Anda di halaman 1dari 26

Nama : Galan Rizqi Yanuar

NPM : 11181017
Kelas : 3FA1
Tugas : Metode Statistik Jurnal Kualitatif dan Kuantitatif

1. Jurnal Kualitatif
Judul Jurnal :
Analisis Mutu Pelayanan Poliklinik Rawat Jalan di Rumah Sakit Ibu dan
Anak Harapan Medika Ujungbatu Rokan Hulu Riau Tahun 2019

Alasan Menggunakan Metode Kualitatif :


Metode kualitatif yang digunakan adalah metode wawancara semi
terstruktur yaitu jenis wawancara yang sudah termasuk dalam kategori in-
depth interview yang direkam menggunakan tape recorder kepada Kepala
bidang pelayanan medis, Kepala bidang Penunjang Medik dan Kepala
bidang Non Medik dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila
dibandingkan dengan wawancara terstruktur sehingga didapatkan data data
yang diinginkan dan dapat dilakukan analisis dengan proses reduksi data,
data dispay dan verifikasi agar mendapatkan gambaran atau deskripsi
tentang suatu keadaan mutu pelayanan Pelayanan Poliklinik Rawat Jalan di
Rumah Sakit Ibu dan Anak Harapan Medika Ujungbatu Rokan Hulu Riau
selama tahun 2019 secara objektif.

2. Jurnal Kuantitatif
Judul Jurnal :
Evaluasi Manajemen Obat dan Hubungannya dengan Kualitas Pelayanan
Farmasi Rawat Jalan di Salah Satu Rumah Sakit Kota Pontianak
Alasan Menggunakan Metode Kuantitatif :
Metode survei dilakukan menggunakan kuesioner sebagai alat
pengumpulan data. Pendekatan secara kuantitatif dilakukan dengan analitik
observasional menggunakan rancangan cross sectional atau potong lintang.
Dilakukan metode ini karena peneliti ingin mengevaluasi manajemen obat
(perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan) kepada petugas
farmasi rawat jalan RS X dan dilakukan analytic design guna mengetahui
hubungan manajemen obat tersebut dengan kualitas pelayanan farmasi
rawat jalan dengan menyebarkan kuesioner kepada pelanggan farmasi rawat
jalan yang sedang mengambil obat sehingga dapat diketahui penilaian dari
pelanggan secara langsung
Jurnal Kesehatan Cehadum
ARTIKEL PENELITIAN e-ISSN: 2656-6850 p-ISSN: 2656-6869

Analisis Mutu Pelayanan Poliklinik Rawat Jalan di Rumah Sakit Ibu dan
Anak Harapan Medika Ujungbatu Rokan Hulu Riau Tahun 2019

Munawarah1, Arifah Devi Fitriani2, Jamaluddin2

1
Mahasiswa Manajemen Rumah Sakit S2 IKM Institut Kesehatan Helvetia, Medan
2
Dosen S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat, Institut Kesehatan Helvetia, Medan

ABSTRAK

Kata Kunci: Pelayanan kesehatan yang bemutu harus memperhatikan dimensi mutu pelayanan
mutu pelayanan, dengan indikator keprofesian, efisiensi, keamanan, kepuasan dan kondisi fisik
keprofesian, lingkungan. Berdasarkan survey awal di RSIA Harapan Medika dijumpai sejumlah
efisiensi, keluhan, meliputi: layanan keprofesian, efisiensi, tingkat kepuasan pasien, dan
keamanan, kondisi lingkungan rumah sakit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kondisi
kepuasan, mutu pelayanan pada poliklinik rawat jalan Rumah Sakit Ibu dan Anak Harapan
lingkungan Medika, Ujungbatu Rokan Hulu Riau tahun 2019. Penelitian ini merupakan deskriptif
kualitatif dengan metode wawancara mendalam dan observasi. Informan utama
yaitu 3 orang pasien, informan triangulasi yaitu Kepala bidang pelayanan medis,
Kepala bidang Penunjang Medik dan Kepala bidang Non Medik. Hasil penelitian,
keluhan pada keprofesian, yang meliputi: ketidakramahan, tidak cepat tanggap
paramedis. Bidang efisiensi, meliputi: keluhan jadwal dokter sering tidak tepat waktu.
Bidang keamanan, meliputi: pengelolaan obat belum optimal. Bidang kepuasan
pasien, meliputi: keluhan durasi konsultasi dokter yang kurang. Bidang sarana fisik
lingkungan, meliputi: keluhan ruang tunggu kurang nyaman. Disimpulkan bahwa dari
aspek dimensi mutu keprofesian, keluhan terjadi akibat laju pergantian pegawai
sehingga dalam proses pelayanan tidak sesuai prosedur. Dari aspek efisiensi,
terjadi akibat jumlah dokter dan jam prakteknya belum ideal, formularium obat
rawat jalan belum ada. Keamananan, meliputi: tidak berjalannya supervisi pada
instalasi farmasi. Aspek kepuasan, meliputi: durasi konsultasi dokter kurang lebih
singkat. Dari aspek kondisi fisik lingkungan, berupa ruang tunggu kurang nyaman.
Disarankan agar pihak rumah sakit memperbaiki sistem dan prosedur rekrutmen
serta kontrak kerja, sistem pengajian dan remunerasi pegawai, penambahan
dokter in house (full timer), renovasi dan perluasan rumah sakit.

Korespondensi: munawarah3rohul@yahoo.com (Munawarah)

| J. Kes Cehadum | VOL. 2 | NO. 2 | Juni 2020 | 19


ABSTRACT

Keywords: Quality health services must pay attention to the dimensions of service quality with
service quality, indicators of professionalism, efficiency, safety, satisfaction and environmental physical
professionalism, conditions. Based on the initial survey at Harapan Medika Mother and Child Hospital,
efficiency, a number of complaints were found, including: professional services, efficiency, level
safety, of patient satisfaction, and hospital environmental conditions. The purpose of this study
satisfaction, was to determine the condition of the quality of service at the outpatient polyclinic of
environment Harapan Medika Mother and Child Hospital, Ujungbatu Rokan Hulu Riau in 2019. This
research is a qualitative descriptive with in-depth interviews and observation methods.
The main informants are 3 patients, triangulation informants:Head of the Medical
Services Division, Medical Support Division and Non-Medical Division. The results
showed that there were complaints in professionalism: unfriendly, not responsive to
paramedics. Efficiency aspect: complaints that doctors are often not on time. Safety
aspect: drug management is not optimal. Patient satisfaction: complaints of insufficient
duration of doctor consultation. Environmental physical facilities: the waiting room is
uncomfortable. It is concluded that from the aspect of the professional, complaints
occur due to the rate of employee turnover so that the service process does not comply
with standard procedures. Aspect of efficiency, the number of doctors and their
practice hours is not ideal, and there is no outpatient drug formulary. Safety, including:
failure of supervision at pharmaceutical installations. Satisfaction aspects include: the
duration of doctor's consultation is approximately shorter. From the aspect of the
physical condition of the environment, in the form of an uncomfortable waiting room.
It is recommended that the hospital improve the recruitment system and procedures as
well as work contracts, the recitation system and employee remuneration, add full timer
docter, renovate and expand the hospital.

