang
telah diisi angin.
2. Pada abad ke-12 Bangsa Perancis telah menyukai permainan tenis meja, dimana bolanya
dibuat dari kertas diktat yang dipukul dengan tangan.
3. Sejak zaman purba Bangsa Indian telah memainkan permainan yang menyerupai tenis
meja. Bola yang dipakai serupa dengan bola bersayap bulu, pemukul yang digunakan
adalah kayu yang dibungkus dengan kulit binatang menjangan.
4. Berbagai sumber menyebutkan bahwa olahraga permainan tenis meja asalnya dari Inggris.
Permainan ini muncul dari permainan kuno pada abad pertengahan yang disebut seperti
“gossima” dan “whiff-whiff“. Kemudian permainan ini berkembang lagi, di antaranya oleh
angkatan bersenjata Inggris yang berada di India.

Ada juga, para opsir di daerah koloninya di Afrika Selatan yang biasa memainkan permainan tenis
meja sebagai hiburan saat waktu senggang mereka. Meja yang dipakai adalah meja tanpa memiliki
ukuran tertentu dengan sebuah net atau jaring pada bagian tengah-tengahnya, yang dipasang sejajar
dengan ujung meja yang dipakai.

Jaring yang dipakai terbuat dari tali sepatu boat atau atau seperti perban pembungkus yang diikat
ujungnya pada dua buah kursi yang ditempatkan di kedua sisi bagian tengah meja tersebut.
Sementara itu alat pemukul yang digunakan adalah sebilah kayu yang telah dipotong menurut
bentuk sehingga menyerupai raket yang digunakan seperti saat ini.

Pada saat itu pemukulnya diberi nama Vellum racket, yaitu alat pemukul pada permainan tenis
meja yang mirip alat pemukul pada permainan tenis. Serta bola yang dipakai adalah bola yang
dipakai pada permainan tenis, yakni pukul memukul secara langsung.

Di abad ke-19 tenis meja muncul di negara Inggris, yang mana ketika itu pemainnya yaitu orang
kelas atas. Ketika itu tenis meja merupakan sebuah permainan indoor sesudah makan malam. Tenis
meja sendiri terdapat banyak dari nama penyebutan, salah satunya yakni “whiff-whaff”. Ketika itu
sebaris buku disusun berada ditengah meja sebagai net, yang mana dua buku ini apat digunakan
sebagai pemukul bola golf.Nama “Ping-Pong” dapat dipakai hampir diseluruh negara sebelum
perusahaan Inggris J. Jaques dan Son Ltd menjadikan sebuah merek dagang pada tahun 1901.
Sehingga “Ping-Pong” merupakan sebuah nama permainan yang menggunakan peralatan Jaques,
dengan perusahaan lain yang menamakannya tenis meja.

8
Terjadi suatu inovasi besar yang dilakukan oleh James W. Gibb, seorang pecinta tenis meja, yang
telah berhasil menemukan bola seluloid dalam suatu perjalan ke Amerika Serikat pada tahun 1901
dan bola tersebut sangat cocok untuk permainan. Kemudian diikuti oleh E.C Goode yang juga
pada tahun yang sama, membuat versi modern raket yang dapat memasang selembar karet yang
diberi bintik, ke kayu yang telah diasah. Tenis meja ini mulai banyak dikenal pada tahun 1901
dikarenakan turnamen yang dibuat, buku yang mencatat mengenai tenis meja dan kejuaraan dunia
tidak resmi pada tahun 1902. Tahun 1950-an, raket yang memakai lembaran karet ini disatukan
dengan lapisan spons di dasarnya akan menjadikan berubah terhadap permainan secara dramatis,
tingkat pada kecepatan dan perputaran bola menjadi tinggi. Hal ini dapat dikenalkan oleh
perusahaan alat olahraga Inggris S.W Hancock Ltd. Pemakaian lem cepat bisa meningkatkan
sebuah kecepatan dan perputaran lebih jauh, yang dapat membuat perubahan peralatan untuk dapat
“menurunkan kecepatan permainannya”. Tenis meja ini dikenalan sebagai cabang Olimpiade di
tahun 1988.

2.2 Sejarah tennis meja di Indonesia

Olahraga tenis meja di Indonesia baru dikenal secara umum pada tahun 1930. Pada waktu itu,
permainan tenis meja hanya dilakukan di balai-balai pertemuan orang Belanda sebagai suatu
hiburan rekreasi. Pribumi yang boleh ikut permainan itu hanya golongan-golongan tertentu,
seperti anggota keluarga pamong dari balai pertemuan tersebut.

