Oleh
Tri Juli Ratnasari
NIM 14110241013
i
PERAN LEMBAGA OMBUDSMAN DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA DALAM MELAKUKAN ADVOKASI PELAKSANAAN
KEBIJAKAN PENDANAAN PENDIDIKAN
Oleh.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) peran lembaga
Ombudsman Daerah Istimewa Yogyakarta (LO DIY) dalam melakukan advokasi
pelaksanaan kebijakan pendanaan pendidikan, (2) faktor pendukung dan faktor
penghambat lembaga Ombudsman Daerah Istimewa Yogyakarta dalam
melakukan advokasi pelaksanaan kebijakan pendanaan pendidikan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Subjek dalam
penelitian ini ialah Ketua LO DIY, Kabid Pelayanan dan Investigasi, serta
Asisten. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan studi
dokumentasi. Keabsahan data menggunakan trianggulasi sumber dan teknik.
Analisis data menggunakan model interaktif Miles dan Huberman yang meliputi
reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini
menunjukkan sebagai berikut. (1) LO DIY memiliki peran sebagai lembaga
independen dalam melakukan advokasi penyelesaian kasus-kasus pendanaan
pendidikan yaitu kasus pungutan liar dan penahanan ijazah. Dalam menangani
kasus pendanaan pendidikan pihak-pihak yang terlibat adalah LSM (Lembaga
Swadaya Masyarakat, Dinas Pendidikan, dan masyarakat. (2) Langkah-langkah
LO DIY dalam menangani kasus-kasus pendanaan pendidikan yaitu melalui tahap
persiapan, pelaksanaan, dan penilaian. Tahap persiapan berupa menerima aduan,
mencari bukti terkait kasus yang ditangani. Pada tahap pelaksanaan LO DIY
melakukan investigasi, klarifikasi, koordinasi, mediasi (jika diperlukan). Pada
tahap penilaian yang dilakukan yaitu membuat produk akhir berupa rekomendasi
dan monitoring secara bertahap. Fasilitas yang disediakan untuk penanganan
kasus di LO DIY yaitu kotak aduan, ruang pertemuan, dan ruang konsultasi. (3)
Faktor pendukung LO DIY dalam melakukan advokasi kasus pendanaan yaitu
Dinas Pendidikan sangat terbuka, LO DIY memiliki kompetensi dalam menangani
kasus yang baik, masyarakat dipermudah dalam melaporkan kasus (4) Faktor
Penghambat LO DIY dalam melakukan advokasi kasus pendanaan yaitu (a)
Keterbatasan lembaga secara infrastuktur, sumber daya dan anggaran, (b) sekolah
menutup diri, (c) sekolah takut dan khawatir seolah-olah ada sesuatu yang
disembunyikan sehingga hubungan komunikasi dengan LO DIY menjadi kurang
optimal.
ii
THE ROLE OF OMBUDSMAN IN SPECIAL REGION OF YOGYAKARTA
ON ADVOCATING THE EDUCATIONAL FUNDING POLICY
By
ABSTRACT
The aims of this research are: (1) Describing the role of Ombudsman
Institution in Special Region of Yogyakarta on advocating educational funding
policy. (2) Describing the supporting factors and the inhibiting factors of
Ombudsman Institution in Special Region of Yogyakarta on advocating
educational funding policy.
This research used descriptive qualitative approach. The subjects of this
study include the Leader of LO DIY, Head of Services and Investigations, and the
assistants. The data collection techniques used interviews, observations, and
documentation. The data analysis used Miles and Huberman interactive model
which includes data reduction, data presentation, and conclusion. The validity
test of data used triangulation of sources and techniques.
The results of this study indicate that: (1) LO DIY has a role in
advocating some cases of educational funding, such as the case of illegal levies
and the detention of diplomas. LSM, education offices and the community
involved in handling this cases. (2) LO DIY’s process in handling cases of
educational funding through the preparation, implementation and assessment
phase. The preparation stage is there is looking for data and evidence related the
cases. At the implementation stage, LO DIY conduct investigations to clarify,
coordination and mediation (when needed). At the stage of the assessment, they
make recommendations and monitoring in stages. The facilities for handling the
cases in LO DIY include complaint box, meeting room and consultation. (3) the
supporting Factors: The education office is very open, LO DIY has good
competence, the community is easier to report the case (4) Inhibiting Factors: the
limitations of Ombudsman institution in infrastructure, the resources, the budget,
the closed school, as if there is something wrong that is hidden so that the
relationship between the school and LO DIY become not yet optimal.
iii
iv
v
vi
HALAMAN MOTTO
“Sukses adalah milik pembelajar yang tak kenal lelah. Karena ketika kamu tahu
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
anugerah-Nya, dan nikmat yang luar biasa, karya ini aku persembahkan kepada:
viii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa dukungan
dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung.
Maka daripada itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima
skripsi ini. Dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Joko Sri Sukardi, selaku dosen pembimbing dalam penulisan skripsi
2. Bapak Dr. Setya Raharja, M.Pd dan L. Hendrowibowo M.Pd selaku penguji
3. Ketua, Asisten serta segenap staf di Lembaga Ombudsman DIY yang telah
ix
x
DAFTAR ISI
Halaman
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 7
C. Batasan Masalah ..................................................................................... 8
D. Rumusan Masalah ................................................................................... 8
E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 9
xi
H. Pertanyaan Penelitian .............................................................................. 38
xii
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 91
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 93
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Pelanggaran atau Penyimpangan di Lembaga Ombudsman DIY
Periode 26 September - 31 Desember 2017 ........................................... 2
Tabel 2.Kisi-kisi Pedoman Observasi ................................................................. 46
Tabel 3. Kisi-kisi Pedoman Wawancara ............................................................ 47
Tabel 4. Kisi-kisi Sudi Dokumentasi ................................................................. 48
Tabel 5. Klarifikasi Jumlah Laporan Aduan Tahun 2015-2017 ......................... 62
Tabel 6. Rekap Pengaduan dan Produk Akhir 3 Tahun (2015-2017) ................ 65
Tabel 7. Hasil Kesimpulan dan Rekomendasi Kasus Pendanaan
Pendidikan di LO DIY .......................................................................... 84
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian.................................................................... 38
Gambar 2. Trianggulasi Sumber ........................................................................... 49
Gambar 3. Komponen dalam analisis data (Interactive model)
Hubberman & Milles .......................................................................... 50
Gambar 4. Struktur Kepengurusan LO DIY 2018 ............................................... 60
Gambar 5. Laporan Akhir LO DIY ....................................................................... 64
Gambar 6. Mekanisme Penanganan Laporan di LO DIY ..................................... 68
Gambar 7. Kotak Aduan ....................................................................................... 69
Gambar 8. Ruang Konsultasi ................................................................................ 70
Gambar 9. Ruang Pertemuan ................................................................................ 70
Gambar 10. Pelatihan Audit Sosial ....................................................................... 71
Gambar 11. Partisipasi Masyarakat....................................................................... 71
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Pedoman Observasi ........................................................................ 94
Lampiran 2. Pedoman Studi Dokumentasi.......................................................... 95
Lampiran 3. Pedoman Wawancara ..................................................................... 96
Lampiran 4. Pedoman Wawancara Untuk Kepala LO DIY ................................ 97
Lampiran 5. Catatan Lapangan Pra Observasi ................................................... 101
Lampiran 6. Catatan Lapangan .......................................................................... 103
Lampiran 7. Reduksi dan Analisis Data Hasil Wawancara ............................... 109
Lampiran 8. Dokumentasi Kasus Pendanaan Pendidikan .................................. 121
Lampiran 9. Lampiran Foto ............................................................................... 128
Lampiran 10. Surat Ijin Peneltiian ..................................................................... 130
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
terhadap warganya. Hak atas pendidikan telah diatur dalam Pasal 31 Undang-
Undang Dasar 1945 ayat 1 ditegaskan bahwa setiap warga Negara berhak
bab II pasal 3.
2010:21). Dalam hal ini kebijakan anggaran yang ditetapkan oleh Pemerintah
yaitu dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan
(APBN) pada sektor pendidikan dan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan
1
dan Belanja Daerah (APBD). APBN yang tinggi sangat diperlukan guna untuk
yang tinggi itu penting, tapi bukan yang terpenting untuk memperbaiki sistem
manajerial.