PENDAHULUAN

M
No 44 Tahun 2009, rumah sakit merupakan institusi
utu pelayanan kesehatan merupakan pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
m a n i f e s t a s i d e ra j a t ke s e m p u r n a a n pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
pelayanan yang sesuai dengan standar (meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif)
profesi dan standar pelayanan dengan menggunakan dengan menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
potensi sumber daya yang tersedia di rumah sakit jalan, dan gawat darurat.2
secara wajar dan efisien dan efektif serta diberikan Pelayanan yang bermutu mampu menciptakan
secara aman dan memuaskan norma, etika, hukum, dan transaksi serta loyalitas pelanggan. Pelayanan yang
sosial budaya dengan memperhatikan keterbatasan ditentukan oleh cara berpikir dan tindakan yang cerdas
dan kemampuan pemerintah dan masyarakat (pelayanan dengan inovatif) dalam menghasilkan
konsumen serta diselenggarakan secara aman dan perbedaan yang disukai dan yang memiliki daya tarik
memuaskan pelanggan sesuai dengan norma dan tinggi sehingga pelanggan mendapatkan kebutuhan
etika yang baik.1 Sesuai dengan Undang-undang keinginan dan harapan yang sesuai. Dalam situasi

20 | J. Kes. Cehadum | VOL. 2 | NO. 2 | Juni 2020 |


pelanggan yang makin cerdas, pelanggan memiliki saudari inisial DI petugas yang mengajukan resign
banyak pilihan maka pelayanan sendiri harus mampu setelah bekerja satu tahun di RSIA Harapan Medika
menciptakan kesukaan, preferensi, daya pikat yang karena harapan gaji yang diterimanya lebih tinggi
tinggi sehingga mampu menciptakan persepsi dan jika bekerja di rumah sakit lain, ia anak yatim dan
realitas yang berbeda dengan pesaing, yang semua tulang punggung keluarga membantu menyekolahkan
itu akan bermuara pada keunggulan kompetitif.3.4 adik-adiknya. Per masalahan ini memberikan
Rumah sakit dalam memberikan pelayanan gambaran RSIA Harapan Medika harus memperbaiki
kesehatan bermutu dapat diukur berdasarkan sistem penggajian, SDM, sarana prasarana untuk
indikator layanan kesehatan yang di tinjau dari memperbaiki mutu layanan guna membangun
tingkat pemanfaatan fasilitas kesehatan rumah loyalitas pasien agar pasien tetap menggunakan
sakit. 5 Dari indikator kepmenkes RI tahun 2008 jasa layanan kesehatan RSIA Harapan Medika serta
memberi gambaran Rumah Sakit Ibu dan Anak dapat merekomendasikan kepada orang lain. dari
(RSIA) Harapan Medika waktu tunggu, pengobatan permasalahan-permasalahan layanan kesehatan
TB sudah memenuhi standart SPM, pelayanan sudah yang ditemui di RSIA Harapan Medika peneliti tertarik
di poliklinik dilakukan 100% oleh spesialis, jadwal untuk meneliti lebih lanjut dengan judul “Analisis Mutu
praktek di RSIA Harapan Medika pada sore hari, pelayanan Poliklinik Rawat Jalan di Rumah Sakit Ibu
kepuasan pelanggan belum pernah dilakukan uji dan Anak Harapan Medika Ujungbatu Rokan Hulu
kepuasan pelanggan. Keberhasilan suatu rumah Riau Tahun 2019”.
sakit memberikan pelayanan yang efektif dan
efisien untuk kepuasan pelanggan, meningkatnya
kunjungan haruslah didukung dengan kecukupan METODOLOGI PENELITIAN
tenaga dibandingkan masing-masing dan di dukung Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif
dengan fasilitas yang memadai sehingga pasien kualitatif yaitu metode penelitian yang dilakukan
datang kembali untuk memanfaatkan pelayanan.2 dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau
Berdasarkan survey awal pada tanggal 2 deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. 6
Juli – 12 Juli 2018 di lapangan, pada pasien Metode wawancara semi terstruktur yaitu jenis
rawat jalan Rumah Sakit Ibu dan Anak Harapan wawancara yang sudah termasuk dalam kategori
Medika, dengan jumlah 50 pasien ditemui 25 pasien in-depth interview yang direkam menggunakan tape
dengan keluhan pelayanan medis, paramedis dan recorder dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas
Kondisi fisik lingkungan rumah sakit. Wawancara bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur.7
dengan kepala penanggung jawab Rawat Jalan Penentuan subyek dalam penelitian ini menggunakan
saudari inisial MA mengkonfirmasikan hasil survei teknik pengumpulan data. Triangulasi diartikan
awal penelitian saya tentang mutu pelayanan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat
beliau menjawab, hal itu terjadi karena faktor menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan
keterampilan petugas. Petugas baru masih dalam data dan sumber data yang telah ada.8 Analisis data
masa training memberikan pelayanan wajahnya yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
berekpresi datar sehingga terkesan kurang ramah deskriptif kualitatif. Analisis data kualitatif dengan
dan belum cepattanggap ketika ada pasien yang proses reduksi data, data dispay dan verifikasi.9
membutuhkan pertolongan. Trun over (laju pergantian
pegawai) berpengaruh terhadap mutu pelayanan
tidak sesuai dengan etika Standar Operasional HASIL PENELITIAN
Prosedur (SOP) RSIA Harapan Medika. Dijumpai Keprofesian
keluhan mulai dari pelayanan medis, paramedis dan Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan
lingkungan fisik rumah sakit. Hasil wawancara dengan informan utama, didapatkan informasi bahwa selama

