Disusun oleh:
FARIANI LAODE DAI (15310007)
HARTINI (15310027)
MARIA MELANIA N. (14310029)
PRODI S1 AKUNTANSI
FALKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2018
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
”PENGANGGURAN, INFLASI, DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH” ini. Makalah
ini merupakan laporan yang dibuat sebagai bagian dalam memenuhi kriteria mata
kuliah. Salam dan salawat kami kirimkan kepada junjungan kita tercinta Rasulullah
Muhammad SAW, keluarga, para sahabatnya serta seluruh kaum muslimin yang tetap
teguh dalam ajaran beliau.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangan disebabkan oleh
kedangkalan dalam memahami teori, keterbatasan keahlian, dana, dan tenaga penulis.
Semoga segala bantuan, dorongan, dan petunjuk serta bimbingan yang telah diberikan
kepada kami dapat bernilai ibadah di sisi Allah Subhana wa Taala. Akhir kata,
semoga makalah ini dapat bermanfat bagi kita semua, khususnya bagi penulis
sendiri.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………......i
DAFTAR ISI………………………………………………………..…......ii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………….…....…..1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………...…..2
1. PENGANGGURAN………………………………………………3
A. Pengertian Pengangguran………………………………….…....4
B. Rumus Menghitung Tingkat Pengangguran………………….…5
C. Jenis-Jenis Pengangguran……………………………………....6
D. Beberapa Hal Yang Menyebabkan Pengangguran……….……..7
2. INFLASI....................................................8
A. Pengertian Inflasi…………………………………….…………9
B. Jenis-Jenis Inflasi………………………………………………10
C. Faktor-Faktor Yang Menyebapkan Tejadinya Inflasi…….…….11
D. Dampak dari Inflasi………………………………….…………12
3. KEBIJAKAN PEMERINTAH…………………………...........13
A. Hubungan Kebijakan Fiskal dengan Kebijakan Moneter………14
B. Kebijakan Fiskal………………………………………………...15
C. Kebijakan Moneter……………………………………………...16
4. CONTOH KASUS INFLASI, PENGANGGURAN DAN KEBIJAKAN
PEMERINTAK UNTUK MENGATASINYA…………….…..…….17
BAB III PENUTUP………………………………………………………..18
A. Kesimpulan……………………….………………………….….19
B. Saran………………………………….………………………....20
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam indikator ekonomi makro ada tiga hal terutama yang menjadipokok
permasalahan ekonomi makro. Pertama adalah masalah pertumbuhanekonomi.
Pertumbuhan ekonomi dapat dikategorikan baik jika angkapertumbuhan positif dan
bukannya negatif. Kedua adalah masalah inflasi. Inflasiadalah indikator pergerakan
harga-harga barang dan jasa secara umum, yangsecara bersamaan juga berkaitan
dengan kemampuan daya beli.
4
cycle dan bukannya karena faktor kelangkaan investasi,masalah ledakan penduduk,
ataupun masalah sosial politik di negara tersebut.
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGANGGURAN
A. Pengertian Pengangguran
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai64 tahun)
yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orangyang tidak sedang
mencari kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswasekolan smp, sma,
mahasiswa perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karenasesuatu hal tidak/belum
membutuhkan pekerjaan.
Untuk mengukur tingkat pengangguran pada suatu wilayah bisa didapatdar prosentase
membagi jumlah pengangguran dengan jumlah angkaran kerja.
6
e. Pengusaha yang selalu mengejar keuntungan dengan cara melakukanpenghematan-
penghematan.
4. Pengangguran Siklikal
7
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibatimbas naik
turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendahdaripada
penawaran kerja.
1. Pengangguran terbuka
Pengangguran ini tercipta sebagai akibat pertambahan lowongan pekerjaan yang lebih
rendah dari pertambahan tenaga kerja. Sebagai akibatnya dalam perekonomian
semakin banyak jumlah tenaga kerja yang tidak dapat memperoleh pekerjaan. Efek
dari keadaan ini di dalam suatu jangka masa yang cukup panjang mereka tidak
melakukan sesuatu pekerjaan. Jadi mereka menganggur secara nyata dan sepenuh
waktu, dan oleh karenanya dinamakan pengangguran terbuka.