Ombudsman DIY laporan yang sering diadukan yaitu bidang pendidikan, sampai
2
sebesar 14 % (50 kasus) dan menduduki peringkat pertama. Ombudsman
Contoh fenomena yang diberitakan media masa Harian Jogja pada hari
sekolah sebagian besar terjadi di jenjang pendidikan menengah seperti SMA dan
regulasi. Dalam Perda nomor 10/2013 tentang pembiayaan pendidikan ada tiga
3
melahirkan generasi yang berbudi pekerti luhur tak luput dari praktek pungutan
liar.
sebagainya. ( www.netcj.co.id )
Praktek pungutan liar yang terjadi kini sulit untuk dicegah karena
dari Muhammad Rifai (2011:110) bahwa komite sekolah dianggap setali tiga
pungutan kepada orang tua murid. Semua pungutan berapa pun besarnya
menjadi sah bila sudah mendapat persetujuan dari komite sekolah. Komite
4
kedekatan kepada sekolah. Praktik pungli merupakan salah satu perilaku
menzalimi orang lain karena mengambil hak orang lain. Sebagaimana firman
berikut.
“Dan Janganlah kamu makan harta diantara kamu dengan jalan yang
batil, dan (janganlah) kamu menyuap dengan harta itu kepada para
hakim, dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta
orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui”
5
sehingga membutuhkan Ombudsman yang menguasai karakteristik daerahnya
masyarakat karena dapat mengadu ke lembaga tersebut tanpa adanya rasa takut
DIY yaitu kepercayaan publik terhadap peranan dan fungsi LOD DIY masih
kekuasaan antara Pemerintah dan parlemen dalam rangka check and balances
terhadap Pemerintah.
karena itu penelitian ini penting dilakukan guna untuk mengetahui Peran
6
tentang pelayanan pendidikan serta dalam melakukan advokasi terhadap
B. Identifikasi Masalah
sebagai berikut:
peringkat pertama.
4. Kepercayaan publik terhadap peranan dan fungsi LOD DIY masih relatif
7
C. Batasan Masalah
dibatasi dan difokuskan pada peran lembaga Ombudsman DIY dalam melakukan
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
8
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
relevan/sejenis lainnya.
2. Manfaat Praktis
b. Bagi Masyarakat
c. Bagi Mahasiswa
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
satu bagian dari tujuan pembangunan Negara bangsa secara keseluruhan. Lebih
pendidikan yang dijabarkan dari visi dan misi pendidikan, dalam rangka
Berdasarkan beberapa teori diatas, teori yang sesuai dengan penelitian ini
pendidikan yang dijabarkan dari visi dan misi pendidikan, dalam rangka
10
mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan dalam suatu masyarakat dalam
Lebih lanjut, implementasi menurut Van Meter dan Van Horn (Rohman:
11
theory, middle range theory dan operational theory); (c) sistem nilai yang
praktik pendidikan.
dari policy maker, organizational level dan operational level; (d) setting
ukur dan prosedur yang digunakan. Terutama terhadap aspek: (a) dampak
pencapaian target and means; (c) akuntabilitas para pelaku kebijakan pada
semua tingkatan.
1. Kondisi eksternal yang dihadapi oleh badan atau instansi pelaksana tidak
12
3. Perpaduan sumber-sumber yang diperlukan harus benar-benar ada atau
tersedia.
13
yang baik adalah menyeimbangkan antara kebutuhan biaya dengan sumber
efisiensi dan efektifitas kegiatan dalam suatu organisasi yang akan mencapai
14
menggunakan dana, memanfaatkan rencana biaya standar, memperbesar modal
kerja, dan merencanakan kebutuhan masa yang akan datang akan uang
pendidikan dan biaya pribadi peserta didik. Pada pasal 1 ayat 17 menerangkan
bahwa biaya pribadi peserta didik adalah biaya personal yang meliputi biaya
pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti
mencapai tujuan.
yang didirikan oleh masyarakat. prinsip tersebut yaitu prinsip umum dan
prinsip khusus. Dalam prinsip umum terdiri atas prinsip keadilan; prinsip
15
efisiensi; prinsip transparansi dan prinsip akuntabilitas publik hal ini tercantum
pada pasal 59 ayat 1. Pada pasal 59 ayat 2 telah dipaparkan maksud dari
dapat diaudit atas dasar standar audit yang berlaku dan menghasilkan opini
16
b. Pengelolaan dana pendidikan oleh penyelenggara atau satuan pendidikan
pendidikan.
dan/atau barang/jasa pada satuan pendidikan dasar yang berasal dari peserta
didik atau orangtua/wali secara langsung yang bersifat wajib, mengikat, serta
dasar.
Pasal 8 ayat 1 dan 2 juga dipaparkan bahwa (1) pungutan yang dilakukan
17
b. Perencanaan invertasi dan/atau operasi sebagaimana dimaksud pada huruf a
d. Dana yang diperoleh dibukukan secara khusus oleh satuan pendidikan dasar
terpisah dari dana yang diterima dari penyelenggara satuan pendidikan dasar
dalam ayat (1) butir b, dan sekurang-kurangnya 20% dari total dana pungutan
secara ekonomis.
penilaian hasil belajar peserta didik, dan/atau kelulusan peserta didik dari
18
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan Republik
ditentukan.
19
d. Mencederai integritas seleksi penerimaan peserta didik baru secara langsung
Sekolah.
pengelolaan pendidikan.
Masyarakat. oleh karena itu perlu pengelolaan dalam satuan pendidikan yang
20
dikelolanya yaitu: a) membebaskan peserta didik dari pungutan biaya
pendidikan pada satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan
pendidikan luar biasa; b) dapat menarik pungutan biaya pendidikan dari peserta
berlaku.
dimulai ketika Presiden B.J. Habibie berkuasa, kemudian dilanjutkan oleh K.H.
21
mengawasi penyelenggaraan pemerintah daerah dan badan usaha, khususnya
check and balance sistem) dan penegakan hukum yang menjadikan keadilan
sebagai isu pokok sehingga akan mendorong partisipasi yang tinggi dari
memiliki tugas yang sama yaitu peran pengawasan terhadap pelayanan publik
2. Asas Ombudsman
22
b. Asas fair play, artinya yang mengeluarkan keputusan tidak bersikap
kongkret.
samar-samar.
g. Asas persamaan, hal atau keadaan yang sama diperlakukan secara sama pula.
bersangkutan.
yang bersangkutan.
23
j. Asas keseimbangan, ada keseimbangan antara sanksi yang diterapkan dengan
3. Tujuan Ombudsman
24
c. Meningkatkan mutu penyelenggaraan pemerintah daerah agar setiap warga
semakin membaik.
pemerintahan daerah.
terhadap pelayanan publik sehingga akan terjadi perubahan dalam birokrasi agar
25
b. Menyebarluaskan pemahan mengenai kedudukan, fungsi, tugas, dan
pemerintah daerah yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, nepotisme,
penyimpangan usaha.
dunia usaha
dunia usaha, tetapi dalam pelaksanaannya harus procedural dan sesuai dengan
peraturan perundangan-perundangan.
26
i. Membuat laporan triwulan dan tahunan kepada gubernur terhadap
yang berlaku.
praktik dunia usaha swasta. Dengan tugas dan fungsi LO DIY tersebut
kehidupan kemasyarakatan.
b. Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh
c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi
27
Dari beberapa definisi peran diatas dapat disimpulkan bahwa peran
sesuai dengan tugas dan wewenang masing-masing. Dalam hal ini peran
6. Wewenang Ombudsman
dan atau pihak lain yang terkait dengan pengaduan yang disampaikan kepada
LO DIY.
pemerintahan daerah yang bersih dan benas dari korupsi, kolusi, nepotisme,
28
e. Membuat rekomendasi kepada pihak pelapor dan pihak terlapor dalam rangka
pihak pelapor daan terlapor seta pihak-ihak lain yang terkait dalam rangka
DIY.
shareholder. Selain itu melakukan upaya diseminasi, advokasi dan publikasi isu
karena hal ini menjadi kunci utama bagaimana sebuah isu menjadi isu prioritas
bagi semua pemangku kepentingan. Oleh karena itu perl pembahasan lebih
29
E. Advokasi
digunakan dalam bidang hukum atau pengadilan, lambat laun advokasi tidak
sebagai upaya pendekatan terhadap orang atau kelompok tertentu yang dianggap
ditujukan untuk mengubah kebijakan, kedudukan atas persyaratan dari sejak tipe
lebih mendasarkan pada argumentasi yang rasional, logis dan bernilai. Teori
kelompok dominan yang dapat merugikan kelas marginal. Lebih lanjut, Gen,S.
usaha swasta.
