Anda di halaman 1dari 23

CRITICAL BOOK REPORT

MATERIAL TEKNIK

DISUSUN OLEH :

1. PILIPPI M SIHOMBING (5203121016)

2. HABIB AKBAR (5203121031)

3. MICHAEL A SIRAIT (5203121024)

4. NIRWANSYAH GINTING (5202121004)

5. RIDHO RAMANSYAH (5203121038)

6. CARLES G TARIGAN (5201121002)

7. CAROLUS F SIHOTANG (5173121007)

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami  panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa ,
yang telah memberikan rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya
kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan tugas ini.

            Adapun yang menjadi judul tugas kami adalah “Critical


Book Report”. Tugas critical book report ini disusun dengan
harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita
semua khusunya dalam hal keselamatan kesehatan kerja .

Kami sangat berharap kiranya critical  book ini dapat


bermanfaat bagi pembaca untuk mengetahui isi buku beserta
kelebihan dan kekurangan dari buku tersebut
sebelum  membelinya. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam critical book ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan critical book yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.

Medan, Januari 2021

Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Critical Book Review sangat lah penting, karena bukan
hanya sekedar laporan atautulisan tentang isi sebuahbuku
atau artikel, tetapi lebih menitikberatkan pada
evaluasi(penjelasan, interprestasi & analisis)mengenai
keunggulan dan kelemahan buku atau artikeltersebut dan apa
yang menarik dari artikel tersebut, bagaimana isi buku
tersebut yang bisamempengaruhi cara berpikir & dan
menambah pemahaman terhadap suatu bidang
kajiantersebut dan lebih kritis menanggapinya. Dengan kata
lain dengan Critical Book Review akanmenguji pikiran
pengarang atau penulis berdasarkan sudut pandang, berdasarkan
pengetahuandan pengalaman yang dimiliki.

2. Tujuan
Alasan dibuatnya CBR ini adalah sebagai salah satu
persyaratan penyelesaian tugas,khususnya mata kuliah
material teknik, serta untuk menambah wawasan yang luas
akanpengetahuan khususnya di bagian evaluasi dalam
bidang pendidikan.

3. Manfaat
1. Dapat menambah wawasan yang luas.
2. Pembaca dapat mengetahui bahwa ada kekurangan dan
kelebihan dari buku yang dikritisi oleh penulis.
3. Untuk memenuhi tugas Critical Book Review Mata Kuliah
material teknik.
IDENTITAS BUKU

JUDUL : TEKNIK PEMESINAN

PENULIS : WIDARTO

UKURAN BUKU : 17,6 x 25 cm

JUMLAH HALAMAN : 258 Halaman

I. ISI BUKU
1. MENGENAL PROSES BUBUT
(TURNING)

Proses bubut adalah proses pemesinan untuk menghasilkan


bagianbagian mesin berbentuk silindris yang dikerjakan dengan
menggunakan Mesin Bubut. Prinsip dasarnya dapat didefinisikan
sebagai proses pemesinan permukaan luar benda silindris atau bubut rata
:
• Dengan benda kerja yang berputar
• Dengan satu pahat bermata potong tunggal (with a single-point cutting
tool)
• Dengan gerakan pahat sejajar terhadap sumbu benda kerja pada jarak
tertentu sehingga akan membuang permukaan luar benda kerja.
Proses bubut dibagi menadi tiga yaitu :
a. Bubut rata
b. Bubut permukaan
c. Bubut tirus

(1) Proses bubut rata, (2) bubut permukaan, dan (3)


bubut tirus.

Gambar skematis Mesin Bubut dan nama


bagianbagiannya.

A. Parameter yang Dapat Diatur pada Mesin Bubut


Kecepatan putar, n (speed), selalu dihubungkan dengan sumbu
utama (spindel) dan benda kerja. Kecepatan putar dinotasikan sebagai
putaran per menit (rotations per minute, rpm). Akan tetapi yang
diutamakan dalam proses bubut adalah kecepatan potong (cutting speed
atau v) atau kecepatan benda kerja dilalui oleh pahat/keliling benda
kerja. Secara sederhana kecepatan potong dapat digambarkan sebagai
keliling benda kerja dikalikan dengan kecepatan putar atau :
π dn
v=
1000

Di mana :
v = kecepatan potong (m/menit)
d = diameter benda kerja (mm)
n = putaran benda kerja (putaran/menit)

Panjang permukaan benda kerja yang dilaluipahat setiap putaran.

