Anda di halaman 1dari 2

Oleh karena itu, ukuran untuk dua hal tersebut disertakan dalam perspektif inovasi

dan pembelajaran dalam balanced scorecard milik AOE.


Perhatikan bahwa pembahasan sebelumnya menyiratkan sejumlah hipotesis mengena
hubungan sebab-dan-akibat. Sebagai contoh, peningkatan pelatihan pegawai diharapkan
dapat meningkatkan kualitas jasa, seperti yang ditunjukkan dalam persentase
pengisian pesanan pelanggan dengan benar. Dengan demikian, peningkatan kualitas
jasa diharapkan dapat menghasilkan peningkatan kepuasan pelanggan dan lebih banyak
pembelian oleh para pelanggan penting. Pada akhirnya, peningkatan kepuasan
pelanggan diharapkan dapat menghasilkan peningkatan profitabilitas dan arus kas.
Dengan demikian, ukuran dalam perspektif inovasi dan pembelajaran, operasi
internal, dan pelanggan dari balanced scorecard dapat dipikirkan sebagai indikator-
indikator yang mengarah pada ukuran-ukuran keuangan dalam strategi organisasi.
Menganalisis trend dalam ukuran sesungguhnya memungkinkan manajemen AOE untuk
menguji validitas hipotesis tersebut. Jika peningkatan dalam satu perspektif tidak
menghasilkan peningkatan harapan untuk area lain dalam periode waktu berikutnya,
manajemen puncak harus melakukan revaluasi dan mungkin merevisi hipotesis terkait
determinan keberhasilan organisasi. Memang, kemampuan untuk menguji dan memperbaiki
strategi adalah salah satu manfaat utama yang tersedia dalam balanced scorecard.
Para akuntan dan profesional sistem harus berpartisipasi dalam pengembangan sebuah
balanced scorecard. Peran manajemen puncak, yaitu untuk menspesifikasikan tujuan
yang dikejar dalam tiap dimensi. Para akuntan dan profesional sistem informasi
kemudian dapat membantu manajemen memilih ukuran yang paling layak guna melacak
pencapaian tujuan-tujuan tersebut. Selain itu, mereka dapat menyediakan input
terkait kemungkinan pengumpulan data yang akan diperlukan untuk mengimplementasikan
berbagai ukuran yang diajukan.

Meskipun awalnya balanced scorecard dikembangkan sebagai alat manajemen strategis,


balanced scorecard juga dapat digunakan sebagai sarana untuk mengelola risiko
perusahaan secara lebih baik, yaitu dengan menggabungkan tujuan dan ukuran berbasis
risiko yang sesuai dalam berbagai dimensi. Sebagai contoh, sebuah organisasi
mungkin ingin meningkatkan kesadaran keamanan informasi di antara para pegawainya.
Salah satu cara untuk mendorong adanya perhatian terhadap sasaran tersebut adalah
dengan mencantumkan peningkatan kesadaran keamanan secara eksplisit sebagai salah
satu tujuan dalam bagian Inovasi dan Pembelajaran pada kartu skor tersebut dan
kemudian mengukur pengetahuan pegawai mengenai praktik terbaik dalam hal keamanan.
Sama halnya, mencantumkan penurunan penyusutan persediaan sebagai salah satu tujuan
Proses Operasi Internal dan mengukurnya dapat memfokuskan perhatian pada penurunan
risiko pencurian pegawai. Ancaman-ancaman eksternal, seperti hilangnya pangsa
pasar, dapat diatasi dengan menyertakan pengendalian yang sesuai (misalnya,
penjualan ke pelanggan berulang. jumlah pelanggan baru) dalam bagian Pelanggan dan
Keuangan atas balanced scorecard. Dengan demikian, balanced scorecara dapat
digunakan sebagai alat untuk mengawasi dan mengevaluasi pengendalian dan program
manajemen risiko sebuah organisasi.

