Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

“PUSKESMAS”

Dosen Pembimbing : Ns. Tria Monja Mandira, S.Kep, M.Kep

Disusun oleh kelompok 3 kelas 5B keperawatan :

- Ilvana Trisnawati 181030100368


- Indah Pertiwi 181030100060
- Lidia 181030100045
- Lina Nurapriliyanti 181030100065
- Natasya Dwi Fany 181030100044
- Reza Firgianti 181030100070

STIKES WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG

NOVEMBER 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberi rahmat dan karunia-Nya sehingga bisa mengerjakan makalah ini sampai
selesai. Makalah ini berjudul “PUSKESMAS” Dalam pembuatan makalah ini,
kami banyak dibantu oleh berbagai pihak terutama dalam pengumpulan materi.
Oleh karena itu saya mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah
membantu.
Dengan selesainya makalah ini bukan berarti telah menyempurnakan
makalah ini. kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Hal ini
dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk pengembangan
makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Pamulang, 22 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...............................................................................1


B. Rumusan Masalah ..........................................................................2
C. Tujuan Penulisan Makalah .............................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Puskesmas ....................................................................3


B. Sejarah puskesmas..........................................................................4
C. Fungsi puskesmas ...........................................................................6
D. Visi misi puskesmas .......................................................................8
E. Kegiatan Pokok Puskesmas ............................................................8
F. Wilayah kerja puskesmas ...............................................................9
G. Struktur Organisasi Puskesmas ....................................................13
H. Manajemen Puskesmas ................................................................14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................23
B. Saran .............................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Puskesmas dilahirkan tahun 1968 ketika dilangsungkan Rapat Kerja
Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) I di Jakarta, di mana dibicarakan upaya
pengorganisasian sistem pelayanan kesehatan di tanah air, karena pelayanan
kesehatan tingkat pertama pada waktu itu dirasakan kurang menguntungkan
dan dari kegiatan-kegiatan seperti BKIA, BP, dan P4M (Pencegahan,
Pemberantasan, Pembasmian Penyakit Menular ) dan sebagainya masih
berjalan sendiri-sendiri dan tidak saling berhubungan. Melalui Rakerkesnas
tersebut timbul gagasan untuk menyatukan semua pelayanan tingkat pertama
ke dalam suatu organisasi yang dipercaya dan diberi nama Pusat Kesehatan
Masyarakat(Puskesmas).
Pembangunan kesehatan mempunyai visi “Indonesia sehat”
diantaranya dilaksanakan melalui pelayanan kesehatan oleh puskesmas dan
rumah sakit. Selama ini pemerintah telah membangun puskesmas dan
jaringannya di seluruh Indonesia rata-rata setiap kecamatan mempunyai 2
puskesmas, setiap 3 desa mempunyai 1 puskesmas pembantu. Puskesmas telah
melaksanakan kegiatan dengan hasil yang nyata, status kesehatan masyarakat
makin meningkat, ditandai dengan makin menurunnya angka kematian bayi,
ibu, makin meningkatnya status gizi masyarakat dan umur harapan hidup
(Kepmenkes, 2004).
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan disatu atau sebagian wilayah kecamatan. Puskesmas sebagai upaya
pelayanan kesehatan strata pertama meliputi pelayanan kesehatan perorangan
dan pelayanan kesehatan masyarakat dan kegiatan yang dilakukan puskesmas,
selain dari intern sendiri tetapi juga perlu peran serta masyarakat dalam
pengembangan kesehatan terutama dilingkungan masyarakat yang sangat
mendasar, sehingga pelayanan kesehatan dapat lebih berkembang.

1
2

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian puskesmas ?
2. Apa sejarah puskesmas ?
3. Apa fungsi puskesmas ?
4. Apa visi misi puskesmas ?
5. Apa kegiatan pokok puskesmas ?
6. Dimana wilayah kerja puskesmas ?
7. Bagaimana struktur organisasi puskesmas ?
8. Bagaimana manajemen puskesmas ?

