Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN ILMIAH

PEMANFAATAN DAUN BAMBU (Bambusa sp) SEBAGAI PUPUK ORGANIK


DAUN BAWANG (Allium Fistulosum. L)

Disusun Oleh :

• Ari Supriatna

• Beri Mei Anjaswanto


• Muhamad Eki Rizkina

• Resa Purnama

• Rina Aulia

• Rina Widyawati Putri

SMK PERTANIAN PEMBANGUNAN NEGERI LEMBANG

PROVINSI JAWA BARAT


Jl. Raya Tangkuban Parahu Km.3 Cilumber-Lembang Bandung

2015

KATA PENGANTAR

       Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan tentang
“Pemanfaatan daun bambu sebagai pupuk organik daun bawang’ ini dengan baik meskipun
banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Telly Herlina, S.Pt
selaku Guru Ipa Pertanian SMK PERTANIAN PEMBANGUNAN NEGERI LEMBANG yang
telah memberikan tugas ini kepada kami.
       Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai manfaat pupuk organic bagi tanaman daun bawang. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan laporan yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
       Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
di masa depan.

Lembang, November 2015

Penyusun

ABSTRAK

Laporan ini dilatar belakangi oleh kepentingan pembelajaran ipa pertanian khususnya
karya ilmiah mengenai pengaruh dau bambu sebagai pupuk organic daun bawang. Melalui
kajian imiah ini, peneliti diharapkan dapat mengetahui pengaruh-pengaruh yang di dapatkan
daun bambu terhadap daun bawang. Masalah umum dalam penelitian ini adalah pengaruh
daun bambu terhadap daun bawang. Submasalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1)
bagaimana pengaruh daun bambu sebagai pupuk organic daun bawang?.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan bentuk penelitian
kuantitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah internet dan buku “budidaya daun
bawang”. Data dalam penelitian ini adalah pengaruh daun bambu sebagai pupuk organic
daun bawang.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap pengaruh pupuk daun bambu terhadap
perkembangan daun bawang ditemukan beberapa hal yang berkenaan dengan pengaruh
daun bambu terhadap perkembangan daun bawang, seperti jumlah daun dan tinggi daun
bawang. Implementasi pembelajaran dengan bereksperimen atau praktek membuat pupuk
organic diharapkan dapat meningkatkan minat siswa untuk mengikuti pembelajaran
kemampuan bertani. Hal ini dikarenakan, pupuk organic berperan penting bagi pertanian,
selain untuk menambah unsur hara tanah pupuk organic juga berperan penting sebagai
pertumbuhan tanaman, khususnya pada pertumbuhan daun bawang.
DAFTAR ISI

Kata pengantar ..............................................................................................


Abstrak ..........................................................................................................
Daftar isi ........................................................................................................
BAB 1 Pendahuluan
• Latar Belakang .............................................................
• Rumusan masalah .......................................................
• Tujuan penelitian ..........................................................
• Hipotesis penelitian ......................................................
BAB 2 Tinjauan Pustaka ...............................................................................
BAB 3 Bahan dan Metode ............................................................................
BAB 4 Hasil dan Analisis ..............................................................................
BAB 5 Kesimpulan Dan Saran ......................................................................
Daftar Pustaka ..............................................................................................
Lampiran .......................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN

• Latar Belakang
Pupuk sangat diperlukan dalam upaya meningkatkan produksi pertanian. Tanaman
yang tidak dipupuk tidak akan menghasilkan produksi yang tinggi walaupun
menggunakan varietas unggul dan mengikuti kaidah-kaidah pertanian yang baik. Secara
garis besar pupuk terdiri atas pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik berasal
dari bahan tumbuhan yang sengaja dilapukkan baik secara alamiah maupun buatan
menggunakan organisme pengurai (dekomposer), sedangkan pupuk anorganik berasal
dari bahan kimiawi yang dibuat di pabrik.

