TABULAMPOT
• Adalah metode budidaya tanaman buah dalam pot (tabulampot)
• Tujuan untuk menjawab tantangan keterbatasan lahan.
• Tanaman buah biasanya berpostur tinggi dengan perakaran dalam.
• Tanaman membutuhkan ruang tumbuh cukup luas.
• Berkembang sejak tahun 1970-an
• Dalam pameran pertanian, tabulampot selalu menjadi incaran favorit.
• Tabulampot tertarik dengan alasan fungsional maupun estetika.
Menyiapkan bibit tabulampot
• Bibit tanaman menentukan keberhasilan tabulampot.
• Terdapat dua jenis bibit tanaman, yaitu bibit hasil perbanyakan generatif (dari biji)
dan bibit hasil perbanyakan vegetatif (cangkok, okulasi dan penyambungan).
• Budidaya tabulampot sebaiknya menggunakan bibit hasil perbanyakan vegetatif,
karena
• Kelebihan bibit hasil vegetatif yaitu sifat tanamannya bisa dipastikan, karena
sama dengan sifat induknya, lebih cepat berbuah, tetapi akarnya kurang kuat,
tanaman mudah roboh atau mengalami kekeringan.
• Bebas dari hama dan penyakit tanaman.
• Bibit memiliki sertifikat dari lembaga terpercaya.
Menyiapkan media tanam
• Media tanam berfungsi sebagai tempat tumbuhnya akar untuk
menopang postur tanaman.
• Media tanam tabulampot harus bisa menyimpan air dan memasok
nutrisi yang dibutuhkan tanaman.
• Media tanam yang sering digunakan antara lain campuran tanah,
kompos dan arang sekam dengan komposisi 1:1:1.
• Atau campuran tanah, pupuk kambing dan sekam padi dengan
komposisi 1:1:1.
• Bila bahan-bahan media tanam terlalu asam campurkan kapur
pertanian atau dolomit ke dalamnya.
• Siapkan pot jenis pot dari tanah liat, logam (drum), plastik,
semen atau kayu.
• Pot berbahan tanah liat dan kayu sangat baik untuk
tabulampot karena memiliki pori-pori , kelembaban dan
temperatur media tanam lebih stabil, Tetapi tidak tahan lama.
• Wadah tabulampot yang baik harus memiliki kaki atau alas
yang memisahkan dasar pot dengan tanah, agar tedapat aliran
drainase dan agar akar tanaman tidak menembus tanah.
Penanaman bibit tanaman
Siapkan bahan-bahan media tanam, kemudian ayak dan
buang kerikil-kerikil yang ada didalamnya. Campurkan
bahan-bahan teresrbut hingga merata.
Siapkan pot dengan ukuran sesuai dengan ukuran tanaman.
Letakkan pecahan genteng pada dasar pot, satu lapis saja.
Kemudian letakkan satu lapis ijuk atau sabut kelapa.
Isi media tanam setengah tinggi pot.
Pangkas sebagian daun atau batang bibit tanaman untuk
mengurangi penguapan, . Kemudian buka polybag bibit
tanaman, letakkan tepat ditengah-tengah pot. Timbun dengan
media tanam hingga pangkal batang.
Padatkan media tanam di sekitar pangkal batang
Siram dengan air untuk mempertahankan kelembaban.
Simpan tabulampot di tempat yang agak teduh untuk
beradaptasi.
Siram setiap pagi atau sore hari.
Setelah satu minggu, letakkan tabulampot di tempat terbuka.
PEMELIHARAAN
a. Penyiraman
• Tabulampot di letakkan di tempat terbuka dan terkena cahaya matahari
sepenuhnya.
• Penyiraman dilakukan setiap hari, pagi atau sore hari.
• Pada musim penyiraman dilakukan apabila media tanam terlihat
kering.
• Penyiraman dilakukan demgan menggunakan selang air atau gembor.
• Penyiraman tabulampot bila jumlahmya banyak,menggunakan sistem
irigasi. Sistem irigasi yang paling cocok adalah irigasi tetes.