8
Indikator ini dapat dihitung dengan cara membandingkan antara jumlah penduduk
berusia 15 tahun atau lebih yang sedang mencari pekerjaan, dengan jumlah penduduk
yang termasuk dalam angkatan kerja.
∑ angkatan kerja
Misalkan, dari data Sensus Penduduk 2000 diketahui jumlah orang yang
mencari pekerjaan sebanyak 4.904.652 orang dan jumlah angkatan kerja sebanyak
97.433.125 orang . Sehingga tingkat pengangguran terbuka di Indonesia pada tahun
2000 adalah:
97.433.125
2. Pengangguran tersembunyi
9
Apabila dalam suatu kegiatan ekonomi jumlah tenaga kerja sangat berlebihan,
sehingga berada dalam suatu keadaan di mana sebagian tenaga kerjanya dipindahkan
ke sektor lain tetapi produksi dalam kegiatan itu tidak berkurang, maka dalam
kegiatan itu telah berlaku suatu jenis pengangguran yang dinamakan Pengangguran
Tersembunyi atau Pengangguran Tak Kentara.Contohnya: pelayang restoran yang
lebih banyak dari pada yang di perlukan
3. Pengangguran musiman
4. Setengah menganggur
10
a. Setengah Penganggur Terpaksa, yaitu mereka yang bekerja dibawah jam kerja
normal dan masih mencari pekerjaan atau masih bersedia menerima pekerjaan lain.
b. Setengah Penganggur Sukarela, yaitu mereka yang bekerja di bawah jam kerja
normal tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain,
misalnya tenaga ahli yang gajinya sangat besar
Jumlah pekerja yang bekerja kurang dari jam kerja normal x 100
Misalkan, berdasarkan data Sakernas 2004, persentase penduduk usia 15 tahun atau
lebih yang bekerja dengan jam kerja dibawah 35 jam seminggu berjumlah 30.213.692
orang sementara total angkatan kerja 2004 berjumlah 103.973.387 orang. Sehingga
tingkat setengah pengangguran pada tahun 2004 sebesar 29%.
11
D. Beberapa hal yang menyebabkan pengangguran antara lain:
2. Pendidikan dan keterampilan yang rendahk. Angkatan kerja tidak dapat memenuhi
persyaratan yang diminta dunia kerja
5. Penerapan rasionalisasi
KASUSNYA MANA?
2. INFLASI
A. Pengertian
12
pada tingkat yang sangat rendah. Tingkat inflasi nol persen bukanlah tujuan utama
kebijakan pemerintah karena itusukar untuk dicapai. Yang paling penting untuk
diusahakan adalah menjaga agar tingkat inflasi tetap rendah. Adakalanya tingkat
inflasi meningkat dengan tiba-tiba atau wujud sebagai akibat suatu peristiwa tertentu
yang berlaku di luar ekspektasi pemerintah, misalnya efek dari pengurangan nilai
uang (depresiasi nilai uang) yang sangat besar atau ketidakstabilan politik.
Menghadapi masalah inflasi yang bertambah cepat ini pemerintah akan menyusun
langkah-langkah yang bertujuan agar kestabilan harga-harga dapat diwujudkan
kembali.
B. Jenis-Jenis Inflasi
Inflasi ini biasanya terjadi pada masa perekonomian berkembang dengan pesat.
Kesempatan kerja yang tinggi menciptakan tingkat pendapatan yang tinggi dan
selanjutnya menimbulkan pengeluaran yang melebihi kemampuan ekonomi
pengeluaran barang dan jasa.
Gambar 10.1
13
Kurva AS adalah penawaran agregat dalam ekonomi, sedangkan AD1, AD2
dan AD3 adalah permintaan agregat. Misalkan pada mulanya permintaan agregat
adalah AD1, maka pendapatan nasional adalah Y1 dan tingkat harga adalah P1.