Penggunaan pupuk anorganik atau pupuk kimia dalam jangka waktu lama menurut
para ahli pertanian menyebabkan tanah menjadi “sakit”, miskin hara dan tidak subur,
sehingga penggunaan pupuk tersebut pada masa mendatang akan semakin berkurang,
sebaliknya pengunaan pupuk organik semakin digalakan dan ditingkatkan karena telah
terbukti bahwa penggunaan pupuk tersebut dapat menjaga dan meningkatkan kesuburan
tanah. Bahkan pabrik pupuk nasional telah memproduksi pupuk organik atau campuran
pupuk kimia dan pupuk organik.

Dalam skala kecil pembuatan pupuk organik dapat dilakukan oleh petani karena
tersedia bahan-bahan organik yang cukup banyak di Papua termasuk limbah tanaman
pangan seperti jerami, jagung, kedelai, atau limbah perkebunan seperti pod kakao (kulit
buah), limbah kelapa sawit dan limbah pertanian lainya. Pembuatan pupuk organik
membutuhkan waktu yang lama, karena bahan organik tersebut harus mengalami
pelapukkan terlebih dahulu secara alamiah. Namun dengan menggunakan dekomposer,
bahan-bahan organik tersebut lebih cepat mengalami pelapukan dan hanya beberapa
hari saja pupuk organik tersebut sudah dapat digunakan untuk memupuk tanaman.

Dekomposer atau organisme pengurai di alam seperti aspergillus cukup tersedia.


Kapang jenis ini memiliki kemampuan yang handal untuk menguraikan bahan-bahan
organik seperti limbah pertanian. Aspergillus banyak terdapat di alam terutama di daun
bambo. Dengan teknik tertentu kapang ini dapat dikumpulkan dari alam dan dapat
dijadikan sebagai dekomposer. Prinsip dalam mengumpulkan aspergillus tersebut
sebagai decomposer adalah bagaimana mempertahankan dan meningkatkan
kemampuan agar cepat dalam proses penguraian menjadi pupuk organik. Salah satu
antara lain makanan yang diperlukan oleh aspergillus tersebut sehingga bisa berkembang
biak.

• Rumusan Masalah

• Bagaimana pengaruh daun bambu sebagai pupuk organik daun bawang ?

• Tujuan Penelitian
• Tujuannya dari percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh yang diberikan
oleh daun bambu terhadap daun bawang,selain itu untuk mengetahui perbandingan
perkembangan daun bawang yang diberi pupuk organik.

• Hipotesis Penelitian
H0 : Tidak ada pengaruh daun bambu sebagai pupuk organik daun bawang.
H1 : Ada pengaruh daun bambu sebagai pupuk organik daun bawang.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

• Klasifikasi daun bambu :


Kingdom : plantae

Divisi : magnoliophyta

Subdivisi : magnoliopsida

Kelas : commelinidae

Ordo : cyperales

Family : poaceae
Genus : bambusa

Spesies : bambusa sp

• Morfologi daun bambu

• Daun Bambu (Bambusa sp) termasuk daun lengkap karena memiliki ketiga syarat
sebagai daun lengkap yaitu memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina), tangkai
daun (petiolus), dan helaian daun (lamina).

• Bangun daun (Circum scription) pada daun Bambu (Bambusa sp) yaitu termasuk
bangun lanset (laceolatus) karena bagian terlebar berada di tengah-tengah helaian
daun.

• Ujung daun (apex folii) pada daun Bambu (Bambusa sp) adalah runcing (acutus).

• Tepi daun (margo folii) pada daun Bambu (Bambusa sp) adalah rata (integer)
karena tepi daun pada pangkal hingga ke ujung bertepi rata.

• Pangkal daun (basis folii) pada daun Bambu (Bambusa sp) adalah runcing
(acutus).

• Tulang daun (venation) pada daun Bambu (Bambusa sp) adalah bertulang sejajar
karena mempunyai satu tulang di tengah yang besar membujur daun, sedangkan
tulang-tulang lainnya jelas lebih kecil dan nampaknya semua mempunyai arah yang
sejajar.