Pada tahun 1939, sebelum pecah perang dunia ke-II, tokoh-tokoh tenis meja mendirikan
Persatuan Ping Pong Seluruh Indonesia (PPPSI). Kemudian di kongresnya yang diadakan di
Surakarta tahun 1958, PPPSI mengalami perubahan nama menjadi Persatuan Tenis Meja Seluruh
Indonesia (PTMSI).

2.3 Organisasi permainan tennis meja

A. ITTF

9
Atas prakarsa Dr. George Lehmen dari Jerman pada tanggal 15 januari 1926, terbentu sebuah
organisasi Internasional Table Tenis Federation yang kemudian disingkat ITTF, Hown Ivor
Montagu dari Inggris yang menjadi presiden pertamanya. Negara-negara yang menjadi anggotanya
saat itu adalah:

1. Inggris

2. Polandia

3. Jerman

4. Swedia

5. Perancis

6. Cekoslowakia

7. india

Bertempat di Memorial hall, Farringdon Street, di akhir tahun itu juga diadakan kejuaraan Eropa
dengan peserta:

10
1. Denmark

2. Cekoslowakia

3. Austria

4. Inggris

5. Hungaria

6. Jerman

7. Swedia

8. Wales

9. India

Pada 12 Desember 1926, disepakati anggaran dasar dan peraturan permainan, sedangkan kejuaraan
yang tadinya antar negara Eropa dijadikan atau dianggap sebagai kejuaraan tenis meja pertama
tingkat dunia.

Kemudian di tahun 1939, sebanyak 28 asosiasi dari negara-negara terdaftar sebagai anggota ITTF.
Sejak kejuaraan tenis meja dunia pada tahun 1926, selanjutnya untuk setiap tahunnya diadakan
sekali hingga yang ke – 13 pada tahun (1938), kemudian hingga tahun 1945 kejuaraan tidak dapat
diselenggarakan karena terganggu perang dunia.

Pada tahun 1946, kejuaraan dunia yang ke- 14 kembali diadakan, kali ini berlokasi di Paris
(Perancis). Selanjutnya diadakan berkala setiap dua tahun sekali.

Pada tahun 1946, pertama kali diadakan pertemuan umum (general meeting) selama
berlangsungnya kejuaraan dunia ke – 14 di Paris. Pada tahun 1967, presiden ITTF, Hon Ivor
Montagu mengundurkan diri dari presiden ITTF dan digantikan oleh H. Roy Evans dari Wales.
Tahun 1976 bulan Maret, ITTF mengangkat sekjen profesional yang tidak dipilih oleh general
meeting yang berkantor di St. Leonards On Sea di Inggris.

Pada bulan November 1977, Komite Olimpiade Internasional IOC mengakui cabang olahraga tenis
meja sebagai cabang olahraga Olimpiade dengan ITTF sebagai satu-satunya induk organisasi
internasional yang mengaturnya.

Secara resmi cabang olahraga tenis meja mulai dipertandingkan pada olimipic game ke – 24 tahun
1988 Seoul. Akibat pengakuan tersebut, ITTF diharuskan untuk menambahkan dalam
peraturannya yang menyangkut status amatir dan profesional , yaitu pasal 26 dari Olimpic Charter,
yang mana pada peraturan sebelumnya tidak ada.

11
Kepengurusan H. Roys Evans berakhir pada tahun 1987. Sedangkan yang terpilih menjadi ketua
baru adalah Ichiro Ogimura dari Jepang. Ichiro Igimura mendapat dukungan penuh dari para
anggota ITTF Asia, Afrika dan Amerika Latin sehingga memenangkan pemilihan dengan angka
yang meyakinkan, yakni mendapat 65 suara dari 104 pemilik hak suara.

Perubahan dalam sistem pertandingan mengalami perubahan pada tahun 1991 dalam sistem
pertandingan beregu putra, yang pada awalnya mempertandingkan 9 partai menjadi 5 partai.
Rencana perubahannya sendiri dilakukan pada tahun 1989 di kongres ITTF, setelah final kejuaraan
dunia pada waktu itu antara China dan Swedia yang berlangsung hampir enam jam.