Gerak makan, f (feed), adalah jarak yang ditempuh oleh pahat


setiap benda kerja berputar satu kali sehingga satuan f adalah
mm/putaran.
Gerak makan (f) dan kedalaman potong (a).

Kedalaman potong a (depth of cut), adalah tebal bagian benda


kerja yang dibuang dari benda kerja, atau jarak antara permukaan yang
dipotong terhadap permukaan yang belum terpotong.
Beberapa proses pemesinan selain proses bubut pada pada Mesin
Bubut dapat juga dilakukan proses pemesinan yang lain, yaitu bubut
dalam (internal turning), proses pembuatan lubang dengan mata bor
(drilling), proses memperbesar lubang (boring), pembuatan ulir (thread
cutting), dan pembuatan alur (grooving/parting-off).
B. Geometri Pahat Bubut
Geometri/bentuk pahat bubut terutama tergantung pada
materialbenda kerja dan material pahat.
Geometri pahat bubut HSS (Pahat diasah dengan mesin
gerinda pahat).

Geometri pahat bubut sisipan (insert).

C. Perencanaan dan Perhitungan Proses Bubut

Elemen dasar proses bubut dapat dihitung/dianalisa dengan


menggunakan rumus-rumus dan Gambar berikut :

Gambar skematis proses bubut.

Keterangan :
Benda Kerja :
do = diameter mula (mm)
dm = diameter akhir (mm)
lt = panjang pemotongan (mm)

Pahat : χr = sudut potong utama/sudut masuk

Mesin Bubut :
a = kedalaman potong (mm)
f = gerak makan (mm/putaran)
ln = putaran poros utama (putaran/menit)

1. Kecepatan potong :

πdn m
v 1000 ; menit

d = diameter rata-rata benda kerja ( (do+dm)/2 ) (mm)


n = putaran poros utama (put/menit)
π = 3,14
2. Kecepatan makan :
Vf = f . n;mm/menit
3. Waktu pemotongan
¿
Tc = vf ;menit
4. Kecepatan penghasilan beram
Z = a.v;cm3/menit

dimana : A = a.f mm2

1. Material Pahat
Penentuan material pahat didasarkan pada jenis material benda kerja
dan kondisi pemotongan (pengasaran, adanya beban kejut, penghalusan).
Material pahat yang ada ialah baja karbon sampai dengan keramik dan
intan. Sifat hot hardness dari beberapa material pahat ditunjukkan pada
Gambar,

(a) Kekerasan dari beberapa macam material pahat sebagai fungsi


dari temperatur, (b) jangkauan sifat material pahat.
Material pahat dari HSS (High Speed Steel) dapat dipilih jenis M
atau T. Jenis M berarti pahat HSS yang mengandung unsur Molibdenum,
dan jenis T berarti pahat HSS yang mengandung unsur Tungsten.
2. Pemilihan Mesin
Beberapa jenis Mesin Bubut manual dengan satu pahat sampai
dengan Mesin Bubut CNC dapat dipilih untuk proses pemesinan.
Pemilihan Mesin Bubut yang digunakan untuk proses pemesinan bisa
juga dilakukan dengan cara memilih mesin yang ada di bengkel
(workshop). Dengan pertimbangan awal diameter maksimal benda kerja
yang bisa dikerjakan oleh mesin yang ada.
3. Pencekaman Benda Kerja
Pencekaman/ pemegangan benda kerja pada Mesin Bubut bisa
digunakan beberapa cara.
Cara yang pertama adalah benda kerja tidak dicekam, tetapi
menggunakan dua senter dan pembawa. Dalam hal ini, benda kerja harus
ada lubang senternya di kedua sisi benda kerja,
Cara kedua yaitu dengan menggunakan alat pencekam. Alat
pencekam yang bisa digunakan adalah :
a. Collet
b. Cekam rahang empat
c. Cekam rahang tiga
d. Face plate
4. Penentuan Langkah Kerja
Bahan benda kerja yang dipilih biasanya sudah ditentukan padagambar
kerja baik material maupun dimensi awal benda kerja.
Penyiapan(setting) mesin dilakukan dengan cara memeriksa semua
eretan mesin,putaran spindel, posisi kepala lepas, alat pencekam benda
kerja,pemegangan pahat, dan posisi kepala lepas. Usahakan posisi
sumbukerja kepala tetap (spindel) dengan kepala lepas pada satu garis
untukpembubutan lurus, sehingga hasil pembubutan tidak
tirus.Pemasangan pahat dilakukan dengan cara menjepit pahat
padarumah pahat (tool post). Usahakan bagian pahat yang menonjol
tidakterlalu panjang, supaya tidak terjadi getaran pada pahat ketika
prosespemotongan dilakukan. Posisi ujung pahat harus pada sumbu kerja
MesinBubut, atau pada sumbu benda kerja yang dikerjakan. Posisi ujung
pahatyang terlalu rendah tidak direkomendasi, karena menyebabkan
benda kerja terangkat, dan proses pemotongan tidak efektif.

