Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul ” BUDIDAYA TANAMAN TOMAT“.
Dalam pembuatan makalah ini mulai dari perancangan, pencarian bahan,
sampai penulisan, penulis mendapat bantuan, saran, petunjuk, dan bimbingan dari
banyak pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terimakasih dan kepada teman-teman yang ikut berpartisipasi dalam
menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca untuk perbaikan di masa yang akan datang, dan penulis juga berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tomat termasuk sayuran buah yang paling digemari oleh setiap orang karena
rasanya enak, segar, dan sedikit asam. Selain itu, tomat setelah tua dan berwarna
merah merupkan sumber vit. A, vit C, dan sedikit vit. B. Kandungan vit. A-nya lebih
tinggi 2-3 kali dari semangka.
Tomat dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun tinggi. Jenis tomat sayur
lebih baik ditanam di dataran rendah. Sementara tomat apel lebih baik ditanam di
dataran tinggi.Tanaman tomat sangat peka terhadap tanah yang sedikit kekurangan
zat-zat hara terutama unsure nitrogen (zat lemas).
Oleh karena itu, penanaman tomat harus pada tanah yang gembur, sedikit
mengandung pasir dan banyak mengandung bahan organik (subur). Tanah liat yang
sedikit mengandung pasir dengan derajat keasaman tanah (pH) antara 5-6 sangat
disukai tanaman ini.
Tanaman tomat pun tidak tahan terhadap hujan. Oleh karena itu, waktu tanam
terbaik adalah 2 bulan sebelum musim hujan hingga akhir musim hujan.Waktu tanam
pun dapat dilakukan pada awal musim hujan. Akan tetapi, tanaman sering mengalami
kegagalan karena banyak terjadi serangan penyakit daun dan buahnya banyak yang
pecah sehingga mutunya dan produksinya menurun.
B. Tujuan
Pembuatan makalah budidaya tanaman tomat bertujuan :
1. Agar mahasiswa mengerti dan mengetahui cara penanaman atau budidaya tanaman
tomat dengan benar.
2. Agar mahasiswa dapat belajar menanggulangi permasalahan yang timbul dalam
budidaya tanaman tomat (seperti serangan hama, kekurangan unsur hara, dll)
3. Sebagai pembelajaran bagi semua pihak yang akan mengusahakan komoditas
tanaman tomat.
C. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini adalah :
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara/praktik budidaya tanaman tomat dengan benar
agar memperoleh hasil produksi yang maksimal.
2. Mahasiswa dapat mengatasi masalah didalam usaha budidaya tanaman tomat dengan
teknik yang benar dan tepat sasaran
3. Para pengusaha tomat dapat memahami dan mengetahui cara atau tehnik budidaya
tomat yang benar.
BAB II
PEMBAHASAN
d. Pemupukan
Sebelum bibit tomat ditanam, lahan harus diberi pupuk dasar. Pemupukan
dapat dilakukan dengan 2 carayaitu:a. Kompos atau pupuk kandang yang telah
matang dan SP36 ditabur secara merata ke seluruh bedengan.Selanjutnya, tanah
dicangkul sampai homogen agar kompos atau pupuk kandang dan SP36 tercampur
meratadengan tanah. b. Pada jarak yang telah ditentukan dibuat lubang sedalam + 15
cm dan bergaris tengah + 20 cm. Lubang-lubangtersebut kemudian diberi pupuk
kandang atau kompos sebanyak 0,5 kg (satu genggam besar). Lubang ditimbuntanah,
kemudian diaduk-aduk sehingga kompos atau pupuk kandang dan tanah tercampur
rata.
c. Pembubunan
Tujuan pembubunan adalah memperbaiki peredaran udara dalam tanah dan
mengurangi gas-gas atau zat-zat beracun yang ada di dalam tanah sehingga perakaran
tanaman akan menjadi lebih sehat dan tanaman akan menjadicepat besar. Tanah yang
padat harus segera digemburkan. Pembubunan dilakukan dengan hati-hati dan tidak
terlaludalam agar tidak merusak perakaran tanaman. Luka pada akar akan menjadi
tempat penyakit yang berbahaya.
d. Perempelan
1) Tunas yang tumbuh di ketiak daun harus segera dirempel/dipangkas agar tidak
menjadi cabang. Perempelan paling lambat dilakukan 1 minggu sekali. Pada tanaman
tomat yang tingginya terbatas, perempelannya harusdilakukan dengan hati-hati agar
tunas terakhir tidak ikut dirempel, supaya tanaman tidak terlalu pendek.