• Permukaan daun pada daun Bambu (Bambusa sp) adalah berbulu kasar (hispidus)
karena jika diraba terasa kasar.

• Daging daun (intervenium) pada daun Bambu (Bambusa sp) adalah seperti kertas
(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar.

• Warna daun pada daun Bambu (Bambusa sp) adalah hijau tua.

• Klasifikasi tanaman daun bawang

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Subdivisi : Angiospermae
Class : Monocotyledonae

Ordo : Liliaceae

Family : Liliales

Genus : Allium

Species: Allium fistulosum L

• Morfologi daun bawang

Morfologi tanaman daun bawang adalah memiliki akar serabut daun bulat panjang.dan
berlubang seperti pipa struktur bunganya sama dengan bawang merah dan warna bunganya
putih.bijinya yang masih muda berwarna putih dan bijinya yang telah tua berwarna hitam.

Syarat tumbuh bawang daun adalah mampu tumbuh di daratan tinggi maupun rendah yaitu
pada ketinggian sekitar 250-1.500 m dpl. Curah hujannya yaitu sekitar 1.500-2.000 mm per
tahun dan suhunya yaitu 18c-25c.tanahnya dengan pH netral 6,5-7,5

• Kandungan daun bawang

Komposisi gizi Kandungan gizi


Bawang daun 1)
Kalori 29,00 kal.
Protein 1,80 gr
Lemak 0,40 gr
karbohidrat 6,00 gr
Serat 0,90 gr
Abu 0,50 gr
Kalsium 35,00 mg
Fosfor 38,00 mg
Zat besi 3,20 mg
Vitamin A 910,00 S.I
Vitamin B1 0,08 mg
Vitamin B2 0,09 mg
Vitamin C 48,00 mg
Niacin 0,60 mg
Air -
BAB 3
BAHAN DAN METODE KERJA

Bahan :
• 1 ember daun bambu
• 1 ember pupuk kandang
• ½ ember tanah
• 5 buah daun bawang
• 1 liter air beras
Alat :
• 2 buah ember
• 1 buah trash bag
• 1 buah penggaris berukuran 30 cm
• 5 buah polybag
Cara kerja :
• Hancurkan daun bambu, masukan dalam ember,
• Tambahkan pupuk kandang, aduk sampai daun bambu dan pupuk kandang
tercampur rata,
• Tambahkan 1 liter air beras untuk membantu pembusukan daun bambu, aduk
hingga rata,
• Setelah tercampur masukan daun bambu kedalam trash bag, lalu simpan selama 1
minggu untuk langkah fermentasi,
• Setelah pupuk daun bambu jadi, masukan dalam polybag dengan takaran :
• 100% pupuk bambu (hanya pupuk daun bambu saja)
• 100% tanah
• 50% tanah 50% pupuk bambu
• 75% pupuk bambu 25% tanah
• 25% pupuk bambu 75% tanah
• Setelah selesai memasukan pupuk dan tanah, tanamlah daun bawang, lalu amati
setiap hari pertumbuhan dan perkembangan daun bawang.
BAB 4
HASIL DAN ANALISIS

• Hasil Penelitian

• Tanggal 30-Oktober-2015

Takaran / Takaran pupuk daun


hasil bambu
penelitian 100 % daun 50% daun 100% tanah 75% tanah 25%
bambu bambu 50% daun bambu
tanah
Panjang 34 cm 43 cm 44 cm 21 cm
daun
Banyak daun 3 helai 3 helai 4 helai 4 helai

• Tanggal 31-Oktober-2015

Takaran / Takaran pupuk daun


hasil bambu
penelitian 100 % daun 50% daun 100% tanah 75% tanah
bambu bambu 50% 25% daun
tanah bambu
Panjang 34,6 cm 41,3 cm • 44 cm 24,7 cm
daun • 38 cm
Banyak 3 helai 3 helai 4 helai 4 helai
daun

