Anda di halaman 1dari 5

ILMU PASTI ADALAH HANTU

Halo gaes. Terkadang dari sudut pandang berbeda, masih banyak orang yang menghindar dari
yang namanya ilmu pasti. Bahkan, Matematika, Fisika, Kimia, Biologi ini berjalan seperti
seorang dosen atau guru yang akan menghampiri muridnya, malah muridnya yang frustasi
duluan. Dari mulai, takut gak bisa paham materinya, gak pede, gak kesampaian ilmunya,
malas, pengen tidur aja karena udah mentok di pikiran, hingga kabur dari kelas ketika jam
pelajaran. Padahal sudah banyak curhatan dan komen dari siswa di berbagai media sosial
sambil buat status, “susah payah belajar, toh otak gue gak mampu nyerap materi, apa kudu di
rebus dulu kertasnya baru diminum biar encer otak gue”. Seketika pas gue baca komenan
gini, ingin ketawa sendiri. Dulu memang gue tidak terlalu menyukai ilmu pasti. SD memang
nilai ilmu pasti anjlok dan lucunya ketika gue pernah membuka arsip nilai ulangan pas SD
yang saat itu duduk di kelas 3 SD dan melihat jawaban yang salah, ternyata soalnya itu
menurut gue sangat mudah untuk gue yang saat ini berumur 25 tahun.

“Andi membuat kue untuk dibagikan kepada temannya, ibu dan kakaknya. Temannya
mendapatkan ½ bagian, ibunya mendapatkan ¼ bagian dan sisanya untuk kakaknya. Berapa
bagian sisa kue yang dibagikan oleh Andi kepada kakaknya?”

Lucunya, gue jawab waktu SD itu adalah 0. Alias kakak Andi kagak kebagian tuh kue.
Seketika melihat jawaban gue seperti itu, langsung gue terkejut, malu dan tertawa sendiri.
“Ini kalau pas guru gue mengoreksi jawaban gue, kayaknya terheran-heran.” Darimana ini
gue menjawab seperti ini. Kalau sekarang gue tahu jawabannya, mudah sangat mudah. Coba
kita lukiskan kue itu seperti diagram lingkaran (mulai keluar tuh ilmu statistik).

Dengan menggunakan metode diagram lingkaran kalian sudah pasti bisa nebak berapa kue
yang diberikan oleh Andi kepada kakaknya, ya pastinya ¼ bagian. Tapi kalau misalkan kita
pakai ya sok sokan lah yaw dengan metode perhitungan yang biasa kita tulis, diketahui,
ditanyakan, jawab.

Diketahui :

Kue Andi = 1 bagian


Kue yang didapatkan temannya Andi = ½ bagian
Kue yang didapatkan Ibunya Andi = ¼ bagian

Ditanyakan
Kue yang didapat oleh kakaknya Andi ????
Jawab :

Kue yang didapatkan kakaknya Andi = 1 – ½ - ¼ = 4/4 – 2/4 – ¼ = ¼ bagian

Kalau kaya ginian mah gue bisa banget, apalagi untuk ukuran standar seperti ini malah gak perlu
dihitung kayak cara metode perhitungan ataupun digambar dulu, cukup dengan pikiran bisa terjawab
dengan mudah. Ya iyalah kan gue udah umur 25 tahun dan dulu pas ngerjain ini dan jawabannya
salah pas umur 7 tahun. Jadi agak jauh dari 7 tahun ke 25 tahun. Ada waktu sekitar 18 tahun untuk
banyak belajar dan belajar tentang ilmu pasti. Oleh karena itu, ibu gue suka memberikan
pembelajaran dan bahkan sering dikasih tabel perkalian dari 1-10 untuk dihafalkan, dan kalau sudah
hafal baru gue setor deh ke ibu dan alhasil sampai saat ini gue sangat lancar dalam perkalian dan
pembagian. Akan tetapi, dari situlah gue selama perjalanan hidup belajar di bangku sekolah,
menemukan jati diri gue yang menyukai akan hal ilmu pasti ini. Semenjak gue sekolah di SMP gue
bertemu dengan seorang guru Matematika yang sangat gue suka, namanya Pak Bintoro. Berawal dari
memberikan materi tentang Faktorisasi dengan teknik yang bener-bener gue mudah dan lancar banget
kalau dikasih soal tersebut.