30
1. Tujuan Advokasi
yang ada.
benar.
atau organisasi. Dari beberapa tujuan advokasi diatas dapat dikatakan bahwa
31
2. Langkah-langkah Advokasi
sebagai berikut:
a. Tahap Persiapan
Pada tahap ini yang paling penting yaitu penyusunan bahan/materi atau
yang dikemas dalam bentuk tabel, grafik atau diagram hal ini digunakan
b. Tahap Pelaksanaan
kesepakatan.
c. Tahap Penilaian
penilaian ini dapat digunakan untuk mengukur capaian yang dihasilkan dan
32
input yang digunakan. Lebih lanjut, (USAID, 2014: 188) menyatakan
terhadap hal-hal yang sama pada penelitian ini. Berikut penelitian yang relevan
Shinta Dewi pada tahun 2014 dengan judul Pelaksanaan Advokasi Kebijakan
yang dilihat dari jenis masalah yang ditangani, prosedur pengaduan dan
kualitatif dengan subjek penelitian yang meliputi satu komisioner, tiga orang
staf dan guru yang terlibat langsung dalam pelaksanaan advokasi kebijakan
model interaktif Hubberman & Milles yaitu reduksi data, penyajian data dan
33
penarikan kesimpulan. Keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan
masalah pendidikan yang sering terjadi antara lain mengenai pungutan sekolah,
penahanan ijazah, sertifikasi guru serta masalah guru honorer. (2) Prosedur
datang kekantor LOD atau dengan menggunakan media yang telah disediakan.
ke instansi terkait atau atasan yang berwenang. (3) Faktor pendukung meliputi
dukungan dari gubernur, sarana dan prasarana yang cukup memadai serta jam
yang ada di LOD, SDM yang terbatas. LOD tidak punya kekuatan untuk
Kedua, penelitian oleh Febri Handayani pada tahun 2014 dengan judul
34
mendeskripsikan sebagai berikut. (1) Peranan Ombudsman Republik Indonesia
induktif.
Ombudsman dalam input laporan adalah menerima laporan yang masuk dari
35
biaya pendidikan. Laporan TKN menggunakan proses pemeriksaan klarifikasi
dan pemanggilan, laporan ME dan RHS melalui klarifikasi, laporan SPM dan
pertama yaitu pada fokus penelitian, dalam penelitian ini lebih fokus pada
penelitian yang kedua yaitu pada tempat penelitian, Penelitian ini dilakukan di
Pergub DIY Nomor 69 tahun 2014 tentang Organisasi dan tata kerja
Dalam hal ini keberadaan lembaga pengawas eksternal yang secara efektif
36
mengontrol tugas penyelenggara negara dan pemerintahan sangat diperlukan.
Salah satu tugas dari Lembaga Ombudsman (LO) DIY yaitu melakukan
terhadap kebijakan pendanaan pendidikan dan apa saja faktor pendukung serta
37
Pergub DIY Nomor 69 tahun
2014 Tentang Organisasi dan
Tata Kerja LO DIY
Peran Lembaga
Ombudsman DIY
Melakukan Advokasi
Pelaksanaan Kebijakan
Pendanaan Pendidikan
Pendidikan
H. Pertanyaan Penelitian
pendidikan?
pendanaan pendidikan?
38
2. Bagaimana langkah-langkah LO DIY dalam menangani kasus-kasus
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
pendidikan.
di Jalan Tentara Zeni Pelajar No. 1-A Pingit Kidul Yogyakarta 55231.
sampai dengan Juni 2018. Alasan dari pemilihan lokasi tersebut adalah:
40
1. Lembaga Ombudsman DIY merupakan Lembaga yang mengawasi
C. Subjek Penelitian
41
Dalam penelitian ini peneliti belum menemukan subjek dari masyarakat
pendidikan.
langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari
data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data
yang ditetapkan.
Metode Pengumpulan data primer atau yang utama dalam penelitian ini
adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik
melalui observasi peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku
42
tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan bebas pada
objek penelitian dan mencatat apa yang sesuai dengan kajian yang diteliti; serta
a. Karena merupakan sumber yang stabil, kaya dan mendorong pencarian data
lain.
c. Berguna dan sesuai karena sifat nya yang alamiah, sesuai dengan konteks,
43
E. Instrumen Penelitian
sebagai berikut.
1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari
2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan
3. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu instrumen berupa test
seketika.
44
6. Hanya manusia sebagai instrument dapat mengambil kesimpulan
atau pelakan.
justru diberi perhatian. Respon yang lain daripada yang lain, bahkan yang
sebagai berikut.
1. Lembar Observasi
45
Tabel 2. Kisi-kisi pedoman Observasi
2. Pedoman Wawancara
46
Tabel 3. Kisi-kisi Pedoman Wawancara
47
Tabel 4. Kisi-kisi Studi Dokumentasi
F. Keabsahan Data
1. Triangulasi Sumber
48
melalui beberapa sumber. Data dari beberapa sumber di deskripsikan dan
Ketua LO DIY
Wawancara
mendalam Kabid
Pelayanan dan
Investigasi
Asisten LO
DIY
diperoleh data yang relatif sama sehingga data-data yang peneliti peroleh
2. Triangulasi Teknik
kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang
sama dengan teknik yang berbeda. Dalam penelitian ini triangulasi teknik
dokumentasi. Hasil dari triangulasi teknik dalam penelitian ini yaitu peneliti
49
dengan melakukan observasi dan studi dokumentasi untuk mengetahui
sampai datanya jenuh. Pada Jenis penelitian kualitatif ini, pengolahan data
tidak harus dilakukan setelah data terkumpul atau pengolahan data selesai.
Dalam hal ini, data sementara yang terkumpulkan, data yang sudah ada dapat
diolah dan dilakukan analisis data secara bersamaan. Pada saat analisis data,
dapat kembali lagi ke lapangan untuk mencari tambahan data yang dianggap
pengolahan data yang dilakukan yaitu dengan tiga tahap yaitu redusi data,
KOLEKSI
DATA
Display Data
(Penyajian Data)
REDUKSI DATA
Kesimpulan/Verifikasi
50
Analisis data pada penelitian ini terdiri dari:
1. Reduksi data
perlu untuk diredusi. Redusi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting serta dicari tema dan
tetapi disertai proses analisis yang terus menerus sampai proses penarikan
kesimpulan.
Tahap ini merupakan tahap penarikan kesimpulan dari semua data yang
51
dilakukan reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan atau
sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat
merupakan tahap akhir dari kegiatan analisis data. Penarikan kesimpulan ini
merupakan tahap akhir dari pengolahan data. Dalam penelitian ini, setiap
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pusat Studi Hak Asasi Manusia Universitas Islam Indonesia (PUSHAM UII)
bersih dengan kinerja dan watak yang transparan serta memiliki akuntabilitas
publik.
53
sipil. Pada tanggal 10 Juni 2004, ditandatangani Kesepakatan Bersama antara
Ombudsman Daerah , serta kegiatan lain dalam rangka tata pelayanan publik di
keadilan dan persamaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya
penegakan hukum, dan lembaga-lembaga lainnya yang bersih dan bebas dari
korupsi yang direkomendasikan oleh Ketetapan MPR No. VIII Tahun 2001
tentang arah kebijakan Negara yang bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.
54
Tujuan pembentukan ombudsman disebutkan sebagai upaya dalam rangka
sebagai aparatur atau pejabat negara atau pejabat daerah. Definisi ombudsman
pusat, yaitu urusan politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter,
nasional, dan agama yang terjadi di daerah DIY. Definisi ini dipertegas dengan
55
tidak memiliki hubungan struktural dengan lembaga-lembaga negara dan
ditetapkan sebanyak lima orang, termasuk Ketua dan Wakil Ketua, dipilih oleh
sebuah Tim Seleksi yang dibentuk melalui Keputusan Gubernur No. 26/2004,
di mana Gubernur melakukan seleksi akhir terhadap calon terpilih dari Tim.
Pada sambutannya disampaikan bahwa tugas utama dari kedua ombudsman ini
(LOS) dan Lembaga Ombudsman Daerah (LOD) dilebur menjadi satu mulai
periode keanggotaan 2015-2018 sampai dengan saat ini dan beralamatkan di Jl.
2014, terdapat fungsi dan tugas didalam peraturan tersebut yaitu sebagai
berikut.
56
a. Fungsi Lembaga Ombudsman (LO) DIY
usaha swasta.
daerah.
mewujudkan pemerintah daerah yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi,
dunia usaha.
