Anda di halaman 1dari 26

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul ” BUDIDAYA TANAMAN TOMAT“.
Dalam pembuatan makalah ini mulai dari perancangan, pencarian bahan,
sampai penulisan, penulis mendapat bantuan, saran, petunjuk, dan bimbingan dari
banyak pihak baik secara langsung  maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terimakasih  dan kepada teman-teman yang ikut berpartisipasi dalam
menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca untuk perbaikan di masa yang akan datang, dan penulis juga berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

BAB I
PENDAHULUAN
 A.    Latar Belakang
Tomat termasuk sayuran buah yang paling digemari oleh setiap orang karena
rasanya enak, segar, dan sedikit asam. Selain itu, tomat setelah tua dan berwarna
merah merupkan sumber vit. A, vit C, dan sedikit vit. B. Kandungan vit. A-nya lebih
tinggi 2-3 kali dari semangka.
Tomat dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun tinggi. Jenis tomat sayur
lebih baik ditanam di dataran rendah. Sementara tomat apel lebih baik ditanam di
dataran tinggi.Tanaman tomat sangat peka terhadap tanah yang sedikit kekurangan
zat-zat hara terutama unsure nitrogen (zat lemas).
Oleh karena itu, penanaman tomat harus pada tanah yang gembur, sedikit
mengandung pasir dan banyak mengandung bahan organik (subur). Tanah liat yang
sedikit mengandung pasir dengan derajat keasaman tanah (pH) antara 5-6 sangat
disukai tanaman ini.
Tanaman tomat pun tidak tahan terhadap hujan. Oleh karena itu, waktu tanam
terbaik adalah 2 bulan sebelum musim hujan hingga akhir musim hujan.Waktu tanam
pun dapat dilakukan pada awal musim hujan. Akan tetapi, tanaman sering mengalami
kegagalan karena banyak terjadi serangan penyakit daun dan buahnya banyak yang
pecah sehingga mutunya dan produksinya menurun.
 B.     Tujuan
       Pembuatan makalah budidaya tanaman tomat bertujuan :
1.      Agar mahasiswa mengerti dan mengetahui cara penanaman atau budidaya tanaman
tomat dengan benar.
2.      Agar mahasiswa dapat belajar menanggulangi permasalahan yang timbul dalam
budidaya tanaman tomat (seperti serangan hama, kekurangan unsur hara, dll)
3.      Sebagai pembelajaran bagi semua pihak yang akan mengusahakan komoditas
tanaman tomat.

 C.    Manfaat
       Manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini adalah :
1.      Mahasiswa dapat mengetahui cara/praktik budidaya tanaman tomat dengan benar
agar memperoleh hasil produksi yang maksimal.
2.      Mahasiswa dapat mengatasi masalah didalam usaha budidaya tanaman tomat dengan
teknik yang benar dan tepat sasaran
3.      Para pengusaha tomat dapat memahami dan mengetahui cara atau tehnik budidaya
tomat yang benar.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Budidaya Tomat


Tanaman tomat ditanam secara intensif artinya bahwa tomat diusahakan secara
sungguh-sungguh hal ini juga dipengaruhi oleh faktor resiko yang cukup besar dan
iklim yang sudah tidak bisa dibaca secara pasti. Adapun cara-cara budidaya tanaman
tomat yang dilakukan sebagai berikut:
1.      Pembibitan
a.      Persyaratan Benih
Kriteria-kriteria teknis untuk seleksi benih tanaman tomat adalah:
1)      Pilih biji yang utuh, tidak cacat atau luka, karena biji yang cacat biasanya sulit
tumbuh. 
2)      Pilih biji yang sehat, artinya biji tidak menunjukkan adanya serangan hama atau
penyakit.
3)      Benih atau biji bersih dari kotoran.
4)      Pilih benih atau biji yang tidak keriput.

b.      Teknik Penyemaian Benih


Berdasarkan tempat persemaiannya, penyemaian benaih tomat dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu :
1)      Persemaian di Bedengan
a)      Olah  lahan yang akan digunakan sebagai bedengan agar gembur dengan cara
dicangkul sedalam 30 cm.Lebar bedengan 110-120 cm dan tinggi sekitar 30 cm.
Bedengan dibuat secara membujur dari Utara ke Selatan.
b)      Tambahkan pupuk kandang halus yang telah matang ke dalam lahan bedengan, aduk
secara merata. Untuk ukuran bedengan 1 x 2 m, pupuk kandang yang diberikan
sebanyak 10-20 kg. Perbandingan antara tanahdan pupuk kandang yang biasa
digunakan adalah 1 : 3 atau 1 : 4.
c)      Kering anginkan terlebih dahulu bedengan yang akan digunakan sebagai tempat
persemaian selama 4-5 hari.Selain itu, bersihkan bedengan dari gulma yang tumbuh
d)     Buat naungan di atas bedengan guna menghindari cahaya matahari yang terlalu terik
dan air hujan. Naungandibuat tidak permanen, sehingga mudah dibuka ketika bibit
membutuhkan cahaya matahari dalam jumlah banyak. Naungan bisa dibuat dari daun
pakis, daun kelapa, atau plastik. Naungan di pasang miring dengantinggi sebelah
Timur sekitar 100 cm dan sebelah Barat sekitar 75 cm.
e)      Airi bedengan sehari sebelum persemaian agar basah.
f)       Sebar benih tomat ke dalam bedengan secara merata, kemudian tutup benih dengan
tanah tipis-tipis.
g)      Buka naungan saat kecambah mulai tumbuh, sekitar 4-10 hari setelah tanam.
Pembukaan naungansebaiknya dilakukan pada pagi hari (pukul 06.00 - 10.00) dan
pada sore hari (pukul 15.00-17.00). Pada kedua waktu tersebut, pengaruh sinar
matahari dan temperature tidak terlalu tinggi. Pada kondisi hujan,sebaiknya naungan
dibiarkan tertutup.

2)      Persemaian dikotak semai


a)      Kotak semai terbuat dari kayu dengan panjang 50-60 cm, lebar 30-40 cm, dan tinggi
25-30 cm. Selain kayu,kotak juga bisa terbuat dari plastik atau semen dengan ukuran
yang sama. Dasar kotak tersebut harusdilubangi dengan diameter lubang 0,5 cm.
b)      Isi kotak semai dengan media berupa campuran tanah dan pupuk kandang setinggi 12
cm. Perbandingankomposisi antara tanah dan pupuk kandang adalah 1 : 1 atau 1 : 2.
Media semai tersebut kemudiandipadatkan sedikit demi sedikit.
c)      Basahi media semai sehari sebelum tanam.
d)     Benih ditanam dengan jarak antar baris 5 cm dan kedalaman 0,5 - 1 cm, kemudian
ditutup tanah halus.
e)      Bibit yang tumbuh setelah 7-10 hari dapat dipindahkan ke dalam polybag/bumbunan
untuk disemaikanhingga mencapai ukuran tertentu.
2.      Penyapihan
Sebelum ditanam di lahan permanen, bibit yang telah berumur 2 minggu atau
telah mempunyai 2-3 helai daun sebaiknya dipindahkan ke tempat penyapihan
terlebih dahulu. Penyapihan berperan penting dalam proses adaptasi bibit. Peluang
bibit dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dapat terlihat dari penyapihan.
Wadah yang digunakan untuk penyapihan dapat berupa bumbunan yang terbuat dari
daun pisang atau polybag berukuran 5 cm x 8cm.
Tahapan penyapihan yaitu :
a.       Isi bumbunan dengan media tanam berupa campuran tanah dan pupuk kandang
halus, dengan perbandingan 1 :1.
b.      Pilih bibit yang akan disapih dari tempat persemaian untuk dipindahkan ke kantong
plastik atau bumbunan.
c.       Lubangi media dalam bumbunan dengan jari sedalam kurang lebih 1 cm.
Tanam bibit, lalu timbun kembali dengan tanah, serta sedikit ditekan.
d.      Letakkan bibit dalam bumbunan di tempat yang teduh.
e.       Siram bibit dengan air secukupnya setiap pagi dan sore hari.
f.       Penyapihan berlangsung selama 14-21 hari atau setelah bibit memiliki tinggi 15 cm
dan berdaun 4 atau 5 helai.

