Anda di halaman 1dari 11

KOMITE ETIK PENELITIAN KEPERAWATAN

STIKES KARYA HUSADA SEMARANG

RINGKASAN PROTOKOL PENELITIAN KEPERAWATAN

1. Peneliti Utama

Mahdayani Irsyad

2. Judul Penelitian

Pengaruh Terapi Massage Relaksasi Terhadap Nyeri Kepala Lansia dengan


Hipertensi Di Puskesmas Banjardawa Pemalang

3. Subyek Penelitian (Memasukan criteria inklusi dan ekslusinya)

Sampel dalam penelitian adalah 32 Lansia Hipertensi dengan nyeri kepala

a. Kriteria inklusi

Kriteria Inklusi adalah kriteria sampel yang karakteristiknya dapat

dimasukan atau layak untuk diteliti pada penelitian adalah:

1) Pasien hipertensi di desa Mulyoharjo dengan nyeri kepala

2) Pasien hipertensi dengan tekanan darah sistolik 140-170 dan diastolik 90

- 130

3) Pasien yang tidak mengalami komplikasi

4) Pasien nyeri kepala skala nyeri ringan sampai sedang Skala 1-6

5) Usia responden 60-70 tahun

6) Jenis kelamin laki-laki

7) Responden yang tidak mengkonsumsi obat


b. Kriteria Eksklusi

1) Pasien Mengundurkan diri

4. Perkiraan Waktu Penelitian

Perkiraan waktu penelitian berlangsung sekitar 20 - 30 menit pada setiap

Responden.

5. Ringkasan proposal penelitian yang mencakup tujuan penelitian, manfaat

penelitian dari hasil penelitian dan alasan/ latar belakang untuk melakukan

penelitian

A. Latar Belakang

Hipertensi merupakan suatu penyakit yang tergolong kronis akan tetapi

penyakit ini sering tidak memunculkan gejala yang khas. Kesehatan yang

berkaitan dengan gaya hidup sering menjadi salah satu faktor bagi seseorang

mengidap penyakit hipertensi. gejala yang di rasakan saat hipertensi pusing,

pengelihatan berkurang, dan sakit kepala sering muncul dari efek samping

yang ditimbulkan dari penyakit hipertensi 1.

American Society of Hypertension (ASH) berpendapat mengenai

hipertensi, bahwa hipertensi merupakan suatu keadaan dimana angka sistolik

diatas 140 mmHg dan angka diastolik tetap atau lebih rendah dari angka 90

mmHg yang dapat menimbulkan gejala yang berkelanjutan, seperti stroke, dan
2
penyakit jantung koroner . Hipertensi mempunyai arti sebagai suatu

penyebab utama terjadinya kasus kematian dan kecacatan juga memiliki

prevelansi tinggi di negara berkembang3.


Hipertensi di sebabkan oleh Faktor predisposisi: usia. Jenis kelamin.

Merokok, stress, olahraga, genetic, alkohol, konsentrasi garam. Hipertensi

tidak memiliki gejala spesifik. Secara fisik penderita hipertensi juga

menunjukkan kelainan apa pun. Gejala hiperetensi cenderung menyerupai

gejala atau keluhan kesehatan pada umumnya sehingga sebagai orang orang

tidak menyadari bahwa dirinya terkena hipertensi4.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Glenys Yulanda RL. 2017) Tidak

terdapat perbedaan dalam prevalensi antara laki-laki dengan perempuan akan

tetapi prevalensi terus menerus meningkat dengan seiringnya usia : 5%

terdapat pada usia antara 20-39 tahun, 26% terdapat pada usia antara 40-59

tahun, dan sebesar 59,6% untuk usia 60 tahun ke atas. Pada saat ini hipertensi

adalah penyakit yang sangat besar di Indonesia karena sering dijumpai di

pelayanan kesehatan primer5. Berdasarkan hasil survey riset dasar kesehatan

nasional Riskesdas (2018) bahwa penyakit hipertensi di Indonesia memiliki

prevlensi yang sangat tinggi, yaitu sebesar 25,8%6

Data World Health Organization (WHO) tahun 2020 dalam Modul

Hearts menunjukkan Diperkirakan 1,13 miliar orang di seluruh dunia

menderita hipertensi, di antaranya dua pertiga tinggal di negara

berpenghasilan rendah dan menengah. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