| J. Kes Cehadum | VOL. 2 | NO. 2 | Juni 2020 | 21


berobat merasa sikap dan prilaku dokter di RSIA dari yang dikeluarkan rumah sakit karena merasa
Harapan Medika sudah ramah, pemeriksaannya perusahaan belum mampu memberi salary yang
teliti, memberi kesempatan bertanya kepada sesuai harapan pegawai dan tidak mau menghambat
pasien, penjelasannya mudah di fahami, obat yang karir pegawainya jika ada yang lebih baik diluar
diresepkan dokter manjur. Informan SDY dan EP RSIA Harapan Medika. Dana pengembalian tersebut
menyatakan bahwa perawat-perawat yang bertugas digunakan untuk pelatihan pegawai yang lain.
ramah, teliti dan cepat tanggap dalam memberikan Pendapatan pegawai di RSIA Harapan meliputi
pertolongan kepada pasien yang membutuhkan. gaji pokok dan tunjangan insentif. Pada bulan Mei
Sebaliknya, informan EL yang merasa bahwa perawat tahun 2019, berdasarkan evaluasi managemen
dalam memberikan pelayanan kurang senyum, kurang RSIA terhadap resignnya para pegawai terampil
cepat tanggap ketika ada pasien yang membutuhkan atau pegawai dengan kualifikasi profesi pelamar
pertolongan. yang sedikit masuk ke HRD, tetap dengan prinsip
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kabid tidak menghambat karir mereka. Namun bagaimana
Yanmed dan Kabid Penunjang Medik dan Non Medik mereka dengan keinginan mereka sendiri untuk
tentang Mutu Pelayanan Poliklinik Rawat Jalan di RSIA tetap bekerja di RSIA Harapan Medika. Owner
Harapan Medika Ujungbatu, pada aspek keprofesian, dan managemen berupaya membangun sense of
didapatkan bahwa sikap dan prilaku dokter pada belonging pegawai terhadap RSIA Harapan Medika
pelayanan baik, dokter teliti dalam memeriksa dengan membagi Gap setiap Devisi walaupun pada
pasien, penjelasan dokter mudah dimengerti pasien, dasarnya setiap devisi di rumah sakit merupakan
kemanjuran obatnya juga diakui oleh pasien. Adanya mata rantai yang saling terhubung. Untuk devisi
keluhan tentang ketidakramahan, keterampilan yang tidak berhubungan langsung dengan tindakan
serta cepat tanggap pelayanan paramedis dalam seperti security, pendaftaran dan kasir, pihak RSIA
pelayanan, dari hasil catatan keluhan ada pada memberikan kenaikan tunjangan berdasarkan
pegawai baru dalam masa orientasi training. kunjungan, semakin naik kunjungan otomatis insentif
Keluhan-keluhan ini ditindaklanjuti dengan evaluasi naik. Untuk farmasi, ketika omset pendapatan farmasi
hasil pelayanan perawat baru setelah mendapat meningkat, maka insentif mereka akan meningkat.
materi training. Jadi, owner mengumpamakan bahwa devisi mereka
Dari hasil observasi dan wawancara tentang milik mereka yang harus dikelola dengan baik untuk
penerimaan pegawai RSIA Harapan Medika, meningkatkan pendapatan mereka. Pendapatan
didapatkan bahwa rata-rata fresh graduate dan mereka nantinya bahkan bisa diatas UMK jika
belum menikah. Sebahagian pegawai resign setelah kunjungan meningkat. Kebijakan ini diambil dari
mereka bekerja enam bulan sampai dua tahun. Setelah kunjungan dan pendapatan yang paling rendah pada
mereka punya pengalaman kerja dan terampil, bulan tertentu sebelumnya. Harapan owner adalah
mereka mencari pekerjaan yang dapat memberi antusias pegawai berdampak pada semangat dalam
karir lebih baik di tempat kerja yang baru. RSIA bekerja.
Harapan Medika memberikan represing pelatihan
kepada perawat/bidan yang dinilai memiliki Efisiensi
kemampuan untuk menjadi TOT dengan sistem kontrak Hasil wawancara mendalam pelaksanaan
kerja yang beragam sesuai jumlah dana pelatihan, mutu pelayanan poliklinik rawat jalan menyangkut
dengan masa kontrak rata-rata 2-3 tahun kerja. tentang efisiensi. Berdasarkan telaah hasil dokumen,
Namun, hal itu juga masih tetap membuat sebahagian observasi dan wawancara didapatkan bahwa proses
pegawai resign dengan konsekuensi pengembalian pendaftaran pasien di RSIA Harapan Medika sudah
dana pelatihan yang hanya 100%. Owner tidak baik. Pengalaman informan SDY, EP, EL seragam,
menetapkan pengembalian dana yang lebih besar yaitu mengatakan bahwa mereka mengeluh jadwal

22 | J. Kes. Cehadum | VOL. 2 | NO. 2 | Juni 2020 |


dokter yang tidak tepat waktu, tidak adanya antrian dengan benar dilaksanakan, 2. Kepatuhan penerapan
di apotek dan kasir yang mengakibatkan mereka komunikasi Read Back pada saat pelaporan pasien
menunggu tanpa kepastian terima obat, begitu juga dan penerimaan pasien telah dilaksanakan, 3.
pada antrian kasir. Mahalnya tarif yang dirasakan Kepatuhan pemberian label High alert oleh farmasi
pasien karena harga obat yang harus ditebus pasien belum ada pada instalasi farmasi, 4. Kepatuhan
rawat jalan. Manajemen RSIA Harapan Medika harus identifikasi pencegahan pasien jatuh sudah
tanggap akan keluhan ini, dengan memperbaiki dilaksanakan. Dua item lagi merupakan pencegahan
sistem pelayanan. Misalnya, menetapkan ambang nosokomial pasien operasi yang tidak dilaksanakan
batas kisaran nominal rupiah tembus obat bagi pada rawat jalan. Petugas instalasi farmasi harus
pasien, menambah jam praktek dokter, agar pasien membenahi manajemen obat dengan baik terkait
senantiasa punya persepsi loyal berobat ke RSIA alert, lasa, jenis obat, masa expayer dll, agar dapat
Harapan Medika. dipastikan selalu obat diberikan pada orang yang
Hasil wawancara mendalam dengan informan tepat. keluhan-keluhan pasien merupakan masukan
triangulasi tentang efisiensi terhadap pelaksanaan untuk peningkatan mutu pelayanan sehingga selalu
mutu pelayanan poliklinik rawat jalan, didapatkan direspon positif dan ditindak lanjuti.
bahwa pendaftaran pasien sudah ada sistem yang Pelayanan kepada pasien di rumah sakit sudah
baik, prosedur pembayaran tidak berbelit-belit. selayaknya merupakan pelayanan yang holistik,
Namun, pada prosedur antrian apotek dan kasir, pelayanan yang paripurna. Mulai pasien datang,
pembuatan prosedur antrian pelayanan sedang pada melakukan pendaftaran, pemeriksaan, hingga pasien
masa dipersiapkan. Kepuasan pasien merupakan pulang. Akan tetapi beberapa kejadian di rumah sakit
tujuan utama pelayanan kesehatan. Salah satu kadang tidak diperhatikan, yaitu pasien jatuh pada
indikator mutu pelayanan di instalasi rawat jalan saat mendapatkan pelayanan di rumah sakit. Pasien
rumah sakit adalah ketepatan kedatangan dokter disini dapat sebagai pasien rawat jalan maupun
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh sebagai pasien rawat inap. Banyak upaya yang telah
rumah sakit. Tarif RSIA Harapan Medika yang dilakukan oleh rumah sakit dalam mengurangi atau
dirasa mahal oleh pasien dan tidak memberikan mencegah kejadian pasien jatuh. Pencegahan pasien
diskon walau telah sering berobat. Rumah sakit harus jatuh adalah masalah yang kompleks, sehingga
membuat formularium obat rawat jalan, sehingga diperlukan kerjasama dan kepatuhan petugas dalam
dengan terbitnya keputusan dari direksi terkait batas melaksanakan program keselamatan pasien di rumah
ambang harga tebus obat bagi pasien. Hal ini untuk sakit.
mempertahankan minat kunjungan ulang dari pasien Hasil wawancara mendalam dengan informan
yang selalu menggunakan jasa pelayanan kesehatan triangulasi kabid pelayanan medik, kabid penunjang
di RSIA Harapan Medika. Pihak manajemen juga medik dan non medik tentang keamanan pasien
agar dapat mempertimbangkan masukan masukan terhadap pelaksanaan mutu pelayanan poliklinik
dari pelanggan terkait mutu RSIA Harapan Medika. rawat jalan. RSIA Harapan Medika perlu memperbaiki
keamanan obat-obat yang perlu diwaspadai (high-
Keamanan Pasien alert). Obat-obatan yang perlu diwaspadai adalah
Berdasarkan wawancara dengan informan, obat yang sering menyebabkan terjadi kesalahan
didapatkan bahwa tidak ada keluhan tentang serius (sentinel event), obat yang berisiko tinggi
keamanan pasien dalam berobat, tidak ada kasus menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse
kriminal dan lainnya. Berdasarkan observasi untuk outcome) seperti obat-obat yang terlihat mirip dan
keamanan dan keselamatan pasien rumah sakit ibu kedengarannya mirip atau (Look Alike Soun Alike).
dan anak Harapan Medika, program keselamatan Pelayanan kefarmasian di rumah sakit merupakan
pasien meliputi: 1. kepatuhan identifikasi pasien bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan

| J. Kes Cehadum | VOL. 2 | NO. 2 | Juni 2020 | 23


kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada bekerjasama dengan pihak ke 2 dalam memusnahkan
pelayanan pasien, penyediaan sediaan farmasi, limbah padat, tajam dan jaringan.
alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang Hasil wawancara dengan informan triangulasi
bermutu. tentang kondisi fisik lingkungan rumah sakit. Semua
lantai termasuk toilet bersih, hal ini karena kebersihan
Kepuasan Pasien merupakan tanggung jawab bersama bukan hanya
Hasil wawancara dengan informan, didapatkan tanggung jawab petugas kebersihan, dengan
bahwa terdapat keluhan tentang sedikitnya waktu meningkatnya kunjungan, maka petugas kebersihan
yang disediakan dokter untuk menjelaskan penyakit sebaiknya in house. Parkir rumah sakit terdapat
dan obat yang diresepkan kepada mereka. Hasil dibelakang rumah sakit, namun pasien tidak mau
wawancara dengan informan triangulasi, kabid memarkirkan kenderaan di lokasi parkir tersebut,
yanmed, kabid penunjang medik dan non medis karena jarak parkir dan ruang pendaftaran harus
didapatkan informasi bahwa keluhan pada pelayanan memutar kedepan, pasien memilih memarkirkan
dokter yakni pada durasi waktu konsultasi, dokter kenderaanya di pinggir jalan kecuali pasien rawat
tidak punya banyak waktu karena memang banyak inap. Lokasi rumah sakit merupakan daerah bebas
ada pasien yang antre menunggu giliran periksa. banjir namun pagar pembatas rumah sakit belum
Agar waktu yang terbatas bisa dimanfaatkan dengan ada dikarenakan rumah sakit merupakan ruko yang
baik, dokter menjelaskan dengan baik informasi langsung berbatas langsung dengan bangunan lain.
penyakit pasien sehingga dokter mendapatkan
informasi dari pasien secara jujur dan lengkap.
PEMBAHASAN
Kondisi Fisik Lingkungan Rumah Sakit Keprofesian
H a s i l wa wa n c a ra m e n d a l a m i n fo r m a n , Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan
didapatkan informasi bahwa ruang tunggu pasien informan utama mengenai keprofesian, semua
dirasa kurang nyaman dan panas karena hanya informan merasa puas dengan sikap dan prilaku
tersedia kipas angin, semua orang pasti setuju kalau dokter, penjelasan dokter, dokter menjelaskan dengan
menunggu dikatakan sebagai kegiatan yang paling baik dan mudah dimengerti oleh informan termasuk
membosankan. Semua lantai rumah sakit bersih dan anjuran dan pantangan-pantangan makan pasien.
tidak berbau, pencahayaan dirumah sakit bagus. Obat yang diresepkan oleh dokter manjur, pasien
Berdasarkan observasi halaman parkir rumah sakit yang berobat setelah minum obat maka sembuh.
ada dibagian belakang rumah sakit, pelanggan Hasil dari telaah dokumen, observasi dan
rumah sakit lebih sering memarkirkan kenderaanya wawancara diketahui draf baku evaluasi pelayanan
baik sepeda motor maupun mobil di depan rumah dokter di RSIA Harapan Medika tidak ada. Sistem
sakit atau dipinggir jalan protokol. Area rumah kerjasama dokter adalah kontrak kerjasama. Catatan
sakit bukan kawasan banjir, sanitasi pengolahan air dari kepala bidang pelayanan medik, didapatkan
limbah berfungsi dengan baik tidak mencemarkan bahwa hasil dari evaluasi kordinator ruangan
lingkungan masyarakat. ruang tunggu pasien menjadi berupa review pelayanan dokter dan keluhan pasien
perhatian pihak rumah sakit dengan adanya upaya digunakan untuk mengevaluasi. Pelayanan dokter
perluasan ruang tunggu agar pasien merasa nyaman. sesuai dengan harapan pasien. Dokter bersikap
Beberapa solusi untuk meningkatkan kepuasan pasien ramah, menjelaskan dengan baik, memeriksa pasien
adalah dengan meningkatkan kenyamanan ruang dengan teliti. Petugas apotek juga menjelaskan
tunggu. Pengolahan limbah B3 (bahan berbahaya jenis obat dan aturan minum obat. Pada pelayanan
dan beracun) merupakan faktor penting mencegah keperawat, didapatkan bahwa cepat tanggapnya
terjadi infeksi penyakit menular akibat cemaran dan perawat ketika pasien membutuhkan pertolongan
kontak terhadap limbah B3. RSIA Harapan Medika yang ditemukan pada perawat/bidan baru pada

24 | J. Kes. Cehadum | VOL. 2 | NO. 2 | Juni 2020 |


masa orientasi training. kerja yang mereka inginkan. Fenomena ini tentunya
Menurut penulis ada empat tujuan orientasi yaitu: harus dicermati oleh masing-masing rumah sakit untuk
(a) membuat karyawan baru merasa diterima dan memiliki strategi dalam mengelola SDM yang telah
menjadi bagian dalam tim, (b) memastikan karyawan terampil yang mereka miliki. Kebijakan owner dan
baru memiliki informasi dasar agar dapat melakukan managemen pada bulan mei 2019 dengan sistem
pekerjaannya dengan baik. (c), membantu karyawan insentif berbasis omset devisi dan kunjungan devisi
baru mengerti organisasi secara luas (misalnya visi, serta kepuasan pelanggan menjadi harapan baru
misi, kultur, dan value perusahaan), dan (d) membantu bagi perawat/bidan dan pegawai yang tidak pada
karyawan tersebut dalam memulai bersosialisasi di devisi yang berhubungan dengan tindakan. Dengan
perusahaan. Lamanya proses orientasi karyawan meningkatnya omset dan kunjungan maka pendapatan
tergantung pada seberapa lama perusahaan perawat/bidan dan pegawai dapat lebih dari upah
membutuhkan waktu untuk melakukan orientasi. regional minimum (UMK).
Perusahaan biasanya akan memberikan informasi
mengenai benefit karyawan, kebijakan perusahaan, Konsep Plafon Dasar
rutinitas karyawan sehari-hari, struktur organisasi, dan Metode evaluasi remunerasi digunakan adalah
fasilitas tur keliling kantor untuk berkenalan dengan metode plafon dasar yaitu pendapatan farmasi dan
rekan kerja selama orientasi. kunjungan pasien untuk devisi pendaftaran dan kasir.
Setelah proses orientasi karyawan selesai, Metode ini terdiri dari menggunakan pendapatan
barulah dimulai pelatihan karyawan. Pelatihan farmasi dibulan x untuk Plafon misal Rp. 3.000.000
karyawan adalah proses peningkatan skill atau untuk satu devisi kemudian menghitung selisih kenaikan
kemampuan yang dibutuhkan karyawan baru maupun pendapatan dibulan y dan menghitung keuntungan
karyawan lama untuk melakukan pekerjaan. Pelatihan pendapatan farmasi kemudian memberi persentase
karyawan berbanding lurus dengan strategi rumah untuk devisi berapa persen dari keuntungan rumah
sakit, dimana pelatihan diberikan sesuai kompetensi sakit untuk menambah kenaikan remonerasi pada
karyawan dalam menjalankan strategi rumah sakit. pegawai, begitu juga untuk devisi pendaftaran dan
Petugas RSIA Harapan Medika, baik paramedis kasir.
maupun non medis, rata-rata mereka fresh graduate, Menurut asumsi peneliti, untuk peningkatan
sehingga dibutuhkan training dan pelatihan. Sikap mutu pelayanan yang baik pada keprofesian,
dan prilaku perawat dan non medis lainnya harus maka perencanaan, pelaksanaan, supervisi, dan
ditingkatkan dengan bimbingan dan pelatihan evaluasi menjadi sesuatu yang penting dalam proses
SDM secara continue. Sebagai konsekuensinya, pelayanan yang bermutu di RSIA Harapan Medika.
pelayanan keperawatan perlu didukung oleh tenaga Fakta di lapangan, paramedis dan non medis adalah
keperawatan profesional yang dapat diandalkan fresh graduate sudah dibekali dengan pelatihan dan
dalam memberikan pelayanan keperawatan, SOP dalam melayani pasien. Dengan masih ada
berdasarkan kaidah-kaidah profesi. keluhan-keluhan pasien tentang pelayanan, sehingga
Evaluasi Managemen resign perawat/bidan / evaluasi yang baik dengan pengorganisasi dan
pegawai non medik setelah bekerja enam bulan jadwal evaluasi serta monitoring dari evaluasi yang
sampai dua tahun, harus menjadi perhatian pihak terstruktur dengan baik dapat menjadi salah satu
rumah sakit ditengah persaingan SDM antar rumah solusi peningkatan mutu SDM.
sakit di Ujungbatu dan sekitarnya, seperti RS Awal Kabid Yanmed dan Kabid Penunjang Medik
Bross, RS PTPN V, RS Az-Zahra, RS Doa Bunda, RS dan Non Medik tidak hanya menerima hasil laporan
Surya Insani. Penggajian rumah sakit dan harapan evaluasi dari kordinator. Mereka harus melakukan
karir paramedis menjadi harapan paramedis yang observasi melihat proses pelayanan, agar lebih
telah memiliki skill terampil untuk memilih tempat mudah dalam memperbaiki sistem keluhan pelayanan

