Anda di halaman 1dari 9

RESUME PEMERIKSAAN AKUNTANSI 2

NAMA KELOMPOK 4 :

1. APRILIA AYU ASHARI (2018330038)


2. MARTHA DWI ARINA (2018330042)
3. NOENIA FRANSISKA D.S.A. (2018330032)
4. ZANU ADHI PUTRA (2018330044)
5. QHARY ALMAMNAH (2018330075)

PRODI :

AKUNTANSI-A

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS DR. SOETOMO SURABAYA

2021
PEMERIKSAAN ASET TETAP

Dalam suatu perusahaan kekayaan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam
kelangsungan hidup perusahaan. Hal ini dikarenakan berjalannya kegiatan perusahaan sangat
berhubungan erat dengan kepemilikan kekayaan perusahaan. Disisi lain kepemilikan
kekayaan perusahaan harus di kelola dan ungkapkan dengan benar sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum agar informasi yang diberikan nantinya tidak menyesatkan
bagi pemakai Laporan keuangan .
Audit merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menilai kewajaran atas akun
yang terdapat pada laporan keuangan dari kesalahan mencatat maupun kesalahan dalam
mengalokasikan biaya, baik yang disengaja maupun tidak disengaja . Audit dapat dilakukan
oleh pihak intern maupun oleh pihak ekstern.
Dalam Pemeriksaan akuntansi baik yang dilakukan oleh auditor intern ataupun oleh
auditor ekstern , harus diketahui terlebih dahulu tentang tujuan perusahaan dalam
melaksanakan Pemeriksaan. Pemeriksaan yang dilakukan karena diketahui sebelumnya
adanya ketidakberesan atau biasa disebut dengan tujuan khusus , maka Pemeriksaan harus
dilakukan dengan sedetail mungkin dan sample yang digunakan adalah 100 % atau semua
kegiatan yang berkaitan dengan masalah tersebut harus di periksa. Agar diketahui
ketidakberesan yang terjadi karena apa dan berapa nilai kesalahannya, serta siapa pihak yang
terkait yang melakukan kesalahan (disengaja atau tidak). Berbeda dengan Pemeriksaan yang
tujuannya adalah umum dimana perusahaan hanya menginginkan penilaian terhadap pihak
auditor, untuk menyatakan wajar atau tidak terhadap pelaksanaan kegiatan akuntansi yang
sudah dilaksanakan oleh perusahaan. Dengan demikian untuk Pemeriksaan umum ini auditor
tidak harus melakukan Pemeriksaan dengan 100 % Bukti transaksi , tetapi dapat dengan
menggunakan sample Bukti yang sebelumnya dilakukan penilaian system pengendalian
intern, materialitas perusahaan dan risiko perusahaan.
Aktiva Tetap sebagai salah satu akun yang mempunyai nilai material , maka adanya
kesalahan pencatatan, perhitungan, penyajian dapat menimbulkan penafsiran yang berbeda
oleh pemakai Laporan keuangan. Hal ini sangat merugikan baik oleh perusahaan sendiri
maupun oleh pihak ekstern yaitu seperti kreditur, investor, pemegang saham , publik . Untuk
itu diperlukan audit untuk menghindari kesalahan dalam pelaporan keuangan. Agar audit
dapat memberikan laporan yang memberikan risiko kecil maka perlu dibuat teknik audit yang
baik sesuai dengan kondisi perusahaan . Demikian pula diperlukan orang yang kompeten dan
independen dalam melaksanakan audit tersebut. Dari masalah tersebut maka muncul
pertanyaan tentang bagaimana teknik audit aktiva tetap dilakukan agar terhindar dari
kesalahan dalam pelaporan keuangan .