Pemasangan pahat.
5. Perencanaan Proses Membubut Lurus
Perencanaan proses bubut :
a. Material benda kerja : Mild Steel (ST. 37), dia. 34 mm x 75 mm
b. Material pahat : HSS atau Pahat Karbida jenis P10, pahat kanan.
Dengan geometri pahat dan kondisi pemotongan dipilih dari Tabel
(Tabel yang direkomendasikan oleh produsen Mesin Bubut) :
􀂃 α =8o, γ=14o, v = 34 m/menit (HSS)
􀂃 α =5o, γ=0o, v = 170 m/menit (Pahat karbida sisipan)
c. Mesin yang digunakan : Mesin Bubut dengan kapasitas diameter lebih
dari 1 inchi.
d. Pencekam benda kerja : Cekam rahang tiga.
e. Benda kerja dikerjakan Bagian I terlebih dulu, kemudian dibalik untuk
mengerjakan Bagian II

Penentuan jen is pahat, geometri pahat, v, dan f (EMCO).

f. Pemasangan pahat : Menggunakan tempat pahat tunggal (tool post)


yang tersedia di mesin, panjang ujung pahat dari tool post sekitar 10
sampai dengan 15 mm, sudut masuk χr = 93o.
g. Data untuk elemen dasar :
􀂃 untuk pahat HSS : v = 34 m/menit; f = 0,1 mm/put., a = 2 mm.
􀂃 untuk pahat karbida : v = 170 m/menit; f = 0,1 mm/put., a = 2 mm.
h. Bahan benda kerja telah disiapkan (panjang bahan sudah sesuai
dengan gambar), kedua permukaan telah dihaluskan.
i. Perhitungan elemen dasar berdasarkan rumus 2.2 – 2.5 dan gambar
rencana jalannya pahat adalah sebagai berikut (perhitungan dilakukan
dengan software spreadshheet) :

6. Perencanaan Proses Membubut Tirus


Benda kerja berbentuk tirus (taper) dihasilkan pada proses
bubutapabila gerakan pahat membentuk sudut tertentu terhadap sumbu
bendakerja. Cara membuat benda tirus ada beberapa macam :
a. Dengan memiringkan eretan atas pada sudut tertentu (Gambar
6.23),gerakan pahat (pemakanan) dilakukan secara manual
(memutarhandle eretan atas).
b. Pengerjaan dengan cara ini memakan waktu cukup lama,
karenagerakan pahat kembali relatif lama (ulir eretan atas kisarnya
lebihkecil dari pada ulir transportir).
c. Dengan alat bantu tirus (taper attachment), pembuatan tirus
denganalat ini adalah untuk benda yang memiliki sudut tirus relatif
kecil(sudut sampai dengan ±9o).
d. Dengan menggeser kepala lepas (tail stock),

7. Perencanaan Proses Membubut Ulir

Dengan Mesin Bubut yang dikendalikan CNC proses pembubutan


ulirmenjadi sangat efisien dan efektif, karena sangat
memungkinkanmembuat ulir dengan kisar (pitch) yang sangat bervariasi
dalam wakturelatif cepat dan hasilnya presisi.
Ulir segi tiga tersebut bisa berupa ulir tunggal atau ulir
ganda.Pahat yang digunakan untuk membuat ulir segi tiga ini adalah
pahat uliryang sudut ujung pahatnya sama dengan sudut ulir atau
setengah sudutulir. Untuk ulir Metris sudut ulir adalah 600