2) Perempelan yang baik dilakukan pada pagi hari agar luka bekas rempelan cepat
kering dengan cara: ujung tunasdipegang dengan tangan yang bersih, lalu digerakkan
ke kanan kiri sampai tunas tersebut lepas. Apabilaterlambat merempel, tunas akan
menjadi cabang yang besar dan sukar putus.
3) Tunas yang terlanjur menjadi cabang besar harus dipotong dengan pisau atau gunting
tajam yang bersih.
4) Ketinggian tanaman tomat dapat dibatasi dengan memotong ujung tanaman apabila
jumlah dompolan buah sudahmencapai 5-7 buah.
e. Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk menambah unsure hara yang dibutuhkan oleh
tanaman. Kebutuhan pupuk anorganik untuk tanaman tomat adalah 100-180 kg N per
hektar, 50-150 kg P2O5 dan 50-100 kg K2O per hektar.Dosis akan semakin tinggi
apabila budidaya dilaksanakan pada musim hujan.
Untuk tanaman tomat dan tanaman lain dari famili Solanacearum, sebaiknya
tidak menggunakan pupuk yangkandungan N-nya berasal dari Urea, tetapi lebih
disarankan untuk menggunakan ZA, karena tanaman ini sudah bisamengikat N dari
udara.
Adapun kebutuhan pupuk anorganik untuk tanaman tomat adalah 500 kg/ha
Za, 170 kg/ha SP36, dan 220kg/ha KCl. ZA diberikan sebanyak 4 tahap, yaitu 200
kg/ha pada saat tanam, dan 100 kg/ha masing-masing padaumur 10 hst, 24 hst, dan 44
hst. SP36 diberikan seluruhnya pada saat tanam. KCl diberikan dengan 3 tahapan,
yaitu120 kg/ha pada saat tanam, 60 kg/ha pada umur 24 hst, dan 40 kg/ha pada umur
44 hst.
f. Penyiraman
Kebutuhan air pada budidaya tanaman tomat tidak terlalu banyak, namun tidak
boleh kekurangan air.Pemberian air yang berlebihan pada areal tanaman tomat dapat
menyebabkan tanaman tumbuh memanjang, tidak mampu menyerap unsur-unsur hara
dan mudah terserang penyakit. Kelembaban tanah yang tinggi dapat
mendorong pertumbuhan dan perkembangan patogen sehingga tanaman tomat dapat
mati keracunan karena kandungan oksigendalam tanah berkurang. Pori-pori yang
terisi oleh air mendesak oksigen keluar dari dalam tanah sehingga tanahmenjadi
anaerob yang menyebabkan proses oksidasi berubah menjadi proses reduksi. Keadaan
tanah yang demikianmenyebabkan kerontokan bunga dan menyebabkan pertumbuhan
vegetatif berlebihan, sehingga mengurangi pertumbuhan dan perkembangan generatif
(buah).
Kekurangan air yang berkepanjangan pada pertanaman tomat dapat mengganggu
pertumbuhan tanaman padastadia awal, mengakibatkan pecah-pecah pada buah
apabila kekurangan air terjadi pada stadia pembentukan hasil dandapat menyebabkan
kerontokan bunga apabila kekurangan air terjadi selama periode pembungaan.
c. Gulma
Gulma perlu diberantas karena sangat mengganggu tanaman adan mengambil
makan (zat hara) dari dalam tanah yang mengakibatkan penderitaan pada tumbuhan
pokok dan juga mengakibatkan turunnya hasil pertanian yang dibudidayakan. Selain
itu juga dapat merugikan manusia karena sebagian gulma ada yang mengandung
racun.
Penyiangan pertama sebaiknya dilakukan pada saat tanamn sayuran tomat
berumur 2 minggu. Penyiangan ini dapat dilakukan dua kali. Tujuannya adalah
menghilangkan gulma-gulma yang menjadi saingan dalam mencari zat makanan dari
dalam tanah. Selain itu juga bertujuan menggemburkan tanah. Penyiangan
selanjutnya dapat dilakukan pada saat umur tanaman sudah sekitar 5 minggu.
Musim Musim
Jumla Harga Hujan Kemara
Uraian h Satuan (MH) u (MK)
Rp (dalam (dalam
Rp) Rp)
A Biaya Tetap
.
1 Sprayer 2 buah 80.000,0
160.000 160.000
. 0
2 Ajir 20.000 btg = 20.000 150,00
300.000 300.000
. Rp btg
3 Penyusutan :
.
a. Sprayer 2 buah 4.700 4.700
b Ajir
150.000 150.000
.