• Tanggal 2-November-2015
Takaran / Takaran pupuk
hasil daun bambu
penelitian 100 % daun 50% daun 100% tanah 75% tanah 25%
bambu bambu 50% daun bambu
tanah
Panjang • 33,4  41,5 cm  37,3 cm  23 cm
daun cm  29 cm  21,5 cm  21,6 cm
• 16 cm  8,2 cm
Banyak 4 helai 3 helai 3 helai 4 helai
daun

• Tanggal 4-November-2015

Takaran / Takaran pupuk daun


hasil bambu
penelitian 100 % daun 50% daun bambu 100% 75% tanah 25% daun
bambu 50% tanah tanah bambu

Panjang • 32,2 • 42,2cm 24,2 • 21,5cm


daun cm • 28,9cm cm • 20,5cm
• 16,4 • 8,8cm
cm
• 15,4
cm
Banyak 3 helai 2 helai 3 helai 3 helai
daun
5.6-November-2015
Takaran / Takaran pupuk
hasil daun bambu
penelitian 100 % daun bambu 50% daun bambu 100% tanah 75% tanah
50% tanah 25% daun
bambu
Panjang 1.33,1cm 1.42cm 1.27,2cm 1.22,5cm
daun 2.20,1cm 2.29,2cm 2.16,1cm 2.21cm
3.19,5cm 3.18,2cm 3.12,2cm

Banyak 3 helai 3 helai 2 helai 3 helai


daun

6.8-November-2015
Takaran / Takaran pupuk daun bambu
hasil
penelitian 100 % daun 50% daun bambu 50% tanah 100% tanah 75% tanah
bambu 25% daun
bambu
Panjang 1.34,5cm 1.41,8cm 1.28,2cm 1.22cm
daun 2.28,2cm 2.30cm 2.23,6cm 2,17,5cm
3.27,5cm 3.22,8cm
4.14cm
Banyak 4 helai 3 helai 2 helai 2 helai
daun

7.10-November-2015
Takaran / Takaran pupuk daun bambu
hasil
penelitian 100 % daun 50% daun bambu 50% tanah 100% tanah 75% tanah
bambu 25% daun
bambu
Panjang
daun
Banyak
daun

• 13-November-2015
Takaran / Takaran pupuk daun bambu
hasil
penelitian 100 % daun 50% daun bambu 50% tanah 100% tanah 75% tanah
bambu 25% daun
bambu
Panjang
daun
Banyak
daun

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

• Kesimpulan

• Saran
Penggunaan pupuk organik saja, tidak dapat meningkatkan produktivitas tanaman dan
ketahanan pangan. Oleh karena itu sistem pengelolaan hara terpadu yang
memadukan pemberian pupuk organik dan pupuk anorganik perlu digalakkan.
menggunakan kombinasi pupuk organik dan anorganik yang berlandaskan konsep
good agricultural practices perlu dilakukan agar degredasi lahan dapat dikurangi dalam
rangka memelihara kelestarian lingkungan. Pemanfaatan pupuk organik dan pupuk
anorganik untuk meningkatkan produktivitas lahan dan produksi pertanian perlu
dipromosikan dan digalakkan
Daftar Pustaka
Sumber : food and nutrition research center ,handbook 1 manila
Direktorat gizi depkes R,I(1981)
http://rahmataufiq130394.blogspot.co.id/2014/04/morfologi-daun-bambu-bambusa-
sp.html
https://nopriastor.wordpress.com/2012/07/05/pemanfaatan-agensi-hayati-aspergiluus-
sp-yang-terdapat-pada-limbah-daun-bambu-menjadi-effective-microorganism-
bamboo-emb-sebagai-dekomposer-pupuk-organik-alternatif/
https://books.google.co.id/books?
id=1FrseugUZOsC&pg=PA14&lpg=PA14&dq=taksonomi+dan+morfologi+daun+bawa
ng&source=bl&ots=FoKDP2qb6Y&sig=SFo01-
0NkruwbsHIkUKuroX5N8c&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=taksonomi
%20dan%20morfologi%20daun%20bawang&f=false

Anda mungkin juga menyukai