PERKEBUNAN
MAKALAH
Oleh :
Dengan mengucap syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas
rahmat, nikmat dan hidyah-NYA sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini.Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran sangat diharapakan demi lebih sempurnanya
pembuatan makalah ini yang akan datang dari pembaca.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................3
1.1 Latar Belakang...................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................3
1.3 Tujuan Pembuatan Makalah................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................5
2.1 Dalil Hukum Zakat.............................................................................................5
2.2 Jenis Tanaman Bernilai Ekonomis.....................................................................6
2.4 Syarat dan Rukun...............................................................................................7
2.5 Bentuk bentuk pembiayaan..............................................................................10
2.6 Musyarakah Mutanaqisah sebagai alternatif pembiayaan murabahah..............13
2.7 Beberapa persoalan terkait Praktik Musyarakah Mutanaqisah.........................15
2.8 Solusi Beberapa persoalan Musyarakah Mutanaqisah terkait Hukum Positif...20
BAB III PENUTUP........................................................................................................23
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
3. Untuk mengetahui ketentuan nishab dan kadar zakat Pertanian dan
Perkebunan
4. Untuk mengetahui contoh penerapan zakat Pertanian dan
Perkebunan
4
BAB II
PEMBAHASAN
الر َّمامَنُتَ َشاهِب ً َّاو َغْيَر ُمتَ َشاهِبٍۗ ُكلُ ْو ِامْنثَ َم ِرهٖٓاِ َذآاَمْثََر َواُٰت ْوا
ُّ َّز ْيُت ْو َن َو
ِح َّقهٗيوحَم ص ِادهٖۖواَل تُس ِر ُفواۗاِهَّن ٗاَل حُيِ بُّالْمس ِرف
نْي
َ ُْ ْ ْ َ َ َ َْ َ
Artinya : “Dan Dialah yang menjadikan tanaman-tanaman yang
merambat dan yang tidak merambat, pohon kurma, tanaman yang
beraneka ragam rasanya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan
warnanya) dan tidak serupa (rasanya). Makanlah buahnya apabila ia
berbuah dan berikanlah haknya (zakatnya) pada waktu memetik hasilnya,
tapi janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berlebihan”. (Q.S, Al-An’am (6): 141)
1
Ramdhani Abdurrahim, Rezekimu Tidak Akan Terukar, (Jakarta: Elex media kompotindo, 2018),
hlm 66-67.
5
ٰٓياَيُّ َهاالَّ ِذ ْينَاٰ َمُن ْوٓااَنِْف ُق ْو ِامْنطَيِّٰبتِ َما َك َسْبتُ ْم َومِم َّآاَ ْخَر ْجنَالَ ُك ْم ِّمنَااْل َْر ِضۗ َواَل َتيَ َّم ُموااخْلَبِْيثَ ِمْن ُهُتْن ِف ُق ْو َن َولَ ْس
1
https://www.rumahzakat.org/zakat-pertanian-dan-perkebunan/ diakses pada kamis, 29 april
2021. Pukul : 17:09 WIB
6
makanan pokok saja dengan ulama yang mewaajibkan zakat pada semua
hasil bumi seperti rumput, kayu bakaar, dan bambu.1
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Tanaman yang
diairi dengan air hujan atau dengan mata air atau dengan air tada
hujan, maka dikenai zakat sepuluh persen. Sedangkan tanaman
yang diairi dengan tenaga zakatnya lima persen.” (H.R Ibnu
‘Umar)
1
Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid Wa Nihayatul Muqtashid : Jilid 1Referensi Lengkap Fikih
2
Ibid. Hlm 437-439
7
Jalla pada surat al-An’âm ayat ke-141 untuk mewajibkan zakat
pertanian pada saat panennya. Namun mayoritas Ulama
memandang waktu wajibnya zakat pertanian adalah ketika
sudah matang dan pada hasil perkebunan ketika layak
konsumsi.1
b. Zakat Hasil Pertanian dan Hasil Tanaman
1. Jenis Hasil Pertanian Dan Hasil Tanaman
Dimasa Rasulullah zakat dalam hal ini diambil dari
biji gandum, tepung terigu, dan korma. Ibnu Mundzir
dan Ibnu Abdul Barr berkata : “Ulama sepakat bahwa
zakat hukumnya wajib pada biji gandum, tepung terigu,
korma, dan anggur kering (kismis).”
2. Jenis Hasil Tanaman yang tidak Dikeluarkan Zakatnya
Zakat tidak diambil dari jenis sayur-mayur dan
buah-buahan, kecuali anggur dan korma basah. Ibnul
Qayym berkata : “Bukan termasuk dalam petunjuk
Rasulullah mengambil zakat dari kuda, keledai, sayur-
mayur, melon, semangka, dan buah-buahan yang tidak
ditimbang dalam menjualnya dan juga tidak disimpan
lama, kecuali anggur dan korma basah yang diambil
zakatnya, tidak dibedakan antara yang basah atau sudah
dikeringkan.