3.      Pemindahan Bibit


Bibit tomat dapat dipindahkan ke kebun setelah berumur 30-35 hari di
persemaian. Bibit yang dipilihsebaiknya yang berpenampilan menarik dan baik, yaitu
penampakannya segar dan daun-daunnya tidak rusak. Pilihlah bibit yang kuat, yaitu
tegak pertumbuhannya, dan pilihlah bibit yang sehat, artinya bibit tidak terserang
hama dan penyakit.
Waktu yang baik untuk menanam bibit tomat di kebun adalah pagi atau sore hari.
Pada saat itu keadaan cuacatidak panas sehingga mencegah kelayuan pada
tanaman.Ketika memindah bibit di kebun, hendaknya memperhatikan cara-cara yang
baik dan benar. Pemindahan bibit yang  ceroboh dapat merusak perakaran tanaman,
sehingga pada saat bibit telah ditanam maka akan mengalami hambatandalam
pertumbuhan, bahkan mati.
Ada beberapa cara pemindahan bibit dari persemaian, yaitu :
a.       Sistem cabut, yaitu bibit yang telah tumbuh di persemaian dan cukup umur dicabut
dengan hati-hati. Namunsebelum dilakukan pencabutan, bedeng persemaian harus
dibasahi dengan air untuk memudahkan pencabutandan tidak merusak akar.
b.      Sistem putaran, yaitu bibit diambil beserta tanahnya. Namun sebelum bibit
diambil,tanah dibasahi dengan air terlebih dahulu.
c.       Kedua cara tersebut terutama ditujukan untuk pembibitan yang secara langsung
dilakukan pada bedeng tanah persemaian, sedangkan untuk bibit yang disemaikan
dalam bumbunan atau polybag cara pemindahannya adalah: basahi
bumbunan/polybag terlebih dahulu, kemudian keluarkan bibit dari bumbunan/polibag
beserta tanahnyadengan menyobek bumbunan/kantong polybag.

4.      Pengolahan Media Tanam


a.      Persiapan
Pengolahan tanah untuk penanaman bibit di kebun produksi harus
memperhitungkan waktu, antara lainlamanya bibit di persemaian hingga dapat
dipindah untuk ditanam ke kebun dengan lamanya proses pengolahantanah sampai
siap tanam. Lamanya waktu pembibitan sekitar 30-35 hari, sedangkan lamanya
pengolahan tanah yangintensif sampai siap tanam adalah 21 hari. Oleh karena itu,
agar tepat waktu penanamannya di kebun, jadwal pengolahan tanahnya sebaiknya
dilakukan 1-2 minggu setelah benih disemaikan.

b.      Pengolahan Tanah


Pengolahan tanah yang intensif pada dasarnya melalui 3 tahap, yaitu :
1)      Tahap pertama adalah membalik agregat tanah sehingga tanah yang berada pada
lapisan dalam dapat terangkat ke permukaan. Pengolah tanah tahap ini sebaiknya
dilakukan dengan bajak yang ditarik oleh tenaga hewan ataudengan menggunakan
traktor. Tanah diolah dengan kedalaman 25 cm-30 cm. Setelah dibajak, tanah
dibiarkanselama 1 minggu agar bongkahan-bongkahan tanah hasil pembajakan cukup
terkena angin, terkena cahayamatahari, dan supaya terjadi proses oksidasi
(pemasaman) zat-zat beracun dari dalam tanah, seperti asam sulfidayang sangat
membahayakan kehidupan tanaman.
2)      Tahap kedua, tanah digemburkan dengan cara dicangkul tipis-tipis sehingga
diperoleh struktur tanah yanggembur atau remah, sekaligus untuk meratakannya.
Selanjutnya, tanah hasil pengolahan tahap ini dibiarkanselama 1 minggu.
3)      Tahap ketiga, dilakukan pemupukan dasar dengan pupuk kandang yang matang
sebanyak 15-20 ton/ha. Pemberian pupuk kandang yang belum matang dapat
mempengaruhi pertumbuhan tanaman, bahkan dapat mematikan tanaman karena akar
tanaman tidak kuat menahan panas. Pada tahap ini, tanah yang telah ditaburipupuk
kandang dicangkul kembali tipis-tipis dan diratakan.

c.       Pembentukan Bedengan


Setelah pengolahan tanah selesai dilakukan, selanjutnya dibuat bedeng-
bedeng membujur ke arah Timur Barat agar penyebaran cahaya matahari dapat
merata ke seluruh tanaman. Disamping pembuatan bedeng, juga dibuat parit-parit
atau selokan untuk irigasi. Bedengan dibuat dengan ukuran lebar 1-1,2 m, panjang
disesuaikan dengankeadaan lahannya dan tinggi bedeng 30 cm. Jika penanaman
tomat dilakukan pada musim penghujan, bedengandapat dibuat lebih tinggi yaitu 40-
45 cm. Sedangkan ukuran parit dibuat lebar 20-30 cm dan kedalamannya 30
cm.Dengan demikian jarak antar bedeng adalah 20-30 cm. Kemudian pada sekeliling
petak-petak bedengan dibuatsaluran pembuangan air dengan ukuran lebar 50 cm, dan
kedalamannya 50 cm.

d.      Pemupukan
Sebelum bibit tomat ditanam, lahan harus diberi pupuk dasar. Pemupukan
dapat dilakukan dengan 2 carayaitu:a. Kompos atau pupuk kandang yang telah
matang dan SP36 ditabur secara merata ke seluruh bedengan.Selanjutnya, tanah
dicangkul sampai homogen agar kompos atau pupuk kandang dan SP36 tercampur
meratadengan tanah. b. Pada jarak yang telah ditentukan dibuat lubang sedalam + 15
cm dan bergaris tengah + 20 cm. Lubang-lubangtersebut kemudian diberi pupuk
kandang atau kompos sebanyak 0,5 kg (satu genggam besar). Lubang ditimbuntanah,
kemudian diaduk-aduk sehingga kompos atau pupuk kandang dan tanah tercampur
rata.

e.       Pemberian Mulsa


Dewasa ini, penggunaan plastik hitam-perak sebagai mulsa (penutup tanah)
telah banyak dipergunakan oleh para petani. Penggunaan plastik hitam-perak sebagai
mulsa lebih praktis dibandingkan dengan penggunaan sisa-sisatanaman yang telah
mati, misalnya jerami padi.