Global Hearts Initiative mendukung pemerintah untuk memperkuat

pencegahan dan pengendalian penyakit kardiovaskular (CVD) dengan

dampak tinggi dan intervensi berbasis bukti melalui lima teknis paket. Paket
Mpower berfokus pada pengendalian tembakau, yaitu Paket Aktif untuk

meningkatkan aktivitas fisik, paket Shake aktif pengurangan garam, dan paket

Replace pada penghapusan industry memproduksi lemak trans dari pasokan

makanan global. Sisi manajemen, paket teknis Hearts ditujukan untuk

memperkuat manajemen di perawatan kesehatan primer7. Tidak terdapat

perbedaan dalam prevalensi antara laki-laki dengan perempuan akan tetapi

prevalensi terus menerus meningkat dengan seiringnya usia : 5% terdapat

pada usia antara 20-39 tahun, 26% terdapat pada usia antara 40-59 tahun, dan

sebesar 59,6% untuk usia 60 tahun ke atas. Saat ini hipertensi adalah penyakit

yang sangat besar di Indonesia karena sering dijumpai di pelayanan kesehatan

primer.5

Prevalensi hipertensi di Indonesia pada tahun 2018 sebesar 34,1%,

tetapi yang terdiagnosis oleh tenaga kesehatan sebesar 8,4% atau riwayat

minum obat hanya sebesar 8,8%. Hal ini menandakan bahwa sebagian besar

kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis dan terjangkau pelayanan

kesehatan6. Angka prevalensi tertinggi di Indonesia sebanyak 63.309.620

orang, sedangkan di Jawa Tengah 9.099.7656. Sedangkan di kabupaten

pemalang, penderita hipertensi mencapai 243.900 jiwa dengan angka

tertinggi terdapat pada kecamatan Belik dengan 19.705 penderita hipertensi

dan kecamatan banjardawa berada pada peringkat ke 13 yaitu dengan 8.6798

Tingginya angka prevalensi penderita Hipertensi di kabupaten

pemalang, terutama di puskesmas banjardaawa tentu memunculkan


permasalahan berbeda beda tiap penderitanya, gejala yang sering muncul pada

penderita hipertensi bertahun-tahun, yaitu seperti sakit kepala (terkadang

disertai mual dan muntah akibat peningkatan intrakranium), penglihatan kabur

akibat kerusakan hipertensif pada retina, terganggunya cara berjalan karena

mulai adanya kerusakan susunan saraf pusat, nokturia yang disebabkan

peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus, edema dependen dan

pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler. Nyeri kepala adalah tanda

gejala pada pasien hipertensi.

Hipertensi pada lansia merupakan hal yang sering ditemukan dikarena

sebagian besar orang-orang paruh baya atau lansia berisiko terkena hipertensi.

Hipertensi pada lansia disebabkan oleh penurunan elastisitas dinding aorta,

penebalan katub jantung yang membuat kaku katub, menurunnya kemampuan

memompa jantung, kehilangan elastisitas pembuluh darah perifer, dan

meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer9. Penyebab lansia menderita

hipertensi diatas karena kemunduran fungsi kerja tubuh. Diantaranya

gangguan nyeri kepala, Gangguan nyeri kepala, adalah salah satu gangguan

yang paling umum dari sistem saraf. Nyeri kepala atau headache adalah suatu

rasa nyeri dan tidak enak pada daerah kepala, dan juga meliputi daerah wajah

dan tengkuk leher, Menurut persatuan dokter seluruh Indonesia, nyeri kepala

dibedakan menjadi nyeri kepala primer dan nyeri kepala sekunder. 90% dari

keseluruhan keluhan nyeri kepala adalah nyeri kepala primer, kondisi nyeri

kepala dapat diatasi dengan teknik nonfarmakologi dan farmakologi,

Persatuan dokter seluruh indonesia. Standar pelayanan medik neurologi10.