C. TUJUAN
1. Tujuan umum
Tujuan umum penulis dalam menyusun makalah ini adalah untuk
mendukung kegiatan belajar mengajar jurusan keperawatan khususnya pada
mata kuliah keperawatan komunitas.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu mengetahui Apa pengertian puskesmas ?
b. Mahasiswa mampu mengetahui apa sejarah puskesmas ?
c. Mahasiswa dapat mengetahui apa fungsi puskesmas ?
d. Mahasiswa dapat menegathui apa visi misi puskesmas ?
e. Mahasiswa dapat mengetahui apasaja kegiatan pokok puskesmas ?
f. Mahasiswa dapat menegtahui dimana wilayah kerja puskesmas ?
g. Bagaimana stuktur organisasi puskesmas ?
h. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimanamanajemen puskesmas ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PUSKESMAS
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
75 Tahun 2014, Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan tingkat pertama yang memiliki
peranan penting dalam sistem kesehatan nasional, khususnya subsistem
upaya kesehatan.
Puskesmas adalah suatu organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga
membina peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan
secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya
dalam bentuk kegiatan pokok. Menurut Depkes RI (2004), puskesmas
merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah
kerja (Effendi, 2009)
Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas merupakan
pelayanan kesehatan yang menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif
(pengobatan), preventif (pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan),
dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan). Pelayanan tersebut ditujukan
kepada semua penduduk dengan tidak membedakan jenis kelamin dan
golongan umur, sejak dari pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia
(Effendi, 2009).

3
4

B. SEJARAH PUSKESMAS
Perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia dimulai sejak
pemerintahan Belanda pada abad ke 16 yaitu adanya upaya
pemberantasan penyakit cacar dan cholera yang sangat ditakuti oleh
masyarakat. Di Indonesia puskesmas merupakan tulang punggung
pelayanan kesehatan tingkat pertama. Konsep puskesmas dilahirkan tahun
1968 ketika dilangsungkan Rapat Kerja Kesehatan Nasional
(Rajerkesnas) I di Jakarta. Waktu itu dibicarakan upaya mengorganisasi
sistem pelayanan kesehatan di tanah air, karena pelayanan kesehatan
tingkat pertama pada waktu itu dirasakan kurang menguntungkan dan dari
kegiatan – kegiatan seperti Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA), Balai
Pengobatan (BP), Pemberantasan Pemberantasan Penyakit Menular (P4M)
dan sebagainya masih berjalan sendiri – sendiri dan tidak saling
berhubungan. Melalui rakerkesnas tersebut timbul gagasan untuk
menyatukan semua pelayanan tingkat pertama dalam suatu organisasi yang
dipercaya dan diberi nama Pusat Kesehatan Masyarakat (puskesmas). Dan
puskesmas pada waktu itu dibedakan dalam 4 macam, yaitu :
1. Puskesmas tingkat desa
2. Puskesmas tingkat kecamatan
3. Puskesmas tingkat kewedanan
4. Puskesmas tingkat kabupaten
Pada rakerkesnas ke II tahun 1969, pembagian puskesmas dibagi menjadi
3 katagori, yaitu :
1. Puskesmas tipe A, dipimpin oleh dokter penuh
2. Puskesmas tipe B, dipimpin dokter tidak penuh
3. Puskesmas tipe C, dipimpin oleh tenaga paramedik
Pada tahun 1970 ketika dilangsungkan Rapat Kerja Kesehatan Nasional di
rasakan pembagian puskesmas berdasarkan katagori tenaga ini kurang
sesuai, karena untuk puskesmas tipe B dan tipe C tidak dipimpin oleh
dokter penuh atau sama sekali tidak ada tenaga dokternya, sehingga
dirasakan sulit untuk mengembangkannya. Sehingga mulai tahun 1970
5

ditetapkan hanya satu macam puskesmas dengan wilayah kerja tingkat


kecamatan atau pada suatu daerah dengan jumlah penduduk antara 30.000
sampai 50.000 jiwa. Konsep berdasarkan wilayah kerja ini tetap
dipertahankan sampai dengan akhir pelita II pada tahun 1979 yang lalu,
dan ini yang lebih dikenal dengan Konsep Wilayah.

Sesuai dengan perkembangan dan kemampuan pemerintah dan


dikeluarkannya Inperes Kesehatan Nomor 5 tahun 1974, Nomor 7 tahun
1975, dan Nomor 4 tahun 1976, dan berhasil mendirikan serta
menempatkan tenaga dokter ke semua wilayah tingkat kecamatan
diseluruh pelosok tanah air, maka sejak Repelita III konsep wilayah
diperkecil yang mencakup suatu wilayah dengan penduduk sekitar 30.000
jiwa.

