Anda di halaman 1dari 12

BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM KURIKULUM 2013

Nama Kelompok 11 :
1. Luther Yohanes Worabay
2. M. Arif Fadilla Fajri
3. Rahmad Darmawan
4. Rifan Fernanda

PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER


JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufik dan
hidayah- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalalah yang berjudul
“BK Dalam Kurikulum 2013. Pembuatan makalah ini bertujuan sebagai bahan pembelajaran
untuk mata kuliah Bimbingan dan Konseling. Shalawat beriring salam tidak lupa penulis
hadiahkan kepada arwah junjungan alam yakni Nabi besar Muhammad SAW yang telah
membawa umatnya dari alam jahiliyah ke alam yang berilmu pengetahuan seperti saat sekarang
ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari berbagai
kesalahan.Kebenaran dari makalah ini semata-semata karena hidayah Allah SWT dan segala
kekurangannya merupakan keterbatasan penulis sebagai manusia biasa yang harus terus
belajar. Maka dari itu, penulis mengharapakan segala kritikan ataupun saran yang bersifat
membangun agar dapat menjadi bekal penulis pada penyusunan makalah selanjutnya. Akhir
kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Padang, 7 Mei 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang ..........................................................................................................................1

Rumusan Masalah......................................................................................................................1

Tujuan.........................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.

BK Dalam Kurikulum 2013 ......................................................................................................3


Layanan Peminatan Di Satuan Pendidikan.............................................................................6

BAB III PENUTUPAN


Kesimpulan.................................................................................................................................7
Saran............................................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program bimbingan dan konseling (BK) adalah bagian yang terpadu dari keseluruhan
program pendidikan disekolah. Upaya guru membimbing maupun berbagai aspek yang
terlingkup dalam program merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh kagiatan yang
diarahkan kepada pencapaian tujuan pendidikan dilembaga yang bersangkutan. Bimbingan dan
konseling diposisikan oleh negara sebagai profesi yang terintegrasikan sepenuhnya dalam
bidang pendidikan, yaitu dengan menegaskan dalam undang undang nomor 20 tahun 2003
tentang sistem Pendidikan Nasional. Dalam undang undang tersebut ditegaskan bahwa
konselor adalah pendidik profesional, sebagaimana juga guru, dosen dan pendidikan lainnya.
Pendidikan di Indonesia sekarang sedang ramai – ramainya membicarakan tentang
kurikulum 2013. Sosialisasi kurikulum 2013 sedang dilaksanakan setiap daerah sampai
pelosok.
Berkenaan dengan kurikulum 2013 khusus untuk kegiatan bimbingan dan konseling
menegaskan adanya daerah gerapan yang disebut peminatan. Bidang peminatan menjadi
substansi pokok pekerjaan para konselor atau guru bimbingan dan konseling di sekolah –
sekolah. Program Bimbingan dan Konseling diarahkan kepada upaya yang memfasilitasi siswa
untuk mengenal dan menerima dirinya sendiri serta lingkungannya secara positif dan dinamis,
dan mampu mengambil keputusan yang bertanggung jawab, mengembangkan serta
mewujudkan diri secara efektif dan produktif, sesuai dengan peranan yang diinginkan di masa
depan, serta menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik agar mampu mengembangkan
potensi dirinya atau mencapai tugas – tugas perkembangannya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas maka dirumuskan permasalahan sebagai


berikut :
1. Bagaimana Bimbingan dan Konseling pada Kurikulum 2013?

2. Bagaimana pelaksanaan layanan peminatan di lembaga satuan pendidikan?


C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penyusunan makalah adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui Bimbingan dan Konseling pada kurikulum 2013?

2. Untuk mengetahui pelaksanaan layanan peminatan dilembaga satuan pendidikan?


BAB II
PEMBAHASAN

A. BK Dalam Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu kurikulum 2013 diberlakukan pada
tahun ajaran 2013/2014 yang merupakan pengembangan dan penyempurnaan dari kurikulum
sebelumnya yaitu kurikulum KTSP.
Menurut Yususf dan Nurihsan (2011), Dalam bidang kerja guru BK, Kurikulum 2013ini
memiliki karakteristik tersendiri. Dalam bimbingan dan konseling disekolah, kurikulum ini
memiliki perbedaan yang khas dengan kurikulum sebelumya. Yang menjadi karakteristik
kurikulum 2013 dalam sudut pandang BK. Salah satu karakteristik Kurikulum 2013 dalam
sudut pandang BK merupakan adanya pembagian tiga arah peminatan yaitu peminatan
kelompok mata pelajaran, lintas minat dan pendalaman minat ( Kemendikbud, 2013).
1. Peran dan fungsi BK dalam kurikulum 2013