5.      Teknik Penanaman


a.      Penentuan Pola Tanam
Tomat dapat ditanam dengan 2 macam jarak tanam, yaitu dengan sistem dirempel
dan sistem bebas.
1)      Sistem dirempel
Jarak tanam sistem ini adalah 50 cm x 50 cm atau 60 cm x 60 cm, bujur sangkar
atau segitiga sama sisi. Caramenanam dengan sistem ini maksudnya yaitu tunas-tunas
yang tumbuh diambil (dipotong) sedini mungkin,sehingga tanaman hanya memiliki
satu batang tanpa cabang.
2)      Sistem bebas
Ukuran jarak tanam sistem bebas adalah 80 cm x 100 cm; 80 cm x 80 cm; 80 cm
x 100 cm; 100 cm x 100 cm.Bentuk yang digunakan dapat berupa bujur sangkar, segi
panjang atau segitiga sama sisi. Selain itu dapat jugadibuat antar barisan berjarak 100
cm, dan dalam barisan berjarak 50-60 cm. Cara menanam dengan sistem ini bertujuan
membiarkan tunas-tunas yang tumbuh menjadi cabang-cabang besar dan dapat
berubah.

b.      Pembuatan Lubang Tanam 


Bedengan yang telah dipersiapkan untuk penanaman bibit, sehari sebelumnya
hendaknya diairi terlebihdahulu supaya basah. Kemudian pada bedeng yang telah
tertutup mulsa plastik dibuat lubang tanam dengan diameter 7-8 cm sedalam 15 cm.
Lubang-lubang tanam dibuat sesuai dengan jarak tanam yang telah ditentukan.

c.       Cara Penanaman


Penanaman dapat dilakukan pada musim kemarau dan musim hujan. Apabila
penanaman dilakukan padamusim kemarau pakailah mulsa plastik hitam perak.
Mulsa tersebut harus sudah dipasang di bedengan sebelum bibitditanam. Apabila
tomat ditanam pada musim hujan pasanglah lebih dahulu atap plastik transparan
(tembus cahaya) pada bedengan yang akan ditanami.
  
6.      Pemeliharaan Tanaman
a.      Penyulaman
Penyulaman adalah mengganti tanaman yang mati, rusak atau yang
pertumbuhannya tidak normal, misalnyatumbuh kerdil. Penyulaman sebaiknya
dilakukan seminggu setelah tanam. Namun jika satu minggu sudah terlihatadanya
tanaman yang mati, layu, rusak atau pertumbuhannya tidak normal, penyulaman
sebaiknya segera dilakukan.Hal lain yang juga harus diperhatikan dalam penyulaman
adalah bibit yang digunakan. Bibit yang digunakan untuk menyulam diambil dari
bibit cadangan yang telah dipersiapkan sebelumnya bersamaan dengan bibit lain yang
bukan bibit cadangan. Cara penyulamannya adalah tanaman yang telah mati, rusak,
layu, atau pertumbuhannya tidak normaldicabut, kemudian dibuat lubang tanam baru
ditempat tanaman terdahulu, dibersihkan dan diberi Furadan 0,5 gram bila dipandang
perlu. Setelah itu, bibit yang baru ditanam pada tempat tanaman terdahulu dengan
cara penanamanbibit terdahulu.
b.      Penyiangan
Gulma yang tumbuh di areal penanaman tomat harus disiangi agar tidak menjadi
pesaing dalam menyerapunsur hara. Gulma yang terlalu banyak dapat mengurangi
unsur hara sehingga tanaman tomat menjadi kerdil. Gulma juga dapat menjadi inang
hama dan penyakit yang akan menyerang tanaman tomat. Pemberian mulsa plastik
ataudaun-daunan dapat mengurangi pertumbuhan gulma. Waktu penyiangan dapat
dilakukan 3-4 kali tergantung kondisi kebun.

c.       Pembubunan
Tujuan pembubunan adalah memperbaiki peredaran udara dalam tanah dan
mengurangi gas-gas atau zat-zat beracun yang ada di dalam tanah sehingga perakaran
tanaman akan menjadi lebih sehat dan tanaman akan menjadicepat besar. Tanah yang
padat harus segera digemburkan. Pembubunan dilakukan dengan hati-hati dan tidak
terlaludalam agar tidak merusak perakaran tanaman. Luka pada akar akan menjadi
tempat penyakit yang berbahaya.

d.      Perempelan
1)      Tunas yang tumbuh di ketiak daun harus segera dirempel/dipangkas agar tidak
menjadi cabang. Perempelan paling lambat dilakukan 1 minggu sekali. Pada tanaman
tomat yang tingginya terbatas, perempelannya harusdilakukan dengan hati-hati agar
tunas terakhir tidak ikut dirempel, supaya tanaman tidak terlalu pendek. 
2)      Perempelan yang baik dilakukan pada pagi hari agar luka bekas rempelan cepat
kering dengan cara: ujung tunasdipegang dengan tangan yang bersih, lalu digerakkan
ke kanan kiri sampai tunas tersebut lepas. Apabilaterlambat merempel, tunas akan
menjadi cabang yang besar dan sukar putus.
3)      Tunas yang terlanjur menjadi cabang besar harus dipotong dengan pisau atau gunting
tajam yang bersih.
4)      Ketinggian tanaman tomat dapat dibatasi dengan memotong ujung tanaman apabila
jumlah dompolan buah sudahmencapai 5-7 buah.

e.       Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk menambah unsure hara yang dibutuhkan oleh
tanaman. Kebutuhan pupuk anorganik untuk tanaman tomat adalah 100-180 kg N per
hektar, 50-150 kg P2O5 dan 50-100 kg K2O per hektar.Dosis akan semakin tinggi
apabila budidaya dilaksanakan pada musim hujan.
Untuk tanaman tomat dan tanaman lain dari famili Solanacearum, sebaiknya
tidak menggunakan pupuk yangkandungan N-nya berasal dari Urea, tetapi lebih
disarankan untuk menggunakan ZA, karena tanaman ini sudah bisamengikat N dari
udara.
Adapun kebutuhan pupuk anorganik untuk tanaman tomat adalah 500 kg/ha
Za, 170 kg/ha SP36, dan 220kg/ha KCl. ZA diberikan sebanyak 4 tahap, yaitu 200
kg/ha pada saat tanam, dan 100 kg/ha masing-masing padaumur 10 hst, 24 hst, dan 44
hst. SP36 diberikan seluruhnya pada saat tanam. KCl diberikan dengan 3 tahapan,
yaitu120 kg/ha pada saat tanam, 60 kg/ha pada umur 24 hst, dan 40 kg/ha pada umur
44 hst.

f.        Penyiraman
Kebutuhan air pada budidaya tanaman tomat tidak terlalu banyak, namun tidak
boleh kekurangan air.Pemberian air yang berlebihan pada areal tanaman tomat dapat
menyebabkan tanaman tumbuh memanjang, tidak mampu menyerap unsur-unsur hara
dan mudah terserang penyakit. Kelembaban tanah yang tinggi dapat
mendorong pertumbuhan dan perkembangan patogen sehingga tanaman tomat dapat
mati keracunan karena kandungan oksigendalam tanah berkurang. Pori-pori yang
terisi oleh air mendesak oksigen keluar dari dalam tanah sehingga tanahmenjadi
anaerob yang menyebabkan proses oksidasi berubah menjadi proses reduksi. Keadaan
tanah yang demikianmenyebabkan kerontokan bunga dan menyebabkan pertumbuhan
vegetatif berlebihan, sehingga mengurangi pertumbuhan dan perkembangan generatif
(buah).
Kekurangan air yang berkepanjangan pada pertanaman tomat dapat mengganggu
pertumbuhan tanaman padastadia awal, mengakibatkan pecah-pecah pada buah
apabila kekurangan air terjadi pada stadia pembentukan hasil dandapat menyebabkan
kerontokan bunga apabila kekurangan air terjadi selama periode pembungaan.