Dan sejak tahun 1979 mulai dirintis pembangunan puskesmas didaerah –


daerah tingkat kelurahan atau desa yang memiliki jumlah penduduk sekitar
30.000 jiwa. Dan untuk mengkoordinasi kegiatan – kegiatan yang berada
disuatu kecamatan, maka salah satu puskesmas tersebut ditunjuk sebagai
penanggung jawab dan disebut dengan nama puskesmas tingkat kecamatan
atau yang disebut dengan puskesmas pembina. Dan puskesmas –
puskesmas yang ada di tingkat kelurahan atau desa disebut dengan
puskesmas kelurahan atau yang lebih dikenal dengan puskesmas
pembantu. Dan sejak itu puskesmas dibagi dalam 2 katagori seperti apa
yang kita kenal sekarang, yaitu :
1. Puskesmas kecamatan (puskesmas pembina)
2. Puskesmas kelurahan atau desa (puskesmas pembantu)
Pengkatagorian puskesmas seperti ini, hingga sekarang masih digunakan.
6

C. FUNGSI PUSKESMAS
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 tahun 2014,
Puskesmas memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah
kerjanya, dan
2. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya
Dalam menyelenggarakan fungsi, puskesmas berwenang untuk:
Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan
masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan.
Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
Melaksanan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan
Menggerakan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang
bekerjasama dengan sector lain terkait.
Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya
kesehatan berbasis masyarakat
Melaksakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas
Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan.
Melakukan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan
cakupan Pelayanan Kesehatan
Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk
dukungan terhadap system kewaspadaan dini dan respon penanggulangan
penyakit.

Fungsi pusemas berdasarkan Kepmenkes No 128 tahun 2004


dibagi menjadi 3, yaitu: sebagai pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan yang berarti puskesmas selalu berupaya
menggerakan dan memantau penyelenggaran pembangunan lintas sector
temasuk oleh masyarakt dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga
berwawasan serti mendukung pembangunan kesehatan. Disamping itu
7

puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari


penyelenggaraan setiap program pembangunan diwilayah kerjanya.
Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas
adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit
tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat. Puskesmas selalu
berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan
masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan
kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat,
berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk
sumber pembiayaannya, serta ikut menetap, menyelenggarakan dan
memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan,
keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan
kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat.
Pusat strata pelayanan kesehatan strata pertama Puskesmas bertanggung
jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi:
1. Pelayan kesehatan perorangan Pelayanan kesehatan
perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi dengan
tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan
kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan
tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu di
tambahkan dengan rawat inap.
2. Pelayanan kesehatan masyarakat Pelayanan kesehatan
masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik dengan
tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan
masyarakat tersebut antara lain promosi kesehatan,
8

pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan


gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana,
kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program
kesehatan masyarakat lainnya.

D. VISI MISI PUSKESMAS


Visi puskesmas adalah tercapainya kecamatan sehat menuju Indonesia
sehat.
Adapun indikator utama Indonesia sehst itu sendiri adalah
lingkungan sehat, perilaku sehat, cakupan pelayanan kesehatan yang
bermutu dan derajat kesehatan penduduk kecamatan.
Sedangkan misi Puskesmas ada beberapa yaitu:
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di
wilayah kerjanya.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan
masyarakat di wilayah kerjanya.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.

E. KEGIATAN POKOK PUSKESMAS


Kegiatan Pokok Puskesmas
Kegiatan pokok Puskesmas adalah kegiatan yang sudah seharusnya
diselenggarakan oleh setiap Puskesmas.
Adapun kegiatan pokok Puskesmas adalah sebagai berikut.
1. KIA,
2. Keluarga Berencana
3. Usaha Perbaikan Gizi, Kesehatan Lingkungan
4. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
5. Pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan
6. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Sekolah,
Kesehatan Olah Raga, Perawatan Kesehatan Masyarakat,
9

Kesehatan dan keselamatan Kerja, Kesehatan Gigi dan Mulut,


Kesehatan Jiwa, Kesehatan Mata
7. Laboratorium Sederhana
8. Pencatatan Laporan dalam rangka Sistem Informasi Kesehatan,
9. Kesehatan Usia Lanjut
10. Pembinaan Pengobatan Tradisional.

F. WILAYAH KERJA PUSKESMAS


Wilayah kerja puskesmas meliputi suatu kecamatan atau sebagian
dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan
geografi, dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan
pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas. Puskesmas
merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II, sehingga pembagian
wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh bupati atau walikota, dengan
saran teknis dari kepala dinas kesehatan kabupaten/kota. Sasaran
penduduk yang dilayani oleh sebuah puskesmas rata-rata 30.000 penduduk
setiap puskesmas.
Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka puskesmas
perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana
yang disecut puskesmas pembantu dan puskesmas keliling. Khusus untuk
kota besar dengan jumlah penduduk satu juta jiwa atau ebih, wilayah kerja
puskesmas dapat meliputi satu kelurahan. Puskesmas di ibukota kecamatan
dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih, merupakan puskesmas
pembina yang berfungdi sebagai pusat rujukan bagi puskesmas kelurahan
dan juga mempunyai fungsi koordinasi. Dalam perkembangannya,
batasan-batasan di atas semakin kabur seiring dengan diberlakukannya
Undang-Undang Otonomi Daerah yang lebih mengedepankan
desentralisasi.
Pada otonomi, setiap daerah tingkat II mempunyai kesempatan untuk
mengembangkan puskesmas sesuai Rencana Strategi (Renstra) Kesehatan
Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
10

Bidang Kesehatan sesuai situasi dan kondisi daerah tingkat II.