| J. Kes Cehadum | VOL. 2 | NO. 2 | Juni 2020 | 25


di rumah sakit. Rumah sakit berkewajiban memberikan layanan ada di apotek dan kasir, dengan jumlah SDM
pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, efektif yang hanya satu orang dan tanpa sistem antrian yang
dan efisien dengan mengutamakan kepentingan ada membuat ada ketidakpastian terhadap pasien.
pasien sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit. M e n u r u t p e n e l i t i , d u k u n ga n , k o m i t m e n
manajemen dan etika profesi RM, petugas apotek,
Efisiensi kasir dipelukan dalam rangka meningkatkan kualitas
Tujuan utama kegiatan di rumah sakit adalah pelayanan. Pelayanan yang berkualitas merupakan
melayani pasien dan juga keluarganya dalam keadaan yang diinginkan oleh petugas, pasien,
berbagai bentuk pelayanan termasuk pelayanan keluarga pasien dan semua yang terlibat dalam
pendaftaran pasien dan rekam medis.10 Dari hasil kehidupan kerjanya. Perbaikan kualitas pelayanan
wawancara yang dilakukan dengan informan utama, di unit pelayanan kesehatan harus selalu ditingkatkan,
mengenai prosedur pendaftaran pada RSIA Harapan salah satunya peningkatan kualitas pelayanan di
Medika, sudah efektif, efisien, antrian dapat terurai tempat pendaftaran pasien. Menurut Depkes RI
dengan hematnya waktu pendaftaran. Dengan (2008) admission office adalah bagian informasi
demikian, tidak memerlukan antri lama. Pelayanan yang merupakan tempat dimana pengaturan pasien
berbasis komputerisasi membuat pelayanan mudah dilakukan. Tata cara penerimaan pasien yang
untuk didapatkan, tidak ada proses pencarian rekam disebut admitting procedure harus wajar sesuai
medis dan menunggu status rekam medis. Keluhan dengan keperluannya, jelas, nyaman, sopan, ramah
hanya pada jadwal dokter yang tidak sesuai dengan dan berpedoman pada standar pelayanan minimal
jam praktek, pembayaran dikasir tidak terbelit-belit. rumah sakit (SPM) dan prosedur tetap rumah sakit
Berdasarkan telaah dokumen, observasi dan (PROTAP).10,12
wawancara mendalam dengan informan triangulasi Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan
didapatkan, pelayanan paramedis, petugas apotek, informan utama dan triangulasi mengenai efisiensi,
kasir sudah dengan SOP, semua pegawai wajib didapatkan persepsi informan bahwa tarif rumah
memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pasien sakit Ibu dan Anak Harapan Medika termasuk
dengan jelas dan mudah dimengerti pasien dan mahal. Rumah sakit tidak pernah memberikan diskon
keluarga, walau skill dari pegawai belum terampil untuk pasien yang telah sering berobat. Sebelum
secara merata. Untuk pelayanan obat racik, dengan menetapkan tarif, manajemen RSIA Harapan Medika
waktu 10 menit dan tablet 5 menit. Antrian terjadi telah melakukan survei harga rumah sakit di Ujungbatu
pada pelayanan obat shif sore hari. Dengan SDM dan menghitung ABC (activity basic costing) setiap
yang hanya 2 orang, membuat pelayanan menjadi aktifitas pelayanan. Harapan rumah sakit dapat
lama. Keluhan-keluhan pasien akan dievaluasi dan memberikan tarif sesuai dengan jasa pelayanan dan
dilakukan perbaikan agar dapat memberikan kemampuan bayar pasien. Pihak rumah sakit belum
pelayanan terbaik untuk pasien. dapat memberikan diskon untuk pelanggan external.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Azizatul Diskon baru diberikan pada pelanggan internal atau
Hamidiyah di RS Bhinneka Bakti Husada, Kota karyawan.
Tangerang Selatan, tahun 2013, yang mendapat Hasil penelitian ini sama dengan penelitian
hasil bahwa jaminan berhubungan erat dengan minat Yuda Supriyanto (2012), yang menyatakan bahwa
kunjungan ulang pasien pada rumah sakit, perasaan erat hubungan tarif, fasilitas dan kepuasan pasien.
aman pasien membentuk persepsi sesuai dengan Tarif dan fasilitas yang sesuai harapan pasien
harapannya, maka ia akan menggunakan ulang jasa akan berpengaruh terhadap persepsi pasien minat
tersebut bahkan merekomendasikannya pada orang kunjungan ulang.9 Sebagai organisasi yang bertujuan
lain.11 Petugas apotek juga menjelaskan setiap obat mencari profit rumah sakit milik swasta perlu di
dan aturan minum dengan jelas dan baik, namun finis kelola secara professional dengan maksud dapat