Definisi Aktiva Tetap


Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau
dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan
untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih
dari satu tahun. Masa manfaat adalah periode suatu aktiva diharapkan digunakan oleh
perusahaan atau jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aktiva oleh
perusahaan.
Aktiva tetap meliputi aktiva yang tidak dapat disusutkan (non depreciable) dan aktiva
yang dapat disusutkan (depreciable) mencakup tanah, bangunan, mesin serta peralatan
lainnya, ataupun sumber-sumber alam.
Aktiva tetap pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan. Biaya
perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain
yang diberikan untuk memperoleh suatu aktiva pada saat perolehan atau konstruksi sampai
dengan aktiva tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dipergunakan."
Sedangkan untuk pengakuannya, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 16
tentang Pengakuan Aktiva Tetap dan Aktiva Lain- Lain, menyatakan suatu barang modal
untuk diakui sebagai aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap maka harus dipenuhi
syarat berikut:
1. Besar kemungkinan (probable) bahwa manfaat keekonomian di masa yang akan datang
yang berkaitan dengan aktiva tersebut akan mengalir ke dalam perusahaan. Dalam
menentukan suatu pos memenuhi kriteria pertama untuk pengakuan, suatu perusahaan
harus menilai tingkat kepastian aliran manfaat keekonomian masa yang akan datang
berdasarkan bukti yang tersedia pada waktu pengakuan awal. Adanya kepastian yang
cukup bahwa manfaat keekonomian masa yang akan dating akan mengalir ke perusahaan
membutuhkan suatu kepastian bahwa perusahaan akan menerima imbalan dan menerima
resiko terkait. Kepastian ini biasanya hanya tersedia jika resiko dan imbalan telah
diterima perusahaan. Sebelum hal ini terjadi, transaksi untuk memperoleh aktiva biasanya
dapat dibatalkan tanpa sanksi yang signifikan, dan karenanya aktiva tidak diakui.
2. Biaya perolehan aktiva dapat diukur secara andal. Kriteria kedua untuk pengakuan
biasanya dapat dipenuhi langsung karena transaksi pertukaran mempunyai bukti
pembiayaan aktiva yang mengidentifikasikan biayanya. Dalam keadaan suatu aktiva
dikontruksi sendiri, suatu pengukuran yang dapat diandalkan atas biaya dapat dibuat dari
transaksi dengan pihak eksternal dan perusahaan untuk perolehan bahan baku, tenaga
kerja dan input lain yang digunakan dalam proses kontruksi.
3. Aktiva yang digunakan dalam operasi/kegiatan utama perusahaan dan tidak untuk dijual.
4. Memiliki umur ekonomi yang panjang, biasanya lebih dari satu tahun dan disusutkan
nilainya; dan
5. Memiliki bentuk fisik yang aktual.

Kelompok Aktiva Tetap


Fixed assets atau aktiva tetap bisa dibedakan menjadi
a. Fixed tangible assets (aktiva tetap yang mempunyai wujud/bentuk, bisa dilihat, bisa
diraba).
b. Fixed intangibleassets (aktiva tetap yang tidak mempunyai wujud/bentuk, sehingga
tidak bisa dilihat dan tidak bisa diraba).

Penyusutan Aktiva Tetap Berwujud


Menurut Suandy (2008) penyusutan adalah : “Alokasi sistematis suatu nilai asset yang
dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang dapat diestimasi.” Metode manapun yang
dipilih, konsistensi dalam penggunaanya adalah perlu, tanpa memandang tingkat
profitabilitas perusahaan dan pertimbangan perpajakan, agar dapat menyediakan daya
banding hasil operasi perusahaan dari periode ke periode