Pada penyakit hipertensi peningkatan tekanan serebral menyebabkan nyeri

kepala. Penatalaksanaan hipertensi dalam memberi asuhan keperawatan mulai

dari pengkajian, menentukan diagnosa, memberikan intervensi, melakukan

implementasi, dan evaluasi mampu mencegah nyeri akut. Keluhan pada

hipertensi dapat dilakuakan dengan cara farmakologis dan non farmakologis

seperti teknik distraksi relaksasi11.

.Banyak pilihan terapi nonfarmakologi yang merupakan tindakan

mandiri perawat dengan berbagai keuntungan diantaranya tidak menimbulkan

efek samping, simple dan tidak berbiaya mahal,terapi ini dapat dilakukan

dengan cara tehnik stimulasi dan imajinasi terbimbing, distraksi dan

relaksasi12, Massage relaksasi yang di terapkan pada Nyeri kepala pada pasien

berusia menengah dan lanjut usia dapat menurunkan hipertensi dan nyeri

kepala. kemudian terapi pijat relaksasi merupakan suatu metode relaksasi

yang bersumber dari pijatan untuk mengurangi stres dan ketegangan otot yang

memungkinkan dapat mengatasi sakit kepala13

Massage atau pijatan dapat menimbulkan efek relaksasi. Relaksasi yang

dialami pasien merangsang ke otak untuk menurunkan kadar hormon

adrenalin, serotonin dan norepinefrin. Terdapat banyak teknik dalam

mengurangi nyeri kepala salah satunya melakukan teknik massage dan

meregulasikan sistem limbic (GABA/Gamma AminoButiric Acid) untuk

menghasilkan hormon benzodiazepine yang berfungsi untuk mengatasi

pusing/efek menenangkan. Teknik massage merupakan aspek naluriah

manusia ketika merasa kesakitan pada beberapa bagian tubuh serta teknik ini
menimbulkan reaksi pertama kali adalah mengelus bagian tubuh yang sakit

dengan tangan untuk mengurangi sakit14

Penelitian Nuzul Eka Yoganita, 2019 dengan judul Manfaat Massage

Tengkuk Dengan Minyak Zaitun Untuk Mengurangi Nyeri Kepala Pasien

Hipertensi didapatkan hasil bahwa pengaruh massage tengkuk dengan minyak

zaitun dalam mengurangi nyeri kepala pasien hipertensi15

Hasil survey di Puskesmas Banjardawa Pemalang data hipertensi pada

ansia usia 60-70 tahun sebanyak 32 pasien, dari wawancara 5 pasien dengan

hipertensi mengeluh pusing kepala muter-muter, dan bagian tengkuk leher

pegal.

Berdasarkan permasalahan lansia penderita hipertensi yang ada di

puskesmas banjardawa, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang

terapi komplementer yaitu massage relaksasi yang tidak banyak memakan

biaya dan menimbulkan efeksamping seperti terapi farmakologi/obat obatan

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan data di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul, pengaruh terapi massage relaksasi terhadap nyeri kepala pasien

hipertensi di Puskesmas Banjardawa Pemalang

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Massage

Relaksasi Terhadap Nyeri Kepala Pada Lansia Hipertensi Di Puskesmas

Banjardawa Pemalang
2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan nyeri kepala sebelum dan sesudah massage

relaksasi pada lansia hipertensi di Puskesmas Banjardawa Pemalang

b. Menganalisis pengaruh massage relaksasi terhadap nyeri kepala pada

lansia hipertensi di Puskesmas Banjardawa Pemalang

D. Manfaat Studi Kasus

1. Bagi Institusi Akademik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan atau

mengembangkan ilmu keperawatan medikal bedah khususnya asuhan

keperawatan hipertensi dengan non farmakologi berupa terapi massage

relaksasi untuk nyeri kepala.