Perekonomian yang berkembang pesat mendorong kepada kenaikan permintaan
agregat. Yaitu menjadi AD2. Akibatnya pendapatan nasional mencapai tingkat
kesempatan kerja penuh, yaitu YF dan tingkat harga naik dari P1 ke PF. Ini berarti
inflasi telah wujud. Apabila masyarakat masih tetap menambah pengeluarannya maka
permintaan agregat menjadi AD3. Untuk memenuhi permintaan yang semakin
bertambah tersebut, perusahaan-perusahaan akan menambah produksinyadan
menyebabkan pendapatan nasional riil meningkat dari YF menjadi Y2. Kenaikan
produksi nasional melebihi kesempatan kerja penuh akan menyebabkan kenaikan
harga yang lebih cepat, yaitu dari P1 ke P2.
Inflasi desakan biaya adalah masalah kenaikan harga – harga dalam perekonomian
yang disebabkan oleh kenaikan biaya produksi sebagai akibat kenaikan harga bahan
14
mentah atau kenaikan upah. Pertambahan biaya produksi akan mendorong
perusahaan – perusahaan menaikkan harga, walaupun mereka harus mengambil
resiko akan menghadapi pengurangan dalam permintaan barang-barang yang
diproduksinya.
Kurva AS1, AS2 dan AS3 merupakan kurva penawaran agregat, sedangkan
kurva AD adlah permintaan agregat. Andaikan pada mulanya kurva penawaran
agregat adalah AS1. Dengan demikian pada mulanya keseimbangan ekonomi negara
tercapai pada pendapatan nasional Y1, yaitu pendapatan nasional pada kesempatan
kerja penuh, dan tingkat harga adalah pada P1. Pada tingkat kesempatan kerja yang
tinggi perusahaan-perusahaan sangat memerlukan tenaga kerja. Keadaan ini
cenderung mengakibatkan kenaikan upah dan gaji karena :
15
2. Usaha untuk memperoleh pekerja tambahan hanya akan berhasil apabila
perusahaan menawarkan upah dan gaji yang lebih tinggi.
Kenaikan upah akan menaikan biaya, dan kenaikan biaya akan memindahkan
fungsi penawaran agregat ke atas, yaitu dari AS1 ke AS2. Sebagai akibatnya tingkat
harga naik dari P1 menjadi P2. Harga barang yang tinggi ini mendorong para pekerja
menuntut kenaikan upah lagi, maka biaya produksi akan semakin tinggi. Pada
akhirnya ini akan menyebabkan kurva penawaran agregat bergeser dari AS2 menjadi
AS3. Perpindahan ini menaikan harga dari P2 ke P3. Dalam proses kenaikan harga
yang disebabkan oleh kenaikan upah dan kenaikan penawaran agregat ini pendapatan
nasional riil terus mengalami penurunan, yaitu dari YF atau Y1 menjadi Y2 dan Y3.
Berarti akibat dari kenaikan upah tersebut kegiatan ekonomi akan menurun dibawah
tingkat kesempatan kerja penuh.
c. Inflasi Diimpor
Inflasi yang diimpor atau Imported Inflation merupakan kenaikan harga yang
sangat dipengaruhi oleh tingkat harga-harga yang terjadi pada barang-barang yang
diimpor, sehingga kenaikan harga barang-barang tersebut akan sangat berdampak
16
terhadap kenaikan harga barang-barang di dalam negeri. Salah satu contoh yang
pernah terjadi yaitu kenaikan harga minyak dunia pada tahun 1970an yang
mengakibatkan kenaikan biaya produksi, dan kenaikan biaya produksi mengakibatkan
kenaikan harga-harga. Kenaikan harga minyak yang tinggi tersebut (dari US$ 3.00
pada tahun 1973 menjadi US$ 12.00 pada tahun 1974) menyebabkan masalah
stagflasi.
17
perpindahan kurva penawaran agregat dari AS1 menjadi AS2. Pendapatan menurun
dari Y1 kepada Y2 sedangkan tingkat harga naik dari P1 menjadi P2. Ini berarti
secara serentak perekonomian menghadapi masalah inflasi dan pengangguran yang
lebih buruk. Ahli-ahli ekonomi menamakan ini dnegan sebutan Stagflasi, yaitu
merupakan akronim dari Stagnasi dan Inflasi.
e. Kekacauan politik dan ekonomi seperti yang pernah terjadi di Indonesiatahun 1998.
akibatnya angka inflasi mencapai 70%.