2.4.1. Nishab
1
https://almanhaj.or.id/3687-zakat-hasil-pertanian-dan-perkebunan.html diakses pada kamis, 29
April 2021 pukul : 17.30 WIB
8
Sebagian besar ulama berpendapat bahwa zakat tidak wajib pada
hasil pertanian dan tanaman, sebelum mencapai nishab 5 wasaq
setelah dibersihkan dari tanah dan kulit. Jika belum dibersihkan,
maka harus mencapai 10 wasaq. Diriwayatkan dari Abu Hurairah
bahwa Nabi bersabda, “Tidak ada kewajiban sedekah (zakat)
sebelum mencapai lima wasaq.” (HR. Muslim). Satu wasaq adalah
60 sha’ menurut ijma ulama. (setiap 1 wasaq = 60 sha’ dan setiap 1
sha’ = 2,40kg. Berati nishab hasil bumi adalah 60 x 5 x 2,40kg =
720kg. Atau beratnya senilai 7 kwintal lebih 20kg.
2.4.2. Kadar Zakat yang Dikeluarkan
Kadar zakat yang dikeluarkan dari hasil pertanian berbeda
sesuai perbedaan pengairan tanaman tersebut. Jika diairi tanpa
menggunakan alat, misalnya dengan putaran kincir angin, maka
kadar yang dikeluarkan adalah 10% dari hasil pertainan. Jika diari
dengan alat atau airnya dari hasil membeli, maka kadar yang wajib
dikeluarkan adalah 5%. Lahan yang irigasinya sistem campuran. Ada
lahan pertanian yang sistem irigasinya 50% menggunakan pengairan
alami dan 50% menggunakan irigasi berbayar. Menurut kesepakatan
ulama besaran zakat hasil pertanian dan perkebunan yang harus
dibayar adalah 7,5%.Lahan yang irigasinya berbayar dan tidak
berbayar bergantian. Misalnya, selain dialiri irigasi berbayar, lahan
juga terkena hujan. Hal ini perlu dilihat mana yang lebih dominan.
Jika tadah hujan lebih dominan, maka zakatnya adalah 10%. Jika
sebaliknya, maka zakatnya 5%.Lahan yang tidak bisa dipastikan
mana sistem irigasi yang dominan, wajib dizakatkan sebesar 10%.
Ini karena 10% merupakan nilai yang paling jelas untuk lahan
dengan pembiayaan berbayar.
Diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa Nabi bersabda, “Pada
(tanaman) yang diairi dari langit (hujan), atau dari sumber air, atau
dari sungai, maka zakatnya adalah 1/10 bagian, sedangkan yang
9
disirami maka zakatnya alah 1/20 bagian.” (HR. Al-Bukhari dan
lainnya).
Jika sekali-kali diairi menggunakan alat dan sekali-kali oleh air
hujan, dengan mengeluarkan biaya berbeda, maka kadar zakat yang
dikeluarkan adalah 7,5%. Ibnu Qudamah berkata : “Kami tidak
mengetahui ada perbedaan bahwa jika salah satunya (cara pengairan)
lebih banyak atau lebih sering, maka yang dikeluarkan zakatnya
lebih sedikit, karena mempertimbangkan biaya dan tenaga pengairan
yang lebih banyak. Ini menurut Abu Hanifah. Ahmad, Ats-Tsauri,
dan salah satu pendapat Imam Asy-Syafi’i. Adapun biaya menanam,
panen, menggilas, menyangkut, membersihkan kulit, menjaga, dan
lain-lain maka itu diambil dari harta pemilik, dan tidak dihitung atau
dikurangkan dari kewajiban zakat hasil pertanian.1
Contoh :
Jawab :
1
Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi, Fikih Sunnah Sayyid Sabiq 2009, hal 194
10
Hasil panen kotor = 2.5 = 2.500 kg
Ongkos perawatan = 50 kg
Bersih = 2.450 kg
Zakatnya = 2.450 kg X 10% = 245 kg1
WIB
11
BAB III
PENUTUP
3.1. SIMPULAN
Dan pendapat imam Abu Hanafiah adalah semua hasil bumi wajib
dizakati kecuali rumput, kayu bakar dan bambu. Perdebatan para ulama
tersebut terletak pada ketergantungan zakat dengan keempat jenis hasil
tanaman yang telah di sepakati para ulama. Apakah kayarena barangnya
atau karenaa alasannya. Perdebatan para ulama ini didasarkan pada
tanaman yang wajib dizakati adalah hanya makanan pokok saja dengan
ulama yang mewaajibkan zakat pada semua hasil bumi seperti rumput,
kayu bakaar, dan bambu.
Diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa Nabi bersabda,“Pada (tanaman)
yang diairi dari langit (hujan), atau dari sumber air, atau dari sungai, maka
zakatnya adalah 1/10 bagian, sedangkan yang disirami maka zakatnya alah
1/20 bagian.” (HR. Al-Bukhari dan lainnya).
12
DAFTAR PUSTAKA
Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid Wa Nihayatul Muqtashid : Jilid 1Referensi Lengkap Fikih
Ramdhani Abdurrahim, Rezekimu Tidak Akan Terukar, (Jakarta: Elex media kompotindo,
Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi, Fikih Sunnah Sayyid Sabiq 2009, hal 194
13