Berbekal dengan gue hafal perkalian dari 1 sampai 10, gue bisa melakukan faktorisasi dengan sangat
mudah waktu itu di bangku SMP. Contohnya

2 x2 +6 x +8=0

Nah contoh soal di atas bisa kalian lakukan dengan metode yang diajarkan waktu itu oleh Pak
Bintoro dengan cara,

2 x2 +6 x +4=0

Nah sebelumya kalian harus mengalikan terlebih dahulu nilai yang ada di lingkaran biru, jadi
2 dikali 4 sama dengan 8. Nah nilah 8 dan nilai 6 (yang ada di lingkaran merah) masukkan ke
metode penyelesaian berikut

axb=8

a+b=6

dari kedua persamaan tadi coba cari nilai a dan b yang keduanya jika dikalikan hasilnya 8 dan
jika ditambah hasilnya 6. Nah coba deh dengan bantuan tabel perkalian kalian bisa kok coba-
coba misalkan 1 x 8 hasilnya 8, tapi kalau ditambahin 1+8 apakah hasilnya 6. Tentu tidak
hehe. Lanjut masuk ke 2 x 4 pasti hasilnya 8. Apakah 2 + 4 hasilnya 6?? Ini baru bisa jadinya
nilai a dan b untuk mengisi perkalian dan pertambahan tersebut adalah 2 dan 4. Langkah
selanjutnya adalah persamaan tersebut akan berubah menjadi
( 2 x+2 ) ( 2 x +4 )

Nah gue itu kalau udah sampai sini emang bener-bener harus perhatikan si guru tulis di papan
tulis biar nyerap ilmunya, hehe. Jadi nilai 2 yang ada di depan nilai x itu berasal dari soal
yang merupakan nilai yang memiliki variabel x2. Eits, dari sini belum selesai, habis itu
disederhanakan dulu karena persamaan di atas belum sesuai dengan apa yang diinginkan oleh
soal. Jadi

( 2 x +2 ) ( 2 x +4 )
2

Loh loh kenapa dibagi 2, jadi itu salah satu trik nya juga dibagi 2 darimana, dari nilai 2 yang
memiliki koefisien x2. Kalau di depannya nilainya 4 ya berarti dibagi 4 kalau didepannya
dibagi 3 yang dibagi 3 dan seterusnya. Terkecuali kalau dibagi 1 yang ngapain juga dibagi 1
ya sudah gak perlu dibagi. Lalu, diantara dua kurungan di atas, kurungan pertama atau
kurungan kedua yang bisa dibagi 2. Kebetulan nih kedua kurungan ini sama-sama bisa dibagi
2. Lalu gimana caranya? Tenang guys, pilih aja salah satu kurungan, kalau gue mau pilih
yang gampang aja dibagi, so pilih yang kurungan pertama jadinya adalah

( x +1 ) (2 x + 4)

Sudah deh beres hasilnya yang ada di atas. Biasanya gue kalau mau tahu bener atau salahnya
bisa dicari dengan melakukan perkalian silang yang biasa gue sebut, apakah sama dengan
yang soal di atas atau nggak. Kalau sama berarti benar kalau beda berarti ada yang salah. Nah
ini challenge kita mencari letak salahnya dimana. Biasanya kebanyakan orang paling malas
kalau udah dapat jawaban eh tahu-tahunya pas dikoreksi benar atau salahnya, yah ternyata
beda dan malas untuk mencari letak perhitungan yang salah dimana.

Nah itu sih sedikit cuplikan yang berawal dari kesukaan gue pada dunia ilmu pasti. Setelah
itu makin suka dan akhirnya setiap kali ulangan Matematika gue pasti dapat nilai 100 (bukan
nyombongin diri ya). Alhasil gue juga pas ujian nasional di SMP, gue ternyata dapat nilai
yang sangat mengejutkan, nilai sempurna gue raih di ujian nasional Matematika. Bener-bener
diluar dugaan dan kagak pernah ada tuh contekan sekalipun karena waktu itu emang gue udah
suka dan emang mau fokus untuk belajar dan latihan soal.