Metode Perhitungan Penyusutan


Penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode yang dapat dikelompokan sebagai
berikut:
a) Metode aktivitas (Activity Method)
b) Metode Garis Lurus (Straight Line Method) 
c) Metode Beban Menurun (Decreasing Charge Method) 
d) Metode Penyusutan Khusus 
Transaksi Pembiayaan Aktiva Tetap Secara Tunai
Pengertian Pembiayaan Aktiva Tetap Secara Tunai
Pembiayaan secara tunai berarti perusahaan harus menyiapkan dan mengeluarkan dana
tunai sebesar harga aktiva tetap yang baru. Aktiva tetap berwujud yang diperoleh dari
pembiayaan tunai dicatat dengan jumlah sebesar uang yang dikeluarkan untuk mendapatkan
aktiva tetap
tersebut. Perusahaan harus sanggup menyediakan uang tunai sebesar harga aktiva tetap dan
menyetorkan kepada pihak supplier. Setelah bukti pembayaran telah diterima, supplier akan
mengirimkan aktiva tersebut kepada perusahaan yang membeli dengan biaya-biaya yang
telah disepakati dalam perjanjian jual beli barang.
Transaksi Pembiayaan Aktiva Tetap Secara Kredit Bank
Pengertian Kredit Bank
Kata kredit berasal dari bahasa latin yaitu “credere”, yang artinya percaya. Menurut Hasibuan
(2001:87), “Kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama
bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati”.
Jenis Kredit Bank Berdasarkan Jangka Waktu
Menurut Home (1992), ada dua pembedaan jangka waktu kredit, yaitu:
a) Kredit jangka pendek merupakan kredit yang berjangka waktu selama-lamanya satu
tahun.
b) Kredit jangka panjang merupakan kredit yang berjangka waktu lebih dari satu tahun.
Keuntungan utama dari pinjaman jangka panjang adalah fleksibilitasnya. Debitur
berurusan langsung dengan yang meminjamkan, dan pinjaman dapat disesuaikan
terhadap kebutuhan peminjam melalui negosiasi langsung

Transaksi Pembiayaan Aktiva Tetap Melalui Sewa Guna Usaha (leasing)


Definisi Sewa Guna Usaha (leasing)
Definisi sewa guna usaha (leasing), menurut The International Accounting Standart
(IAS 17) Triandaru, Sigit 2006 : “Suatu perjanjian dimana pemilik asset atau perusahaan
sewa guna
usaha (lessor) menyediakan barang atau asset dengan hak penggunaan kepada penyewa guna
usaha (lessee) dengan imbalan pembayaran sewa untuk suatu jangka waktu tertentu.”

Jenis Sewa Guna Usaha (leasing)


Menurut Suandy (2008), sewa guna usaha (leasing) dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu:
1. Sewa guna usaha (leasing) dengan hak opsi (finance lease/capital lease) adalah sewa
guna usaha (leasing) di mana penyewa (lessee) pada akhir masa kontrak mempunyai
hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha (leasing) berdasarkan nilai sisa yang
disepakati
2. Sewa guna usaha (leasing) tanpa hak opsi (operating lease) adalah sewa guna usaha
(leasing) di mana penyewa (lessee) pada akhir masa kontrak tidak mempunyai hak
opsi untuk membeli objek sewa guna usaha (leasing) tersebut.