Konsekuensinya adalah perubahan struktur organisasi kesehatah serta
tugas pokok da fungsi yang menggambarkan lebih dominanyan aroma
kepentingan daerah tingkat II, yang memungkinkan terjadinya perbedaan
penentuan tingkat skala prioritas upaya peningkatan pelayanan kesehatan
ditiap daerah tingkat II, dengan catatan setiap kebijakan tetap mengacu
kepada Renstra Kesehatan Nasional. Di sisi lain, daerah tingkat II dituntut
untuk melakukan akselerasi di semua sektor penunjang upaya pelayanan
kesehatan (Hatmoko, 2006).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 75
Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, dalam rangka
pemenuhan Pelayanan Kesehatan yang didasarkan pada kebutuhan dan
kondisi masyarakat, Puskesmas dapat dikategorikan berdasarkan
karakteristik wilayah kerja dan kemampuan penyelenggaraan. Berdasarkan
karakteristik wilayah kerjanya, Puskesmas dikategorikan menjadi:
1. Puskesmas kawasan perkotaan
Puskesmas kawasan perkotaan merupakan Puskesmas yang wilayah
kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi paling sedikit 3 (tiga) dari 4
(empat) kriteria kawasan perkotaan sebagai berikut: aktivitas lebih dari
50% (lima puluh persen) penduduknya pada sektor non agraris,
terutama industri, perdagangan dan jasa; memiliki fasilitas perkotaan
antara lain sekolah radius 2,5 km,pasar radius 2 km, memiliki rumah
sakit radius kurang dari 5 km, bioskop, atau hotel; Lebih dari 90%
(sembilan puluh persen) rumah tangga memiliki listrik; dan/atau
terdapat akses jalan raya dan transportasi menuju fasilitas perkotaan.
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas kawasan
perkotaan memiliki karakteristik sebagai berikut:
memprioritaskan pelayanan UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat);
pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi
masyarakat; pelayanan UKP (Upaya Kesehatan Perseorangan)
dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan yang
11

diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat optimalisasi dan


peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring
fasilitas pelayanan kesehatan; dan pendekatan pelayanan yang diberikan
berdasarkan kebutuhan dan permasalahan yang sesuai dengan pola
kehidupan masyarakat perkotaan.
2. Puskesmas kawasan pedesaan
Puskesmas kawasan pedesaan merupakan Puskesmas yang wilayah
kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi paling sedikit 3 (tiga) dari 4
(empat) kriteria kawasan pedesaan sebagai berikut: aktivitas lebih dari
50% (lima puluh persen) penduduk pada sektor agraris; memiliki
fasilitas antara lain sekolah radius lebih dari 2,5 km, pasar dan
perkotaan radius lebih dari 2 km, rumah sakit radius lebih dari 5 km,
tidak memiliki fasilitas berupa bioskop atau hotel; rumah tangga dengan
listrik kurang dari 90% (Sembilan puluh persen; dan terdapat akses
jalan dan transportasi menuju fasilitas.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas kawasan
pedesaan memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan
partisipasi masyarakat;
b. pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan
fasilitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh
masyarakat;
optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan
1) Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan;
dan pendekatan pelayanan yang diberikan
menyesuaikan dengan pola kehidupan masyarakat
perdesaan.
3. Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil.
Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil merupakan
Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan dengan
karakteristik sebagai berikut: berada di wilayah yang sulit dijangkau
12

