Anda di halaman 1dari 5

Gambaran MRI Tulang

Pada trauma pediatrik akut, radiografi standar tetap menjadi modalitas pencitraan utama sedangkan MRI digunakan
sebagai tambahan. MRI berguna dalam mendeteksi beberapa cedera akut seperti patah tulang skafoid. Pada kasus tertentu
pada batasan nilai tertentu MRI dapat sensitif mendeteksi fragmen osifikasi kecil, sendi dan barang metal pada tulang.

A. Tulang Rawan/Cartilage

Masalah pada Cartilage pada anak mungkin bisa karena congenital, tumbuh kembang, setelah infeksi atau atau setelah
cedera. Masalah setelah cedara lebih mengakibatkan lempeng pertumbuhan yang menyebabkan penyatuan yang lebih awal
dan terganggunya pertumbuhan. Pada MRI dapat melihat dari tulang rawan dari 3 Dimensi dan dapat menilai derajat
pinggiran tulang pada lempeng pertumbuhannya (Growth plate).

(a) (b)

a. gambaran tulang anak kecil dengan fraktur lama yang tekena pada daerah physis distal radius. Hal ini
mengakibatkan adanya batasan atau jembatan tulang pada physis yang mengakibatkan gangguan pertumbuhan. (b)
Potongan tunggal dari gradien echo menunjukkan daerah gelap pada garis atau jembatan tulang yang melintasi physis
dengan intensitas yang tinggi. Gambar tesebut menunjukkan area jembatan tulang yang terlibat. Bagian putih
menunjukkan batas dari tulang-tulang tersebut.
(a) (b)

a. gambaran AP radiograf dari sendi lutut yang menunjukkan multiple ephphyseal displasia. (b) Terdapat penipisan
dari distal femoral epifisis. Tulang rawan yang tidak terosifikasi terlihat pada intensintasi sinyal yang tinggi disekitar
area yang lebih gelap yang merupakan tulang yang terosifikasi. Tulang rawan artikular juga dapat dilihat berupa garis
pada permukaan sendi yang juga memiliki intensitas tinggi tapi sedikit berbeda (tanda panah).

B. Sumsum Tulang

Sumsum tulang mengandung sel hematipoietik ( red marrow) atau sel lemak ( yellow marrow) yang tempatnya
tergantung dimana pada tubuh yang dapat menghasilkannya. Kandungan lemak pada sumsum tulang akan menentukan
intensitas sinyal pada MRI. Umumnya, lemak sumsum tulang memiliki intensitas sinyal yang lebih tinggi dibandingan otot di
sekitarnya pada seuensi seberat T1, sementara sumsum tulang hematopoietik memiliki intensitas yang rendah ke sedang yang
mirip dengan otot.

Pada neonatus, umumnya sumsum tulang hematopoietik secara gradual akan tergantikan dengan sumsum tulang
lemak, seperti pada anak remaja yang sumsum tulang utamanya adalah lemak. Saat menuju dewasa proksimal hurmerus dan
femur mengandung sumsum tulang hematopoietik. Pola tersebut berubah dari distal ke proksimal contohnya masing- masing
perubahan pada kaki dan jari tangan ke panggul dan bahu. Umumnya epiphysis berubah menjadi sumsum tulang lemak
sebelum metaphysis. Secara umum, sekali pusat osifikasi ephyfiseal muncul pada radiograf maka sumsum tulang akan menjadi
sumsum tulang lemak dalam 6 bulan. Di sekitar sendi lutut, konversi lemak dapat terjadi pada dewasa dan dalam pola yang
iregular, hal tersebut menghasilkan distribusi tipe geografik dan hal tersebut penting agar tidak bingung dalam
menginterpretasikannya dengan proses malignansi.

Saat cedera karena trauma, akan muncul edama sumsum tulang yang mudah diidentifikasi sebagai sinyal intensitas
tinggi pada STIR atau sequensi lemak larut FSE seberat T2. Infiltrasi malignansi dan infeksi juga memiliki gambaran mirip yaitu
sinyal intensitas tinggi, oleh karena itu klinis sangat diperlukan. Fraktur sering memiliki kerusakan korteks dengan atau sinyal
rendah yang berbentuk garis fraktur. Perubahan jaringan lunak dengan peningkatan sinyal dapat terjadi pada semua proses
pathologi.