Selain ulir segi tiga, pada Mesin Bubut bisa juga dibuat ulir
segiempat (Gambar 6.28). Ulir segi empat ini biasanya digunakan untuk
ulirdaya. Dimensi utama dari ulir segi empat pada dasarnya sama
denganulir segi tiga yaitu : diameter mayor, diameter minor, kisar
(pitch), dansudut helix. Pahat yang digunakan untuk membuat ulir segi
empat adalahpahat yang dibentuk (diasah) menyesuaikan bentuk alur
ulir segi empatdengan pertimbangan sudut helix ulir. Pahat ini biasanya
dibuat dari HSSatau pahat sisipan dari bahan karbida.

a. Pahat ulir
Pada proses pembuatan ulir dengan menggunakan Mesin Bubut
manual pertama-tama yang harus diperhatikan adalah sudut pahat.
Proses pembuatan ulir luar dengan pahat sisipan.

b. Langkah penyayatan ulir

Supaya dihasilkan ulir yang halus permukaannya perlu


dihindarikedalaman potong yang relatif besar. Walaupun kedalaman ulir
kecil(misalnya untuk ulir M10x1,5, dalamnya ulir 0,934 mm),
prosespenyayatan tidak dilakukan sekali potong, biasanya dilakukan
penyayatanantara 5 sampai 10 kali penyayatan ditambah sekitar 3 kali
penyayatankosong (penyayatan pada diameter terdalam).

8. Perencanaan Proses Membubut Alur

Alur (grooving) pada benda kerja dibuat dengan tujuan untuk memberi
kelonggaran ketika memasangkan dua buah elemen mesin,membuat baut
dapat bergerak penuh, dan memberi jarak bebas padaproses gerinda
terhadap suatu poros,

Bentuk alur ada tiga macam yaitu kotak, melingkar, dan V . Untuk
bentuk-bentuk alur tersebut pahat yang digunakan diasah dengan mesin
gerinda disesuaikan dengan bentuk alur yang akandibuat.
Proses yang identik dengan pembuatan alur adalah proses pemotongan
benda kerja (parting). Proses pemotongan ini dilakukan ketika benda
kerja selesai dikerjakan dengan bahan asal benda kerja yang relatif
panjang.

Beberapa petunjuk penting yang harus diperhatikan ketika melakukan


pembuatan alur atau proses pemotongan benda kerja adalah:
a. Cairan pendingin diberikan sebanyak mungkin
b. Ujung pahat diatur pada sumbu benda kerja
c. Posisi pahat atau pemegang pahat tepat 90o terhadap sumbu benda
kerja
d. Panjang pemegang pahat atau pahat yang menonjol ke arahbenda
kerja sependek mungkin agar pahat atau benda kerja tidakbergetar
e. Dipilih batang pahat yang terbesar
f. Kecepatan potong dikurangi (50% dari kecepatan potong bubutrata)
g. Gerak makan dikurangi (20% dari gerak makan bubut rata)
h. Untuk alur aksial, penyayatan pertama dimulai dari diameterterbesar
untuk mencegah berhentinya pembuangan beram.
9. Perencanaan Proses Membubut/Membuat Kartel
Kartel (knurling) adalah proses membuat injakan ke permukaan
benda kerja berbentuk berlian (diamond) atau garis lurus beraturan
untukmemperbaiki penampilan atau memudahkan dalam pemegangan.

Proses pembuatan kartel bentuk lurus, berlian, dan alat pahat


kartel.
Pembuatan injakan kartel dimulai dengan mengidentifikasi lokasi
dan panjang bagian yang akan dikartel, kemudian mengatur mesin untuk
proses kartel. Putaran spindel diatur pada kecepatan rendah (antara 60-
80 rpm) dan gerak makan medium (sebaiknya 0,2 sampai 0,4 mm per
putaran spindel). Pahat kartel harus dipasang pada tempat pahat dengan
sumbu dari kepalanya setinggi sumbu Mesin Bubut, dan permukaannya
paralel dengan permukaan benda kerja. Harus dijaga bahwa rol pahat
kartel dapat bergerak bebas dan pada kondisi pemotongan yang bagus,
kemudian pada roda pahat yang kontak dengan benda kerja harus diberi
pelumas.
Agar supaya tekanan awal pada pahat kartel menjadi kecil,
sebaiknya ujung benda kerja dibuat pinggul (chamfer), dan kontak awal
untuk penyetelan hanya setengah dari lebar pahat kartel. Dengan cara
demikian awal penyayatan menjadi lembut. Kemudi an pahat ditarik
mundur dan dibawa ke luar benda kerja.