4 Sewa tanah
170.000 170.000
.
5 Pajak
8.000 8.000
.
Total Biaya Tetap 332.700 332.700
B. Biaya Variabel
1 Benih 200 gr
250.000 250.000
.
2 Pupuk:
.
a. Pupuk 28 ton 250,00
700.000 700.000
kandang
b ZA 125 kg 250,00
31.250 31.250
.
c. TSP 125 kg 250,00 31.250 31.250
d KCl 200 300,00 60.000 60.000
3 Pestisida
.
140 kg 8.200,00 1.148.00
MH 0
a. Polyram
100 kg 8.200,00
820.000
MK
10 L 32.000,0
320.000
b MH 0
Curacron
. 6 L 32.000,0
192.000
MK 0
40 kg
320.000
MH
c. Nutraphos
20 kg
160.000
MK
5 kg
180.000
d MH
Ridomil
. 0 kg
-
MK
3 Tenaga
. Kerja:
a. Pengolahan
700.00 700.00
tanah
b Pembuatan
67.500 67.500
. ajir
c. Penyemaian 2.500 2.500
d Penyapihan
. dan
300.000 300.000
pemeliharaa
n
e. Pemeliharaa
472.500 887.500
n
f. Panen dan
30.000 30.000
angkut
Total Biaya Variabel 4.613.00 4.232.00
0 0
C Biaya tetap + 4.945.70 4.564.70
. variabel 0 0
D Biaya tak terduga
494.570 456.470
. 10%
E. Biaya total 5.107.57 4.688.47
0 0
F. Penerimaan
G Produksi minimum
20 ton
Harga jual Rp 8.000.00
400,00/kg (MK) 0
Harga jual Rp 9.000.00
450,00/kg (MH) 0
Keuntungan
Penerimaan – biaya 3.892.43 3.311.53
0 0
Keterangan:
- Sprayer dapat dipakai selama 10 tahun
- Ajir dapat digunakan 2 musim tanam
Perhitungan:
a. Budidaya musim hujan
BEP = Rp 332.700,00
1 – Rp 5.107.570,00/Rp
9.000.000,00
= Rp 143.890,00
R/C = Rp 9.000.000,00/Rp
5.107.570,00
= 1,76
B/C = Rp 3.892.430,00/Rp
5.107.570,00
= 0,76
b. Budidaya musim kemarau
BEP = Rp 332.700,00
1 – Rp 4.232.000,00/Rp
8.000.000,00
= Rp 156.702,00
R/C = Rp 8.000.000,00/Rp
4.688.470,00
= 1,71
B/C = Rp 3.311.530,00/Rp
4.688.470,00
= 0,71
Hasil perhitungan menunjukkan nilai titik impas pada musim hujan adalah Rp
143.890,00. Jika harga jual tomat pada musim itu adalah Rp 450,00, maka kondisi
impas sudah tercapai dengan produksi tomat sebanyak 319,7 kg/ha. Sedang pada
musim kemarau nilai titik impasnya sebesar Rp 156.702,00. Nilai ini menunjukkan
bahwa kondisi impas akan dicapai ketika produksi telah mencapai 391,7 kg. Dengan
asumsi harga pada musim kemarau sebesar Rp 400,00.
Nilai rasio penerimaan dengan biaya pada musim hujan sebesar 1,76, sedang
pada musim kemarau hanya 1,71. Hal ini berarti untuk setiap Rp 1,00 biaya yang
ditanamkan akan diperoleh penerimaan sebesar Rp 1,76 pada musim hujan dan Rp
1,71 pada musim kemarau. Dengan kata lain, tiap rupiah yang diinvestasikan akan
mendatangkan keuntungan sebesar 76% pada musim hujan dan 71% pada musim
kemarau.
Dalam paparan ini sengaja ditampilkan penanaman pada musim hujan dan
kemarau karena ada perbedaan biaya antar kedua musim tanam ini. Pada musim
hujan, banyak menggunakan pestisida karena pada saat itu tanaman sangat peka hama
dan penyakit, termasuk penyakit fisiologis. Sedangkan pada musim kemarau yang
banyak membutuhkan biaya adalah saat pemeliharaan. Tanaman harus lebih
diintensifkan pengairannya.