atau rawan bencana, pulau kecil, gugus pulau, atau pesisir; akses
transportasi umum rutin 1 kali dalam 1 minggu, jarak tempuh pulang
pergi dari ibukota kabupaten memerlukan waktu lebih dari 6 jam, dan
transportasi yang ada sewaktu-waktu dapat terhalang iklim atau cuaca;
dan kesulitan pemenuhan bahan pokok dan kondisi keamanan yang
tidak stabil.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas kawasan
terpencil dan sangat terpencil memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. memberikan pelayanan UKM dan UKP dengan
penambahan kompetensi tenaga kesehatan;
b. Dalam pelayanan UKP dapat dilakukan penambahan
kompetensi dan kewenangan tertentu bagi dokter, perawat,
dan bidan;
c. pelayanan UKM diselenggarakan dengan memperhatikan
kearifan lokal; pendekatan pelayanan yang diberikan
menyesuaikan dengan pola kehidupan masyarakat di
kawasan terpencil dan sangat terpencil; optimalisasi dan
peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas
dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan; dan pelayanan
UKM dan UKP dapat dilaksanakan dengan pola gugus
pulau/cluster dan/atau pelayanan kesehatan bergerak untuk
meningkatkan aksesibilitas.
Berdasarkan kemampuan penyelenggaraan Puskesmas dikategorikan
menjadi:
a. Puskesmas non rawat inap
Puskesmas non rawat inap adalah puskesmas yang tidak
menyelenggarakan pelaayanan rawat inap, kecuali
pertolongan persalinan normal
b. Puskesmas rawat inap
Puskesmas rawat inap adalah puskesmas yang diberi
tambahan sumber daya untuk menyelenggarakan
13

pelayanan rawat inap, sesuai pertimbangan kebutuhan


pelayanan kesehatan (Permenkes. RI, 2014).

G. STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS


Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 128 Tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan
Masyarakat pada Bab III tentang Kedudukan, Organisasi, dan Tata kerja
menyatakan bahwa struktur organisasi puskesmas tergantung dari kegiatan
dan beban tugas masing-masing puskesmas. Penyusunan struktur
organisasi puskesmas di satu kabupaten/kota dilakukan oleh dinas
kesehatan kabupaten/kota, sedangkan penetapannya dilakukan dengan
Peraturan Daerah.
Sebagai acuan dapat dipergunakan pola struktur organisasi puskesmas
sebagai berikut:
1. Kepala Puskesmas
Unit Tata Usaha yang bertanggungjawab membantu Kepala
Puskesmas dalam pengelolaan:
a. Data dan informasi
b. Perencanaan dan penilaian
c. Keuangan
d. Umum dan pengawasan
e. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas
f. Upaya kesehatn masyarakat, termasuk pembinaan terhadap
UKBM
g. Upaya kesehatan perorangan Jaringan pelayanan
puskesmas
h. Unit puskesmas pembantu
i. Unit puskesmas keliling
j. Unit bidan di desa/komunitas.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) Republik Indonesia
Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat Pasal 31,
14

puskesmas dipimpin oleh seorang Kepala Puskesmas. Kepala Puskesmas


sebagaimana dimaksud merupakan seorang tenaga kesehatan dengan
kriteria sebagai berikut:
1. tingkat pendidikan paling rendah sarjana dan memiliki kompetensi
manajemen kesehatan masyarakat
2. masa kerja di Puskesmas minimal 2 dua tahun
3. telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas.
Kepala Puskesmas bertanggungjawab atas seluruh kegiatan di Puskesmas.
berupa merencanakan dan mengusulkan kebutuhan sumber daya
Puskesmas kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.
Dalam hal di Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil tidak
tersedia seorang tenaga kesehatan dengan pendidikan sarjana maka Kepala
Puskesmas merupakan tenaga kesehatan dengan tingkat pendidikan paling
rendah diploma tiga.
Organisasi Puskesmas paling sedikit terdiri atas:
 kepala Puskesmas
 kepala sub bagian tata usaha
 penanggung jawab UKM dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
 penanggung jawab UKP, kefarmasian dan Laboratorium; dan
 penanggung jawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring
fasilitas pelayanan kesehatan.

H. MANAJEMEN PUSKESMAS
Penyelenggaraan berbagai pelayanan kesehatan baik perorangan
maupun kesehatan masyarakat perlu ditunjang oleh manajemen yang baik.
Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja
secara sistematik untuk menghasilkan keluaran yang efektif dan efisien.
Manajemen Puskemas meliputi 1) perencanaan; 2) pelaksanaan -
pengendalian; 3) pengawasan - pertanggungjawaban, yang harus
dilaksanakan secara terkait dan berkesinambungan.
15

