BENCANA
DI SUSUN OLEH :
SEMARANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah evidence dimulai pada tahun 1970 ketika Archie Cochrane
menegaskan perlunya mengevaluasi pelayanan kesehatan berdasarkan bukti-
bukti ilmiah (scientific evidence). Sejak itu berbagai istilah digunakan
terkait dengan evidence base, diantaranya evidence basemedicine (EBM),
evidence base nursing (EBN), dan evidence basepractice (EBP). Evidence
Based Practice (EBP) merupakan upaya untuk mengambil keputusan klinis
berdasarkan sumber yang paling relevan danvalid. Oleh karena itu EBP
merupakan jalan untuk mentransformasikan hasil penelitian ke dalam
praktek sehingga perawat dapat meningkatkan“quality of care” terhadap
pasien. Evidence-Based Practice (EBP), merupakan pendekatan yangdapat
digunakan dalam praktik perawatan kesehatan, yang berdasarkan evidence
atau fakta.Penggunaan evidence base dalam praktek akan menjadi dasar
scientific dalam pengambilan keputusan klinis sehingga intervensi yang
diberikan dapat dipertanggungjawabkan. Negara Indonesia merupakan
negara yang memiliki wilayah yangsangat luas dan terletak pada posisi
silang antara dua benua besar dan dua samudera besar, Indonesia juga
berada di atas lempeng benua yang masih aktif serta Indonesia adalah negara
yang masih dijejeri oleh barisan gunung api yang masih aktif, sehingga
Indonesia sering sekali disapa dengan negara yang sangat akrab dengan
bencana. Kondisi geografis Negara Indonesia itulah yang merupakan faktor
penyebab kerentanan Indoensia terhadap bencana.
B. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui cara
penanggulanganbencana dan evidence based practice (EBP) pada
penggulangan bencana.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
F. Penangulanggan Bencana
Penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi
penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana,
kegiatan pencegahaan bencana,tanggap darurat dan rehabilitasi. Undang-
Undang No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dalam Pasal 1
ayat (6) menyebutkan bahwa penyelenggaraan penanggulangan bencana
adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan
yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap
darurat,dan rehabilitasi. Dalam Pasal 3 ayat (1) dijelaskan bahwa asas-asas
penanggulangan bencana, yaitu kemanusiaan, keadilan, kesamaan
kedudukan dalam hukum dan pemerintahan, keseimbangan,keselarasan, dan
keserasian, ketertiban dan kepastian hukum,kebersamaan, kelestarian
lingkungan hidup, dan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menutut Carter
dalam Hadi Purnomo tahun 2010, mendefinisikan pengelolaan bencana
sebagai suatu ilmu pengetahuan terapan(aplikatif) yang mencari, dengan
observasi sistematis dan analisis bencana untuk meningkatkan tindakan-
tindakan (measures) terkait dengan preventif (pencegahan), mitigasi
(pengurangan), persiapan,respon darurat dan pemulihan. Sebagaimana UU
No. 24 tahun 2007, Peraturan KepalaBadan Penanggulangan Bencana
Nomor 04 tahun 2008 tentangPedoman Penyusunan Rencana
Penanggulangan Bencana jugamenyebutkan bahwa penanggulangan bencana
terdiri dari beberapafase, yaitu fase pencegahan dan mitigasi, fase
kesiapsiagaan, fasetanggap darurat dan fase pemulihan.
G. Organisasi Penanggulangan Bencana.
Berikut ini merupakan organisasi penanggulangan bencana:
1. Tingkat Nasional : Badan Koordinasi Penanggulangan Bencana
2. Tingkat Propinsi : Satuan Koordinasi Penanggulangan Bencana
3. Tingkat Kabupaten : Satuan Laksana Penanggulangan Bencana
Penanggulangan bencana memerlukan manajemen pada
tahapannya, yaitu:
1. Tahap Persiapan (Preparedness)
a.Pengembangan SPGDT
b.Pengembangan SDM
c.Pengembangan Sub sistem Komunikasi
d.Pengembangan Sub sistem Transportasi
e.Latihan Gabungan
f.Kerjasama lintas sector
2. Tahap Akut (Acute response)
a. Rescue – triage
b.Acute medical response
c.Emergency relief
d.Emergency rehabilitation.
H. Alur Penanggulangan Bencana.
Berikut ini merupakan alur pelayanan medis di lapangan pada
penanggulangan bencana: Dalam hal ini rumah sakit harus sanggup memberi
pelayanansecara cepat, tepat, cermat, nyaman, dan terjangkau untuk
mencegah kematian dan kecacatan.
Berikut ini label triage dan keterangan tindakan yang harus dilakukan:
1. Merah : Segera Ditanggulangi terlebih dahulu
a. Mengancam Jiwa
b. Cacat
2. Kuning : Boleh Ditangguhkan
a. Keadaan tidak mengancam Jiwa
b. Segera ditangani bila yang mengancam Jiwa sudah teratasi
3. Hijau : Boleh ditunda & Rawat Jalan Tidak Membahayakan Jiwa
4. Hitam : Boleh Diabaikan & Ditinggalkan
a. Diurus paling akhir
b. Sudah tidak ada tanda-tanda vital
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Clinical Based Evidence atau Evidence Based Practice (EBP) adalah
tindakan yang teliti dan bertanggung jawab dengan menggunakan bukti
(berbasis bukti) yang berhubungan dengan keahlian klinis dan nilai-nilai
pasien untuk menuntun pengambilan keputusan dalam proses perawatan.
pengelolaan bencana sebagai suatu ilmu pengetahuan terapan(aplikatif) yang
mencari, dengan observasi sistematis dan analisis bencana untuk
meningkatkan tindakan-tindakan (measures) terkait dengan preventif
(pencegahan), mitigasi (pengurangan), persiapan, respon darurat dan
pemulihan. Sehingga menurutnya, tujuan dari Manajemen Bencana tersebut
diantaranya, yaitu mengurangi atau menghindari kerugian secara fisik,
ekonomi maupun jiwa yang dialami oleh perorangan, masyarakat, negara,
mengurangi penderitaan korban bencana, mempercepat pemulihan,dan
memberikan perlindungan kepada pengungsi atau masyarakat yang
kehilangan tempat ketika kehidupannya terancana.
B. SARAN