57
dunia usaha,tetapi dalam pelaksanaannya harus procedural dan sesuai
yang berlaku.
pelapor, terlapor dan atau pihak lain yang terkait dengan pengaduan yang
terlapor dan/atau pihak lain yang terkait untuk mendapatkan kebenaran isi
asas-asas pemerintahan daerah yang bersih dan benas dari korupsi, kolusi,
menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah; Meminta keterangan secara lisan
pelapor dan pihak terlapor dalam rangka penyelesaian masalah antara kedua
58
belah pihak; Menyampaikan rekomendasi kepada pihak pelapor daan terlapor
ada persetujuan dari Pelapor, Terlapor, maupun Gubernur melalui Biro Hukum
yang dibentuk oleh pemerintah DIY melalui Pergub DIY Nomor 69 Tahun
2014 tentang organisasi dan tatakerja LO DIY, sebagai peraturan turunan dari
Perda Nomor 5 tahun 2014 tentang pelayanan publik. Dilihat dari tujuan,
fungsi dan tugas LO DIY memiliki kedudukan dan peran yang sangat strategis
Melanjutkan tugas dan mandat dalam Pergub No. 69 tahun 2014, LO DIY
serta sistem kelembagaan yang efektif, efisien dan akuntabel. Hal ini untuk
59
penelitian serta pengawasan pelaksanaan penyelenggaraan pemerintah yang
Ketua
sekretaris
Staf Pengaduan
Staf Penunjang
60
B. Hasil Penelitian
dan praktik dunia usaha swasta memiliki peran dalam melakukan advokasi dan
yang baik, yang dapat memenuhi hak dasar warga Negara. Sehingga
61
Tabel 5. klasifikasi jumlah laporan aduan Tahun 2015-2017
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kasus dari tahun ketahun semakin
meningkat dalam hal ini pula Ombudsman telah menjadi panutan bagi
sekolah di Sekolah Dasar (SD), SMP mauun SMA yang seharusnya tidak boleh
dilakukan karena melanggar aturan Perda DIY No 13 tahun 2013. Hal ini
berikut:
62
ketakutan berimbas pada siswa sejauh ini kebanyakan SMA, Sekolah Dasar
karena tidak ada peraturan. Kasus disekolah negeri tahun-tahun ini tidak ada,
karenajumlahnya ditentukan, dalam hal ini siswa akan mengikuti ujian tidak
sebagai berikut:
terdapat kasus pungutan liar yang terjadi di salah satu sekolah X, yang
63
lembaga Ombudsman yaitu sekolah melakukan pungutan ke wali sebesar Rp. 3
dokumen, ketika disebut sumbangan maka tidak boleh ada penarikan biaya
yang secara tegas jumlahnya ditentukan dan waktunya ditentukan, hal yang
pendidikan
64
2 kali pertemuan dan sudah selesai. Untuk pengaduan, adanya
maladministrasi manipulasi,penipuan dan lain sebagainya, nanti kita atasi.
Dalam menangani kasus dibutuhkan waktu yang fariatif ”.
65
Dari tabel diatas dapat dilihat rekapan pengaduan dan konsultasi
sejumlah 553 dan dapat diselesaikan dengan cepat karena membutuhkan waltu
hal ini membutuhkan waktu yang panjang karena membutuhkan waktu yang
“Terkait dengan kasus pendanaan pendidikan kita bentuk team yang ada di
Ombudsman termasuk NGO yang mengamati pungutan yang
terjadi”(SJ/02/03/2018).
66
Berdasarkan beberapa hasil wawancara diatas dapat dilihat bahwa personil
yang terlibat dalam melakukan advokasi yaitu LSM atau NGO sehingga
pelapor datang langsung, atau melalui telephon, email, maupun media sosial.
3. Melakukan klarifikasi/investigasi
4. Diperoleh data/fakta. Dalam hal ini data/fakta yang tidak memenuhi unsur-
5. Kasus dibahas
langkah berikutnya.
67
7. Rekomendasi ke instansi terkait atau atasan yang berwenang.
klarifikasi, dan/atau mediasi, monitoring. Hal ini sesuai pernyataan dari salah
Hal ini dipertegas oleh NK, salah satu asisten di LO DIY sebagai berikut:
“Kami melakukan pengawasan yang dilakukan sesuai dengan Pergub DIY
No 69 Tahun 2014. Seperti verifikasi, klarifikasi, monitoring Dan hal itu
sifatnya online dan ofline. Dalam hal Online kita datang, kita awasi dan
kita cari data. Sedangkan yang ofline kita menerima aduan memberikan
informasi dan ada alat bukti dokumen. Kita juga ada kotak aduan untuk
masyarakat”(NK/02/03/2018)
68
online bahwa kami juga melakukan pengawasan terkait kebijakan
pendanaan pendidikan. 3) Pemahaman kesekolah, setiap sekolah punya
paguyuban seperti MGMP, Ormas, Yayasan dan sebagainya, kami
melakukannya melalui paguyuban tersebut. 3) Memberikan pemehaman
dengan komite-komite sekolah”(NK/02/03/2018)
penanganan kasus tersebut dilakukan dengan koordinasi, dalam hal ini dinas
harus mengetahui penggunaan anggaran real dari sekolah dan dapat dilakukan
oleh pengawas.
69
Kotak aduan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat guna melaporkan
kasus yang dialami berupa tulisan atau surat. Dalam melakukan advokasi dan
oleh LO DIY untuk masyarakat. Audit sosial yaitu kegiatan yang dilakukan dalam
dilakukan pelatihan melakukan audit sosial. Dalam hal ini peneliti ikut serta
70
Gambar 10. Pelatihan Audit Sosia Gambar 11. Partisipasi Masyarakat
bisa menangani kasus yang terjadi dilingkungan sekitar secara mandiri dan jika
oleh faktor pendukung agar pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik. Dalam
71
Lebih lanjut, Asisten LO DIY menyatakan,
“Semua kegiatan di LO DIY dilaksanakan dan relative tidak ada
kendala” (DN/27/02/2018)
dan membantu ketika ada aduan dari masyarakat. lembaga Ombudsman sudah
DIY hal ini disebabkan karena laporan atau aduan kasus pendidikan sendiri
pelapor.
72
4. Faktor Penghambat LO DIY Dalam Melakukan Advokasi Terhadap
Pelaksanaan Kebijakan Pendanaan Pendidikan
takut, anak takut. Dan anaknya dibedakan. Orangtua tidak mau meneruskan
kasus. Biasanya juga ada surat kaleng namun sulit untuk dideteksi siapa yang
menyatakan:
73
Sekolah takut dan khawatir seolah-olah ada sesuatu yang disembunyikan
DIY sendiri ketika itu misalnya ada ketimpangan atau ketidaktepatan sistem
sekolah di DIY sehingga masalahnya menjadi kompleks dan acap kali masalah
ini melibatkan beberapa sekolah. Baik itu urusan sistem,guru, pamong, kepala
sekolah, bahkan siswanya hal ini pun menjadi kendala bagi kami terkait
mobilisasi dan pengawasan dan yang terakhir belum adanya kerjasama antara
pathner atau mitra dari LO DIY untuk mengawasi sekolah supaya kami
sebetulnya hal ini tidak salah. Karena ada bagian –bagian pendidikan yang
BOSDA atau yang lainnya. Tetapi memang ada bagian-bagian yang belum
karena sekolah swasta adalah milik yayasan mestinya butuh andil dari
74
masyarakat untuk memberikan supporting anggaran. Dalam hal ini perlu
dalam artian kebutuhan itu benar-benar kebutuhan yang real (memang itu
dibutuhkan) oleh sekolah. Jangan hanya nanti anggaran itu hanya selesai
isinya.
C. Pembahasan
pendidikan ditetapkan dengan Perda No 10 Tahun 2013. Dalam hal ini prinsip
75
transparansi dan prinsip akuntabilitas publik namun peran masyarakat dan
pungutan liar dan penahanan ijazah yang dilakukan oleh pihak sekolah di
ini berdiri secara independent yang tidak memihak kepada siapapun. Peran
pelayanan pendidikan yang baik, yang dapat memenuhi hak dasar warga
76
dengan konsultasi yang telah dilakukan masyarakat mendapatkan arahan dan
menyelesaikan kasus.
77
percepatan peningkatan biaya pendidikan yang dibutuhkan dalam
mengimbangi inflasi.
masyarakat, hasil klasifikasi jumlah laporan aduan dari tahun 2015 sampai
aduan dari masyarakat seperti pungutan biaya sekolah, pihak LO DIY merasa
prihatin melihat masih ada praktek-praktek pungutan liar. Pungutan liar tidak
boleh dilakukan karena melanggar aturan Perda DIY No 10 tahun 2013 disebut
pungutan karena jumlah biaya dan waktunya ditentukan. Lebih lanjut pada
pendidikan pada satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan
pendidikan luar biasa. Sekolah dapat menarik pungutan biaya pendidikan dari
peserta didik pada satuan pendidikan menengah. Lebih lanjut sekolah dapat
78
kabupaten/kota dan dapat menerima sumbangan dana pendidikan dari orang
pendidikan
kasus pendidikan ditingkat TK, SD, SMP pada tahun 2015 sampai 2017
Ombudsman DIY.
ada. Seperti saranglidi, Sapurata dan lain sebagainya. Pada tahun 2010 terdapat
79
Pokja (kelompok peduli pendidikan Yogya) yang mengkritisi pendidikan di
Yogyakarta. Dalam hal ini peneliti menganut Perda DIY No 10 Tahun 2013
daerah, pemerintah kabupaten atau kota maupun masyarakat oleh karena itu
dibutuhkan peran dari masyarakat maupun organisasi. Dalam hal ini terbukti
advokasi dan dibantu oleh LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) atau NGO,
masyarakat lebih mudah untuk mengakses web resmi yang dimiliki LO DIY,
selain itu masyarat yang ingin melaporkan kasus datang langsung, atau melalui
melaksanakan tugas dan fungsinya, terdapat dua cara untuk menyelesaikan dan
merespon kasus dari masyarakat yaitu online dan ofline. Untuk yang ofline
80
maladministrasi dengan cara terjun langsung ke lapangan dan hal ini dilakukan
pengawasan serta pencarian data sedangkan yang online yaitu berupa laporan
bukti-bukti dokumen. Hal ini sesuai dengan teori (USAID: 2014) yang
maupun bukti yang dikemas dalam bentuk tabel, grafik atau diagram hal ini
berhubungan dengan kasus yang dibahas, ada koordinasi dengan dinas atau
pihak yang terkait , ada mediasi ketika itu kasuistis dan tidak harus selalu ada
hanya ketika mediasi diperlukan. Dalam hal ini sesuai dengan tahap
tergantung dari metode atau cara advokasi, namun paling tidak terdiri dari
terkait; Analisis bersama dan perumusan tujuan, dialog dan komunikasi dengan
baik. Jika belum memenuhi target, dilakukan evaluasi apakah akan berdampak
81
penilaian ini dapat digunakan untuk mengukur capaian yang dihasilkan dan
produk akhir berupa rekomendasi, yang dibahas dalam rapat pleno secara
perbaikan, bisa perbaikan dan teguran untuk perbaikan selain itu dilakukan
DIY maupun melalui media sosial. Dalam hal ini terdapat mekanisme
3. Melakukan klarifikasi/investigasi
4. Diperoleh data/fakta. Dalam hal ini data/fakta yang tidak memenuhi unsure-
5. Kasus dibahas
langkah berikutnya.
82
7. Rekomendasi ke instansi terkait atau atasan yang berwenang.
pendidikan, dalam hal ini dinas harus mengetahui penggunaan anggaran real
dari sekolah dan dapat dilakukan oleh pengawas. LO DIY melakukan mediasi
ketika itu kasuistis, mediasi tidak harus selalu ada ketika itu diperlukan saja.
ini. Dalam penelitian ini terdapat hasil kasus yang ditangani di LO DIY sebagai
berikut.
83
Tabel 7. Hasil Kesimpulan dan Rekomendasi Kasus Pendanaan Pendidikan
di LO DIY
Berdasarkan proses dan hasil rekomendasi dari LO DIY maka dalam menangani
pendidikan.
84
a. Fasilitas yang disediakan untuk masyarakat
Kotak aduan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat guna melaporkan kasus yang
dialami berupa tulisan atau surat. Dalam melakukan advokasi dan penyelesaian
dengan para pelapor maupun terlapor terdapat program Audit sosial yang
sosial.
85
pendukung dan penghambat dalam melakukan advokasi kebijakan pendanaan
pendidikan yang dilaporkan di LO DIY hal ini disebabkan karena laporan atau
86
betul-betul detail, dan cepat; Ditingkat sekolah masih ada pemahaman
beradu adab. Sekolah menjadi resisten, sekolah menutup diri selain itu sekolah
dari LO DIY adalah ketika ada ketimpangan atau ketidak pas-an sistem justru
sekolah di DIY sehingga masalahnya menjadi kompleks dan acap kali masalah
ini melibatkan beberapa sekolah. Baik itu urusan sistem, guru, pamong, kepala
sekolah, bahkan siswanya hal ini pun menjadi kendala bagi LO DIY terkait
87
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
kasus yang dibahas, ada koordinasi dengan dinas atau pihak yang terkait ,
ada mediasi ketika itu kasuistis. Ada rekomendasi, yang dibahas dalam
rapat pleno secara internal dan kemudian hasil rekomendasi dikirim ke luar
88
lembaga Ombudsman sudah memiliki kompetensi yang baik dalam
adab. Sekolah menjadi resisten, sekolah menutup diri selain itu sekolah takut
B. Saran
Saran yang dapat peneliti berikan kepada lembaga Ombudsman DIY yaitu:
apa yang sudah menjadi tugas sebagai penegak hukum dan pemberantas
C. Keterbatasan Penelitian
karena kendala dari peneliti sendiri maupun dari faktor lain, adapun
89
keterbatasan dalam penelitian ini yaitu peneliti belum mampu secara detail
90
DAFTAR PUSTAKA
91
.
Nugroho.R. (2008). Kebijakan Pendidikan yang Unggul: kasus pembangunan
pendidikan di Kabupaten Jembrana 2000-2006. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
92
LAMPIRAN
93
Lampiran 1. Pedoman Observasi
PEDOMAN OBSERVASI
prasarana
94
Lampiran 2. Pedoman Studi Dokumentasi
95
Lampiran 3. Pedoman Wawancara
PEDOMAN WAWANCARA
96
Lampiran 4. Pedoman Wawancara Untuk Kepala LO DIY
PEDOMAN WAWANCARA
a. Identitas diri:
1) Nama :
2) Jabatan :
3) Agama :
4) Pekerjaan :
5) Pendidikan Terakhir :
b. Pertanyaan Penelitian
advokasi?
97
6) Bagaimana Langkah-langkah LO DIY dalam melakukan
pemerintahan?
98
Lampiran 4.1 Pedoman Wawancara Untuk Asisten LO DIY
PEDOMAN WAWANCARA
B. Pertanyaan Panduan:
a. Identitas diri:
1) Nama :
2) Jabatan :
3) Agama :
4) Pekerjaan :
5) Pendidikan Terakhir :
b. Pertanyaan Penelitian
advokasi?
99
3) Bagaimana Prosedur pelaporan masyarakat ke LO DIY?
pendidikan?
pemerintahan?
100
Lampiran 5. Catatan Lapangan Pra Observasi
CATATAN LAPANGAN 1
Deskripsi
di Jl. Tentara Zeni Pelajar No. 1-A Pingit Kidul Yogyakarta 55231. Kegiatan
pertamakali yang dilakukan oleh peneliti adalah mengurus segal hal yang bersifat
beberapa hari untuk proses surat perizinan kemudian akan dikonfirmasi melalui
telephon.
Hari selasa tanggal 30 januari 2018 peneliti ditelphon oleh pihak ombudsman
bahwa surat sudah selesai di proses dan peneliti diminta datang kekantor hari
101
CATATAN LAPANGAN 2
penelitian
Deskripsi
peneliti mencatat dalam buku catatan pra penelitian. Setelah berangsur beberapa
102
Lampiran 6. Catatan Lapangan
CATATAN LAPANGAN 1
Deskripsi:
103
CATATAN LAPANGAN 2
LO DIY
Deskripsi
104
CATATAN LAPANGAN 3
Waktu : 09.00-11.00
Deskripsi:
mencatat di buku catatan lapangan. Hasil dari wawancara yaitu bahwa LO DIY
sebagainya. Dalam konsultasi biasanya dilakukan 1-2 kali pertemuan dan sudah
sebagainya, nanti kita atasi. Dalam menangani kasus waktu yang dibutuhkan
fariatif.
Setiap hari kamis LO ada namanya rapat kasus itu hukumnya wajib diikuti
oleh seluruh komisioner, asisten dan penanggung jawab kasus tersebut. Yang
dibahas adalah kasus yang ditangani dan untuk melihat progress dan tindak lanjut,
cakupan bahkan rencana untuk penyelesaiannya. Lalu ada rapat pleno, didalam
105
rapat ini kami membahas kasus yang sudah masuk dalam tahap rekomendasi dan
106
CATATAN LAPANGAN 4
Waktu : 09.00-11.00
Deskripsi
Pukul 09.00 peneliti tiba dilokasi, tujuan utamanya yaitu ingin melakukan
kegiatan yang dilakukan namun peneliti juga merasakan secara langsung kegiatan
tersebut. Salah satunya yaitu peneliti mengamati interaksi yang terjadi antara
Studi dokumen yang peneliti lakukan yaitu dengan melihat produk akhir
dari LO DIYberupa buku laporan yang berisi tentang kasus-kasus yang ditangani
107
CATATAN LAPANGAN 5
Waktu : 08.00-15.00
Deskripsi
Pukul 08.00 Peneliti masuk keruang pertemuan dilantai dasar dengan melewati
tangga. Peneliti ikut bergabung dengan para peserta audit sosial dengan mengikuti
pembukaan yang disampaikan oleh wakil kepala LO DIY, Mengikuti materi dari 2
presentasi hasil diskusi dan penutup. Kegiatan ini sangat bermanfaat dan kegiatan
108
Lampiran 7. Reduksi dan Analisis Data Hasil Wawancara
110
yang siswa. Sejauh ini kebanyakan SMA. Sejauh ini kebanyakan SMA. Kalau untuk mengembalikan
ditangani Kalau SD biasanya swasta namun di SD biasanya swasta namun di pungutan itu karena
oleh LO sekolah swasta memang boleh sekolah swasta memang boleh sumbangan berbau
DIY? memungut karena tidak ada memungut karena tidak ada pungutan, jumlahnya
peraturan. Yang Sekolah Negeri peraturan. Yang Sekolah Negeri ditentukan mau ujian tidak
Tahun-tahun ini tidak ada. Tahun-tahun ini tidak ada. boleh ujian. Harusnya
Kalau pungutan biasanya Kalau pungutan biasanya tidak ada konsekuensi
kalau terbukti adanya pungutan, kalau terbukti adanya pungutan, ketika itu sumbangan, mau
Ombudsman memberikan Ombudsman memberikan nyumbang boleh tidakpun
rekomendasi-rekomendasi untuk rekomendasi-rekomendasi untuk juga boleh. Ombudsman
mengembalikan pungutan itu karena mengembalikan pungutan itu karena merekomendasikan Entah
sumbangan berbau pungutan, sumbangan berbau pungutan, itu perbaikan secara
jumlahnya ditentukan mau ujian jumlahnya ditentukan mau ujian sistemiknya maupun kasus
tidak boleh ujian. Harusnya tidak tidak boleh ujian. Harusnya tidak ada kasuistis. Kalau kasuistis
ada konsekuensi ketika itu konsekuensi ketika itu sumbangan, biasanya kita
sumbangan, mau nyumbang boleh mau nyumbang boleh tidakpun juga mengembalikan kepada
tidakpun juga boleh. Ombudsman boleh. Ombudsman orang tua.
merekomendasikan Entah itu merekomendasikan Entah itu Dalam pendanaan
perbaikan secara sistemiknya perbaikan secara sistemiknya pendidikan ada kasus
maupun kasus kasuistis. Kalau maupun kasus kasuistis. Kalau pungutan liar yang
kasuistis biasanya kita kasuistis biasanya kita diadukan di LO DIY, saya
mengembalikan kepada orang tua. mengembalikan kepada orang tua. cukup prihatin masih ada
YK: YK: praktek-praktek pungutan
Dalam pendanaan pendidikan Dalam pendanaan pendidikan liar artinya pungutan untuk
ada kasus pungutan liar yang ada kasus pungutan liar yang mendanai program tertentu
diadukan di LO DIY, saya cukup diadukan di LO DIY, saya cukup yang itu sebenarnya kalau
prihatin masih ada praktek-praktek prihatin masih ada praktek-praktek dilihat di APBS sekolah
pungutan liar artinya pungutan untuk pungutan liar artinya pungutan untuk itu bisa didanai sekolah,
mendanai program tertentu yang itu mendanai program tertentu yang itu baik dari komite sekolah,
sebenarnya kalau dilihat di APBS sebenarnya kalau dilihat di APBS pemerintah dan lain
sekolah itu bisa didanai sekolah, sekolah itu bisa didanai sekolah, baik sebagainya.
baik dari komite sekolah, pemerintah dari komite sekolah, pemerintah dan
dan lain sebagainya. Namun jangan- lain sebagainya. Namun jangan-
111
jangan ada duplikasi anggaran, jangan ada duplikasi anggaran,
sudah dianggarkan anggaran sudah dianggarkan anggaran pernah kita lakukan
dananya di APBS tetapi ke orangtua dananya di APBS tetapi ke orangtua kaitannya dengan
pun masih dipungut. Bukan berarti pun masih dipungut. Bukan berarti kebijakan pendanaan
sekolah itu tidak boleh memungut, sekolah itu tidak boleh memungut, pendidikan. Biasanya
boleh tetapi harus proposional kalau boleh tetapi harus proposional kalau terkait dengan pungutan
itu bisa dianggarkan oleh sekolah ya itu bisa dianggarkan oleh sekolah ya disekolah. Yang jelas
dianggarkan oleh sekolah. Tetapi dianggarkan oleh sekolah. Tetapi dilarang itu adalah SD-
kalau itu pungutan-pungutan liar kalau itu pungutan-pungutan liar SMP Negeri, tapi kalau
misalnya pembangunan ruang kelas misalnya pembangunan ruang kelas sumbangan itu boleh. Tapi
baru, pengadaan computer, kemah, baru, pengadaan computer, kemah, kita temukan dilapangan
bahkan study banding yang bahkan study banding yang kadang pungutan itu
sebetulnya tidak ada relevansinya sebetulnya tidak ada relevansinya seolah-olah sumbangan.
dengan proses KBMT. Dalam hal ini dengan proses KBMT. Dalam hal ini Tulisanya sumbangan tapi
ada tapi prosentasenya kecil dan itu ada tapi prosentasenya kecil dan itu kenyataannya atau
dilimpahkan ke orangtua. dilimpahkan ke orangtua. substansinya pungutan
SJ: SJ: karena waktunya
Yang pernah kita lakukan Yang pernah kita lakukan kaitannya ditentukan dan jika tidak
kaitannya dengan kebijakan dengan kebijakan pendanaan dibayarkan maka aka nada
pendanaan pendidikan. Biasanya pendidikan. Biasanya terkait dengan sanksinya. Kadang kartu
terkait dengan pungutan disekolah. pungutan disekolah. Yang jelas ujiannya tidak dikasih,
Yang jelas dilarang itu adalah SD- dilarang itu adalah SD-SMP Negeri, bahkan ujiannya
SMP Negeri, tapi kalau sumbangan tapi kalau sumbangan itu boleh. Tapi disendirikan. Selain
itu boleh. Tapi kita temukan kita temukan dilapangan kadang pungutan juga terdapat
dilapangan kadang pungutan itu pungutan itu seolah-olah sumbangan. penahanan ijazah. Ijazah
seolah-olah sumbangan. Tulisanya Tulisanya sumbangan tapi siswa ditahan karena
sumbangan tapi kenyataannya atau kenyataannya atau substansinya kurang bayar SPP atau
substansinya pungutan karena pungutan karena waktunya sumbangan.
waktunya ditentukan dan jika tidak ditentukan dan jika tidak dibayarkan
dibayarkan maka aka nada maka aka nada sanksinya. Kadang
sanksinya. Kadang kartu ujiannya kartu ujiannya tidak dikasih, bahkan
tidak dikasih, bahkan ujiannya ujiannya disendirikan. Selain
disendirikan. Terkait dengan hal itu pungutan juga terdapat penahanan
112
kita bentuk team yang ada di ijazah. Ijazah siswa ditahan karena
Ombudsman termasuk NGO yang kurang bayar SPP atau sumbangan.
mengamati kerjadian pungutan yang
terjadi. Kita juga memetakan seputar
problem pandanaan pendidikan.
Dulu kita juga buat formulasi berapa
kebutuhan anak pertahun selain itu
kita juga melihat dari pemerintah
dana yang dialokasikan itu berapa.
Selain pungutan juga terdapat
penahanan ijazah. Ijazah siswa
ditahan karena kurang bayar SPP
atau sumbangan. Kaitannya dengan
hal tersebut dikota ada kebijakan
JPD (Jaminan Pendidikan Daerah)
yang diberikan pemerintah kepada
siswa yang mengalami kesulitan
dalam biaya pendidikan, nah dulu
ada yang melaporkan terkait
panahanan ijazah karena masih
kurang, setelah kita Tanya
kurangnya sekitar 2 juta, waktu itu
JPD dapat 3juta, lalu kami
rekomendasikan untuk menggunakan
JPD dan JPD itu bisa digunakan
untuk membayar kekurangan itu.