Perencanaan yang dimaksud adalah kegiatan perencanaan tingkat


Puskesmas, pelaksanaan-pengendalian adalah rangkaian kegiatan mulai
dari pengorganisasian, penyelenggaraan, pemantauan (a.l pemantauan
wilayah setempat/PWS dengan data dari SP2TP dalam forum Lokakarya
Mini Puskesmas). Adapun pengawasan-pertanggungjawaban adalah
kegiatan pengawasan internal dan eksternal serta akuntabilitas petugas.
1. Manajemen Program
a. Perencanaan
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana Puskesmas untuk
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Rencana
Puskemas dibedakan atas dua macam yaitu Rencana Usulan
Kegiatan (RUK) untuk kegiatan pada setahun mendatang dan
Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) pada tahun berjalan.
Perencanaan Puskesmas disusun meliputi upaya kesehatan wajib,
upaya kesehatan pilihan dan upaya inovatif baik terkait dengan
pencapaian target maupun mutu Puskesmas. Istilah RUK dan RPK
merupakan istilah umum, adapun istilah/terminologi yang
dipergunakan dalam perencanaan disesuaikan dengan pedoman
penganggaran di daerah.
Proses perencanaan Puskesmas harus disesuaikan dengan
mekanisme perencanaan yang ada baik perencanaan sektoral
maupun lintas sektoral melalui Musrenbang di setiap tingkatan
administrasi.
1) Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Rencana Usulan Kegiatan adalah perencanaan kegiatan
Puskesmas untuk tahun mendatang, sering disebut dengan istilah
H+1. Perencanaan disusun dengan mengacu pencapaian
indikator Kecamatan Sehat dalam mewujudkan pencapaian
indikator SPM.
16

2) Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)/ Plan of Action (POA)


Rencana Pelaksanaan Kegiatan disusun setelah Puskesmas
mendapatkan alokasi anggaran. Penyusunan RPK berdasarkan
RUK tahun yang lalu dengan dilakukan penyesuaian
(adjustment) terhadap target, sasaran dan sumberdaya. RPK
disusun dalam bentuk matrik Gantt Chart dan dilengkapi dengan
pemetaan wilayah (mapping).
b. Pelaksanaan Pengendalian
Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan,
pemantauan serta penilaian terhadap kinerja penyelenggaraan
rencana tahunan Puskesmas, baik rencana tahunan upaya kesehatan
wajib maupun rencana tahunan upaya kesehatan pilihan, dalam
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas.
Langkah-langkah pelaksanaan dan pengendalian adalah sebagai
berikut :
1) Pengorganisasian
Untuk dapat terlaksananya rencana kegiatan
Puskesmas perlu dilakukan pengorganisasian. Ada dua
macam pengorganisasian yang harus dilakukan. Pertama,
pengorganisasian berupa penentuan para penanggungjawab
dan para pelaksana untuk setiap kegiatan serta untuk setiap
satuan wilayah kerja. Dengan perkataan lain, dilakukan
pembagian tugas seluruh program kerja dan seluruh
wilayah kerja kepada seluruh petugas Puskesmas dengan
mempertimbangkan kemampuan yang dimilikinya.
Penentuan para penanggungjawab ini dilakukan melalui
penggalangan tim pada awal tahun kegiatan.
17

Kedua, pengorganisasian berupa penggalangan


kerjasama tim secara lintas sektoral. Ada dua bentuk
penggalangan kerjasama yang dapat dilakukan :
a) Penggalangan kerjasama dua pihak yakni antara dua
sektor terkait, misalnya antara Puskesmas dengan
sektor Sosial/ Kesra pada waktu penyelenggaraan
upaya kesehatan usia lanjut (Usila).
b) Penggalangan kerjasama banyak pihak yakni antar
berbagai sektor terkait, misalnya antara Puskesmas
dengan sektor pendidikan, sektor agama, pada
penyelenggaraan upaya kesehatan sekolah (UKS).
Penggalangan kerjasama lintas sektor ini dapat dilakukan :
1) Secara langsung yakni antar sektor terkait
2) Secara tidak langsung yakni dengan
memanfaatkan pertemuan koordinasi
kecamatan.
2) Penyelenggaraan
Setelah pengorganisasian selesai dilakukan, kegiatan
selanjutnya adalah menyelenggarakan rencana kegiatan
Puskesmas, dalam arti para penanggungjawab dan para
pelaksana yang telah ditetapkan pada pengorganisasian.
Untuk dapat terselenggaranya rencana tersebut perlu
dilakukan kegiatan sebagai berikut :
1) Mengkaji ulang rencana pelaksanaan yang telah
disusun terutama yang menyangkut jadwal
pelaksanaan, target pencapaian, lokasi wilayah kerja
dan rincian tugas para penanggungjawab dan
pelaksana.
2) Menyusun jadwal kegiatan bulanan untuk tiap petugas
sesuai dengan rencana pelaksanaan kegiatan yang
18