Pas naik ke SMA, gue justru lebih fokus mempelajari Matematika dan bahkan karena ilmu
pasti dibedakan menjadi 3, yakni Fisika, Kimia dan Biologi, maka makin semangat untuk
mempelajarinya karena menurut gue itu menjadi tantangan dan ada itung-itungannya sih
hehe. Alhasil gue sering dikirim ikutan lomba-lomba dari mulai lomba cerdas cermat
Matematika, Kimia bahkan pernah ikutan olimpiade Matematika dan Biologi. Akan tetapi,
justru gak pernah membuahkan hasil. Malahan, di akhir penghujung akhir sekolah di SMA,
malah gue dapat juara 2 di olimpiade Biologi tingkat Kabupaten dan Kota... hahaha dan satu-
satunya gue sumbangkan untuk sekolah gue biar to be school proud.

Kalau dipikir-pikir, kenapa gue gak pernah ikutan lomba Fisika? Justru ternyata eh ternyata
gue makin lama makin kurang dalam hal Fisika. Gak tahu kenapa? Apalagi dulu gue gak suka
sama yang namanya kinematika gerak. Udah gak kebayang makin susah rumusnya. Alhasil
nilai ujian nasional gue yang paling kecil diantara mata pelajaran yang diujikan. Apalagi gak
nembus nilai 6 sekalipun. Akan tetapi, karena gue suka dengan itung-itungan, pernah suatu
ketika gue berpikir ke depannya gua mau jadi apa. Cita-cita emang mau jadi dosen tapi dosen
apa ya? Nah alhasil gue cari tuh hasil tes IQ yang menunjukkan gue kalau lanjut kuliah lebih
tepat masuk ke dunia Fakultas Teknik atau Fakultas MIPA. Akan tetapi, sudah banyak masuk
ke Matematika, Kimia bahkan Biologi. Dan akhirnya gue putuskan untuk masuk ke dunia
Fisika. Alhasil gue saat ini lulus kuliah dari Fakultas Industri Jurusan Teknik Fisika di salah
satu universitas terkemuka di Indonesia, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Tapi tak selang berapa lama, gue langsung ditanya-tanyain oleh sejumlah orang, dari mulai
teman-teman gue, adik kelas gue bahkan saudara gue bertanya,

“Kenapa lu suka ngambil Fisika?”

“Kenapa lu kok suka dengan Fisika?”

“Emangnya gimana sih belajar Fisika di kuliahan, kak?”

“Emangnya gak pusing tuh kalau belajar Fisika terus-terusan?”

Sampai pada suatu hari, ada adik kelas gue curhat ke gue karena pengen masuk kuliah di non-
teknik akhirnya jodohnya di teknik dan otomatis dia harus belajar ilmu pasti dan bertanya
begini,

“Kang, gimana ya cara saya belajar dengan ilmu pasti, Matematika, Kimia dan Fisika yang
notabene saya gak minat untuk belajar tapi saya suka belajar hal itu?”

Tiba-tiba gue tersentak dengan pertanyaan ini, agak aneh sebenarnya. Gak minat belajar tapi
suka belajar. Apalagi gak banyak dari orang-orang yang menyukai dan berminat terjun
dengan dunia ilmu pasti. Karena dunia ilmu pasti ini seakan-akan menjadi hantu bagi mereka.
Suka tidak suka semua hal di muka bumi ini secara tidak langsung akan bertemu dengan
dunia Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi dalam mengatasi suatu masalah dalam
pekerjaan maupun dalam kehidupan sehari hari. Di pasar, di jalanan, sampai ke pedagang
cilok pun tak luput dari dunia seperti ini. Maka tetap semangat aku ajak kalian semua untuk
terjun langsung memahami apa sebenarnya ilmu pasti sesungguhnya.

Anda mungkin juga menyukai