3. Siapa saja DN: DN: Terkait kebijakan
yang Terkait kebijakan pendanaan Terkait kebijakan pendanaan pendanaan pendidikan
terlibat pendidikan sebenarnya ombudsman pendidikan sebenarnya ombudsman sebenarnya ombudsman
dalam adalah pengaduan terkait pendanaan adalah pengaduan terkait pendanaan adalah pengaduan terkait
melakukan atau pembiayaan. Ada Perda DIY atau pembiayaan. Ada Perda DIY No pendanaan atau
advokasi No 10 tahun 2013 Pada saat 10 tahun 2013 Pada saat perumusan pembiayaan. Ada Perda
di LO DIY perumusan kebijakan pendanaan kebijakan pendanaan juga ada peran DIY No 10 tahun 2013
113
juga ada peran dari ombudsman dan dari ombudsman dan selain itu juga Pada saat perumusan
selain itu juga ada NGO-NGO ada NGO-NGO lainnya yang kebijakan pendanaan juga
lainnya yang mengkritisi terkait mengkritisi terkait kebijakan yang ada peran dari
kebijakan yang ada, Seperti ada, Seperti saranglidi, Sapurata dan ombudsman dan selain itu
saranglidi, Sapurata dan lain lain sebagainya. Khusus terkait juga ada NGO-NGO
sebagainya. Khusus terkait peran peran ombudsman sendiri basisnya lainnya yang mengkritisi
ombudsman sendiri basisnya adalah adalah adanya aduan atau keluhan terkait kebijakan yang ada,
adanya aduan atau keluhan ada apa ada apa dengan pendanaan Seperti saranglidi,
dengan pendanaan pendidikan? pendidikan? Sapurata dan lain
Advokasi kebijakan itu butuh Advokasi kebijakan itu butuh sebagainya. Khusus terkait
waktu, dulu ada namanya pokja waktu, dulu ada namanya pokja peran ombudsman sendiri
(kelompok peduli pendidikan). (kelompok peduli pendidikan). basisnya adalah adanya
SJ: SJ: aduan atau keluhan ada
Terkait dengan kasus pendanaan Terkait dengan kasus pendanaan apa dengan pendanaan
pendidikan kita bentuk team yang pendidikan kita bentuk team yang pendidikan?
ada di Ombudsman termasuk NGO ada di Ombudsman termasuk NGO Advokasi kebijakan
yang mengamati pungutan yang yang mengamati pungutan yang itu butuh waktu, dulu ada
terjadi” terjadi” namanya pokja (kelompok
peduli pendidikan).
114
Kami melakukan pengawasan Kami melakukan pengawasan bisa perbaikan dan teguran
yang dilakukan sesuai dengan Pergub yang dilakukan sesuai dengan Pergub untuk perbaikan.
DIY No 69 Tahun 2014. Seperti DIY No 69 Tahun 2014. Seperti
verifikasi, klarifikasi, monitoring Dan verifikasi, klarifikasi, monitoring Dan
hal itu sifatnya online dan ofline. hal itu sifatnya online dan ofline.
Dalam hal Online kita datang, kita Dalam hal Online kita datang, kita
awasi dan kita cari data. Sedangkan awasi dan kita cari data. Sedangkan
yang ofline kita menerima aduan yang ofline kita menerima aduan
memberikan informasi dan ada alat memberikan informasi dan ada alat
bukti dokumen. bukti dokumen.
kita juga melakukan fungsi kita juga melakukan fungsi
pengawasan yang tanpa diketahui oleh pengawasan yang tanpa diketahui oleh
siapapun juga karena ada indikasi- siapapun juga karena ada indikasi-
indikasi di masyarakat tetapi indikasi di masyarakat tetapi
masyarakat tidak ada yang melapor. masyarakat tidak ada yang melapor.
Hal ini juga dilakukan berdasarkan Hal ini juga dilakukan berdasarkan
indikasi dari jaringan, kami punya indikasi dari jaringan, kami punya
jaringan yang dibangun oleh LO. jaringan yang dibangun oleh LO.
Jaringan tersebut mengindikasikan Jaringan tersebut mengindikasikan ada
ada sesuatu disuatu tempat tertentu sesuatu disuatu tempat tertentu dan
dan dalam waktu tertentu pula. Nanti dalam waktu tertentu pula. Nanti
kalau sudah selesai dilakukan kalau sudah selesai dilakukan
Monitoring. Monitoring.
Langkah-langkah yang kami Langkah-langkah yang kami
lakukan yaitu: lakukan yaitu:
1. Jituji atau koordinasi, dalam hal ini 5. Jituji atau koordinasi, dalam hal ini
dinas harus mengetahui dinas harus mengetahui
penggunaan anggaran real dari penggunaan anggaran real dari
sekolah dan itu dapat dilakukan sekolah dan itu dapat dilakukan
oleh pengawas, harapannya setiap oleh pengawas, harapannya setiap
sekolah ada pengawan sekolah ada pengawan
2. Menyampaikan kepublik melalui 6. Menyampaikan kepublik melalui
media cetak maupun online bahwa media cetak maupun online bahwa
115
kami juga melakukan pengawasan kami juga melakukan pengawasan
terkait kebijakan pendanaan terkait kebijakan pendanaan
pendidikan. pendidikan.
3. Pemahaman kesekolah, setiap 7. Pemahaman kesekolah, setiap
sekolah punya paguyuban seperti sekolah punya paguyuban seperti
MGMP, Ormas, Yayasan dan MGMP, Ormas, Yayasan dan
sebagainya, kami melakukannya sebagainya, kami melakukannya
melalui paguyuban tersebut. melalui paguyuban tersebut.
4. Memberikan pemehaman dengan 8. Memberikan pemehaman dengan
komite-komite sekolah. komite-komite sekolah.
SJ: SJ:
Yang pernah kita lakukan terkait Yang pernah kita lakukan terkait
pendanaan pendidikan yaitu pendanaan pendidikan yaitu
menerima aduan tentang pungutan. menerima aduan tentang pungutan.
Langkah-langkah kita dalam Langkah-langkah kita dalam
menangani aduan dari masyarakat menangani aduan dari masyarakat
kita menyediakan formulir baik kita menyediakan formulir baik
formulir konsultasi maupun formulir konsultasi maupun
pengaduan. Terkait konsultasi kita pengaduan. Terkait konsultasi kita
memberikan arah-arahan sedangkan memberikan arah-arahan sedangkan
pengaduan kita melakukan pengaduan kita melakukan
klarifikasi, investigasi, Mediasi jika klarifikasi, investigasi, Mediasi jika
dibutuhkan, dan memberikan dibutuhkan, dan memberikan
rekomendasi-rekomendasi. rekomendasi-rekomendasi.
9. Faktor DN: DN: Pemahaman
pendukung 90 persen semua dilaksanakan 90 persen semua dilaksanakan masyarakat terkait
Relative tidak ada kendala. Relative tidak ada kendala. pendidikan baik. Kami
YN: YN: dipermudah dengan
1. Pemahaman masyarakat terkait 1.Pemahaman masyarakat terkait iklim atmosfer
pendidikan baik. Kami pendidikan baik. Kami pendidikan di
dipermudah dengan iklim dipermudah dengan iklim Yogyakarta.
atmosfer pendidikan di atmosfer pendidikan di 2.Dinas pendidikan
Yogyakarta. Yogyakarta. sangat terbuka dan
116
2. Dinas pendidikan sangat terbuka 2.Dinas pendidikan sangat
open manajemen,
dan open manajemen, ketika ada terbuka dan open manajemen, ketika ada aduan selalu
aduan selalu terbuka baik itu ketika ada aduan selalu terbukaterbuka baik itu
ngomongin biaya dan lain baik itu ngomongin biaya dan lain
ngomongin biaya dan
sebagainya. sebagainya. lain sebagainya.
3. Pendidikan di Yogyakarta 3.Pendidikan di Yogyakarta
3.Pendidikan di
komoditi. komoditi. Yogyakarta komoditi.
SJ: SJ: SJ:
Dalam melakukan Dalam melakukan Dalam melakukan
penanganan kasus di lembaga penanganan kasus di lembaga penanganan kasus di
ombudsman masyarakat dipermudah ombudsman masyarakat dipermudahlembaga ombudsman
karena aduan yang dilaporkan bisa karena aduan yang dilaporkan bisa
masyarakat dipermudah
dirahasiakan nama pelapornya. dirahasiakan nama pelapornya. karena aduan yang
-steckholder masih kooperatif -steckholder masih kooperatif dilaporkan bisa
- dari ombudsman sudah memiliki - dari ombudsman sudah memilikidirahasiakan nama
kompetensi dalam menangani kasus. kompetensi dalam menangani kasus.
pelapornya.