3) telah disusun. Beban kegiatan Puskesmas harus


terbagi habis dan merata kepada seluruh petugas.
4) Menyelenggarakan kegiatan sesuai dengan jadwal
yang telah ditetapkan. Dalam penyelenggaraannya
harus memperhatikan :
a) Azas Penyelenggaraan Puskesmas
Penyelenggaraan kegiatan Puskesmas harus
menerapkan keempat azas penyelenggaraan
Puskesmas yaitu pertanggungjawaban wilayah,
pemberdayaan masyarakat, keterpaduan dan
rujukan.
b) Standar dan pedoman Puskesmas
Dalam pelaksanaan kegiatan Puskesmas harus
mengacu pada standar dan pedoman Puskesmas,
baik yang bersifat teknis program, manajemen
maupun administratif.
c) Kendali mutu
Penyelenggaraan kegiatan Puskesmas harus
menerapkan kendali mutu, yaitu kepatuhan
terhadap standar dan pedoman pelayanan serta
etika profesi.
d) Kendali biaya
Penyelenggaraan kegiatan Puskesmas harus
menerapkan kendali biaya yaitu kepatuhan
terhadap standar dan pedoman pelayanan serta
etika profesi dan terjangkau oleh pemakai jasa
pelayanan.
19

3) Pemantuan
Penyelenggaraan kegiatan harus diikuti dengan kegiatan
pemantauan yang dilakukan secara berkala. Kegiatan
pemantauan mencakup hal-hal sebagai berikut :
1) Melakukan telaahan penyelenggaraan kegiatan dan
hasil yang dicapai baik secara internal maupun
eksternal.
2) Telaahan internal yaitu telaahan bulanan terhadap
penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai oleh
Puskesmas, dibandingkan dengan rencana dan standar
pelayanan. Data yang dipergunakan diambil dari
SIMPUS. Kesimpulan dirumuskan dalam bentuk
kinerja (cakupan, mutu dan biaya) Puskesmas dan
masalah/ hambatan. Telaahan bulanan ini dilakukan
dalam forum Lokakarya Mini Bulanan Puskesmas.
3) Telaahan eksternal yaitu telaahan tribulanan terhadap
hasil yang dicapai oleh sarana pelayanan kesehatan
primer serta sektor lainnya yang terkait di wilayah kerja
Puskesmas. Telaahan eksternal ini dilakukan dalam
forum Lokakarya Mini Tribulan Puskesmas.
4) Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan
sesuai dengan pencapaian kinerja Puskesmas serta
masalah dan hambatan yang ditemukan dari hasil
telaahan bulanan dan triwulan.
3) Penilaian
Kegiatan penilaian dilakukan pada akhir tahun anggaran
dengan cara Penilaian Kinerja Puskesmas yang diukur
menggunakan indikator kinerja Puskesmas. Kegiatan
tersebut mencakup :
1) Melakukan penilaian terhadap penyelenggaraan
kegiatan dan hasil yang dicapai, dibandingkan dengan
20

rencana tahunan dan standar pelayanan. Sumber data


yang dipergunakan dalam penilaian yaitu sumber data
primer dari SIMPUS dan sumber data sekunder yaitu
hasil pemantauan bulanan dan tribulanan, serta data lain
yang dikumpulkan secara khusus.
2) Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan
sesuai dengan pencapaian serta masalah dan hambatan
yang ditemukan untuk rencana tahun berikutnya.
3) Melaporkan hasil kegiatan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota pada akhir tahun berjalan.
c. Pengawasan pertanggung jawaban
Pengawasan dan pertanggungjawaban adalah proses
memperoleh kepastian atas kesesuaian penyelenggaraan dan
pencapaian tujuan Puskesmas terhadap rencana dan peraturan
perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku.
Untuk terselenggaranya pengawasan dan pertanggungjawaban
dilakukan kegiatan :
1) Pengawasan
Pengawasan dibedakan menjadi internal dan eksternal.
Pengawasan internal dilakukan secara melekat oleh
atasan langsung, adapun pengawasan eksternal
dilakukan oleh masyarakat, dinas kesehatan
kabupaten/kota serta berbagai institusi pemerintah
terkait. Pengawasan mencakup aspek administratif,
keuangan dan teknis pelayanan. Apabila ditemukan
adanya penyimpangan baik terhadap rencana, standar,
peraturan perundangan maupun berbagai kewajiban
yang berlaku perlu dilakukan pembinaan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
21

