Disusun Oleh
NUR YAHYA
200104063
B. PENYEBAB/ETIOLOGI
1. Faktor predisposisi
Menurut Stuart (2010), faktor penyebab terjadinya halusinasi adalah:
a. Biologis
Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan
dengan respon neurobiologis yang maladaptif baru mulai dipahami. Ini
ditunjukkan oleh penelitian-penelitian yang berikut:
1) Penelitian pencitraan otak sudah menunjukkan keterlibatan otak
yang lebih luas dalam perkembangan skizofrenia. Lesi pada daerah
frontal, temporal dan limbik berhubungan dengan perilaku
psikotik.
2) Beberapa zat kimia di
otak seperti dopamin neuro transmitter yang berlebihan dan
masalah-masalah pada system receptor dopamin dikaitkan dengan
terjadinya skizofrenia.
3) Pembesaran ventrikel
dan penurunan massa kortikal menunjukkan terjadinya atropi yang
signifikan pada otak manusia. Pada anatomi otak klien dengan
skizofrenia kronis, ditemukan pelebaran lateral ventrikel, atropi
E. PENATALAKSANAAN
1. Psikofarmako
Psikofarmako adalah terapi dengan menggunakan obat, tujuannya
untuk mengurangi/menghilangkan gejala gangguan jiwa. Berdasarkan
khasiat obat yang tergolong dalam pengobatan psikofarmako antara lain:
a. Clorpromazine (CPZ)
1) Aturan pakai : 3 x 25 mg/hari, kemudian dinaikan sampai dosis
optimal.
2) Indikasi : Untuk pengobatan psikosa untuk mengurangi gejala
anemis
3) Efek samping : Hipotensi, aritmis kordis, takikardi, penglihatan
kabur.
b. Tritopirazine (Stelazine)
c. Diazepam
1) Indikasi : Psikoneuronesis anxietas
2) Efek samping : Mengantuk, mual, kadang-kadang konstipasi.
d. Triheksifenidil HCL (Arxne)
1) Indikasi : Berbagai bentuk parkinsonisme
2) Aturan pakai : Hari pertama diberikan 1 mg, hari ke 1 diberikan 2
mg/hari sehingga mencapai 6-10 mg/hari yang diberikan 3-4 kali
pada waktu makan.
e. Amitripilin (Laxori)
1) Indikasi : Dosis awal 75-100 mg/hari, pemulihan 25-75 mg/hari.
2) Aturan pakai : Diberikan pada klien dengan gejala depresi akibat
keluhan somatic.
2. Psikoterapi
Psikoterapi membutuhkan waktu yang relatif lama dan merupakan
bagian penting dalam proses terapeutik. Upaya dalam psikoterapi ini
meliputi ; memberikan rasa nyaman dan tenang, menciptakan lingkungan
yang tenang, bersikap empati, menerima klien apa adanya, motivasi klien
untuk dapat mengungkapkan perasaan secara verbal, bersikap ramah,
sopan dan jujur.
3. Terapi Okupasi
Terapi okupasi adalah suatu ilmu dan seni untuk mengarahkan
partisipasi seseorang dalam melakukan aktivitas/tugas yang sengaja
dipilih dengan maksud untuk memperbaiki, memperkuat dan
meningkatkan harga diri seseorang. Terapi okupasi menggunakan
pekerjaan atau kegiatan sebagi media. Pelaksanaan terapi okupasi sesuai
F. PENGKAJIAN FOKUS
1. Risiko tinggi mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
a. Data Subjektif :
1) Klien mengatakan saya suka marah-marah kesal, tidak mau
diganggu dan pergi tanpa tujuan jika suara-suara itu muncul.
2) Mendengar suara menyuruh melakukan sesuatu yang berbahaya.
b. Data Objektif :
1) Klien tampak suka tiduran, gelisah, mondar-mandir, melamun
ditempat tidur dan menyendiri.
2) Klien sering marah-marah tanpa sebab.
2. Perubahan persepsi sensori ; halusinasi dengar
a. Data Subjektif :
1) Klien mengatakan saya sering mendengar suara-suara yang
mengejek saya.
2) Klien mengatakan suara itu muncul ketika saya merasa bingung
dan sendirian.
b. Data Objektif :
1) Klien tampak berbicara sendiri.
2) Pandangan klien tampak terfokus satu arah.
3) Klien tampak tertawa sendiri.
4) Klien tampak mengarahkan telingan pada sumber suara.
3. Isolasi sosial
a. Data Subjektif
1) Klien merasa tidak aman berada dengan orang lain.
2) Klien merasa ditolak oleh orang lain.
3) Klien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu.
b. Data Objektif
1) Klien banyak diam dan tidak mau bicara.
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. KlasifikasihalusinasiResikoperilakukekerasanpadadirisendiridan orang
lain.
b. Perubahanpersepsisensorik : halusinasi
c. Isolasisosial :menarikdiri.
H. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Resiko perilaku kekerasan pada diri sendiri dan orang lain
berhubungandengan halusinasi
Tujuan :Tidak terjadi perilaku kekerasan pada diri sendiri dan orang lain.
Kriteria Hasil :
a. Pasien dapat mengungkapkan perasaannya dalam keadaan saat ini
secara verbal.
b. Pasien dapat menyebutkan tindakan yang biasa dilakukan saat
halusinasi, cara memutuskan halusinasi dan melaksanakan cara yang
efektif bagi pasien untuk digunakan