PRINSIP-PRINSIP DESAIN GRAFIK YANG TEPAT Grafik yang didesain dengan baik
mempermudah proses identifikasi serta pemahaman trend dan hubungan. Sementara,
grafik yang didesain dengan buruk dapat mengganggu pembuatan keputusan dengan
perhatian yang menyesatkan, menyembunyikan perubahan-perubahan penting dalam data,
atau menyebabkan kesan awal yang keliru.

Meskipun ada berbagai jenis grafik, diagram batang adalah jenis yang paling umum
digunakan untuk menampilkan trend data keuangan. Oleh karena itu, pembahasan ini
akan berfokus pada beberapa prinsip dasar yang memungkinkan diagram batang mudah
dibaca. Figur 16-8 mengilustrasikan prinsip-prinsip desain grafik yang baik.

1. Gunakan judul yang meringkas pesan


2. Sertakan nilai data dengan elemen masing-masing untuk memfasilitasi perhitungan
dan dasar. analisis mental.
3. Gunakan batang 2-D, bukan 3-D, karena batang 2-D mempermudah untuk menilai
besarnya perubahan dan trend dengan akurat.

Meskipun demikian, grafik tidak hanya harus mudah dibaca, tetapi juga harus
mengarahkan pada interpretasi data yang mendasari dengan akurat. Dua prinsip
berikut merupakan prinsip yang esensial dalam proses mendesain diagram batang data
keuangan dengan sesuai, sehingga diagram tersebut dapat diinterpretasikan dengan
akurat.

1. Mulai sumbu vertikal pada angka nol. Jika sumbu vertikal dimulai pada angka nol.
maka besar perubahan yang digambarkan dalam data tersebut dapat dipastikan telah
merefleksikan perubahan data yang sesungguhnya dengan akurat. Sebaliknya, memulai
sumbu vertikal bukan dari angka nol, dapat memperbesar tampilan visual suatu trend.
Untuk melihat pentingnya peran ini, bandingkan Figur 16-8, yang mengikuti prinsip
ini, dengan Figur 16-9, yang tidak mengikuti prinsip. Pengecualian: Memulai sumbu
vertikal pada angka selain nol mungkin digunakan jika ada kebutuhan untuk mengawasi
data dengan tingkat fluktuasi yang kecil. Sebagai contoh, seorang pialang mungkin
perlu untuk mengidentifikasi perubahan kecil pada harga saham dengan relatif cepat.

2. Grafik yang menggambarkan data time-series, atur sumbu x dari kiri ke kanan
secara berurutan. Prinsip ini diilustrasikan dalam Figur 16-8. Selain itu, penampil
mungkin membentuk sebuah kesan awal yang keliru atas sifat perubahan dalam data.
Sebagai contoh, kesan visual awal yang diciptakan pada Figur 16-10 adalah trend
yang menurun.

Aturan untuk desain grafik yang tepat sesungguhnya cukup sederhana, tetapi mudah
terjadi kesalahan. Terkadang, kesalahan tersebut terjadi akibat program perangkat
lunak yang digunakan untuk membuat grafik secara otomatis. Sebagai contoh, banyak
spreadsheet keuangan menampilkan data dalam urutan kronologis terbalik, dengan data
tahun terbaru pada kolom paling kanan dalam label penjelasan. Dalam kasus ini,
memilih data dan menggunakan fungsi bagan tertanam spreadsheet secara otomatis
menghasilkan sebuah grafik yang sumbu x-nya dalam urutan kronologis terbalik.
Sementara itu, di saat yang lain, kesalahan terjadi karena pilihan yang sengaja
dilakukan oleh desainer grafik. Terlepas dari alasannya, melanggar prinsip-prinsip
desain grafik yang tepat dapat menghasilkan grafik yang menyesatkan bagi orang yang
melihatnya. Oleh karena itu, penting bagi para akuntan dan profesional sistem
informasi untuk memahami prinsip-prinsip membuat desain grafik yang tepat sehingga
dapal menghindari ketidaksengajaan pembuatan grafik yang menyesatkan,
mengidentifikasi, serta mengoreksi grafik yang mereka temui.

Anda mungkin juga menyukai