B. PTMSI

Pada tahun 1939, sebelum pecah perang dunia ke-II, tokoh-tokoh tenis meja mendirikan Persatuan
Ping Pong Seluruh Indonesia (PPPSI). Kemudian di kongresnya yang diadakan di Surakarta tahun
1958, PPPSI mengalami perubahan nama menjadi Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia
(PTMSI).

PTMSI pada tahun 1960 bergabung menjadi anggota federasi tenis meja Asia, TTFA (Table Tenis
Federation of Asia). Setelah itu tenis meja Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat
sejak berdirinya hingga sekarang. Hal itu dilihat dari munculnya perkumpulan-perkumpulan tenis
meja, serta banyaknya pertandingan tenis meja yang diperlombakan di arena olahraga tingkat
nasional seperti PON, POMDA, dan Porda.

Setelah terdaftar sebagai anggota ITTF pada tahun 1961, Indonesia selalu diundang pada
kejuaraan-kejuaraan resmi tingkat dunia. Selain itu, yang perlu diketahui dalam perkembangan
permainan tenis meja nasional adalah berdirinya Silatama (Sirkuit Laga Tenis Meja Utama) yang
pertama kali digelar pada awal tahun 1983, hal ini kemudian digelar setiap tiga bulan sekali, serta
Silataruna setiap 6 bulan sekali sejak 1986.

12
2.4 Aturan tata cara servis dan pengembalian bola dan pemain dalam tenis meja

A. Tata Cara Servis dan Pengembalian Bola

 Servis akan dimulai dengan bola berada pada tangan yang tidak memegang Bet.
 Bola yang harus dilambungkan ke atas dan tidak berputar setinggi kurang lebih 16 cm.
 Saat akan memukul bola harus menyentuh area sendiri baru melewati net dan menyentuh
meja lawan.
 Servis juga harus dilakukan dari belakang batas akhir meja. Dan pada bola tidak boleh
dihalangi oleh apapun dari pandangan pemain penerima.
 Setelah bola dilambungkan ke atas tangan para pemain yang tidak memegang bet harus
disingkirkan dari antara bola dan net.
 Meyakinkan para Wasit dan Wasit pembantu adalah tanggung jawab pemain agar servis
dianggap benar atau salah.
 Jika Wasit atau wasit pembantu merasa ragu sah atau tidaknya atas servis yang dilakukan
maka wasit dapat menghentikan sebuah pertandingan dan memberi peringatan pada
pemain yang melakukan servis, namun jika terjadi sebuah keraguan untuk kedua kalinya
servis dianggap tidak sah.
 Wasit juga dapat melonggarkan aturan Servis bila pemain mengalami cacat.
 Pengembalian pada bola dilakukan dengan cara bola dipukul sehingga dapat melewati net
bagian atas dan menyentuh meja lawan ( bola boleh menyentuh net asalkan dapat mendarat
di area lawan).

B. Tata Cara Permainan Tenis Meja

 Permainan Tunggal : Pemain 1 dan 2 yaitu lawan tanding, pemain 1 ini melakukan servis,
kemudian pemain 2 harus melakukan pengembalian lalu pemain 1 dan 2 dapat melakukan
pengembalian bola secara bergantian.
 Permainan Ganda : Pemain 1 dan 2 yakni sebuah team dan pemain 3 dan 4 ialah team
yang lain, Pemain 1 akan melakukan servis, kemudian pada pemain 3 atau 4 melakukan
pengembalian, Pemain 2 akan melakukan pengembalian lagi dan pemain 3 atau 4 juga akan
menyesuaikan siapa yang melakukan pengembalian kedua, jika yang pertama in
melakukan pengembalian ialah pada pemain 3 maka yang melakukan kedua yaitu pemain
ke 4 dan begitu seterusnya sampai rally berakhir.
 Aturan lainnya Permainan Ganda : Jika pemain merupakan pada penyandang cacat dan
juga harus duduk di kursi roda, maka tidak ada berbagai aturan pengembalian bola, namun
jika salah satu dari bagian kursi roda yang melewati batas maka dianggap poin bagi lawan.