26 | J. Kes. Cehadum | VOL. 2 | NO. 2 | Juni 2020 |


memenuhi standar tarif yang sesuai dan seimbang akan berdampak pada kesalahan pelayanan pada
dengan tingkat pelayanan dan fasilitas. Stiani (2009), tahap selanjutnya. Rumah sakit harus menjamin
menyatakan bahwa penentuan tarif merupakan proses identifikasi ini berjalan dengan benar sejak
suatu keputusan yang sangat penting karena dapat pertama kali pasien didaftar. Dengan demikian,
mempengaruhi profitabilitas suatu rumah sakit, segala risiko tersebut tidak akan menimpa pasien
karena dengan adanya berbagai fasilitas pada yang tengah dirawatnya.15 Keamanan pelayanan di
jasa pelayanan, serta jumlah biaya overhead yang rumah sakit salah satunya dimulai dari ketepatan
tinggi, maka semakin menuntut ketepatan dalam identifikasi pasien. Kesalahan identifikasi pasien
pembebanan biaya yang sesungguhnya. Selama ini diawal pelayanan akan berdampak pada kesalahan
penentuan tarif untuk rumah sakit pada umumnya pelayanan pada tahap selanjutnya. Rumah sakit harus
masih menggunakan metode tradisional.13 menjamin proses identifikasi ini berjalan dengan
Metode tradisional dianggap tidak mampu benar sejak pertama kali pasien terdaftar.
dalam menjawab perkembangan yang terjadi pada
perusahaan jasa maupun manufaktur. Nurhayati Kepuasan Pasien
(2004), memaparkan “kendala utama sistem Kepuasan adalah sebuah persepsi yang diterima
tradisional adalah penentuan tarif didasarkan pada oleh pengguna jasa setelah pengguna mendapatkan
volume output, mengingat output rumah sakit yang jasa tersebut. Dalam upaya pelayanan di rumah
tidak berwujud, seperti kecepatan pelayanan jasa, sakit, bila jasa rumah sakit yang diterimanya
kualitas informasi, serta pemberian kepuasan layanan dapat memenuhi bahkan melebihi dari apa yang
terhadap pasien dengan volume dan kompleksitas diharapkan, maka dalam waktu ke waktu tumbuh
pelayanan, perawatan, serta fasilitas yang berbeda”, pemikiran dalam diri pasien bahwa inilah suatu jasa
maka sistem penentuan tarif tradisional pada rumah pelayanan rumah sakit yang efektif dan memiliki
sakit dapat menghasilkan tarif yang tidak akurat mutu. Hasil wawancara mendalam dengan informan
(13). Menyadari adanya kelemahan dalam sistem utama didapatkan bahwa informan secara umum
penentuan tarif tradisional, maka perlu diterapkan puas dengan sistem pelayanan dokter dan pegawai.
sistem penentuan berdasarkan aktivitas atau lebih Durasi waktu konsultasi pasien kurang, harapan pasien
dikenal dengan metode Activity Based Costing.14 RSIA Harapan Medika menambah jadwal praktek
pagi untuk poliklinik rawat jalan. Agar jadwal dokter
Keamanan pasien sesuai dengan praktek dokter. Pendaftaran pasien
Ada 6 sasaran Program keselamatan pasien, melalui telpon agar ada sistem yang mengaturnya
yaitu: (a) ketepatan identifikasi pasien, (b) peningkatan untuk memudahkan pasien.
komunikasi efektif, (c) peningkatan keamanan obat Penelitian ini sejalan dengan penelitian Agung
atau high alert yang harus diwaspadai, (d) kepastian Utama di Rumah Sakit Umum Cakra Husada Klaten,
terhadap lokasi, (e) prosedur dan pasien operasi, Jawa Tengah (2003), yaitu ada hubungan antara
(f) pengurangan terhadap risiko infeksi setelah dimensi mutu dengan kepuasan pelanggan.16 Selain
menggunakan pelayanan kesehatan. Setiap tenaga itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
medis harus memahami dan mengaplikasikan sejumlah Putri Asmita W, didapatkan bahwa persepsi pasien
langkah untuk memastikan pasien tidak mengalami tentang ketrampilan teknis medis dokter, penyampaian
risiko jatuh. Semua langkah akan diawasi untuk informasi oleh dokter, ketepatan waktu pelayanan
memastikan keberhasilannya. Dengan begitu segala dokter, ketersediaan waktu konsultasi dokter, memiliki
risiko tersebut tidak akan menimpa pasien yang pengaruh secara bersama-sama terhadap loyalitas
tengah dirawatnya.15 pasien, dengan persepsi yang sesuai dengan harapan
Keamanan pelayanan di rumah sakit salah pasien maka pasien akan berkunjung ulang ke rumah
satunya dimulai dari ketepatan identifikasi pasien. sakit.17
Kesalahan identifikasi pasien diawal pelayanan Dokter yang bijak adalah yang mampu
| J. Kes Cehadum | VOL. 2 | NO. 2 | Juni 2020 | 27
berkomunikasi secara efektif dengan pasien. Mau bersihnya rumah sakit, pasien yang berkunjung merasa
mendengarkan keluhan pasien, menjawab pertanyaan nyaman, tercegah dari kemungkinan penyakit akibat
dan menjelaskan situasi pasien, memberi nasihat sanitasi yang buruk. Kebersihan juga menimbulkan
cukup tidak sekadar memberi resep sehingga pasien perasaan nyaman.18
merasa puas. Kemampuan berkomunikasi merupakan Sesuai dengan Permenkes nomor 1204/Menkes/
inti dari pekerjaan dokter. Komunikasi kesehatan SK/X/ 2014, lingkungan bangunan rumah sakit harus
dokter dan pasien yang sukses dan komunikatif mempunyai batas yang jelas dilengkapi dengan pagar
serta berdampak positif bagi pasien. Berapa durasi yang kuat dan tidak memungkinkan atau binatang
konsultasi tidak yang baku bervariatif antara 8 – 10 peliharaan keluar masuk dengan bebas. Luas lahan
menit tergantung dari penyakit yang diderita pasien. bangunan dan halaman harus disesuiakan dengan
luas lahan keseluruhan, sehingga tersedia tempat
Kondisi Fisik Lingkungan Rumah Sakit parkir yang memadai yang dilengkapi dengan
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan rambu parkir. Lingkungan bangunan rumah sakit harus
informan kunci mengenai keamanan pasien terdapat bebas dari banjir, berlokasi di daerah banjir harus
keluhan ruang tunggu yang kurang nyaman dan menyediakan fasilitas/teknologi untuk mengatasinya.
panas. Ruang tunggu pada sebuah rumah sakit Lingkungan rumah sakit harus merupakan kawasan
ataupun klinik, sebaiknya dibuat dengan kesan yang bebas rokok. Lingkungan bangunan rumah sakit harus
nyaman tersedianya sarana yang membuat nyaman dilengkapi penerangan dengan intensitas cahaya
seperti AC, TV dll. Sehingga, pasien bisa lebih betah yang cukup. Lingkungan rumah sakit harus tidak
dan tak jenuh saat harus menunggu. Hal tersebut berdebu, tidak becek atau tidak terdapat genangan
dapat diciptakan lewat padupadan warna. Dengan air, tersedia lubang penerima air masuk dan
aplikasi warna yang tepat, ruang tunggu rumah sakit disesuaikan dengan luas halaman. Lingkungan, ruang
tak lagi terlihat monoton dan membosankan. Karena dan bangunan rumah sakit harus dengan keadaan
itu, terapkan warna-warna yang pas yang mampu bersih dan tersedia fasilitas sanitasi secara kualitas
memberi sentuhan yang membuat nyaman. Paduan dan kuantitas memenuhi persyaratan kesehatan
warna yang bisa dipilih untuk mendesain ruang dan bebas dari serangga, binatang pengerat dan
tunggu rumah sakit. binatang pengganggu lainnya.19
Lingkungan fisik r umah sakit dapat Menurut peneliti, lingkungan fisik rumah sakit
mempengaruhi pilihan, harapan, kepuasan serta terkait kebersihan sangat mendukung pelayanan
perilaku konsumen. Karena lingkungan fisik suatu kesehatan di rumah sakit. Sesuai permenkes,
rumah sakit menjadi tempat berinteraksi antara lingkungan rumah sakit tidak pada daerah banjir.
konsumen dan penyedia jasa kesehatan. Lingkungan Untuk lahan parkir, pengaturangannya masih belum
fisik harus dirancang untuk mendukung kebutuhan efektif. Penguna jasa kesehatan lebih memilih
dan preferensi konsumen dan penyedia jasa secara memparkir mobilnya ditepi-tepi jalan depan rumah
bersama. Kedua poin yang tersebut diatas sangat sakit dibandingkan masuk parkir kebelakan rumah
sering didengar oleh pengelola rumah sakit, dan sakit yang merupakan lahan parkir untuk pengunjung
secara esensil sudah dipahami secara parsial. rumah sakit.
Tingkat kenyamanan dalam rumah sakit juga perlu
diperhatikan disamping fasilitas dan peralatan yang
ada.17 KESIMPULAN
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis
Chairunnisa Puspita di Rumah Sakit Islam Jakarta mutu pelayanan Poliklinik Rawat Jalan RSIA Harapan
(2017). Hasil yang sama juga didapatkan oleh Medika, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan
Chahasil, tahun 2015. Kebersihan rumah sakit sebagai berikut:
berpengaruh terhadap kepuasan pasien. Dengan 1. Mutu Pelayanan ditinjau dari Keprofesian pada
28 | J. Kes. Cehadum | VOL. 2 | NO. 2 | Juni 2020 |
pelayanan dokter terkait sikap dan prilaku dokter dengan menambah jumlah dokter. Dokter
ketika memeriksa pasien baik, sesuai harapan senantiasa maksimal dalam memberikan
dan sesuai standart keprofesian. Pada pelayanan pelayanan dan selalu bersungguh-sungguh dalam
paramedis terdapat keluhan ketidakramahan, menangani pasien. Pegawai selalu bersikap sopan
cepat tanggap pada perawat/bidan baru sedang dan adil dalam melayani pasien serta tepat waktu
masa orientasi/training. Terjadi laju pergantian dalam memberikan pelayanan.
pegawai (turn over) pegawai yang telah bekerja
5. Kondisi Fisik Lingkungan Rumah Sakit, terutama
6 bulan sampai 1 tahun. Mereka mengajukan
ruang tunggu kurang nyaman. Diperlukan
resign untuk bekerja di tempat lain dengan gaji
perluasan ruangan tunggu dan melengkapi
yang lebih tinggi dibandingkan di RSIA Harapan
fasilitas ruang tunggu seperti AC dan audiovisual
Medika. Pihak manajemen dan owner membuat
untuk menghilangkan rasa jenuh pasien ketika
kebijakan remonerasi flapon dasar untuk
menunggu antri pelayanan. Kebersihan rumah
mengurangi terjadinya turn over.
sakit, semua lantai di rumah sakit bersih dan
2. Mutu Pelayanan ditinjau dari Efisiensi didapatkan bebas serangga. Sistem di RSIA Harapan Medika
dari informan terkait pelayanan pendaftaran merupakan tanggung jawab bersama karyawan
pasien sudah efektif dan efisien. Pelayanan RSIA Harapan Medika. Penerangan lampu bagus,
sudah berbasis komputerisasi dengan sistem sarana prasarana memadai, parkir tersedia masih
SIMRS, pembayaran pada kasir tidak berbelit- mencukupi dengan jumlah kunjungan pasien.
belit dan tidak ada pungutan lain selain biaya
berobat. Ketidakpuasan ada pada antrian
pembayaran yang dirasakan lama, begitu juga SARAN
pada pelayanan obat di apotek. Diperlukan Berdasarkan kesimpulan di atas, maka perlu
sistem antrian elektronik, sehingga ada kepastian disarakan beberapa hal berikut:
dari rumah sakit untuk pasien yang berobat. Pihak 1. Keprofesian : pihak rumah sakit untuk meminimalisir
manajemen RSIA Harapan Medika membuat laju pergantian pegawai. Rumah sakit harus
sistem lebih baik lagi dalam penghitungan biaya mengevaluasi sistem rekrutmen dengan sistem
yang harus dibayarkan setiap pasien poliklinik beasiswa pada siswa berprestasi dan kontak
baik menyangkut tindakan dan obat-obatan, serta perjanjian kerja pegawai baru dengan ada
mempertimbangkan adanya diskon untuk pasien sanksi. Jika ingkar dari kontrak, maka ada hak
yang telah sering berobat. Pada keluhan jadwal dan tanggung jawab rumah sakit dan pegawai.
dokter pihak manajemen sedang mengupayakan Gaji dan remonerasi yang sehat untuk perusahaan
penambahan dokter yang dapat in house di rumah dan sejahtera untuk karyawan.
sakit untuk memenuhi adanya jadwal praktek
pada pagi hari. 2. Efisiensi: meminimalisir keluhan-keluhan
ketidaktepatan jadwal dokter. Segera realisasikan
3. Mutu pelayanan pada keamanan pasien, penambahan dokter praktek, realisasi antrian
diperlukan optimalisasi program keselamatan kepastian panggil pasien di kasir dan apotek.
pasien mulai proses identifikasi pasien, Adanya penetapan batasan ambang atas bayar
pencegahan infeksi, resiko jatuh dan pengelolaan pasien serta penetapan formularium obat.
obat untuk menciptakan rasa aman pasien dalam
mendapatkan jasa pelayanan kesehatan di RSIA 3. Keamanan : pengelolaan obat dengan baik
Harapan Medika. dengan terjadwalnya supervisi dan monitoring.