C. Ligamen

MRI dangat baik menilai cedera pada ligamen. Pada anak-anak lebih banyak terjadi fraktur avulsi daripada robekan
ligamen. Pada gambaran seberat T1 dan T2 terdapat gambaran hilangnya kontinuitas serat ligamen. Pada gambaran seberat T2,
terdapat sinyal intensitas tinggi mengelilingi edema jaringan lunak serta cairan juga ada pada stage akut. Dapat juga disertai
dengan edema sumsum tulang.

Gambar potongan sagital dengan gradien echo dari sendi lutut. Terdapat ligamen cruciatum yang ruptur yang memiliki
gambaran hilangnya kontinuitas dari serat ligamen dan kerusakan jaringan lunak disekitarnya

Gambaran Fraktur pada MRI

Penggunaan MRI pada fraktur adalah tidak rutin diindikasikan, biasanya digunakan pada cedera schapoid. MRI ideal
digunakan pana penilaian trauma avulsi karena dapat memperlihatkkan detail edema sumsum tulang, keruskan tulang rawan
dan kerusakan jaringan lunak atau kerusakan ligamen. Tulang rawan yang tidak ada osifikasinya akan memiliki densitas tinggi
protein FSE sequensi lemak terlarut. Gangguan atau edema disekitar tulang rawan atau lempeng epifiseal dapat diteksi dengan
MRI. MRI sangat sensitif dalam mendeteksi edema sumsum tulang yang biasanya terkait dengan fraktur akibat tekanan.
Penggunaan STIR atau FSE T2 dengan sequensi lemak terlarut akan menunjukkan edema sebagai sinyal yang intensitasnya tinggi
dan akan menunjukan sinyal yang intensitasnya rendah pada daerah sumsum tulang yang terkait tengan garis fraktur.
Gambar Potongan Coronal seberat T2 lemak terlarut dari sendi remaja. Terdapat berbagai intensitas sinyal dalam
metaphysisi femur distal. Ini adalah gambaran normal sumsum tulang pada dewasa

Perbedaan antara memar tulang dan fraktur akan sulit dinilai. Memar pada tulang akan muncul sebagai gambaran
difuse pada area tertentu dengan sinyal intensitas rendah dalam lemak sumsum tulang pada gambaran seberat T1 dan
intensitas tinggi pada pada gambar T2 penekanan lemak atau STIR. Memar tulang dapat sembuh dalam seminggu atau sebulan.
Terkadang dapat berkembang menjadi area sklerosis yang memiliki intensitas sinyal yang rendah dalam berbagai sequense.
Pada fraktur non displacement , terdapat garis fraktur yang akan muncul pada area dengan sinyal intensitas rendah didalam
edema sumsum tulang. Penggunaan echo gradien atau sequensi seberat T1 akan mengidentifikasi hilangnya pola trabekular
tulang yang normal. MRI juga dapat mendeteksi fraktur pada tulang yang tidak terosifikasi.

(a) (b)

(a)Gambaran Radiografi AP dan lateral dari sendi pergelangan kaki yang menunjukkan sedikit kerusakan pada maleolus medial
dengan pelebaran aspek medial dari physis distal tibia. (b) Gambaran potongan coronal STIR yang mengkonfirmasi adanya
fraktur pada physis. Terdapat edema sumsum tulang yang luas yang jelas padat dilihat sebagai intensitas sinyal yang rendah
pada garis frakturnya.

Gamabaran potongan coronal STIR dari tulang schapoid. Terdapat edema sumsum tulang yang luas dengan cairan di
sekitar tulang carpal, gambaran yang sesuai denan fraktur schapoid. Radiografi Normal.
Gambar obliq gradien echo dari distal humerus menunjukkan fraktur yang meluas melintasi physeal
pelat pertumbuhan dan melalui tulang rawan unossifed

Anda mungkin juga menyukai