Dianjurkan untuk memenuhi salah satu tugas praktik klinik keperawatan anak
Disusun oleh :
HILDA FAUZIAH
10119092
PRODI DIII-KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAKTI TUNAS HUSADA
TASIKMALAYA
2020/2021
9
10
Laporan Pendahuluan
1. Pengertian
(Hidayat,2006 ).
mengenai saluran cerna dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan
meter adalah penemuan setelah mati bila otot telah kehilangan tonusnya.
11
Usus halus memanjang dari lambung sampai katup ileo kolika, tempat
dari pylorus.
2) Yeyunum menempati dua perlima sebelah atas dari usus halus yang
selebihnya.
2) Dinding lapisan berotot terdiri atas dua lapis serabut ; serabut luar
terdiri atas jaringan areolar dan banyak berisi pembuluh darah, saluran
juga dihalangi agar isinya tidak terlalu cepat berjalan melalui usus,
usus ( typhoid ).
ada istirahat beberapa detik, terdapat juga dua jenis gerakan lain, yaitu :
usus satu dari yang lain. Hal ini memungkinkan isi yang cair ini
getah pancreas dan sukus enterikus, maka berbagai bahan bahan makanan
mencapai akhir usus halus kecil dalam kira-kira 4 jam. Semua makanan
perubahan.
14
3. Etiologi
spora. Kuman ini dapat hidup banyak sekali pada suhu tubuh manusia
maupun suhu tubuh yang lebih rendah sedikit serta mati pada suhu 70̊ C
maupun oleh antiseptic. Sampai saat ini diketahui bahwa kuman ini hanya
Kuman salmonela
menyerang manusia. Salmonella Typhosa mempunyai 3 macan antigen
yaitu :
Masuk ke saluran pencernaan
a) Antigen O = Ohne Hauch = Stomatik antigen (tidak menyerang)
termilabil.
Di serap oleh usus halus
c) Antigen V1 = Kapsul : merupakan kapsul yang meliputi tubuh kuman
(Wijaya,2013)
Bakteri masuk ke aliran darah sistemik reaksi anafilatoksin;
4. Patofisiologi Demam intermiten
Pusing
Lidah kotor
Mulut kering
Nyeri otot
Hipertermi
Typhoid Abdominallis
15
5. Manisfestasi Klinis
Gejala Klinis demam typoid pada anak biasanya lebih ringan jika
yang terlama sampai 30 hari jika infeksi melalui minuman selama masa
16
1) Demam
Bersifat febris remitten dan suhu tidak berapa tinggi. Selama minggu
pertama, suhu tubuh berangsur angsur meningkat lagi pada sore dan
Pada mulut terdapat nafas bau tidak sedap, bibir kering dan
keadaan perut kembung. Hati dan limfa membesar disertai nyeri pada
3) Gangguan keasadaran
berapa dalam yaitu apatis sampai samnolen. Jarang stupor, koma atau
(Samsuridjal, 2003).
6. Pemeriksaan Diagnostik
1) Pemeriksaan leukosit
2) Biakan darah
darah yang baik adalah pada saat demam tinggi yaitu pada saat
bakteremia berlangsung.
positif kembali.
3) Uji Widal
dan diolah di laboratorium. Tujuan dari uji widal ini adalah untuk
terdapat kenaikan titer widal 4 kali lipat (pada pemeriksaan ulang 5-7
hari) atau titer widal O > 1/320, titer H > 1/60 (dalam sekali
diklasifikasikan atas:
dasar.
menyokong demam tifoid (titer widal O > 1/160 atau H > 1/160
(pada pemeriksaan ulang 5-7 hari) atau titer widal O> 1/320, H >
7. Managemen Medik
- Klorampenicol
- Amoxicilin
- Kotrimoxasol
- Ceftriaxon
- Cefixim
2. Perawatan
perforasi usus.
kekuatan pasien.
22
3. Diet
c) Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi
tim
selama 7 hari.
1. Pengkajian
Riwayat Keperawatan
23
Kaji gejala dan tanda meningkatnya suhu tubuh, terutama pada malam hari,
kesadaran.
dapat dihubungi.
Mengapa pasien masuk Rumah Sakit dan apa keluhan utama pasien,
muncul.
Apakah sudah pernah sakit dan dirawat dengan penyakit yang sama.
e. Riwayat psikososial
diare.
usia 0-6 tahun. Pertumbuhan dan perkembangan normal anak usia 3-4
tahun:
a. Personal Sosial
1. Memakai T-Shirt
b. Bahasa
1. Mengerti 2 kata
2. Mengetahui 2 kegiatan
3. Menyebut 4 gambar
c. Motorik Halus
d. Motorik Kasar
2. Loncat jauh
h. Pemeriksaan Fisik
dibutuhkan (Wijaya,2013).
2. Diagnosa Keperawatan
berikut:
hospitalisasi.
27
3. Perencanaan
sebagai berikut :
N Diagnosa Perencanaan
O Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Hypertermi Tupan: 1. Pantau tanda 1. Suhu pada malam hari
berhubungan Setelah tanda vital memuncak dan pagi
dengan efek dilakukan perhatikan hari kembali normal
langsung dari tindakan peningkatan merupakan
sirkulasi keperawatan suhu karakteristik infeksi
endotoksin pada selama 3 x 24 2. Anjurkan untuk salmonella typhosa
hipotalamus, jam infeksi dapat bedrest total 2. Bedrest untuk
proses infeksi. sembuh. mengurangi
Tupen: penggunaan kalori dan
Setelah mengontrol
dilakukan keeftektifan terapi
tindakan 3. Anjurkan klien 3. Untuk mencegah
keperawatan untuk banyak terjadinya kehilangan
selama 2 x 24 minum sehari 2- cairan akibat
jam infeksi 3 liter penguapan dan
teratasi. memenuhi cairan
28
tubuh.
4. Kolaborasi 4. Peningkatan atau
dengan tenaga penurunan kadar
kesehatan leukosit dapat
labotarium mengidenfikasi infeksi
untuk pemeriksaan widal
pemeriksaan setelah pengobatan
leukosit dan untuk
widal mengidentifikasi
keefektifan program
terapi.
5. Lanjutan 5. Terapi antibiotik yang
pemberian terapi tuntas memngkinkan
anti biotik organisme patogen
dapat mati sehingga
infeksi dapat
dihindarkan.
keadaan hangat
dan menarik
6. Anjurkan 6. Mengurangi rasa
keluarga untuk penuh pada abdomen
memberi makan
klien dalam
posisi duduk
tegak
mainan atau
barang-barang
kesukaan klien
4. Pelaksanaan
disusun dan ditujukkan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai
5. Evaluasi