2. Bagi perawat

Hasil penelitian ini dapat diaplikasikan sebagai terapi keperawatan

mandiri dengan tindakan nonfarmakologi terapi massage relaksasi untuk

mengurangi nyeri kepala pasien hipertensi.

3. Bagi di Puskesmas Banjardawa Pemalang

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi

puskesmas untuk di jadikan SOP penanganan nyeri non farmakologi

massage relaksasi pada pasien hipertensi dengan nyeri kepala.

4. Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber data

bagi peneliti berikutnya khususnya yang terkait dengan asuhan

keperawatan pada nyeri kepala pasien hipertensi.


5. Masalah etik (pendapat anda tentang masalah etik yang akan dihadapi)

Peneliti menyampaikan manfaat dan tujuan penelitian kepada

responden bahwa penelitian yang dilakukan tidak menimbulkan dampak

buruk serta peneliti menjelaskan prosedur penelitian secara jelas dan langkah-

langkah pengisian inform concent.

6. Alasan penelitian ini bila subjeknya adalah manusia

Penelitian dilakukan dengan cara melakukan pengukuran secara

langsung kepada Lansia penderita hipertensi dengan nyeri kepala

7. Prosedur eksperimen (cara/ metode, frekuensi, dan interval yang akan

dilakukan)

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif yang

bertujuan untuk mengetahui keberadaan nilai variabel mandiri, baik satu

variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau

menghubungkan dengan variabel lain. Pada penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui bagaimana Pengaruh Massage Relaksasi Terhadap Nyeri Kepala

Lansia Dengan Hipertensi Di Puskesmas Banjardawa Pemalang?”

8. Bahaya langsung maupun tidak langsung yang akan terjadi dan cara

untuk mengatasinya

Bahaya yang mungkin terjadi saat penelitian berlanjut yaitu

kemungkinan akan menyita waktu responden untuk masalah lain yang lebih

berbahaya kemungkinan besar tidak ada.


9. Pengalaman yang terdahulu (sendiri atau orang lain) dari tindakan yang

hendak diterapkan

Penelitian ini merupakan penelitian pertama kali dilakukan oleh peneliti

10. Bagaimana cara memilih subyek

Cara memilih subyek dalam penelitian ini menggunakan teknik

purposive sampling yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih

sampel di antara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti.

11. Jelaskan cara pencatatan dan penyimpanan data setelah penelitian

Hasil pengukuran dengan mengunakan Peneliti melakukan pengamatan

kepada Nyeri Kepala Lansia Dengan Hipertensi dan mengisi lembar cheklist

secara lengkap, setelah data diisi, peneliti akan mengecek data yang sudah

terkumpul jika ada kekurangan langsung dilengkapi, kemudian dilakukan

tahap kedua, diberi kode pada semua variabel agar mempermudah dalam

pengolahan data, kemudian memasukkan data yang telah dikoding ke dalam

komputer, kemudian tabulasi dengan membuat tabel- tabel pada variabel

Pengaruh Massage Relaksasi Terhadap Nyeri Kepala Lansia Dengan

Hipertensi Di Puskesmas Banjardawa Pemalang.

12. Cara melakukan PSP (penjelasan setelah penelitian)

Peneliti menjelaskan kepada responden maksud, tujuan dan proses

penelitian. Responden yang setuju menjadi responden selanjutnya diminta

untuk menandatangani lembar persetujuan sebagai responden penelitian.


13. Bila penelitian ini menggunakan subyek manusia, apakah subyek

mendapat ganti rugi bila ada efek samping? Berapa besar penggantian

tersebut?

Pada penelitian ini menggunakan subyek manusia (PUS) tetapi dalam

hal ini tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya. Kemungkinan

hanya menyita waktu pada saat dilakukan penelitian dan peneliti memberikan

kompensasi snack dan souvenir.

14. Nama dan alamat tim peneliti

Peneliti Utama

Nama : Mahdayani Irsyad

NIM : 1703071

Prodi : S1 Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai