Tugas Makalah Biokimia Proses Metabolisme Lemak Materi 4
Tugas Makalah Biokimia Proses Metabolisme Lemak Materi 4
Disusun Oleh :
Syukur alhamdulillah, kiranya tiada kata yang dapat diucapkan kecuali puji syukur
kehadirat Allah SWT yang selalu melindungi, mencurahkan rahmat, dan hidayah-Nya
sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan dengan lancar.
Shalawat beriringan salam juga tidak lupa kami sampaikan kepada Nabi kita
Muhammad SAW, karena dengan berkat kegigihan dan kesabaran beliaulah kita dapat
menuntut ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan
maupun isi yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun sehingga kami dapat berkarya dengan lebih baik di masa
yang akan datang.
Akhirnya dengan satu harapan dari kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kami khususnya dan bagi rekan-rekan pembaca umumnya. Amin Yarabbal ‘alamin.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu:
1. Mengetahui pengertian dari lemak
2. Mengetahui metabolisme lemak dalam tubuh
3. Mengetahui bagaimana penyimpanan lemak di dalam tubuh
4. Mengetahui emulsifikasi lemak
5. Mengetahui kegunaan lemak sebagai sumber energi untuk proses hidup
6. Mengetahui apa saja penyakit akibat gangguan metabolisme lemak
BAB II
PEMBAHASAN
Lemak (lipid)
Lemak merupakan sumber nutrisi yang disimpan dari tubuh dan berasal dari
makanan yang dikonsumsi. Zat gizi ini menyumbangkan 60 % dari total energi yang
dibutuhkan pada saat beristirahat dan juga dibutuhkan dalam jumlah lebih besar saat
berolahraga. Ketika mengonsumsi makanan yang mengandung lemak, maka akan
terjadi penyimpanan dalam tubuh. Selain itu jika terdapat kelebihan konsumsi protein
dan karbohidrat, maka kedua zat ini akan dikonversi menjadi lemak. Namun, reaksi
ini tidak terjadi sebaliknya, lemak tidak dapat diubah kembali menjadi protein dan
karbohidrat.
Lemak disebut juga lipid, adalah suatu zat yang kaya akan energi, berfungsi
sebagai sumber energi yang utama untuk proses metabolisme tubuh. Lemak yang
beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan dan hasil
produksi organ hati, yang bisa disimpan di dalam sel-sel lemak sebagai cadangan
energi.
Fungsi Lemak
Jenis-Jenis Lemak
Lemak merupakan senyawa yang tersusun dari asam lemak dan gliserol. Asam
lemak dan gliserol kemudian akan bergabung membentuk rangkaian tertentu
membentuk lemak. Asam lemak tersebut digabungkan dengan ikatan tertentu.
Perbedaan ikatan tersebut merupakan dasar penggolongan asam lemak.
Asam lemak jenuh. Asam lemak jenuh merupaakan asam lemak yang
memiliki efek yang kurang baik bagi kesehatan. Contoh makanan dengan
sumber asam lemak jenuh yang tinggi adalah gajih, mentega, dan lemak
hewani.
Asam lemak tidak jenuh. Asam lemak tidak jenuh merupakan asam lemak
yang memiliki sumber nutrisi yang baik untuk kesehatan. Asam lemak tidak
jenuh banyak terdapat pada sumber nabati seperti minyak zaitun, kacang-
kacangan, dan alpukat.
Selain jenis lemak diatas, terdapat juga beberapa jenis senyawa turunan lemak
seperti sterol dan lipoprotein.
Sterol yang terdapat pada sumber hewani dikenal dengan nama kolestrol
sementara sterol pada sumber nabati dikenal dengan nama plant sterol.
Kolestrol merupakan salah satu jenis lemak yang berelasi kuat dengan risiko
beberapa penyakit terutama yang berhubungan dengan pembuluh darah dan
jantung. Sementara plant sterol merupakan senyawa yang efektif membantu
mengendalikan kadar gula dalam darah dan membantu menjaga fungsi
metabolisme dalam tubuh. Kadar kolestrol harian yang disarankan adalah
kurang dari 300 mg per hari (total kolestrol)
Lipoprotein merupakan turunan lemak yang merupakan senyawa gabungan
lemak-protein. Jenis senyawa ini terdiri atas Low Density Lipoprotein (LDL)
dan High Density Lipoprotein (HDL). Perbedaan densitas ini menyebabkan
efek yang berbeda bagi kesehatan. Semakin tinggi kandungan protein maka
akan semakin besar pula densitas dari protein. Oleh karena itu semakin tinggi
HDL dan semakin rendah LDL akan memberikan efek yang baik untuk hidup
sehat. Sementara kadar LDL yang semakin tinggi merupakan pertanda
peningkatan risiko arterosklerosis.
A. Lipid sederhana:
Lemak netral (monogliserida, digliserida, trigliserida)
Ester asam lemak dengan alcohol berberat molekul tinggi
B. Lipid majemuk
Fosfolipid
Lipoprotein
C. Lipid turunan
Asam lemak
Sterol (kolestrol, ergosterol, dsb)
1. Kolestrol
2. Trigliserida (lemak netral)
3. Fosfolipid
4. Asam lemak
TRIGLISERIDA
Sebagian besar lemak dan minyak di alam terdiri atas 98-99 %
trigliserida. Trigliserida adalah suatu ester gliserol. Trigliserida terbentuk dari
3 asam lemak dan gliserol. Apabila terdapat satu asam lemak dalam ikatan
dengan gliserol maka dinamakan monogliserida. Fungsi utama trigliserida
adalah sebagai zat energi. Lemak disimpan di dalam tubuh dalam bentuk
trigliserida. Apabila sel membutuhkan energi, enzim lipase dalam sel lemak
akan memecah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak serta melepasnya
ke dalam pembuluh darah. Oleh sel-sel yang membutuhkan komponen-
komponen tersebut kemudian dibakar dan menghasilkan energi,
karbondioksida (CO2), dan air (H2O).
KOLESTROL
Kolestrol adalah jenis lemak yang paling dikenal oleh masyarakat.
Kolstrol merupakan komponen utama pada struktur selaput sel dan merupakan
komponen utama sel otak dan saraf. Kolestrol merupakan bahan perantara
untuk pembentukan sejumlah komponen penting seperti vitamin D (untuk
membentuk dan mempertahankan tulang yang sehat), hormone seks (seperti
estrogen dan testosterone), dan asam empedu (untuk fungsi pencernaan).
Kolestrol tubuh berasal dari hasil pembentukan di dalam tubuh (sekitar
500 mg/hari) dan dari makanan yang dimakan. Pembentukan kolestrol di
dalam tubuh terutama terjadi di hati (50 % total sintesis) dan sisanya di usus,
kulit, dan semua jaringan yang mempunyai sel-sel berinti. Jenis-jenis makanan
yang banyak mengandung kolestrol antara lain daging (sapi maupun unggas),
ikan dan produk susu. Makanan yang berasal dari daging hewan biasanya
banyak mengandung kolestrol, tetapi makanan yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan tidak mengandung kolestrol.
LIPID PLASMA
Pada umumnya lemak tidak larut dalam air, yang berarti juga tidak
larut dalam plasma darah. Agar lemak dapat diangkut ke dalam peredaran
darah, maka lemak tersebut harus dibuat larut dengan cara mengikatkannya
pada protein yang larut dalam air. Ikatan antara lemak (kolestrol, trigliserida,
dan fosfolipid) dengan protein ini disebut lipoprotein (dari kata lipo = lemak
dan protein). Lipoprotein bertugas mengangkut lemak dari tempat
pembentukannya menuju tempat penggunaannya.
Ada beberapa jenis lipoprotein, antara lain:
a. Kilomikron
b. VLDL (Very Low Density Lipoprotein)
c. IDL (Intermediate Density Lipoprotein)
d. LDL (Low Density Lipoprotein)
e. HDL (High Density Lipoprotein)
Lemak dalam darah diangkut dengan du acara, yaitu melalui jalur eksogen dan
jalur endogen.
1. Jalur eksogen
Trigliserida dan kolestrol yang berasal dari makanan dalam usus
dikemas dalam bentuk partikel besar lipoprotein yang disebut kilomikron.
Kilomikron ini akan membawanya ke dalam aliran darah. Kemudian trigliserid
dalam kilomikron tadi mengalami penguraian oleh enzim lipoprotein lipase,
sehingga terbentuk asam lemak bebas dan kilomikron remnan. Asam lemak
bebas akan menebus jaringan lemak atau sel otot untuk diubah menjadi
trigliserida kembali sebagai cadangan energi. Sedangkan kilomikron remnan
akan dimetabolisme dalam hati sehingga menghasilkan kolestrol bebas.
Sebagian kolestrol yang mencapai organ hati diubah menjadi asam
empedu, yang akan dikeluarkan ke dalam usus, berfungsi sebagai detergen dan
membantu proses penyerapan lemak dari makanan. Sebagian lagi dari
kolestrol dikeluarkan melalui saluran empedu tanpa dimetabolisme menjadi
asam empedu kemudian organ hati akan mendistribusikan kolestrol ke
jaringan tubuh lainnya melalui jalur endogen. Pada akhirnya, kilomiron yang
tersisa (yang lemaknya telah diambil), dibuang dari aliran darah oleh hati.
Kolestrol juga dapat diproduksi oleh hati dengan bantuan enzim yang disebut
HMG koenzim-A reductase, kemudian dikirimkan ke dalam aliran darah.
2. Jalur endogen
Pembentukan trigliserida dalam hati akan meningkat apabila makanan
sehari-hari mengandung karbohidrat yang berlebihan.
Hati mengubah karbohidrat menjadi asam lemak, kemudian
membentuk trigliserida, trigliserida ini dibawa melalui aliran darah dalam
bentuk Very Low Density Lipoprotein (VLDL). VLDL kemudian akan
dimetabolisme oleh enzim lipoprotein lipase menjadi IDL (Intermediate
Density Lipoprotein). Kemudian IDL melalui serangkaian proses akan
berubah menjadi LDL (Low Density Lipoprotein) yang kaya akan kolestrol.
Kira-kira ¾ dari kolestrol total dalam plasma normal manusia mengandung
partikel LDL. LDL ini bertugas menghantarkan kolestrol ke dalam tubuh.
Kolestrol yang tidak diperlukan akan dilepaskan ke dalam darah,
dimana pertama-tama akan berikatan dengan HDL (High Density
Lipoprotein). HDL bertugas membuang kelebihan kolestrol dari dalam tubuh.
Itulah sebab munculnya istilah LDL-kolestrol disebut lemak jahat dan
HDL-kolestrol disebut lemak baik, sehingga rasio keduanya harus seimbang.
Kilomikron membawa lemak dari usus (berasal dari makanan) dan mengirim
trigliserid ke sel-sel tubuh. VLDL membawa lemak dari hati dan mengirim
trigliserid ke sel-sel tubuh. LDL yang berasal dari pemecahan IDL
(sebelumnya berbentuk VLDL) merupakan pengirim kolestrol yang utama ke
sel-sel tubuh. HDL membawa kelebihan kolestrol dari dalam sel untuk
dibuang.
Kedua jenis lemak tersebut dapat dikurangi dengan cara yang berbeda. Lemak
visceral dapat dikontrol dengan menjaga pola makan lemak yang tidak berlebihan,
sementara lemak yang terdapat langsung dibawah kulit dapat dikurangi dengan
berolahraga.
Kelebihan lemak ini biasanya akan menumpuk pada bagian tertentu pada
tubuh seperti perut, pinggul, dan paha, namun yang paling jelas terlihat pada bagian
perut. Factor lain yang juga mempengaruhi penumpukan lemak tersebut adalah stress.
Stress dapat mempengaruhi selera makan dan dapat menyebabkan penumpukan lemak
semakin meningkat, secara mudah mekanismenya dapat dijelaskan sebagai berikut:
stress merupakan stimulus yang dikirimkan ke otak dan kemudian otak akan
mengirimkan sinyal ke tubuh untuk meningkatkan nafsu makan. Hasilnya,
kecenderungan untuk mengonsumsi makanan akan mengalami peningkatan.
BAB II
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Metabolisme lemak adalah suatu proses pencernaan, penyerapan transportasi,
penggunaan dan ekskresi lipid di dalam tubuh makhluk hidup. Lemak yang kita
peroleh sebagai sumber energi utamanya adalah dari lemak netral, yaitu trigliserid
(ester antara gliserol dengan 3 asam lemak). Hasil dari pencernaan lemak adalah asam
lemak dan gliserol, selain itu ada juga yang masih berupa monogliserid. Karena larut
dalam air, gliserol masuk sirkulasi portal (vena porta) menuju hati. Asam-asam lemak
rantai pendek juga dapat melalui jalur ini.
Hasil akhir dari pemecahan lipid dari makanan adalah asam lemak dan
gliserol. Jika sumber energi dari karbohidrat telah mencukupi, maka asam lemak
mengalami esterefikasi yaitu membentuk ester dengan gliserol menjadi trigliserida
sebagai cadangan energi jangka Panjang. Jika sewaktu-waktu tak tersedia sumber
energi dari karbohidrat barulah asam lemak dioksidasi, baik asam lemak dari diet
maupun jika harus memecah cadangan trigliserida jaringan. Proses pemecahan
trigliserida ini dinamakan lipolysis.
Proses oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi beta dan menghasilkan asetil
KoA. Selanjutnya sebagaimana asetil KoA dari hasil metabolisme karbohidrat dan
protein, asetil KoA dari jalur ini pun akan masuk ke dalam siklus asam sitrat sehingga
dihasilkan energi. Di sisi lain, jika kebutuhan energi sudah mencukupi, asetil KoA
dapat mengalami lipogenesis menjadi asam lemak dan selanjutnya dapat disimpan
sebagai trigliserida. Beberapa lipid non gliserida disintesis dari asetil KoA. Asetil
KoA mengalami kolesterogenesis menjadi kolestrol. Selanjutnya kolestrol mengalami
steroidogenesis membentuk steroid. Asetil KoA sebagai hasil oksidasi asam lemak
juga berpotensi menghasilkan badan-badan keton (aseto asetat, hidroksi butirat dan
aseton). Proses ini dinamakan ketogenesis. Badan-badan keton dapat menyebabkan
gangguan keseimbangan asam-basa yang dinamakan asidosis metabolic. Keadaan ini
dapat menyebabkan kematian.
DAFTAR PUSTAKA