2) Pertanggungjawaban
Pada setiap akhir tahun anggaran, Kepala Puskesmas
harus membuat laporan pertanggungjawaban tahunan
yang mencakup pelaksanaan kegiatan, serta perolehan
dan penggunaan berbagai sumberdaya termasuk
keuangan dan laporan akuntabilitas (LAKIP). Laporan
tersebut disampaikan kepada Dinas kesehatan
kabupaten/kota serta pihak terkait lainnya, termasuk
masyarakat melalui forum masyarakat. Apabila terjadi
penggantian Kepala Puskesmas ataupun
penanggungjawab program, maka Kepala Puskesmas
dan penanggungjawab program yang lama diwajibkan
membuat laporan pertanggungjawaban masa
jabatannya.
2. Manajemen Kefarmasian
Manajemen kefarmasian bertujuan untuk menjamin kelangsungan
ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan dalam pelayanan
kesehatan di Puskesmas. Ruang lingkupnya mencakup perencanaan,
pengadaan/ penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian
persediaan, penggunaan, pencatatan dan laporan. Penerapan
manajemen pengelolaan logistik obat ini terinetgrasi dalam proses
manajemen Puskesmas.
3. Manajemen sarana, prasarana dan peralatan
Manajemen sarana, prasarana dan peralatan bertujuan untuk menjamin
pelayanan terselenggara secara optimal. Ruang lingkup manajemen
tersebut meliputi pemeliharaan secara periodik termasuk dilakukannya
kalibrasi.
4. Sistem Informasi
Sistem informasi meliputi pencatatan, pelaporan dan analisa data
sebagai pendukung perencanaan Puskesmas. Adapun sistem informasi
yang digunakan adalah Sistem informasi manajemen Puskesmas
22

(SIMPUS), yang terintegrasi dan terpadu dalam sistem informasi


kesehatan daaerah dan nasional.
5. Mutu Pelayanan
Mutu pelayanan Puskesmas merupakan salah satu aspek yang sangat
penting meliputi manajemen kasus dan manajemen mutu :
a. Manajemen kasus (Case management)
Manajemen kasus dalam arti pelayanan yang diberikan
berdasarkan standar yang telah ditetapkan dan dilaksanakan oleh
tenaga profesional. Standar yang dimaksud meliputi antara lain :
1) Pengobatan secara rasional
2) Standar pelayanan medik di Puskesmas

Bagi Puskesmas yang dilengkapi sarana pelayanan rawat inap


kesehatan ibu dan anak, aspek keamanan harus dijaga, baik untuk
keamanan ibu, bayi maupun petugas.
b. Manajemen Mutu
Mekanisme atau metode untuk manajemen mutu Puskesmas harus
berkesinambungan. Untuk itu perlu adanya standar pelayanan
maupun prosedur pelayanan. Berbagai metode manajemen mutu
telah berkembang sangat pesat. Untuk penerapan di Puskesmas
digunakan bentuk yang sederhana dan mudah dilaksanakan oleh
Puskesmas. Metode manajemen mutu, antara lain :
1) Quality Assurance (QA)
2) Sistem pengembangan manajemen kinerja klinik (SPMKK)
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat
ternyata masih menyimpan berbagai permasalahan yang kini banyak
dikeluhkan oleh masyarakat. Tidak hanya dilihat dari segi sarana dan
prasarana yang kurang memadai, tetapi juga dari segi tenaga medis yang
demikian pula adanya. Oleh karena itu, diperlukan perhatian khusus dari
pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
serta komitmen untuk merubah sistem pelayanan Puskesmas yang dinilai
buruk oleh masyarakat. Selain itu, Puskesmas juga harus memiliki standar
pelayanan yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat untuk
mencapai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.

B. SARAN
Setelah membaca makalah ini penulis menyarankan agar
pembaca dapat memahami tentang Program Pembinaan Kesehatan
Komunitas (puskesmas).
.

23
DAFTAR PUSTAKA

Effendy, Nasrul. 1998. Dasar dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta


: EGC

Efendi, Ferry & Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Depkes. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun


2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Berita Negara Republik
Indonesia

Depkes. 2004. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128 tahun
2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas. Berita Negara Republik
Indonesia

Bloger. 2020. Makalah puskesmas


http://azmiazza.blogspot.com/2014/10/makalah-puskesmas.html?m=1.
(Diakses pada hari sabtu, 21 November 2020 pukul 19.00 WIB).

Dewi, Sanda. 2015. Pengertian Puskesmas.


https://id.scribd.com/document/269072095/Pengertian-puskesmas.
(Diakses pada hari sabtu, 21 November 2020 pukul 19.00 WIB).

Manajemen puskesmas. http://www.sumbarsehat.com/2011/10/manajemen-


puskesmas.html?m=1. (Diakses pada hari sabtu, 21 November 2020
pukul 19.00 WIB).

24

Anda mungkin juga menyukai