4. Untuk kepuasan pasien, pihak RSIA Harapan 4. Kepuasan Pasien : waktu konsultasi pasien 8-10
Medika akan menambah jam praktek dokter menit tergantung dari penyakit pasien

| J. Kes Cehadum | VOL. 2 | NO. 2 | Juni 2020 | 29


5. Sarana Lingkungan Fisik : menyediakan ruang Jakarta: Pajar Interpratama Offset; 2007.
tunggu yang nyaman, dengan penambahan luas
9. Yuda Supriyanto. Analisis Pengaruh Kualitas
ruangan dan prasarana yang representatif, serta
Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien Rawat
pembebasan bangunan dan tanah agar batas
Jalan di Rumah Sakit Kariadi Semarang. 2012;1.
dan pagar lingkungan rumah sakit serta parkir
dapat dibangun. 10. Depkes RI. Permenkes 265/Menkes/PER/III/2008
Tentang Rekam Medis. 2008;
6. Untuk evaluasi keluhan pelanggan/pasien
terhadap proses pelayanan, setiap pasien yang 11.
Azizatul Hamidiyah. Hubungan Persepsi Pasien
berobat selalu mendapatkan lembar pemberian Tentang Kualitas Pelayanan dengan Minat
informasi yang finisnya di instalasi farmasi, pada Kunjungan Ulang di Klinik Umum Rumah Sakit
lembar tersebut ditambahkan kolom keluhan dan Bhineka Husada Kota Tangerang Selatan Tahun
saran.. 2013. 2013;