• Irigasi tetes irit tenaga kerja, hemat air dan mudah dikontrol, namun
memerlukan investasi cukup besar.
b. Pemangkasan
• Terdapat tiga tujuan pemangkasan tabulampot yaitu pemangkasan
bentuk, pemangkasan produksi dan pemangkasan peremajaan.
• Pemangkasan bentuk dilakukan untuk membentuk tajuk baru dan
mengatur postur tanaman agar sinar matahari bisa menembus semua
bagian tanaman.
• Pemangkasan bentuk terkait dengan estetika.
• Memangkas bentuk tabulampot adalah 1-3-9. Artinya, dalam setiap 1
batang primer terdapat maksimum 3 batang sekunder dan dalam 1
batang sekunder maksimum terdapat 3 batang tersier.
• Batang yang dipilih untuk dibiarkan tumbuh adalah yang sehat dan
kuat serta memiliki unsur estetika tanaman.
• Pemangkasan produksi berkaitan dengan fungsi produksi tanaman.
• Pemangkasan dilakukan terhadap tunas air untuk merangsang
pembungaan dan batang yang terlihat berpenyakit.
• Pemangkasan peremajaan, dilakukan terhadap tanaman yang telah tua.
• Pada tabulampot yang sudah tua dilakukan penggantian media tanam
dan pot (repotting), beberapa cabang perlu dipangkas bahkan
menyisakan batang primer saja.
c. Pemupukan
• Media tabulampot memiliki cadangan nutrisi yang terbatas.
• Pemupukan menjadi hal vital.
• Pemupukan pertama dilakukan satu bulan setelah tanam. Selanjutnya dilakukan setiap 3-4
bulan sekali.
• Pupuk yang digunakan pupuk organik. Jenisnya kompos, pupuk kandang atau
pupuk organik cair.
• Pupuk organik memiliki unsur hara yang lebih lengkap. Selain itu penambahan bahan-
bahan organik akan merangsang aktivitas biologi dalam media tanam.
• Pupuk kimia diperlukan pada saat pembungaan dan pembuahan, karena tanaman
memerlukan unsur hara makro seperti P dan K dalam jumlah banyak. dan beberapa unsur
mikro seperti Ca, Mn, Fe, dll.
d. Pengendalian hama dan penyakit
• Pengendalian hama dan penyakit pada tabulampot dilakukan sejak
dini, yakni sejak memilih bibit.
• Bibit unggul memiliki ketahanan terhadap hama dan penyakit
tertentu.
• Pencegahan serangan hama dan penyakit dilakukan dengan
menjaga kebersihan media tanam dan kebun.
• Gulma dan semak belukar disekitar kebun bisa menjadi sumber
hama dan penyakit.
• Bila tabulampot sudah kadung terserang hama atau penyakit, langkah
pertama diberantas dengan memungut ulat yang menyerang atau
memangkas dahan yang terkena penyakit secara manual.
• Pada saat tabulampot berbuah, lindungi buah dengan plastik atau
jaring pelindung atau dengan memasang perangkap hama, seperti
penggunaan hormon feromon untuk memerangkap lalat buah.
• Penyemprotan tabulampot menggunakan pestisida organik.
• Penyemprotan dengan pestisida kimia dilakukan dengan dosis sesuai.
• Penyemprotan dilakukan secara terbatas.
e. Pergantian media dan pot
• Tabulampot dengan ukuran tertentu perlu dipindahkan.
• Ruang tabulampot harus cukup untuk menopang ruang gerak tanaman.
• Pemindahan dilakukan dengan pergantian media tanam.
• Pergantian media tanam berfungsi memindahkan tanaman pada pot yang lebih
besar saja.
• Perlu dilakukan pemangkasan peremajaan seperti, pemangkasan akar tanaman.
• Akar tanaman yang terus tumbuh membuat media tanam menjadi padat.
• Akar yang panjangnya lebih dari 25 cm harus dipangkas.
• Kepadatan akar harus dikurangi. untuk mengurangi penguapan.