g.      Pemasangan Ajir


Pemasangan ajir dimaksudkan untuk mencegah tanaman tomat roboh. Hal-hal
yang perlu diperhatikan:
1)      Ajir (lanjaran) terbuat dari bambu atau kayu dengan panjang antara 100-175 cm,
tergantung dari varietasnya
2)      Pemasangan ajir dilakukan sedini mungkin, ketika tanaman masih kecil, akar masih
pendek, sehingga akar tidak  putus tertusuk ajir. Akar yang luka akan memudahkan
tanaman terserang penyakit yang masuk lewat luka. Jarak ajir dengan batang tomat ±
10-20 cm.
3)      Cara memasang ajir bermacam-macam, misalnya ajir dibuat tegak lurus atau ujung
kedua ajir diikat sehinggamembentuk segitiga. Agar tidak dimakan rayap, ajir diolesi
dengan ter atau minyak tanah.
4)      Tanaman tomat yang telah mencapai ketinggian 10-15 cm harus segera diikat pada
ajir. Pengikatan janganterlalu erat yang penting tanaman tomat dapat berdiri.
Pengikatan dilakukan dengan model angka 8 sehinggatidak terjadi gesekan antara
batang tomat dengan ajir yang dapat menimbulkan luka. Tali pengikat, misalnya
tali plastik harus dalam keadaan bersih. Setiap bertambah tinggi ± 20 cm, harus
dilakukan pengikatan lagi agar  batang tomat selalu berdiri tegak (Anonymous, 2011)

h.      Pemangkasan cabang


Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil buah tomat adalah dengan cara
pemangkasan. Pemangkasan cabang dengan meninggalkan satu cabang utama per
tanaman akan menghasilkan buah tomat dengan diameter yang lebih besar
dibandingkan dengan tanpa pemangkasan. Jumlah cabang yang harus dipertahankan
per tanaman tergantung pada kultivar yang ditanam. Tanaman tomat memerlukan air
dalam jumlah yang banyak untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Semakin
sering frekuensi pemberian air semakin baik pula sifat fisik buah tomat yang
dihasilkan.

7.      Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Tomat


Kerusakan pada suatu tanaman biasa disebabkan oleh faktor biotis, seperti
sbangsa jamur, bakteri, insekta, virus dan gulma.  Untuk memberantas jamur
digunakan fungisida, memberantas bakteri digunakan bakterisida dan memberantas
insekta digunakan insektisida.  Untuk memberantas virus umumnya masih dilakukan
dengan pencabutan kemudian dimusnahkan, sedangkan untuk memberantas gulma
digunakan herbisida.
a.      Hama
Hama adalah hewan yang merusak tanaman atau hasil tanaman karena aktivitas
hidupnya, terutana aktivitas untuk memperoleh makanan.  Hama tanaman memiliki
kemampuan merusak yang sangat hebat.  Akibatnya tanamana dapat rusak atau
bahkan tidak dapat menghasilkan sama sekali. Hama pada tanaman terdiri dari atas
hewan mamalia, serangga dan burung.  Hama tanaman berupa hewan mamalia terdiri
dari tikus, babi hutan dan kera.  Hama tanaman berupa burung terdiri dari burung
gelatik dan burung pipit.  Hama tanaman berupa serangga misalnya wereng, kutu
daun, walang sangit, belalang, berbagai ulat dan berbagai kumbang.  Diantara hama-
hama tersebut yang paling menimbulkan kerugian besar pada tanaman adalah
kelompok serangga.
1)      Hama Gurem
Hama Gurem (Thrips atau Myten) biasanya menyerang daun, bunga dan buah
pada tanaman sayuran tomat.  Untuk mengatasi hama gurem ini dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu pembibitan/pesemaian disemprotkan dengan obat Dieldrin dan
pada areal yang tetap atau lahan pertanaman dapat disemprotkan dengan antara
copper fungisida dan Dieldrin.
2)      Ulat Tanah
Ulat Tanah (Agrotis ipsilon) ini menyerang tanaman sayuran tomat pada bagian
batangnya.  Warna ulatnya hitam mengkilat.  Untuk pemberantasan hama ulat tanah
ini dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a)      Memasang umpan dengan perbandingan bahan campuran 1000 gr dedak : 100 gr
gula dan paris green, dicampur dengan air secukupnya.
b)      Dilakukan penyemprotan seminggu sekali
c)      Secara preventif yaitu menaman jenis tanaman tomat yang resisten serta tepat pada
waktunya.
3)      Hama Cacing
Hama Cacing (Melodogyna sp.) ini menyerang tanamans ayuran tomat pada
bagian akar, baik itu di lahan pesemaian maupun pada lahan pertanaman. 
Pemberantasan hama cacing ini dapat dilakukan dengan menggunakan Nematisida.
4)      Siput atau Bekicot
Siput atau bekicot (Achatina fulica) menyerang pada waktu malam hari den
menyerang pada daun tanaman.  Cara pemberantasannya dilakukan dengan cara:
a)      Cara mekanik : mencari siput yang menyerang daun kemudian langsung
dibasmi/dibunuh.
b)      Cara kuratif : memberi umpan, yang merupakan campuran antara Metadex dan
bekatul.
c)      Cara preventif : membuat got keliling, dan got tersebut harus ada airnya.
  
5)      Hama Kutu Pucuk
Jenis kutu ini ada yang berwarna hitam ada juga yang berwarna putih.  Kedua
jenis ini menyerang menghisap sari-sari makanan lewat pucuk tanaman secara
bergerombol.  Untuk memberantas hama kutu pucuk ini dapat dilakukan dengan cara-
cara penyemprotan dengan Folidol dan  Dieldrin, serta mengadakan rotasi tanaman
secara sempurna.
b.      Penyakit
Penyakit tanaman adalah gangguan pada tanaman yang disebabkan oleh
mikroorganisme. Mikroorganisme tersebut adalah virus, bakteri, protozoa, jamur dan
cacang nematode.  Mikroorganisme itu dapat menyerang organ tumbuhan seperti
pada akar, batang, daun atau buah.
1)      Penyakit Jamur Phythophthora infestans
Penyakit busuk daun pada tanaman sayuran tomat yang disebabkan oleh jamur
Phythophthora infestans biasanya berjangkit pada musim hujan dan dapat menyerang
semua stadia pertumbuhan tanaman tomat sehingga perlindungannya harus dimulai
sejak pindah pada lahan pertanaman.
Kebiasaan petani penyemprot pestisida secara serampangan menyebabkan
timbulnya strain baru dari Phythophthora infestans yang ditunjukkan adanya
kekebalan jamaur Phythophthora infestans terhadap fungisida tertentu atau dosis
efektif. 
Fungisida yang dapat dianjurkan sebagai elternatif untuk mengendalikan jamur
Phythophthora infestans pada tomat antara lain:
a)      Fungisida protektan Kocide 54WDG
b)      Fungisida sistemik Starmyl 25WP
Fungisida Kocide 54 WDG dan Starmyl 25WP dalam pemakaiannya dapat
dipakai secara bergantian maupun secara bersama-sama (dicampur), karena kedua
fungisida ini sudah teruji efektivitasnya dan tidak terjadi reaksi yang bersifat saling
melemahkan.

2)      Penyakit Layu


Penyakit layu pada tanaman sayuran tomat disebabkan oleh jamur Fusarium
oxysporium.  Penyakit layu ini bisa menular melalui luka.  Untuk menanggulangi
penyakit layu dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a)      Tanaman diusahakan agar jangan sampai terjadi luka.
b)      Benih tanaman didesinfektan dengan air panas bersuhu 550 C selama   10 – 17 menit.
c) Tanaman yang terserang dicabut kemudian dimusnahkan dengan cara membakarnya.