Menurut Syahril dan Ahmad, Riska (1987), peminatan peserta didik yang di fasilitasi
oleh Bimbingan dan konseling, tidak berakhir pada penetapan pilihan dan keputusan
bidang keahlian yang dipilih peserta didik, melainkan harus di ikuti layanan
pembelajaran yang mendidik, aksesibilitas perkembangan yang luas, dan penyiapan
lingkungan perkembangan belajar yang mendukung.
Menurut Prayit Dan Amti (1999), masyarakat profesi Bimbingan dan Konseling
Indonesia, perlu diketahui bahwa bimbingan dan konseling memiliki peran yang sangat
penting dalam implementasi kurikulum 2013, karena bimbingan dan konseling
berperan dan berfungsi, secara kolaboratif, dalam hal-hal berikut :
a. Menguatkan pembelajaran yang mendidik

Untuk mewujudkan arahan Pasal 1 (1), 1 (2), Pasal 3, dan Pasal 4 (3)
UU No.20 tahun 2003 secara utuh, kaidah-kaidah implementasi
Kurikulum 2013 sebagaimana dijelaskan harus bermuara pada
perwujudan suasana dan proses pembelajaran mendidik yang
memfasilitasi perkembangan potensi peserta didik. Suasana belajar
dan proses pembelajaran dimaksud pada hakikatnya adalah proses
mengadvokasi dan memfasilitasi perkembangan peserta didik yang
dalam implementasinya memerlukan penerapan prinsip prinsip
bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling harus meresap
ke dalam kurikulum dan pembelajaran untuk mengembangkan
lingkungan belajar yang mendukung perkembangan potensi peserta
didik. Untuk mewujudkan lingkungan belajar dimaksud, guru
hendaknya memahami kesiapan belajar peserta didik dan penerapan
prinsip bimbingan dan konseling dalam pembelajaran, melakukan
asesmen potensi peserta didik, melakukan diagnostik kesulitan
perkembangan dan belajar peserta didik, mendorong terjadinya
internalisasi nilai sebagai proses individuasi peserta didik, dan
Memfasilitasi Advokasi dan Aksesibilitas. Menurut Prayitno Dan
Amti (1999), Kurikulum 2013 menghendaki adanya diversifikasi
layanan, jelasnya layanan peminatan. Bimbingan dan konseling
berperan melakukan advokasi, aksesibilitas, dan fasilitasi agar terjadi
diferensiasi dan diversifikasi layanan pendidikan bagi pengembangan
pribadi, sosial, belajar dan karir peserta didik. Untuk itu kolaborasi
guru bimbingan dan konseling/konselor dengan guru mata pelajaran
perlu dilaksanakan dalam bentuk:
 Memahami potensi dan pengembangan kesiapan belajar
peserta didik.
 Merancang ragam program pembelajaran dan melayani
kekhususan kebutuhan peserta didik.
 Membimbing perkembangan pribadi, sosial, belajar dan karir.

b. Membimbing dan Aksesbilitas Menurut Prayitno Dan Amti (1999),


Kurikulum 2013 menghendaki adanya diversifikasi layanan, jelasnya
layanan peminatan. Bimbingan dan konseling berperan melakukan
advokasi, aksesbilitas dan fasilitas agar terjadi diferensiasi dan
diversifikasi layanan pendidikan bagi pengembangan pribadi, sosial,
belajar dan karir peserta didik. Untuk itu kolaborasi guru bimbingan
dan konseling konselor dengan guru mata pelajaran perlu
dilaksanakan dalam bentuk :
1. Memahami potensi dan pengembangan kesiapan
belajar pesertadidik.
2. Merancang ragam program pembelajaran
dan melayanikekhususan kebutuhan peserta
didik.
3. membimbing perkembangan pribadi, sosial, belajar
dan karir

c. Fungsi Outreach
Menurut Prayitno Dan Amti (1999), Untuk mendukung prinsip
dimaksud bimbingan dan konseling tidak cukup menyelenggarakan
fungsi-fungsi inreach tetapi juga melaksanakan fungsi outreach yang
berorientasi pada penguatan daya dukung lingkungan perkembangan
sebagai lingkungan belajar. Dalam konteks ini kolaborasi guru
bimbingan dan konseling/konselor dengan guru mata pelajaran
hendaknya terjadi dalam konteks kolaborasi yang lebih luas, antara
lain :

1. Kolaborasi dengan orang tua/keluarga.

2. Kolaborasi dengan dunia kerja dan lembaga pendidikan.

3. “Intervensi” terhadap institusi terkait lainnya dengan tujuan


membantu perkembanganpeserta didik.