2.5 Aturan Peralatan dan Perhitungan Poin


A. Net

 Perangkat net harus terdiri dari net, perpanjangannya dan kedua tiang penyangga termasuk
kedua penjepit yang dilekatkan ke meja.
 Net harus terpasang dengan bantuan tali yang melekat pada kedua ujung tiang setinggi
15,25 cm, batas perpanjangan kedua tiang di setiap sisi akhir lebar meja adalah 15,25 cm.
 Ketinggian sisi atas net secara keseluruhan harus 15,25 cm di atas permukaan meja.

13
 Dasar net sepanjang lebar meja harus rapat dengan permukaan meja dan perpanjangan
ujung net harus serapat mungkin dengan tiang penyangganya.

B. Bola

 Bola harus bulat dengan diameter 40 melimeter.


 Berat bola harus 2,7 gram.
 Bola harus terbuat dari bahan celulos (celluloid) atau sejenis bahan plastik berwarna putih
atau orange, serta tidak mengkilap.

C. Raket/Bet

 Ukuran, berat dan bentuk tidak ditentukan, tetapi daun raket harus datar dan kaku.
 Ketebalan daun raket minimal 85% terbuat dari kayu, dapat dilapisi dengan bahan perekat
yang berserat seperti fiber karbon atau fiber glass atau bahan kertas yang dipadatkan, bahan
tersebut tidak lebih dari 7,5% dari total ketebalan 0,35 mm, yang merupakan bagian yang
lebih sedikit/tipis.
 Sisi daun raket yang digunakan untuk memukul bola harus ditutupi oleh karet datar maupun
bintik, bila menggunakan karet bintik yang menonjol keluar (karet pletok) maka ketebalan
karet termasuk lapisan lem perekat tidak lebih dari 2 mm, atau jika dilapisi karet lunak
(sandwich rubber) atau spons dengan karet bintik di dalamnya maka ketebalannya tidak
lebih dari 4 mm termasuk lem perekat.
– Karet bintik biasa adalah lapisan tunggal yang bukan karet cellular, sintetik atau karet
alam, dengan bintik yang menyebar di permukaan karet secara merata dengan kepadatan
tidak kurang dari 10 per cm² dan tidak lebih dari 30 per cm².
– Karet lunak (sandwich rubber) adalah lapisan dari karet cellular yang ditutupi dengan
lapisan luar karet bintik biasa. Ketebalan dari akret bintik tidak lebih tidak kurang dari 2
mm.
 Karet penutup daun raket tidak melebihi daun raket itu sendiri, kecuali pada bagian yang
terdekat dari kayu yang dipegang dan yang ditutupi oleh jari-jari dapat ditutupi olah bahan
lain atau tidak ditutupi.
 Daun raket, lapisan yang menutupi baik karet atau lemnya harus merata (tidak bersambung)
dan juga ketebalannya.
 Permukaan raket yang tidak ditutupi raket pada sisi, harus diwarnai pada sisi yang tidak
ditutupi oleh karet dengan warna pudar, merah atau hitam (tidak sama dengan warna
sebelahnya).
 Karet raket yang digunakan harus tanpa perlakuan bahan kimia, berupa karakteristik karet
secara fisik, atau hal lainnya
– Apabila terjadi sedikit penyimpangan atau kekurangan pada warna dan kesinambungan
permukaan akibat kerusakan yang ditimbulkan oleh kejadian yang tidak disengaja dapat
diijinkan sepanjang tidak merubah karakteristik dari permukaan raket.
– Pada permulaan permainan dan kapan saja pemain menukar raketnya selama permainan
berlangsung, seorang pemain harus menunjukkan raketnya pada lawannya dan pada wasit
dan harus mengijinkan wasit dan lawannya untuk memeriksa atau mencobanya.

D. Meja

14
 Pada meja tempat bermain tenis meja, permukaan berbentuk segi empat dengan ukuran
panjang 2, 74 m dan lebar 1,525 m, tinggi 76 cm di atas lantai dan harus datar.
 Permukaan meja tidak termasuk sisi permukaan meja.
 Permukaan meja boleh dibuat dari bahan apa saja, tetapi harus menghasilkan pantulan
sekitar 23 cm dari bola yang dijatuhkan dari ketinggian 30 cm.
 Meja tenis seluruh permukaannya harus berwarna pudar atau gelap dan garis putih dengan
lebar dua cm pada sisi panjang meja 2, 74 m dan tiap lebar meja 1,525 m.
 Permukaan meja dibagi dalam dua bagian yang sama secara vertikal oleh net paralel
dengan garis akhir dan harus melewati lebar permukaan masing-masing bagian meja.
 Untuk permainan ganda, semua bagian meja harus dibagi menjadi 2 bagian yang sama
dengan garis tengah berwarna putih selebar 3 mm, paralel dengan garis lurus sepanjang
kedua bagian meja, garis tengah tersebut harus dianggap menjadi dua bagian kiri dan
kanan.
E. Pertandingan Dinyatakan Point

