Keywords: Abstract :
Convective heat transfer
Pressure drop Micro-fin is the popular technique for increasing heat transfer
Friction factor performance of the heat exchangers. In this research, the heat transfer
Micro-fin coefficient of water inside counter-flow heat exchangers with micro-fin
was investigated by experiment at the Reynolds number (Re) was varied
from 4000-10,000. The results show that the heat transfer coefficient
increase with increasing Reynolds number. Furthermore, effect helical
micro-fin increasing pressure drop and friction factor at turbulent flow
region..
tube dan turbulensi aliran yang disebabkan oleh fin yang masuk pada seksi uji full developed flow, maka
pada permukaan bagian dalam pipa dalam. dipasangkan calming section sebelum seksi uji.
Celen et al. (2013)melakukan penelitian tentang Fluida panas (air) dipanaskan dengan
penurunan tekanan dan faktor gesekan pada pipa halus menggunakan pemanas listrik dengan daya 1500 watt
dan micro-fin tube dengan laju aliran fluida yang dan dijaga konstan pada suhu 50oC dengan mengatur
berbeda secara eksperimental pada alat penukar kalor potensio pada pengatur suhu (thermocontrol).
pipa ganda horizontal dengan pengaturan aliran Sedangkan fluida panas pada seksi uji dialirkan
bersilang (counter-flow). Fluida panas mengalir pda dengan menggunakan pompa magnetik dengan debit
sisi pipa dalam sendangkan air dingin mengalir pada aliran dijaga konstan pada aliran 1,58 liter/min.
sisi annulus. Sedangkan fluida pendingin dialirkan dengan
Hasil penelitian di bandingkan dengan korelasi menggunakan pompa micro gear. Debit aliran fluida
Blasius dan korelasi Petukhov. Hasil eksperimen pendingin divariasikan dengan mengatur rotasi pompa
menunjukan bahwa koefisien perpindahan kalor micro micro gear dengan ketelitian 1 rpm. Chiller digunakan
fin tube 2,9 lebih tinggi dibandingkan dengan pipa untuk menjaga suhu fluida tetap konstan pada suhu
halus pada rezim aliran turbulen. Meskipun penurunan 20oC selama pengujian berlangsung.
tekanan pada micro-fin tube 1,7 lebih tinggi dari Penurunan tekanan sepanjang seksi uji pipa
penurunan tekanan pada pipa halus. dalam diukur dengan menggunakan digital manometer
Dastmalchi et al. (2017) melakukan studi dengan ketelitian 0.1 kPa. Suhu inlet, outlet dan suhu
numerik perpindahan panas pada pipa halus dan permukaan pipa dalam pada seksi uji diukur dengan
micro-fin tube dengan menggunakan tinggi fin dan menggunakan thermocouple tipe-K dengan ketelitian
helical angle yang berbeda. Fluida kerja yang 0.1oC yang terhubung dengan sistem data akuisisi
digunakan adalah oli untuk kondisi batas suhu dinding (Adam 4018+) untuk merekam data eksperimen
konstan. Penelitian dilakukan pada kondisi aliran dengan rentang pengambilan data 500 millisecond
laminer dengan rentang bilangan Reynolds 100 – (ms).
1.000. Hasil simulasi menunjukan bahwa peningkatan
perpindahan kalor maksimum pada micro-fin 44% dan
faktor gesekan 69% lebih tinggi dibandingkan dengan
korelasi perpindahan kalor dan faktor gesekan pada
bilangan Reynolds 1.000.
Dengan dilakukannya penelitian ini dalam
bidang akademis diharapkan dapat memberikan ilmu
pengetahuan baru tentang teknik pasif khususnya pada
micro-fin tube dalam meningkatkan perpindahan kalor
konveksi pada alat penukar kalor pipa ganda.
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh
variasi laju aliran fluida dingin di pipa dalam (inner
tube) dari penukar kalor pipa ganda dengan pipa
dalam dilengkapi dengan micro-fin terhadap
karakteristik perpindahan kalor konveksi penurunan
tekanan serta faktor gesekan.
METODOLOGI PENELITIAN
Diagram skematik eksperimental ditunjukan Gambar 1. Diagram Skematik Eksperimental
pada Gambar 1. Setup alat pengujian terdiri dari seksi
uji, aliran fluida panas, aliran fluida pendingin, sistem Reduksi Data
pengukuran serta sistem data akuisisi. Sistem Dalam studi eksperimen ini, fluida pendingin
pengaturan aliran pada studi eksperimen ini adalah divariasi pada rentang bilangan Reynolds 4000 –
dengan menggunakan sistem pengaturan aliran 10.000 yang digunakan untuk investigasi koefisien
bersilang (counter-flow). Material pipa dalam dari perpindahan kalor konveksi dan penurunan tekanan
seksi uji terbuat dari tembaga dengan diameter luar fluida pendingin. Selanjutnya, koefisien perpindahan
Do = 6 mm dengan panjang area perpindahan kalor L kalor dan penurunan tekanan fluida pendingin dapat
= 414 mm dengan jumlah fin 64 dan diameter dihitung berdasarkan persamaan :
equivalen deq= 5,26 mm. Diameter dalam dari pipa Laju perpindahan kalor ke air dingin di sisi
luar adalah 23 mm. untuk memastikan aliran fluida annulus dapat dinyatakan sebagai berikut :
Qh = m hC p,h (Th,in − Th,out ) (1)
Mekanika: Majalah Ilmiah Mekanika 11
Volume 18 Nomor 1 Maret 2019
Laju perpindahan kalor di pipa dalam dihitung dimana L adalah jarak pengukuran penurunan
dengan : tekanan di pipa dalam, deq adalah diameter equivalen
Qc = m
c C p,c (Tc,out − Tc,in ) (2) micro-fin, ρ adalah densitas fluida nano, v adalah
dimana Q adalah laju perpindahan kalor, ṁ laju aliran kecepatan rata-rata..
massa fluida kerja, Cp adalah panas jenis fluida, ΔT
perbedaan suhu antara inlet dan outlet seksi uji. HASIL DAN PEMBAHASAN
Laju perpindahan kalor rata-rata, Qave dihitung
berdasarkan laju perpindahan kalor pada sisi air Validasi koefisien perpindahan kalor konveksi
panas dan air dingin sebagai berikut : Karakteristik perpindahan kalor seksi uji
divalidasi dengan menggunakan korelasi empirik dari
Qave Qh + Qc
=
(3) persamaan Dittus-Boelter yang dinyatakan sebagai :
2
Sehingga koefisien perpindahan kalor menyeluruh di Nu = 0.023 Re0.8 Pr1 3 (11)
pipa dalam, Ui dapat tentukan dari : Dimana Nu adalah bilangan Nusselt, Re adalah
Qave (4)
U= i bilangan Reynolds, Pr adalah bilangan Prandtl.
As T LMTD
Dimana A adalah luas permukaan dalam pipa dalam,
ΔTLMTD adalah Logarithmic mean temperature
difference.
Koefisien perpindahan kalor air panas pada
sisi annulus (ho) dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan :
k
0.14 (5)
h = 0.0936 o Re0.8 Pr1 3 bulk
d w
w,o
o w
eq
Koefisien perpindahan kalor konveksi di pipa
dalam (hi), dihitung berdasarkan nilai dari persamaan
(9) dan (10), maka dapat dinyatakan sebagai :
h = 1 (6) Gambar 2. Validasi koefisien perpindahan kalor dari
1 d ln(d / d ) d
i
seksi uji dengan menggunakan fluida kerja air.
− o o i
−i
Ui 2kCu doho Validasi seksi uji ditunjukan pada Gambar 2
Bilangan Nusselt (Nu) rata-rata di pipa dalam dengan menggunakan air sebagai fluida kerja, baik
dapat dihitung dengan persamaan : pada sisi annulus dan sisi pipa dalam. Koefisien
hi .deq (7) perpindahan kalor dari hasil eksperimen untuk micro-
Nui =
ki fin sesuai dengan hasil prediksi empirik dari korelasi
Bilangan Reynolds (Re) dan bilangan Prandtl Dittus-Boelter dengan ketidaksesuaian maksimum
(Pr) fluida kerja dapat ditentukan dari persamaan : antara hasil eksperimen dengan korelasi adalah +12%
deq (8) Karakteristik Perpindahan Kalor Konveksi
Rei =
C p Hubungan karakteristik perpindahan kalor pipa
Pr = (9)
i k halus dan micro-fin dengan bilangan Reynolds pada
Dimana ρ adalah densitas, v adalah kecepatan aliran alat penukar kalor pipa ganda dapat dilihat pada
fluida, deq adalah diameter equivalen dalam pipa gambar 3. Hal tersebut dapat dilihat bahwa
dalam, μ adalah viskositas fluida kerja, Cp adalah karakterisik perpindahan kalor pipa halus dan micro-
panas jenis, k adalah konduktivitas fluida kerja fin memiliki tren yang sama, yaitu koefisien
Penurunan tekanan (ΔP) sepanjang aliran fluida nano perpindahan kalor meningkat seiring dengan bilangan
pada pipa bagian dalam ditentukan dari pembacaan Reynolds. Micro-fin tube memiliki peningkatan
digital manometer, sehingga faktor gesekan (f) dapat perpindahan panas konveksi yang lebih tinggi
dihitung menggunakan persamaan : dibandingkan dengan tabung halus. Hal tersebut
(10) dikarenakan micro-fin meningkatkan luas permukaan
P
f = perpindahan kalor, sehingga dapat menyebabkan
L v 2 peningkatan nilai koefisien perpindahan kalor lebih
eq
d 2 tinggi dibandingkan dengan pipa halus. Selain itu, efek
dari micro-fin menyebabkan turbulensi aliran menjadi
lebih tinggi sehingga menghasilkan peningkatan rata-
Mekanika: Majalah Ilmiah Mekanika 12
Volume 18 Nomor 1 Maret 2019
rata kecepatan suhu fluida yang seragam yang secara daya pemompaan yang meningkat untuk
signifikan dapat meningkatkan koefisien perpindahan mempertahankan laju aliran yang sama antara tabung
kalor konveksi dalam pada micro-fin tube Wjayanta et halus dan micro-fin tube.
al. (2017) . Peningkatan maksimum adalah 35% lebih
tinggi dibandingkan dengan pipa halus.
KESIMPULAN
Koefisien perpindahan kalor micro-fin,
Gambar 4. Hubungan penurunan tekanan pipa micro- penurunan tekanan serta faktor gesekan pada alat
fin dan korelasi Petukhov untuk pipa halus penukar kalor pipa ganda aliran bersilang telah diteliti
Hubungan penurunan tekanan pipa halus dan secara eksperimental. Maka dapat diambil kesimpulan
micro-fin tube dengan bilangan Reynolds ditunjukan sebagai berikut :
pada Gambar 4. Hasil penelitian menunjukan bahwa 1. Koefisien perpindahan kalor konveksi meningkat
penurunan tekanan meningkat seiring dengan seiring dengan mingkatnya bilangan Reynolds
peningkatan bilangan Reynolds. Peningkatan pada kondisi aliran turbulen. Nilai peningkatan
penurunan tekanan tersebut disebabkan oleh efek perpindahan kalor micro-fin tube lebih tinggi
micro-fin pada permukaan dalam dari pipa dalam dibandingkan dengan pipa halus.
sehingga menghasilkan turbulensi aliran dalam pipa 2. Penurunan tekanan pada pipa micro-fin lebih
yang tinggi dan efek dari fin memberikan tambahan tinggi dibandingkan dengan pipa halus dan
tahanan aliran dari fluida yang mengalir sehingga meningkat seiring dengan meningkatnya
menimbulkan penurunan tekanan yang lebih besar bilangan Reynolds.
jika dibandingkan dengan pipa halus. Hal yang serupa 3. Micro-fin menyebabkan turbulensi aliran fluida
juga dilaporkan oleh Celen et al. (2013) dengan fluida kerja lebih tinggi dibandingkan pipa halus,
kerja campuran antara air dan ethylene glycol. sehingga meningkatkan faktor gesekan pada pipa
Peningkatan penurunan tekanan tersebut micro-fin untuk kondisi aliran turbulen.
menyebabkan kerugian pada efisiensi alat penukar
kalor. Hal tersebbut disebabkan karena meningkatnya
Mekanika: Majalah Ilmiah Mekanika 13
Volume 18 Nomor 1 Maret 2019