Karena sudah berpengalaman Karena sudah berpengalaman
-steckholder masih
terutama dalam penanganan masalah terutama dalam penanganan masalah
kooperatif
pendidikan, karena masalah pendidikan, karena masalah
- dari ombudsman sudah
pendidikan yang dilaporkan di pendidikan yang dilaporkan di memiliki kompetensi
Ombudsman sendiri tinggi. Ombudsman sendiri tinggi. dalam menangani kasus.
Karena sudah
berpengalaman terutama
dalam penanganan
masalah pendidikan,
karena masalah pendidikan
yang dilaporkan di
Ombudsman sendiri
tinggi.
10. Faktor DN: DN: 9. keterbatasan kami
penghambat kendalanya yaitu orangtua takut, kendalanya yaitu orangtua takut, secara infrastuktur,
anak takut. Dan anaknya dibedakan. anak takut. Dan anaknya dibedakan. sumber daya termasuk
Orangtua tidak mau meneruskan Orangtua tidak mau meneruskan anggaran itu untuk
117
kasus. Biasanya juga ada surat kasus. Biasanya juga ada surat menyelesaikan
kaleng namun sulit untuk dideteksi kaleng namun sulit untuk dideteksi permasalahan secara
siapa yang melaporkan sehingga sulit siapa yang melaporkan sehingga sulit betul-betul detail, cepat
untuk ditinjaklanjuti. Ketika untuk ditinjaklanjuti. Ketika itu kami ada kendala.
dirahasiakan kesulitannya yaitu dirahasiakan kesulitannya yaitu - Ditingkat sekolah masih
penyelesaiannya tidak mendalam. penyelesaiannya tidak mendalam. ada pemahaman walaupun
tidak semua sekolah,
YK: YK: bahwa mereka
1. Secara internal LO ini 5. Secara internal LO ini menganggap LO seperti
mempunyai cakupan masalah mempunyai cakupan masalah beradu adab. Ketika kami
yang hamper tidak terbatas. yang hamper tidak terbatas. datang kesekolah, sekolah
Artinya semua masalah Artinya semua masalah pelayanan menjadi resisten, sekolah
pelayanan public tidak hanya public tidak hanya pendidikan menutup diri padahal
pendidikan sehingga ada sehingga ada keterbatasan kami pemerintahnya terbuka.
keterbatasan kami secara secara infrastuktur, sumber daya Sekolah takut khawatir
infrastuktur, sumber daya termasuk anggaran itu untuk seolah-olah ada sesuatu
termasuk anggaran itu untuk menyelesaikan permasalahan yang disembunyikan
menyelesaikan permasalahan secara betul-betul detail, cepat itu sehingga hubungan
secara betul-betul detail, cepat itu kami ada kendala. kominikasinya menjadi
kami ada kendala. 6. Ditingkat sekolah masih ada tidak cair. Padahal harapan
2. Ditingkat sekolah masih ada pemahaman walaupun tidak kami ketika itu misalnya
pemahaman walaupun tidak semua sekolah, bahwa mereka ada ketimpangan atau
semua sekolah, bahwa mereka menganggap LO seperti beradu ketidak pas ansistem kami
menganggap LO seperti beradu adab. Ketika kami datang justru akan memberikan
adab. Ketika kami datang kesekolah, sekolah menjadi masukan atau
kesekolah, sekolah menjadi resisten, sekolah menutup diri menyelesaikannya.
resisten, sekolah menutup diri padahal pemerintahnya terbuka. -Banyaknya sekolah di
padahal pemerintahnya terbuka. Sekolah takut khawatir seolah- DIY sehingga masalahnya
Sekolah takut khawatir seolah- olah ada sesuatu yang menjadi kompleks dan
olah ada sesuatu yang disembunyikan sehingga acap kali masalah ini
disembunyikan sehingga hubungan kominikasinya menjadi melibatkan beberapa
hubungan kominikasinya menjadi tidak cair. Padahal harapan kami sekolah. Baik itu urusan
tidak cair. Padahal harapan kami ketika itu misalnya ada sistem,guru, pamong,
118
ketika itu misalnya ada ketimpangan atau ketidak pas kepala sekolah, bahkan
ketimpangan atau ketidak pas ansistem kami justru akan siswanya hal ini pun
ansistem kami justru akan memberikan masukan atau menjadi kendala bagi kami
memberikan masukan atau menyelesaikannya. terkait mobilisasi dan
menyelesaikannya. 7. Banyaknya sekolah di DIY pengawasan.
3. Banyaknya sekolah di DIY sehingga masalahnya menjadi Belum adanya kerjasama
sehingga masalahnya menjadi kompleks dan acap kali masalah antara komite sekolah
kompleks dan acap kali masalah ini melibatkan beberapa sekolah. dengan LO DIY, karena
ini melibatkan beberapa sekolah. Baik itu urusan sistem,guru, kami merasa penting
Baik itu urusan sistem,guru, pamong, kepala sekolah, bahkan kedepannya untuk
pamong, kepala sekolah, bahkan siswanya hal ini pun menjadi bekerjasama. Setidaknya
siswanya hal ini pun menjadi kendala bagi kami terkait membuat sebuah
kendala bagi kami terkait mobilisasi dan pengawasan. kesepahaman dengan
mobilisasi dan pengawasan. 8. Belum adanya kerjasama antara komite sekolah masing-
4. Belum adanya kerjasama antara komite sekolah dengan LO DIY, masing sekolah. Supaya
komite sekolah dengan LO DIY, karena kami merasa penting nanti komite sekolah ini
karena kami merasa penting kedepannya untuk bekerjasama. menjadi pathner atau mitra
kedepannya untuk bekerjasama. Setidaknya membuat sebuah dari LO untuk mengawasi
Setidaknya membuat sebuah kesepahaman dengan komite sekolah supaya kami
kesepahaman dengan komite sekolah masing-masing sekolah. bersama-sama mengawasi
sekolah masing-masing sekolah. Supaya nanti komite sekolah ini sekolah. Jangan sampai
Supaya nanti komite sekolah ini menjadi pathner atau mitra dari komite sekolah dibentuk
menjadi pathner atau mitra dari LO untuk mengawasi sekolah untuk mengesahkan
LO untuk mengawasi sekolah supaya kami bersama-sama perilaku sekolah yang
supaya kami bersama-sama mengawasi sekolah. Jangan tidak benar. Karena ada
mengawasi sekolah. Jangan sampai komite sekolah dibentuk indikasi bahwa komite
sampai komite sekolah dibentuk untuk mengesahkan perilaku sekolah itu isinya adalah
untuk mengesahkan perilaku sekolah yang tidak benar. Karena orang-orang yang bisa
sekolah yang tidak benar. Karena ada indikasi bahwa komite diajak untuk melakukan
ada indikasi bahwa komite sekolah itu isinya adalah orang- konspirasi. kalau baik kan
sekolah itu isinya adalah orang- orang yang bisa diajak untuk namanya musyawarah
orang yang bisa diajak untuk melakukan konspirasi. kalau baik kalau
melakukan konspirasi. kalau baik kan namanya musyawarah kalau
119
kan namanya musyawarah kalau tidak baik namanya konspirasi.
tidak baik namanya konspirasi. Jangan sampai itu terjadi.
Jangan sampai itu terjadi. SJ:
SJ: Faktor penghambat eksternal
Faktor penghambat eksternal kekhawatiran orangtua karena
kekhawatiran orangtua karena khawatir anaknya mengalami
khawatir anaknya mengalami diskriminasi dalam pelayanan
diskriminasi dalam pelayanan pendidikan jika orangtua
pendidikan jika orangtua melaporkan ke ombudsman
melaporkan ke ombudsman Mainsed pihak penyelenggara
Mainsed pihak penyelenggara pendidikan yang hanya
pendidikan yang hanya mengejar akuntabilitas tapi tidak
mengejar akuntabilitas tapi tidak mementingkan ketepatan
mementingkan ketepatan sasaran.
sasaran. Kebijakan pendidikan yang sering
Kebijakan pendidikan yang sering berubah.
berubah.
120
Lampiran 8. Dokumentasi Kasus Pendanaan Pendidikan
121
122
123
124
125
126
127
Lampiran 9. Lampiran Foto
128
Gambar 9. kotak aduan Gambar 10. Ruang tamu
Gambar 13. pamflet yang terpajang di Gambar 14. pelatihan audit sosial
sudut ruangan LO DIY
129
Lampiran 10. Surat Ijin Penelitian
130
131