3)      Penyakit Akar


Penyakit akar pada tanaman sayuran tomat disebabkan oleh bakteri, yaitu
Bacterium solanacearum.  Bakteri ini biasanya meneyrang tanaman tanaman yang
ditanam di lahan pertanaman yang berwarna merah.  Penanggulangan penyakit akar
yang sudah terserang dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a)      Perlu diadakan rotasi tanam dengan tanaman lain dengan teratur.
b)  Perlu diperhatikan bahwa adajuga tanaman lain yang mudah terserang oleh penyakit
ini misalnya terong, kentang dan lombok.
c)      Bila ada tanaman yang sudah terserang segera cabut dan dimusnahkan dengan cara
membakarnya.

4)      Penyakit Virus Mozaik


Penyakit mosaic pada tanaman sayuran tomat disebabkan virus.  Penyakit ini
menyerang daun tanaman.  Untuk mencegah tanaman terserang penyakit virus ini
adalah dengan cara menanam tanaman tomat tidak pada musim penghujan.  Bila
tanaman sudah sempat terserang penyakit virus ini, segeralah dicabut kemudian
dimusnahkan dengan cara membakarnya.

5)      Penyakit Bakteri Xanthomonas solanacearum


Penyakit bakteri yang menyerang tanaman sayuran tomat adalah Xanthomonas
solanacearum.  Tanaman sayuran tomat yang sudah sempat terserang penyakit
bakteri ini dapat ditanggulangi dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a)    Mengadakan rotasi tanaman dengan tanaman yang bukan merupakan familinya.
b)      Dianjurkan untuk menanam jenis yang resisten.
c)      Tanaman yang sakit segera dicabut dan dimusnahkan.
  
6)      Penyakit Bengkak Akar
Penyakit bengkak akar pada tanaman sayuran tomat disebabkan oleh nematoda
Meloidogynesp.  Kebanyakan nematode hidup didalam tanah dikelilingi oleh jamur,
bakteri atau virus yang banyak diantara jenisnya dapat menyebabkan penyakit pada
tumbuhan.
Pengendalian secara kimiawi masih diperlukan untuk melindungi tanaman tomat
dari serabngan nematoda bengkak akar, terutama bila metode pengendalian yang lain
kurang efektif menekan populasi nematoda.  Salah satu jenis nematoda yang efektif
menurunkan keganasan serangan nematoda parasitik ini adalah corbofuran.
Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemakaian nematisida, maka perlu
dilakukan optimalisasi kondisi lingkungan tanah yang mendukung aksi kerja bahan
aktif nematisida.  Caranya adalah dengan pengaturan pengairan.

7)      Busuk Ujung Buah Tomat


Sistem pertanian intensif yang disertai pemupukan tidak berimbang sering
menyebabkan gejala penyakit fisiologis akibat kekurangan unsur hara tertentu.  Salah
satu diantaranya yang sering ditemukan pada tanaman tomat adalah busuk ujung
buah.  Penyakit ini sangat merugikan petani tomat karena dapat menggagalkan
panen.  Kalaupun bisa, kualitas buah akan sangat menurun, sehingga sulit dipasarkan.
Untuk mengatasi serangan penyakit fisiologis ini dianjurkan memilih varietas
tomat yang tahan, misalnya saja tomat hibrida varietas kada.  Namun akan lebih baik
lagi bila anjuran-anjuran berikut ini dapat dilakukan:
a)      Lakukan pengapuran tanah pada saat pengolahan tanah, terutama lahan yang mudah
kekurangan Ca atau pH-nya rendah.
b)      Lakukan pemupukan berimbang sesuai anjuran (rekomendasi) setempat.  Hindari
pemupukan nitrogen dan kalium yang berlebihan, karena dapat mempengaruhi
penyerapan unsur Ca.
c)      Pengairan (penyiraman) harus merata, jangan membiarkan tanah terlalu basah atau
kekeringan.
d)     Bila ditemukan ada gejala awal kurang Ca, segera semprot dengan CaCl 2 pada
seluruh permukaan daun 5 – 7 hari sekali secara berulang-ulang sampai sembuh.
e)      Buah tomat yang terserang segera dikumpulkan dan dibuang.
Dalam dunia pertanian, nama lain dengan istilah yang populer untuk rumput
pengganggu tanaman budidaya adalah gulma.  Di sawah, ladang, huma, kebun atau
lahan pertanaman lainnya banyak sekali jenis rumput yang mengganggu tanaman
pokok.  Jadi, gulma adalah tanaman liar yang mengganggu pertumbuhan tanaman
yang diusahakan manusia sehingga manusia berusaha untuk mengatasi.

c.       Gulma
Gulma perlu diberantas karena sangat mengganggu tanaman adan mengambil
makan (zat hara) dari dalam tanah yang mengakibatkan penderitaan pada tumbuhan
pokok dan juga mengakibatkan turunnya hasil pertanian yang dibudidayakan.  Selain
itu juga dapat merugikan manusia karena sebagian gulma ada yang mengandung
racun.
Penyiangan pertama sebaiknya dilakukan pada saat tanamn sayuran tomat
berumur 2 minggu.  Penyiangan ini dapat dilakukan dua kali.  Tujuannya adalah
menghilangkan gulma-gulma yang menjadi saingan dalam mencari zat makanan dari
dalam tanah.  Selain itu juga bertujuan menggemburkan tanah.  Penyiangan
selanjutnya dapat dilakukan pada saat umur tanaman sudah sekitar 5 minggu.

8.      Ciri dan Umur Panen


Pemetikan buah tomat dapat dilakukan pada tanaman yang telah berumur 60-100
hari setelah tanam tergantung pada varietasnya. Kriteria masak petik yang optimal
dapat dilihat dari warna kulit buah, ukuran buah, keadaan daun tanaman dan batang
tanaman, yakni sebagai berikut:
a)      Kulit buah berubah, dari warna hijau menjadi kekuning-kekuningan.
b)      Bagian tepi daun tua telah mengering.
c)      Batang tanaman menguning/mengering.
  
a.      Waktu Pemetikan Tomat
Waktu pemetikan (pagi, siang, sore) juga berpengaruh pada kualitas yang
dipanen. Saat pemetikan buah tomat yang baik adalah pada pagi atau sore hari dan
keadaan cuaca cerah. Pemetikan yang dilakukan pada siang hari dari segi teknis
kurang menguntungkan karena pada siang hari proses fotosintesis masih berlangsung
sehingga mengurangi zat-zat gizi yang terkandung. Disamping itu, keadaan cuaca
yang panas di siang hari dapat meningkatkan temperatur dalam buah tomat sehingga
dapat mempercepat proses transpirasi (penguapan air) dalam buah. Keadaan ini dapat
dapat menyebabkan daya simpan buah tomat menjadi lebih pendek.

b.      Cara Pemanenan Buah Tomat


Cara memetik buah tomat cukup dilakukan dengan memuntir buah secara hati-
hati hingga tangkai buah terputus. Pemutiran buah harus dilakukan satu per satu dan
dipilih buah yang sudah matang. Selanjutnya, buah tomat yang sudah terpetik dapat
langsung dimasukkan ke dalam keranjang untuk dikumpulkan di tempat
penampungan. Tempat penampungan hasil panen tomat hendaknya dipersiapkan di
tempat yang teduh atau dapat dibuatkan tenda di dalam kebun.

c.       Periode Panen Buah Tomat


Pemetikan buah tomat tidak dapat dilakukan sampai 10 kali pemetikan karena
masaknya buah tomat tidak bersamaan waktunya. Pemetikan buah tomat dapat
dilakukan setiap selang 2-3 hari sekali sampai seluruh tomat habis terpetik.