2. Fungsi BK di Sekolah
Syahril dan Ahmad, Riska (1987), Bimbingan dan penyuluhan disekolah ini
sudah memenuhi fungsi sebagaimana mestinya, karena BK di sekolah sudah
menerapkan kelima fungsi BK yaitu, Fungsi pemahaman adalah mencoba
mendekati siswa dan mengidentifikasi permasalahan pada siswa atau untuk
membantu peserta didik dalam memahami diri dan lingkungan. fungsi
pencegahan adalah memberikan pengertian pada guru mata pelajaran untuk
memahami kondisi siswa atau untuk membantu peserta didik mampu mencegah
atau menghindarkan diri dari berbagai permasalahan yang dapat menghambat
perkembangan dirinya. Fungsi pengentasan, membantu peserta didik dalam
memecahkan masalah yang dialami siswa fungsi pemeliharaan, memberikan
perhatian kepada semua sisa secara merata atau membantu peserta didik
memelihara dan menumbuh kembangkan berbagai potensi dan kondisi yang
dimiliki. fungsi pengembangan, dengan menanamkan nilai-nilai yang baik
kepada siswa dan mengapresiasi siswa yang tidak melanggar aturan sekolah.

B. Layanan Peminatan Di Satuan Pendidikan


Menurut Tohirin (2007), Guru Kelas sebagai pelaksana pelayanan BK di
SD/MI/SDLB melaksanakan layanan orientasi, informasi, penempatan dan
penyaluran, dan penguasaan konten dengan cara menginfusikan materi layanan
BK tersebut ke dalam pembelajaran mata pelajaran. Untuk siswa Kelas IV, V, dan
VI dapat diselenggarakan layanan BK perorangan, bimbingan kelompok, dan
konseling kelompok. Pada satu SD/MI/SDLB atau sejumlah SD/MI/SDLB dapat
diangkat seorang Guru BK atau Konselor untuk menyelenggarakan pelayanan BK.
Menurut Tohirin (2007), Pada satu SMP/MTs/SMPLB,
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK diangkat sejumlah Guru BK atau Konselor
dengan rasio 1 : 150 (satu Guru BK atau Konselor melayani 150 orang siswa) pada
setiap tahun ajaran. Jika diperlukan Guru BK atau Konselor yang bertugas di
SMP/MTs dan/atau SMA/MA/SMK tersebut dapat diminta bantuan untuk
menangani permasalahan peserta didik SD/MI dalam rangka pelayanan alih
tangan kasus.
Menurut Tohirin (2007), Dengan memperlihatkan konsep peminatan
dipahami bahwa pada satuan pendidikan (SMA/MA/SMALB dan SMK/MAK)
terdapat kelompok mata pelajaran peminatan studi meliputi peminatan akademik,
peminatan vokasional, peminatan pendalaman, dan lintas mata pelajaran dan
peminatan studi lanjut. Untuk SMA/MA/SMALB peminatan akademik meliputi
peminatan matematika, dan sains, peminatan sosial dan peminatan bahasa,
sedangkan untuk SMK/MAK meliputi peminatan akademik dan vokasional. Guru
BK atau konselor melalui pelayanan BK membantu peserta didik dalam memenuhi
arah peminatan peserta didik sesuai dengan kemampuan mental dasar, bakat,
minat dan kecenderungan pribadi mereka masing- masing.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi, Implementasi BK dalam kurikulum yaitu Dalam bidang kerja guru BK,kurikulum
2013 ini memiliki karakteristik tersendiri. Dalam pelaksanaan bimbingan dankonseling di
sekolah, kurikulum ini memiliki perbedaan yang khas dengan kurikulum sebelumnya, yang
menjadi karakteristik kurikulum 2013 dalam sudut pandang BK. Dalam perubahan kurikulum
2013 dapat menimbulkan permasalahan bagi siswa jika tidak mampumenetapkan pilihan
peminatannya. Salah satu karakteristik kurikulum 2013 dalam sudut pandang BK adalah
adanya pembagian tiga arah peminatan, yaitu peminatan kelompok mata pelajaran, lintas minat,
dan pendalaman minat (Kemendikbud, 2013) untuk itulah perlu layanan Peminatan akademik
yang diberikan guru BK.

B. Saran
Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan, penulis dapat memberikan saran sebagai
berikut :

1. Agar dapat mengimplementasikan bimbingan konseling pada kurikulum 2013 dengan


aturan dan langkah yang sesuai
2. Menjalankan pelayanan peminatan diberbagai satuan pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Tohirin, M.Pd. 2007. Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah
(Berbasisintegrasi).Jakarta: Raja grafindo Persada

Prayitno. Amti, Erman. (1999). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling .


Jakarta:RinekaCipta

Syahril dan Ahmad, Riska. (1987). Pengantar Bimbingan Dan Konseling. Padang:
Angkasa Raya Padang

Walgito. (2010). Bimbingan dan Konseling .”Studi dan Karier”.Yogyakarta: Andi Offset

Y us uf da n N u r i h s a n . ( 2 0 1 1) . Landasan Bimbingan dan Konseling . B an


dung: Rem aj a Rosdakar ya

Anda mungkin juga menyukai