Budidaya pada musim hujan lebih tinggi untungnya karena harga jual bisa
lebih baik. Meningkatnya harga jual karena produsen cenderung menghindari risiko
musim yang kurang disukai tanaman tomat. Akibatnya, suplai di pasar rendah dan
harga meningkat.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Budidaya tanaman tomat dapat dilakukan dengan baik, pencegahan dan
pengendalian hama penyakit sudah dilakukan dengan maksimal. Situasi dan kondisi
cuaca juga mendukung dan pencegahan serta pengendalian dapat bekerja secara
efektif dan efisien walaupun belum sempurna.
Tanaman tomat adalah jenis tanaman sayuran buah yang memiliki peranan
yang cukup penting dalam pemenuhan gizi yang diperlukan manusia. Agar tanaman
tomat dapat tumbuh dengan baik, hendaknya jenis dan varietasnya ditentukan terlebih
dahulu sesuai dengan kondisi dan keadaan alam tempat yang akan dijadikan lahan.
Selain di ladang atau di kebun, tanaman tomat juga bisa di budidayakan di dalam pot-
pot bunga yang tentunya memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai tanaman sayur dan
sebagai tanaman hias.
Pada saat proses penyemaian benih dilakukan, ada beberapa hal yang perlu di
perhatikan, seperti ciri-ciri benih yang sehat, tempat penyemaian dan pemeliharaan
tanaman tomat tersebut Tanaman tomat yang dibudidayakan tidak gagal dan cukup
berhasil walaupun belum maksimal. Mengetahui bagaimana pembudidayaan tomat,
pengendalian hama dan penyakit, proses memanen, sampai memasarkan tanaman
tomat ini.
DAFTAR PUSTAKA
2. Hasil Kajian
a. Pemasaran Tomat
Penjualan hasil produksi tomat oleh petani di BALITSA yang
sering dilakukan secara umum dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu:
1) Kiloan
Penjualan secara kiloan umumnya dilakukan apabila panen
telah selesai. Penentuan harga jual dilakukan berdasarkan harga
kiloan yang berlaku. Pada umumnya penentuan harga ditentukan di
lokasi panen antara petani dan bandar. Hal yang mempengaruhi
harga adalah permintaan pasar dan jumlah tomat dipasaran.
Pembayaran sesuai dengan produksi yag dihasilkan pada saat
panen.
2) Tebasan
Tebasan merupakan cara penjulan yang dilakukan berdasarkan
taksiran hasil produksi. Umumnya penjualan secara tebasan
dilakukan saat akan dipanen, sedangkan pemeliharaan selanjutnya
menjadi tanggung jawab pembeli. Sistem tebasan biasanya baru
dilakukan oleh petani apabila harga cukup bagus (Nurtika dkk.,
1992a,b). Pada sistem tebasan, petani dan bandar melakukan tawar
menawar dalam menentukan harga. Hal ini dilakukan karena jumlah
hasil panen tomat belum dapat dipastikan. Biasanya harga sudah
menjadi resiko bandar karena setelah terjadi kesekatan harga
bandar yang bertanggung jawab terhadap pemeliharaan tanaman
tomat.
b. Grading
Terhadap buah-buah tomat tersebut kemudian dilakukan grading
sesuai dengan warna dan ukurannya untuk tujuan pasar tertentu atau
untuk pemilahan konsumen yang berbeda. Grading menurut warna
lebih bertujuan untuk lama pendistribusian tomat ke konsumen.
Semakin hijau buah tomat maka semakin jauh jarak transportasi yang
dapat ditempuh. Sedangkan grading ukuran lebih berdasarkan
permintaan pasar. Pasar swalayan biasanya lebih meminta
keseragaman ukuran daripada pasar tradisional. Tomat dengan
ukuran yang sama akan di packing dalam satu kemasan. Berdasarkan
ukuran dan bentuk fisiknya,tomat dibedakan atas :
1) Kelas 1, tomat ini berukuran kecil yaitu 3-4 cm, contoh dari tomat ini
adalah tomat cherry, bentuknya relatif bulat dan berwarna
kehijauan.
2) Kelas 2, tomat ini berukuran 4-5 cm, tomat ini biasanya tumbuh
didataran rendah, bentuknya relatif lonjong dan berwarna merah
muda, contohnya dari jenis inia adalah tomat manis.
3) Kelas 3, tomat ini berukuran 5-6 cm, tomat ini biasanya sering
dibudidayakan oleh penduduk indonesia,dan berwarna merah tua
ketika masak
4) Kelas 4, kelas ini juga disebut kelas ekstra, dimana ukurannya
diatas 6 cm, kebanyakan jenis ini berasal dari Thailand yang
dikembangkan dengan cara hidroponik