 B.    Pembiayaan Agribisnis Tomat


Untuk lebih memahami prospek bertanam tomat, akan lebih baik jika dilihat
dari aspek ekonominya. Dengan melihat tingkat keuntungan tanaman tomat para
petani akan semakin mantap dengan komoditi pilihannya. Apalagi tomat merupakan
sayur dan buah yang setiap hari dibutuhkan, baik oleh kalangan rumah tangga,
restoran, hotel, maupun pabrik. Bagi pemula, analisis ini akan membantu
mempermudah menentukan pilihan.
Sesuai dengan perkembangan dunia tomat dalam hal budidaya, maka untuk
mengetahui untung tidaknya budidaya tersebut diperlukan analisis ekonominya.
Menyenangkan secara teknis, belum tentu menjamin menyenangkan juga secara
ekonomi tanpa melihat perhitungannya lebih dahulu. Untuk itu dalam bab ini akan
ditampilkan nalisi usaha tani tomat secara hidroponik dan analisis usaha tani tomat di
kebun.
Bagaimana prospek usaha tani tomat yang dikembangkan dikebun? Budidaya
di kebun selain biayanya lebih murah, hasilnya jua tidak mengecewakan. Berikut ini
adalah paparan usaha tani tomat di kebun yang dibuat berdasarkan pengalaman petani
tomat di Cikole, Lembang. Dalam analisis ini, angka produksi yang digunakan adalah
angka produksi yang minimum, sedang biaya adalah biaya normal. Maksud
penggunaan angka tersebut adalah untuk menjaga kemungkinan munculnya resiko.

Musim Musim
Jumla Harga Hujan Kemara
Uraian h Satuan (MH) u (MK)
Rp (dalam (dalam
Rp) Rp)
A Biaya Tetap
.
1 Sprayer 2 buah 80.000,0
160.000 160.000
. 0
2 Ajir 20.000 btg = 20.000 150,00
300.000 300.000
. Rp btg
3 Penyusutan :
.
a. Sprayer 2 buah 4.700 4.700
b Ajir
150.000 150.000
.
4 Sewa tanah
170.000 170.000
.
5 Pajak
8.000 8.000
.
Total Biaya Tetap 332.700 332.700
B. Biaya Variabel
1 Benih 200 gr
250.000 250.000
.
2 Pupuk:
.
a. Pupuk 28 ton 250,00
700.000 700.000
kandang
b ZA 125 kg 250,00
31.250 31.250
.
c. TSP 125 kg 250,00 31.250 31.250
d KCl 200 300,00 60.000 60.000
3 Pestisida
.
140 kg 8.200,00 1.148.00
MH 0
a. Polyram
100 kg 8.200,00
820.000
MK
10 L 32.000,0
320.000
b MH 0
Curacron
. 6 L 32.000,0
192.000
MK 0
40 kg
320.000
MH
c. Nutraphos
20 kg
160.000
MK
5 kg
180.000
d MH
Ridomil
. 0 kg
-
MK
3 Tenaga
. Kerja:
a. Pengolahan
700.00 700.00
tanah
b Pembuatan
67.500 67.500
. ajir
c. Penyemaian 2.500 2.500
d Penyapihan
. dan
300.000 300.000
pemeliharaa
n
e. Pemeliharaa
472.500 887.500
n
f. Panen dan
30.000 30.000
angkut
Total Biaya Variabel 4.613.00 4.232.00
0 0
C Biaya tetap + 4.945.70 4.564.70
. variabel 0 0
D Biaya tak terduga
494.570 456.470
. 10%
E. Biaya total 5.107.57 4.688.47
0 0
F. Penerimaan
G Produksi minimum
20 ton
Harga jual Rp 8.000.00
400,00/kg (MK) 0
Harga jual Rp 9.000.00
450,00/kg (MH) 0
Keuntungan
Penerimaan – biaya 3.892.43 3.311.53
0 0
Keterangan:
-          Sprayer dapat dipakai selama 10 tahun
-          Ajir dapat digunakan 2 musim tanam
Perhitungan:
a.       Budidaya musim hujan
BEP = Rp 332.700,00
1 – Rp 5.107.570,00/Rp
9.000.000,00
= Rp 143.890,00

R/C = Rp 9.000.000,00/Rp
5.107.570,00
= 1,76
B/C = Rp 3.892.430,00/Rp
5.107.570,00
= 0,76
  
 b.      Budidaya musim kemarau
BEP = Rp 332.700,00
1 – Rp 4.232.000,00/Rp
8.000.000,00
= Rp 156.702,00

R/C = Rp 8.000.000,00/Rp
4.688.470,00
= 1,71
B/C = Rp 3.311.530,00/Rp
4.688.470,00
= 0,71

Hasil perhitungan menunjukkan nilai titik impas pada musim hujan adalah Rp
143.890,00. Jika harga jual tomat pada musim itu adalah Rp 450,00, maka kondisi
impas sudah tercapai dengan produksi tomat sebanyak 319,7 kg/ha. Sedang pada
musim kemarau nilai titik impasnya sebesar Rp 156.702,00. Nilai ini menunjukkan
bahwa kondisi impas akan dicapai ketika produksi telah mencapai 391,7 kg. Dengan
asumsi harga pada musim kemarau sebesar Rp 400,00.
Nilai rasio penerimaan dengan biaya pada musim hujan sebesar 1,76, sedang
pada musim kemarau hanya 1,71. Hal ini berarti untuk setiap Rp 1,00 biaya yang
ditanamkan akan diperoleh penerimaan sebesar Rp 1,76 pada musim hujan dan Rp
1,71 pada musim kemarau. Dengan kata lain, tiap rupiah yang diinvestasikan akan
mendatangkan keuntungan sebesar 76% pada musim hujan dan 71% pada musim
kemarau.
Dalam paparan ini sengaja ditampilkan penanaman pada musim hujan dan
kemarau karena ada perbedaan biaya antar kedua musim tanam ini. Pada musim
hujan, banyak menggunakan pestisida karena pada saat itu tanaman sangat peka hama
dan penyakit, termasuk penyakit fisiologis. Sedangkan pada musim kemarau yang
banyak membutuhkan biaya adalah saat pemeliharaan. Tanaman harus lebih
diintensifkan pengairannya.
Budidaya pada musim hujan lebih tinggi untungnya karena harga jual bisa
lebih baik. Meningkatnya harga jual karena produsen cenderung menghindari risiko
musim yang kurang disukai tanaman tomat. Akibatnya, suplai di pasar rendah dan
harga meningkat.

BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
      Budidaya tanaman tomat dapat dilakukan dengan baik, pencegahan dan
pengendalian hama penyakit sudah dilakukan dengan maksimal. Situasi dan kondisi
cuaca juga mendukung dan pencegahan serta pengendalian dapat bekerja secara
efektif dan efisien walaupun belum sempurna.
Tanaman tomat adalah jenis tanaman sayuran buah yang memiliki peranan
yang cukup penting dalam pemenuhan gizi yang diperlukan manusia. Agar tanaman
tomat dapat tumbuh dengan baik, hendaknya jenis dan varietasnya ditentukan terlebih
dahulu sesuai dengan kondisi dan keadaan alam tempat yang akan dijadikan lahan.
Selain di ladang atau di kebun, tanaman tomat juga bisa di budidayakan di dalam pot-
pot bunga yang tentunya memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai tanaman sayur dan
sebagai tanaman hias.
Pada saat proses penyemaian benih dilakukan, ada beberapa hal yang perlu di
perhatikan, seperti ciri-ciri benih yang sehat, tempat penyemaian dan pemeliharaan
tanaman tomat tersebut Tanaman tomat yang dibudidayakan tidak gagal dan cukup
berhasil walaupun belum maksimal. Mengetahui bagaimana pembudidayaan tomat,
pengendalian hama dan penyakit, proses memanen, sampai memasarkan tanaman
tomat ini.

B.     Kritik dan Saran


Untuk menanam tanaman tomat, diperlukan kesabaran, keuletan serta
ketlatenan karena tanaman tomat ini sangat rentan terhadap hama, penyakit, yang
disebabkan kondisi iklim dan cuaca, sehingga tanaman ini harus di perhatikan dan
jika ada salah satu tanaman yang terserang jamur, harus segera dicabut dan dibuang
jauh dari lahan tanaman tomat tersebut.
Setelah dicabut, lubang yang kosong tersebut tidak boleh langsung ditanami
tomat kembali, tetapi dibiarkan terlebih dahulu agar jamur yang tersisa menghilang
dan tidak menular ke tanaman tomat yang lain.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, maka dari itu
kami menerima saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan makalah
ini dan makalah-makalah yang akan dibuat selanjutnya. Sekian dan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Annonymous, 2012. http://www.nuryety.co.cc/2010/03/tomat-adalah-komoditas-


Astarini, I.D. 2009. Pemuliaan Tanaman Sayuran.
Hartati, Sri. 2000. Penampilan Genotip Tanaman Tomat Hasil Mutasi Buatan Pada
Kondisi
http://ahmad-nasir.blogspot.com/2010/05/laporan-praktikum-budidaya-tanaman.html
diakses
pada tanggal 10 Desember 2014
http://bobtin149.blogspot.com/2009/06/kesimpulan-dan-saran.html hortikultura.html 
Diakses
pada tgl 27 Maret 2012
http://fikironafifin.heck.in/budidaya-tomat.xhtml Diakses pada tanggal 10 Desember
2014
http://kickfahmi.blogspot.com/2012/05/budidaya-tanaman-tomat.html diakses pada
tanggal
10 Desember 2014
http://pertanianunpad.wordpress.com/2012/12/21/pembiayaan-agribisnis-tanaman-
buah-
tomat/ diakses pada tanggal 11 Desember 2014
http://serbatani.blogspot.com/2012/10/makalah-tanaman-tomat.html diakses pada
tanggal 11
Desember 2014
Stress Air dan Kondisi Optimal. Agrosains. 2 (2) : 35-42
Saragih, W.C. 2008. Respon Pertumbuhan dan Produksi Tomat Terhadap Pemberian
Pupuk Phospat dan Bahan Organik. Skripsi. Universitas Sumatera 
C. Sistem Pemasaran
Pemasaran pada prinsipnya adalah aliran barang dari produsen ke
konsumen. Aliran barang ini dapat terjadi karena adanya peranan
lembaga pemasaran. Peranan lembaga pemasaran ini sangat tergantung
dari sistem pasar yang berlaku dan karakteristik aliran barang yang
dipasarkan. Oleh karena itu,dikenal istilah saluran pemasaran. Fungsi
saluran pemasaran ini sangat penting, khususnya dalam tingkat harga di
masing-masing lembaga pemasaran (Soekartawi, 2001 ).
Secara umum biaya merupakan pengorbanan yang dikeluarkan
oleh produsen dalam mengelola usaha taninya untuk mendapatkan hasil
yang maksimal. Biaya merupakan pengorbanan yang diukur untuk suatu
alat tukar berupa uang yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu
dalam usahataninya. Biaya pemasaran merupakan biaya yang
dikeluarkan untuk kegiatan atau aktivitas usaha pemasaran komoditas
pertanian. Biaya pemasaran komoditas pertanian meliputi biaya
transportasi atau biaya angkut, biaya pungutan retribusi, biaya
penyusutan dan lain-lain. Besarnya biaya pemasaran berbeda satu sama
lain. Hal ini disebabkan lokasi pemasaran, lembaga pemasaran
( pedagang pengumpul, pedagang besar, pengecer, dan sebagainya)
dan efektivitas pemasaran yang dilakukan serta macam
komoditas(Rahim, 2007).
Lembaga pemasaran adalah orang atau badan usaha atau
lembaga yang secara langsung terlibat dalam mengalirkan barang dari
produsen ke konsumen. Lembaga-lembaga pemasaran ini dapat berupa
tengkulak, pedagang pengumpul, pedagang besar dan pedagang
pengecer. Lembaga-lembaga dapat didefinisikan sebagai berikut :
1. Tengkulak, yaitu lembaga pemsaran yang secara langsung
berhubungan dengan petani, tengkulak melakukan transaksi dengan
petani baik secara tunai, ijon mapun dengan kontrak
pembelian.Pedagang pengumpul, yaitu membeli komoditi pertanian dari
tengkulak biasanya relatif kecil. Pedagang besar, yaitu melakukan
proses kosentrasi (pengumpulan) komoditi dari pedagang pengumpul,
juga melakuakn proses distribusi ke agen penjualan ataupun pengecer.
Pedagang pengecer merupakan lembaga pemasaran yang
berhadapan langsung dengan konsumen. (Sudiyono, 2002).
Saluran pemasaran yang ada, perbedaan biaya aktivitas-aktivitas
pemasaran yang dilakukan para lembaga pemasaran maupun tingkat
keuntungannya, panjang pendeknya saluran pemasaran akan
mengakibatkan perbedaan besarnya marjin tiap-tiap saluran pemasaran.
Dengan demikian, baik aktivitas maupun harga akan berbeda sesuai
dengan biaya-biaya yang dikeluarkan dan situasi pasar yang akan
mempengaruhi keuntungan yang diperoleh masing-masing lembaga
pemasaran yang turut dalam pemasaran tersebut. Keadaan ini
menyebabkan distribusi marjin masing-masing saluran pemasaran
berbeda (Setyowati, 2004).
Sebelum pengusaha memulai usaha budidaya tanaman sayuran,
maka sebaiknya ia berfikir dan berorientasi pada pasar. Sasaran pasar
sangat berkaitan erat dengan pemilihan jenis sayuran yang akan
diusahakan. Pengusaha harus melihat siapa konsumen yang berminat
dengan permintaan potensial, bagaimana tingkah laku konsumen,
keadaan social konsumen dan daya belinya (Rahardi et all, 2000).

Saluran distribusi/ pemasaran adalah rute dan status kepemilikan


yang ditempuh oleh suatu produk ketika produk ini mengalir dari penyedia
bahan mentah melalui produsen sampai ke konsumen akhir. Saluran ini
terdiri dari semua lembaga atau pedagang perantara yang memasarkan
produk atau barang/ jasa dari produsen sampai ke konsumen. Di
sepanjang saluran distribusi terjadi beragam pertukaran produk,
pembayaran, kepemilikan dan informasi. Saluran distribusi diperlukan
karena produsen menghasilkan produk dengan memberikan kegunaan
bentuk (form utility) bagi konsumen setelah sampai ke tangannya,
sedangkan lembaga penyalur membentuk atau memberikan kegunaan
waktu, tempat dan pemilikan dari produk itu (Dillon, 2007).