Secara khusus dapat diketahui beberapa dampak baik negatif maupun positif dari
inflasi adalah sebagai berikut :
a. Dampak Negative
18
1. Bila harga secara umum naik terus-menerus maka masyarakat akan panik, sehingga
perekonomian tidak berjalan normal, karena disatu sisi ada masyarakat yang
berlebihan uang memborong sementara yang kekurangan uang tidak bisa membeli
barang akibatnya negara rentan terhadap segala macam kekacauan yang
ditimbulkannya.
2. Sebagai akibat dari kepanikan tersebut maka masyarakat cenderung untuk menarik
tabungan guna membeli dan menumpuk barang sehingga banyak bank di rush
akibatnya bank kekurangan dana berdampak pada tutup (bangkrut ) atau rendahnya
dana investasi yang tersedia.
b. Dampak Positif
19
1. Kebijakan bertahap (gradual approach) yaitu menghendaki penguranganlaju
pertumbuhan jumlah uang yang beredar. Tindakan ini akanmengurangi laju
peningkatan harga, tetapi juga akan menambah tingkatpengangguran.
KASUS
3. EBIJAKAN PEMERINTAH
2. Kedua pasar tersebut akan menentukan tinggi rendahnya tingkat bunga,dan tingkat
bunga akan mempengaruhi permintaan agregat.
20
3. Kebijakan fiskal akan mempunyai pengaruh terhadap permintaan agregatdan
penawaran agregat.
5. Kondisi pasar barang dan jasa itu akan menentukan tingkat harga danpengerjaan
dari faktor-faktor produksi.
B. Kebijakan Fiskal
21
Adapun pengeluaran pemerintah itu dapat dibedakan menjadipengeluaran
untuk pembelian barang dan jasa (exhaustive expenditure), danpengeluaran transfer
(transfer expenditure) seperti subsidi, bantuan bencanaalam dan sebagainya. Di
bagian depan telah disebutkan bahwa dampak darikedua macam pengeluaran
pemerintah itu tidak sama, karena masing-masingjenis pengeluaran atau belanja
pemerintah itu memiliki koefisien penggandayang berlainan, walaupun keduanya
memiliki dampak positif terhadappendapatan nasional.
C. Kebijakan Moneter
22
Sedangkan kalau pemerintah bermaksud mengurangi jumlahuang yang beredar, maka
ia menjual surat berharga.
b) Kebijakan diskonto
Dalam kebijakan diskonto ini, pemerintah yaitu bank sentral menentukantingkat atau
suku bunga kredit terhadap dana yana dipinjam oleh bank-bank umum dari bank
sentral. Kemudian bank umum dalam memberikan kreditkepada nasabah harus
memungut bunga pinjaman pula. Supaya bank umumtidak menderita rugi maka ia
harus memungut bunga dengn suku bung yanglebihtinggi daripada suku bunga yang
dikenakan oleh bank sentral terhadapbank umum.
Bank sentral sebagai banknya bank dapat mengatur bank-bank lain dalammelakukan
usahanya, khususnya dalam hal yang berkaitan denganpengendalian kestabilan
ekonomi. Bank umum dalam memberikan kreditkepada para nasabah harus
mengingat ketentuan yang diberikan olehpemerintah yaitu bank sentral. Bank umum
dalam memberikan kredit harusdideking dengan sejumlah kekayaan tertentu, seperti
emas, valuta asingsertifikat bank Indonesia dan deposito berjangka dan uang inti.
Badan Pusat Statistik (BPS) menegaskan laju inflasi Juli 2013 yang mencapai
3,29% merupakan angka tertinggi sejak periode yang sama tahun 1999.
23
"Realisasi laju inflasi 3,29% pada Juli ini adalah yang tertinggi sejak 1999 month on
month (MoM) setelah krisis moneter," ujar Kepala BPS, Suryamin dalam keterangan
pers di kantornya, Jakarta, Kamis (1/8/2013).
Sementara itu, laju inflasi pada Juli 2013 secara year on year (YoY) sebesar
8,61% tercatat merpakan yang tertinggi sejak 2009.
Suryamin menjelaskan, laju inflasi bulan lalu dikontribusi oleh bahan bakar
minyak (BBM) dan tarif angkutan umum. Sumbangan dari komodiats BBM tanya
hanya berasal dari BBM subsidi melainkan juga BBM non subsidi, termasuk jenis
pertamax dan pertamax plus.