 Pemain akan mendapat poin bilamana reli tidak dinyatakan set a limit.
 Lawan yang gagal melakukan servis atau pengembalian yang benar.
 Saat Servis bola dapat menyentuh apa saja selain net dan daerah meja lawan sebelum
dipukul oleh salah satu pemain.
 Jika Bola keluar tanpa menyentuh sebuah meja terlebih dahulu.
 Salah satu pemain yang menyentuh meja.
 Pemain sengaja untuk memukul bola 2 kali secara beruntun.
 Bola yang dipukul tidak menggunakan bagian Daun Bet.
 Pemain yang menggerakkan meja.
 Tangan pemain yang tidak dapat memegang bet menyentuh meja.
 Untuk permainan ganda pemain akan melakukan pengembalian tidak sesuai urutan.
 Pemain akan mendapat poin jika expedite diberlakukan dan Pemain juga dapat
mengembalikan bola sebanyak 13 kali setelah servis.

2.6 Pelanggaran dalam tennis meja

Peraturan tenis meja yang dianggap pelanggaran, yaitu:

1. Tangan atau bet menyentuh meja maupun net ketika bola pingpong rally (dimainkan)
2. Menggerakkan / mendorong meja ketika bola rally
3. Ketika servis pemain gagal mengenai bola (sengaja atau tidak disengaja)
4. Ketika servis posisi pukulan tepat berada di atas meja (seharusnya di luar batas meja)
5. Pemain menangkap pukulan bola lawan dengan posisi tangkapan berada tepat di atas meja

15
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Olahraga adalah suatu aktivitas untuk melatih tubuh seseorang baik secara jasmani maupun
secara rohani. Pada masa itu hanya dilakukan di balai-balai pertemuan orang-orang Belanda sebagi
suatu permainan rekreasi. Sebelum perang dunia ke II pecah, tepatnya tahun 1939, tokoh-tokoh
pertenismejaan mendirikan PPPSI (Persatuan Ping Pong Seluruh Indonesia). Tahun 1960 PTMSI
telah menjadi anggota federasi tenis meja Asia, yaitu TTFA (Table Tennis Federation of Asia).
Indonesia selalu di undang dalam kejuaraan-kejuaraan dunia resmi setelah Indonesia terdaftar
sebagai anggota ITTF pada tahun 1961. Berikut itu adalah aturan- aturan yang harus ditaati dalam
bermain tennis meja. Jika kita sudah mengerti aturannya maka mudah untuk melakukan permainan
dengan baik dan dengan penggunaan teknik yang benar. Sejarah asal usul permainan tenis meja
ini hampir sama dengan kebanyakan permainan olahraga lainnya yang memakai raket, yakni pada
awalnya hanya dikenal sebagai permainan dan hiburan ringan di masyarakat. Tetapi mengenai asal
musa permainan tenis meja, sejak kapan dan oleh siapa yang pertama kali menciptakannya, dapat
diketahui dari beberapa sumber bacaan berikut ini. 3. Sejak zaman purba Bangsa Indian telah
memainkan permainan yang menyerupai tenis meja. Bola yang dipakai serupa dengan bola
bersayap bulu, pemukul yang digunakan adalah kayu yang dibungkus dengan kulit binatang
menjangan. 4. Berbagai sumber menyebutkan bahwa olahraga permainan tenis meja asalnya dari
Inggris. Permainan ini muncul dari permainan kuno pada abad pertengahan yang disebut seperti
“gossima” dan “whiff-whiff“. Ada juga, para opsir di daerah koloninya di Afrika Selatan yang
biasa memainkan permainan tenis meja sebagai hiburan saat waktu senggang mereka. Jaring yang
dipakai terbuat dari tali sepatu boat atau atau seperti perban pembungkus yang diikat ujungnya
pada dua buah kursi yang ditempatkan di kedua sisi bagian tengah meja tersebut. Sementara itu
alat pemukul yang digunakan adalah sebilah kayu yang telah dipotong menurut bentuk sehingga
menyerupai raket yang digunakan seperti saat ini. Pada saat itu pemukulnya diberi nama Vellum
racket, yaitu alat pemukul pada permainan tenis meja yang mirip alat pemukul pada permainan
tenis. Di abad ke-19 tenis meja muncul di negara Inggris, yang mana ketika itu pemainnya yaitu
orang kelas atas. Sehingga “Ping-Pong” merupakan sebuah nama permainan yang menggunakan
peralatan Jaques, dengan perusahaan lain yang menamakannya tenis meja. Hal ini dapat
dikenalkan oleh perusahaan alat olahraga Inggris S.W Hancock Ltd. Pemakaian lem cepat bisa
meningkatkan sebuah kecepatan dan perputaran lebih jauh, yang dapat membuat perubahan
peralatan untuk dapat “menurunkan kecepatan permainannya”. Olahraga tenis meja di Indonesia
baru dikenal secara umum pada tahun 1930. Pada waktu itu, permainan tenis meja hanya dilakukan
di balai-balai pertemuan orang Belanda sebagai suatu hiburan rekreasi. Pada tahun 1939, sebelum
pecah perang dunia ke-II, tokoh-tokoh tenis meja mendirikan Persatuan Ping Pong Seluruh
Indonesia (PPPSI). Kemudian di tahun 1939, sebanyak 28 asosiasi dari negara-negara terdaftar
sebagai anggota ITTF. Pada tahun 1946, kejuaraan dunia yang ke- 14 kembali diadakan, kali ini
berlokasi di Paris (Perancis). Pada tahun 1946, pertama kali diadakan pertemuan umum (general
meeting) selama berlangsungnya kejuaraan dunia ke – 14 di Paris. Pada tahun 1967, presiden ITTF,
Hon Ivor Montagu mengundurkan diri dari presiden ITTF dan digantikan oleh H. Secara resmi
cabang olahraga tenis meja mulai dipertandingkan pada olimipic game ke – 24 tahun 1988 Seoul.
Roys Evans berakhir pada tahun 1987. Sedangkan yang terpilih menjadi ketua baru adalah Ichiro
Ogimura dari Jepang. PTMSI pada tahun 1960 bergabung menjadi anggota federasi tenis meja
Asia, TTFA (Table Tenis Federation of Asia). Setelah terdaftar sebagai anggota ITTF pada tahun

16
1961, Indonesia selalu diundang pada kejuaraan-kejuaraan resmi tingkat dunia. Tennis meja juga
memiliki aturan-aturan yang harus ditaati seperti permulaan permainan, sistem permainan atau tipe
permainan, aturan alat tennis meja dan pelanggaran dalam tennis meja.

3.2 Saran
Permainan tennis meja memiliki aturan yang mengikat dan harus dilaksanakan dalam
melakukan permainan. Perlu diketahui juga sejarah permainan tennis meja agar mengetahui asal-
usul dari permainan tenis meja dari negara mana dan organisasi yang menaunginya. Maka dari itu,
dengan memahami peraturan dan sejarah tenis meja maka kita akan makin mahir dalam
memainkan tenis meja.

17
Daftar Pustaka
Arya. 2018. “Organisasi Tennis meja” https://kitchenuhmaykoosib.com/sejarah-tenis-meja/.
Diakses pada 16 April pukul 16.40 WIB.

Ayu, P., 2014. Tugas Makalah Tenis Meja.


https://www.academia.edu/18236986/Tugas_makalah_tenis_meja. Diakses 16 April 2020
pukul 16.18 WIB.
Guru Pendidikan.com. 2019 “Materi tennis meja” https://seputarilmu.com/2019/03/tenis-
meja.html . Diakses pada tanggal 16 April pukul 16.22 WIB.

Raihana, Aqila. 2016 “Sejarah tennis meja” https://biofar.id/sejarah-tenis-meja/ . Diakses pada


tanggal 16 April pukul 16.17 WIB.

Raihana, Aqila. 2017 “Peraturan tennis meja” https://biofar.id/sejarah-tenis-meja/ . Diakses pada


tanggal 16 April pukul 16.35 WIB.

Subagja, Ricky. 2017. “Sejarah tennis meja dan tata aturan lengkap”
https://windowsnesia.com/sejarah-tenis-meja/. Diakses pada 16 April pukul 16.30 WIB.

18
19

Anda mungkin juga menyukai