2. Hasil Kajian

a. Pemasaran Tomat
Penjualan hasil produksi tomat oleh petani di BALITSA yang
sering dilakukan secara umum dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu:
1) Kiloan
Penjualan secara kiloan umumnya dilakukan apabila panen
telah selesai. Penentuan harga jual dilakukan berdasarkan harga
kiloan yang berlaku. Pada umumnya penentuan harga ditentukan di
lokasi panen antara petani dan bandar. Hal yang mempengaruhi
harga adalah permintaan pasar dan jumlah tomat dipasaran.
Pembayaran sesuai dengan produksi yag dihasilkan pada saat
panen.
2) Tebasan
Tebasan merupakan cara penjulan yang dilakukan berdasarkan
taksiran hasil produksi. Umumnya penjualan secara tebasan
dilakukan saat akan dipanen, sedangkan pemeliharaan selanjutnya
menjadi tanggung jawab pembeli. Sistem tebasan biasanya baru
dilakukan oleh petani apabila harga cukup bagus (Nurtika dkk.,
1992a,b). Pada sistem tebasan, petani dan bandar melakukan tawar
menawar dalam menentukan harga. Hal ini dilakukan karena jumlah
hasil panen tomat belum dapat dipastikan. Biasanya harga sudah
menjadi resiko bandar karena setelah terjadi kesekatan harga
bandar yang bertanggung jawab terhadap pemeliharaan tanaman
tomat.

b. Grading
Terhadap buah-buah tomat tersebut kemudian dilakukan grading
sesuai dengan warna dan ukurannya untuk tujuan pasar tertentu atau
untuk pemilahan konsumen yang berbeda. Grading menurut warna
lebih bertujuan untuk lama pendistribusian tomat ke konsumen.
Semakin hijau buah tomat maka semakin jauh jarak transportasi yang
dapat ditempuh. Sedangkan grading ukuran lebih berdasarkan
permintaan pasar. Pasar swalayan biasanya lebih meminta
keseragaman ukuran daripada pasar tradisional. Tomat dengan
ukuran yang sama akan di packing dalam satu kemasan. Berdasarkan
ukuran dan bentuk fisiknya,tomat dibedakan atas :
1) Kelas 1, tomat ini berukuran kecil yaitu 3-4 cm, contoh dari tomat ini
adalah tomat cherry, bentuknya relatif bulat dan berwarna
kehijauan.
2) Kelas 2, tomat ini berukuran 4-5 cm, tomat ini biasanya tumbuh
didataran rendah, bentuknya relatif lonjong dan berwarna merah
muda, contohnya dari jenis inia adalah tomat manis.
3) Kelas 3, tomat ini berukuran 5-6 cm, tomat ini biasanya sering
dibudidayakan oleh penduduk indonesia,dan berwarna merah tua
ketika masak
4) Kelas 4, kelas ini juga disebut kelas ekstra, dimana ukurannya
diatas 6 cm, kebanyakan jenis ini berasal dari Thailand yang
dikembangkan dengan cara hidroponik

c. Jenis Pasar Tomat


Pasar dapat diartikan sebagai tempat terjadinya transaksi antar
penjual dan pembeli. Pasar tidak harus berwujud bangunan fisik tapi
cukup terdapat penjual dan pembeli yang melakukan transaksi. Pada
umumnya, jenis pasar tomat yang ada dapat dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu:
1) Pasar Pengumpul
Berbeda dengan pasar pengumpul bawang merah ataupun
cabai yang mempunyai bentuk bangunan fisik seperti pasar bawang
merah di Klampok dan pasar cabai di Sengon (Brebes), pasar
pengumpul tomat di beberapa sentra produksi tomat seperti
Lembang atau Pengalengan belom mempunyai bangunan fisik
sebagai tempat transaksi. Para pembeli dipasar pengumpul tomat
pada umumnya adalah pedagang pengumpul. Dalam melakukan
pembelian, biasanya pedagang pengumpul langsung membeli hasil
produksi tomat dari petani (dilokasi panen). Pedagang pengumpul
menggunakan alat pengangkut berupa truk yang digunakan untuk
mengangkut tomat dari daerah produksi ke daerah konsumsi.
2) Pasar Grosir/ Pasar Besar
Para pedagang di pasar grosir terdiri atas pedagang-pedagang
grosir, sedangkan para pembeli umumnya adalah para pedagang
pengecer. Pasar grosir biasanya berkedudukan di berbagai daerah
konsumsi di kota-kota besar. Di daerah Bandung sendiri terdapat
Pasar Induk Caringin yang termasuk sebagi pasar besar.
3) Pasar Pengecer
Pasar pengecer banyak terdapat di berbagai daerah konsumsi,
baik di kota beasr maupun di kota kecil. Para pedagang pengecer di
daerah Bandung dan sekitarnya dalam memenuhi permintaan
konsumen akan komoditas tomat, biasanya mengambil dari Pasar
Induk Caringin.

d. Lembaga Pemasaran Tomat


Secara keseluruhan, dalam proses pemasaran tomat terdapat
beberapa jenis lembaga pemasaran yang terlibat yaitu :
1) Pedagang Pengumpul
Pedagang pengumpul merupakan pedagang yang berada di
daerah produsen. Untuk mendapatkan tomat, jenis pedagang ini
langsung melakukan pembelian pada petani produsen. Kapasitas
pembelian yang dilakukan oleh pedagang pengumpul umumnya
sangat tergantung pada jumlah hasil panenan petani. Selainn
menjual barangnya kepada pedagang grosir, pedagang ini juga
memenuhi permintaan konsumen lembaga.
2) Pedagang Grosir/Pedagang Besar
Pedagang grosir umumnya beroperasi di pasar induk di daerah
konsumsi, terutama di kota-kota besar. Dalam mendapatkan
barang, biasanya pedagang grosir sudah banyak mempunyai
langganan yang secara rutin memasok kebutuhannya, yaitu dari
para pedagang pengumpul. Pembeli yang banyak mendatangi
pedagang grosir adalah para pedagang grosir pembantu, pedagang
pengecer dan konsumen lembaga.
3) Pedagang Grosir pembantu
Tempat kegiatan para pedagang grosir pembantu sama dengan
temapat kegiatan pedagang grosir, yaitu di pasar induk. Pedagang
grosir pembantu sering dikenal dengan istilah ‘Centeng’. Pembelian
yang sering dilakukan oleh para centeng dari pedagang grosir tidak
begitu besar untuk kemudian dijual kembali kepada para pedagang
pengecer atau langsung ke konsumen rumah tangga.
4) Pedagang pengecer
Untuk mendapatkan barang, pedagang pengecer biasanya
langsung melakukan pembelian dari pedagang grosir atau membeli
dari pedagang grosir pembantu. Sasaran pembeli yang dituju oleh
pedagang pengecer adalah konsumen rumah tangga.

e. Rantai Tataniaga Tomat


Sebagian besar hasil produksi tomat petani masih ditujukan
untuk memenuhi permintaan dalam negeri. Secara umum rantai
tataniaga tomat yang ada adalah sebagai berikut (Nurtika dkk.,
1992a,b) :
o Petani Produsen – Pedagang Pengumpul – Konsumen Lembaga
o Petani Produsen – Pedagang Pengumpul – Pedagang Grosir –
Konsumen Lembaga
o Petani Produsen – Pedagang Pengumpul – Pedagang Grosir –
Pedagang Pengecer – Konsumen Rumah Tangga
o Petani Produsen – Pedagang Pengumpul – Pedagang Grosir –
Pedagang Grosir Pembantu - Pedagang Pengecer – Konsumen
Rumah Tangga
o Petani Produsen – Pedagang Pengumpul – Pedagang Grosir –
Pedagang Grosir Pembantu – Konsumen Rumah Tangga
Panjang pendeknya rantai pemasaran tomat, sangat
berpengaruh terhadap harga di tingkat konsumen. Karena tiap
lembaga pemasaran akan mengambil keuntingan dari tomat yang
dijualnya, sehingga semakin panjang rantai pemasarannya maka
harga tomat juga akan melambung. Untuk itu harus ada kebijakan
untuk menjaga harga tomat ditingkat konsumen tetap stabil.

Anda mungkin juga menyukai