"BBM menyumbang inflasi tertinggi dengan andil 0,77% dan perubahan harga
terhadap Juni 25,27%. Kenaikan harga terjadi di seluruh kota Indeks Harga
Konsumen (IHK) antara 23% sampai 27,45%," ujarnya.
Andil tarif angkutan terhadap inflasi tercatat sebesar 0,54% dengan perubahan harga
21,05%. Kupang dan Serang tercatat sebagai IHK dengan kenaikan tarif paling tajam
hingga masing-masing 42% serta Sorong sebesar 37%.
"Tarif angkutan udara juga ikut mengerek inflasi dengan andil 0,08% dan perubahan
harga 10,23%. Disebabkan karena permintaan jasa angkutan udara yang meningkat
karena liburan sekolah. Dari 29 kota IHK yang mengalami kenaikan, Sorong dan
Semarang menyumbang inflasi terbesar masing-masing 28% dan 24%," ujar dia.
Disusul, tarif angkutan antar kota yang berkontribusi terhadap laju inflasi Juni ini
sebesar 0,07%. Perubahan harga di 63 kota IHK mencapai 12,15% dengan kenaikan
24
inflasi tertinggi di Ambon 33%, manokwari 23%. Sedangkan 3 kota IHK lain,
Tarakan, Batam dan Ternate tidak mempunyai angkutan umum.
"Pengaruh langsung kenaikan harga BBM sudah berakhir di Juli ini. Tapi kalau untuk
dampak yang tidak langsung perlu waktu 1-2 bulan, dan setelah itu akan kembali
normal," pungkas dia.(Fik/Shd)
25
Indonesia pada Agustus 2012 mencapai 6,14 persen, mengalami penurunan
dibandingkan TPT Februari 2012 sebesar 6,56 persen.
26
dalam membangun perekonomian adalah tepat dan pemerintah harus konsisten dalam
pelaksanaannya atau pencapaian prioritas tersebut.
Salah satu langkah adalah dengan pengelolaan kekayaan daerah yang pastinya
harus melibatkan masyarakat setempat. Selama ini banyak masyarakat di suatu daerah
yang kaya akan kekayaan daerahnya namun masyarakatnya lebih memilih bekerja di
luar negeri, hal itu terjadi karena kurangnya kerpercayaan dan tidak menjanjikan dari
segi penghasilan. Oleh karena itu, berilah kepercayaan dan pengetahuan kepada
masyarakat bahwa mereka tidak hanya bekerja sebagai buruh atau seseorang dengan
gaji yang tidak menjanjikan.
Selama ini para petinggi dari yang mengelola kekayaan negara sudah ditempati
para ekspatriat, alhasil pekerja pribumi pun tidak ada kesempatan untuk menapak
karir yang lebih tinggi yang pastinya akan berpengaruh pada penghasilan mereka.
Jika masyarakat sudah diberikan pengetahuan dalam bidang yang kekayaan
daerahnya yang akan diolah, maka tidak hanya pengangguran akan berkurang juga
mereka pun tidak akan susah-susah menjadi tenaga kerja di luar negeri, dan yang
pasti mereka dapat berkarir dan berkarya di daerahnya dengan gaji yang menjanjikan.
27
sumberdaya untuk meningkatkan produktivitas nasional,sektor informal merupakan
alternatif yang dapat membantu menyerap pengangguran.
28
atas bahan mentah, melakukan penetapan harga, menggalakkan pertambahan
produksi dan menggalakkan perkembangan teknologi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
29
keseluruhan tentang PENGANGGURAN, INFLASI dan KEBIJAKAN
PEMERINTAH maka dapat disimpulkan:
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/51363513/PENGANGGURAN-INFLASI-DAN-
KEBIJAKAN-PEMERINTAH-mega-Puspita-sari-UIN-bandung
http://www.academia.edu/8172515/MAKROEKONOMI_PENGANGGURAN_INFL
ASI_DAN_KEBIJAKAN_PEMERINTAH_KELOMPOK_V
30
http://aminyuli.blogspot.com/2015/04/kebijakan-pemerintah-untuk-mengatasi.html
31