Benda kerja dibuat menyudut pada ujungnya agar


tekanan pada pahat kartel menjadi kecil dan penyayatannya
lembut.
Setelah semua diatur, maka spindel Mesin Bubut kemudian diputar, dan
pahat kartel didekatkan ke benda kerja menyentuh benda sekitar 2 mm,
kemudian gerak makan dijalankan otomatis. Setelah benda kerja
berputar beberapa kali (misalnya 20 kali), kemudian Mesin Bubut
dihentikan.

KELEBIHAN ISI BUKU

Dalam buku ini saya menemukan banyak sekali materi-materi


pembelajaran yang sangat menyenangkan dan bermanfaat serta juga
dilengkapi dengan gambar-gambar serta rumus-rumus dengan demikian
pembaca pasti juga akan sangat tertarik ntuk membaca dan mempelajari
buku ini.

KELEMAHAN ISI BUKU


Dalam pengamatan saya setelah saya membaca dan merivew buku
ini tidak banyak kekurangan yang saya temui dalam buku ini. Dalam
buku ini saya menemukan banyak rumus-rumus tapi saya tidak
menemukan contoh soal dalam setiap rumusnya, hal itu dapat membuat
pembaca bingung bagaimana akan menyelesaikan soal itu.

PENUTUP

Demikianlah boku ini saya kritik, apabila ada kesalahan saya


dalam mengkritik buku ini saya minta maaf. Dan jika ada saran atau
kritikan dari pembaca saya terima karna itu untuk membangun critical
ini agar lebih baik.

Demikian critical ini saya buat saya ucapkan banyak terima kasih.
DAFTAR ISI
Alois SCHONMETZ. (1985). Pengerjaan Logam Dengan
PerkakasTangan dan Mesin Sederhana. Bandung: Angkasa.
Avrutin.S, tt, Fundamentals of Milling Practice, Foreign
LanguagesPublishing House, Moscow.
B.H. Amstead, Bambang Priambodo. (1995). Teknologi Mekanik Jilid 2.
Jakarta: Erlangga
Boothroyd, Geoffrey. (1981). Fundamentals of Metal Machining
andMachine Tools. Singapore: Mc Graw-Hill Book Co.
Bridgeport, 1977, Bridgeport Textron , Health and Safety at Work
Act,Instalation, Operation, Lubrication, Maintenance, Bridgeport
Mahines Devision of Textron Limited PO Box 22 Forest RoadLeicester
LE5 0FJ : England.
Courtesy EDM Tech. Manual, 2007, EDM
ProcessMecanism,PocoGraphite Inc.
C. van Terheijden, Harun. (1994). Alat-alat Perkakas 3.
Bandung:Binacipta.Diktat Praktikum Proses Pemesinan II (CNC TU2A
dan CNC TU3A)Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, Universitas
NegeriYogyakarta, 2005.
EMCO, 1980, A Center Lathe, EMCO Maier+Co. Postfach 131.A-
5400Hallein: Austria.
EMCO, 1980. Maximat Super 11 Installation Manual, Instructions
andOperating Manual, Maintenance Manual, EMCO
Maier+Co.Postfach 131.A-5400 Hallein: Austria.
EMCO, 1991, Teacher’s Handbook CNC TU-2A, Emco Maier
Ges.m.b.H,Hallein, Austria.
EMCO, 1991, Teacher’s Handbook CNC TU-3A, Emco Maier
Ges.m.b.H,Hallein, Austria.
EMCO, 1991, Teacher’s Handbook Compact 5 PC, Emco Maier
Ges.m.b.H,Hallein, Austria.

Anda mungkin juga menyukai