Perbandingan Biaya yang dapat Dikurangkan dari Alternatif Pembiayaan


Tunai, Kredit Bank, dan Sewa Guna Usaha (leasing)
Ketiga alternatif pembiayaan aktiva tetap diatas memiliki perbedaan tingkat suku bunga dan
juga perbedaan dalam perlakuan disektor pajakannya. Adapun beberapa perbedaan perlakuan
biaya dalam sektor pajak antara ketiga alternatif pembiayaan tersebut, yaitu :
1. Pembiayaan aktiva tetap secara tunai.
Biaya yang dapat dibebankan dalam laporan keuangan fiskal perusahaan adalah biaya
penyusutan aktiva tetap, sesuai dengan metode dan umur ekonomis yang telah
ditetapkan oleh peraturan perpajakan yang berlaku, sedangkan biaya-biaya yang
berkenaan dengan perolehan aktiva tetap tersebut tidak boleh dibiayakan dalam
laporan keuangan fiskal perusahaan
2. Pembiayaan aktiva tetap dengan cara sewa guna usaha (leasing).
Semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membayar sewa guna usaha
(leasing) dapat dibiayakan pada laporan keuangan fiskal pada tahun yang
bersangkutan, sedangkan untuk biaya penyusutannya, belum boleh diakui oleh pihak
lessee (perusahaan) selama masa sewa guna usaha (leasing), biaya penyusutan boleh
diakui jika aktiva telah diambil alih oleh lessee (perusahaan) dengan membayar nilai
hak opsi sebesar nilai perolehan aktiva (besar nilai opsi telah ditentukan perusahaan
sewa guna usaha (leasing)) sesuai dengan metode dan umur aktiva bersangkutan yang
telah ditetapkan.
3. Pembiayaan aktiva tetap dengan kredit bank.
4. Biaya yang boleh dikurangkan dalam laporan keuangan fiskal adalah beban bunga
atas kredit bank tersebut serta biaya penyusutan aktiva tetap, sesuai dengan metode
dan umur ekonomis yang telah ditetapkan oleh peraturan perpajakan yang berlaku.
AUDIT OBJECTIVE (TUJUAN PEMERIKSAAN) AKTIVA TETAP
Dalam satu general audit (pemeriksa umum), pemeriksaan atas aktiva tetap mempunyai
beberapa tujuan sebagai berikut :
1. Memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas aktiva tetap.
2. Untuk memeriksa apakah aktiva tetap yang tercantum di neraca betul-betul ada, masih
digunakan dan dimiliki oleh perusahaan.
3. Untuk memeriksa apakah penambahan aktiva tetap dalam tahun berjalan (periode
yang diperiksa) betul-betul merupakan suatu Capital Expenditure, diotorisasi oleh
pejabat perusahaan yang berwenang didukung oleh bukti-bukti yang lengkap dan
dicatat dengan benar.
4. Untuk memeriksa apakah disposal (penarikan) aktiva tetap sudah dicatat dengan benar
di buku perusahaan dan telah diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang.
5. Untuk memeriksa apakah pembebanan penyusutan dalam tahun (periode) yang
diperiksa dilakukan dengan cara yang sesuai dengan SAK, konsisten, dan apakah
perhitungannya telah dilakukan dengan benar (secara akurat).
6. Untuk memeriksa apakah ada aktiva tetap yang dijadikan sebagai jaminan.
7. Untuk memeriksa apakah ada aktiva tetap yang disewakan, jika ada apakah
pendapatan sewa sudah diterima perusahaan.
8. Untuk memeriksa apakah ada aktiva tetap yang mengalami penurunan nilai
(imperment).
9. Untuk memeriksa apakah penyajian aktiva tetap dalam laporan keuangan, sesuai 
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.
Pengendalian Intern secara Umum terhadap transaksi pembelian Aktiva Tetap.
Dalam pengendalian intern untuk aktiva tetap terdapat dokumen-dokumen kunci dan catatan
akuntansi yang biasa dapat dibuat oleh perusahaan. Dibawah ini adalah dokumen-dokumen
kunci dan catatan akuntansi yang seharusnya (idialnya) dibuat oleh perusahaan.
1. Dokumen-dokumen kunci dan catatan akuntansi :

 Permintaan pembelian (purchase  Daftar voucher (voucher register)


requisition)  Cek (chek)
 Perintah Pembelian (Purchase order)  Buku tambahan hutang dagang (accounts
 Laporan Penerimaan Barang (Receiving payable subsidiary ledger)
report)  Arsip perintah pembelian yang belum
 Faktur penjualan ( vendor invoice) terealisasi (open purchase file)
 Surat perintah pembayaran (voucher)  Laporan rekanan penjual (vendor’s
 Ringkasan surat perintah pembayaran statement)
(voucher summary)  Arsip voucher pembelian yang disetujui
 Bukti kas keluar (purchase transaction file)
 Memo debit , dll

2. Organisasi yang terkait.


Sistem yang baik adalah system yang dalam setiap pekerjaan dilakukan oleh masing-
masing fungsi yang memiliki wewenang dan tanggung jawab kepada atasan fungsi
lainnya. Sebagai contoh dalam system pembelian aktiva tetap maka fungsi-fungsi
yang biasanya terkait adalah :
a. Bagian gudang  fungsi penyimpanan barang. ( surat permintaan
barang)
b. Bagian pembelian  fungsi pembelian . (surat permintaan penawaran
harga, surat order pembelian)
c. Bagian penerimaan  fungsi penerimaan barang. (laporan penerimaan
barang)
d. Bagian Utang  fungsi pencatat utang (bukti kas keluar)
e. Bagian Kas  fungsi pengeluaran kas
f. Bagian pengiriman  fungsi pengiriman barang . (laporan pengiriman
barang )
g. Bagian Jurnal, Buku Besar , dan Laporan , Bagian kartu persediaan,
dan Kartu biaya.  fungsi Akuntansi (Jurnal Umum, kartu
persediaan)

Anda mungkin juga menyukai