7. Peneliti Selanjutnya : dapat menganalisis 12.


RI D. Kepmenkes no 56 Tahun 2014 tentang
permasalahan mutu pelayanan di RSIA Harapan Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit. 2014;2008.
Medika dengan teori dan dimensi mutu 13. Stiani SN. Penetapan Harga Pokok sebagai Dasar
lainnya sehingga RSIA Harapan Medika dapat Penetapan Tarif Rawat Inap Berdasarkan Activity
memberikan pelayanan yang terbaik untuk Basic Costing Sistem di RS PKU Bnatul Studi Kasus
masyarakat Ujungbatu. di RS Muhammadiyah. 2014;I(2).
14. Heru. Konsep Penetapan Tarif di Rumah Sakit.
Jakarta: Antara; 2010.
DAFTAR PUSTAKA
15. Thisna Sari Umaternate. Hubungan Pelaksanaan
1. Herlambang. S & Murwani.A. Cara Mudah
Identifikasi Pasien Benar Dengan kepuasan pasien
Memahami Manajemen Kesehatan dan Rumah
di Instasi IGD RSUP Peof DR. R.D Kandau Manado.
Sakit. Yogyakarta: Goyes Publishing; 2012.
e J Keperawatan 2015; 3(2);3-12.
2. Hartono B. Manajemen Pemasaran untuk Rumah
16.
Utama A. Analisis Pengaruh Persepsi Kualitas
Sakit. Jakarta: Rineka Cipta; 2010.
Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Rumah
3. Muninjaya. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Sakit Umum Cakra Husada Klaten Agung. Opsi
Jakarta: EGC; 2018. [Internet]. 2003;1(2). 17.
4. Soedjas. T. Layanan Wow Untuk Pelanggan. 17. Asmita P. Analisis Pengaruh Persepsi Pasien Tentang
Yogyakarta: Media Pressindo; 2006. Mutu Pelayanan Dokter Terhadap Loyalitas Pasien
5. Alamsyah. D. Manajemen Pelayanan Kesehatan. Di Poliklinik Umum Instalasi Rawat Jalan Rumah
Yogyakarta: Nuha Medika; 2011. Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang Tahun 2008.
Univ Stuttgart. 2008;
6. Herdiansyah. H. Metodologi Penelitian Kualitatif
untuk Bidang Kesehatan. Jakarta: Salemba 18. Chairunnisa Puspita. Gambaran Kepuasan Pasien
Humanika; 2014. Rawat Jalan terhadap Pelayanan di Rumah Sakit
Islam Jakarta Sukapura (RSIJS) Tahun 2015.
7. Sugiyono. Metodologi Penelitian Kualitatif.
2017;13(1).
Bandung: Alfabeta; 2011.
19. Depkes RI. Permenkes 1204/Menkes/SK/X/2004
8. Burhan Bungin. Penelitian Kualitatif Komunikasi
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah
Ekonomi Kebijakan Politik dan ilmu Sosial Lainnya.
Sakit. 2004;

30 | J. Kes. Cehadum | VOL. 2 | NO. 2 | Juni 2020 |


Jurnal Farmasi Klinik Indonesia, Maret 2016 Tersedia online pada:
Vol.5 No. 1, hlm 56–66 http://ijcp.or.id
ISSN: 2252–6218 DOI: 10.15416/ijcp.2016.5.1.56
Artikel Penelitian

Evaluasi Manajemen Obat dan Hubungannya dengan Kualitas Pelayanan


Farmasi Rawat Jalan di Salah Satu Rumah Sakit Kota Pontianak

Enggy Erwansani, Ahmad Muhtadi, Emma Surahman


Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran, Sumedang, Indonesia

Abstrak
Saat ini pemerintah berupaya mewujudkan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) bahwa setiap
rakyat Indonesia berhak atas jaminan sosial untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang
layak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran manajemen obat farmasi rawat jalan RS
X dan menganalisis hubungan manajemen obat dengan kualitas pelayanan farmasi rawat jalan RS X.
Manajemen obat ini termasuk perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Penelitian
ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu analitik observasional dengan rancangan cross sectional
study dengan sampel penelitian pelanggan farmasi rawat jalan di RS X. Pengumpulan data menggunakan
kuesioner dari 100 orang pelanggan rawat jalan dengan menggunakan metode consecutive sampling.
Hasil penelitian mengunakan Pearson Correlation menunjukkan hubungan manajemen obat dengan
kualitas pelayanan farmasi rawat jalan yang bermakna dengan nilai untuk aspek perencanaan (r=0,626;
p<0,001), pengorganisasian (r=0,409; p<0,001), pengarahan (r=0,359; p<0,001), dan pengawasan
(r=0,426; p<0,001) dengan R2 multiple 66,80%. Gambaran manajemen obat di farmasi rawat jalan RS
X menghasilkan nilai rata-rata 96,90% sehingga berada dalam kategori sangat baik dan membuktikan
hubungan kuat antara empat fungsi manajemen obat terhadap kualitas pelayanan farmasi rawat jalan RS X.

Kata kunci: Evaluasi manajemen obat, kualitas pelayanan, Pearson Correlation

Evaluation Management of Drugs and Relations with Quality of Outpatient


Pharmacy Services in One of Hospital Pontianak City
Abstract
Nowadays government policy which embodies the National Social Security System (SJSN) where the
presence of this system that every Indonesian people entitled to social security to be able to meet the basic
needs of living. This study aims to describe the pharmaceutical drug outpatient management Hospital
X Pontianak City and analyze the relationship management with the quality of pharmaceutical care
medicine outpatient Hospital X Pontianak. This medication management including planning, organizing,
directing, and monitoring. This study uses a quantitative approach which is an observational analytic
research using cross sectional study with a sample of outpatient pharmacy customer research in Hospital
X Pontianak. Collecting data using questionnaires from 100 customers outpatient with consecutive
sampling method. The results using Pearson Correlation analysis showed the drug management
relationship with the quality of outpatient pharmacy services which means the value of aspects planning
(r=0.626; p<0,001), organizing (r=0.409; p<0,001), directing (r=0.359; p<0,001), and controlling
(r=0.426; p<0,001) with R2 multiple 66.80%. The description of pharmaceutical drug management
in outpatient Hospital X produce an average value 96.90% so as to be in very good category, there by
proving the existence of a strong relationship between the four functions of management of the quality
of pharmaceutical care medicine outpatient Hospital X.

Key words: Evaluation medication management, Pearson Correlation, service quality


Korespondensi: Enggy Erwansani, S.Farm., Apt., Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran, Sumedang,
Indonesia, email: eeprikitiew@gmail.com
Naskah diterima: 21 Mei 2015, Diterima untuk diterbitkan: 4 Januari 2016, Diterbitkan: 1 Maret 2016

56
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 5, Nomor 1, Maret 2016

Pendahuluan dokter melalui Komite Farmasi dan Terapi


(KFT). KFT merupakan penghubung antara
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan staf medis dan pelayanan farmasi dalam
Republik Indonesia Nomor 58 tahun 2014 penggunaan obat untuk mencapai keamanan
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di dan optimalisasi pelayanan.8 Sekitar 33%
Rumah Sakit, pelayanan dilakukan langsung dari anggaran operasi tahunan rumah sakit
dan bertanggung jawab kepada pasien yang dihabiskan untuk pembelian bahan-bahan
berkaitan dengan sediaan farmasi.1 Saat ini dan perlengkapan, terutama obat-obatan
pada tataran global telah dirintis program yang menjadi kategori utama.9
Good Governance in Pharmaceutical Sector Obat sebagai komponen penting dalam
atau Tata Kelola Obat yang Baik di sektor pelayanan kesehatan dikelola sebaik-baiknya
farmasi. Indonesia termasuk salah satu negara untuk menciptakan derajat kesehatan yang
yang berpatisipasi dalam program ini.2 optimal. Ketidakefisienan dalam pengelolaan
Berdasarkan hasil penelitian Fakhriadi obat dapat memberikan dampak negatif, baik
Akhmad (2011) yang melakukan analisis secara medik maupun ekonomi.10 Tiga alasan
efisiensi pengelolaan obat di salah satu utama diperlukannya manajemen yaitu untuk
instalasi farmasi Rumah sakit di Indonesia mencapai tujuan organisasi dan pribadi,
juga diperoleh bahwa pengelolaan obat yang menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan
belum efisien.3 Penelitian Wati (2013) juga yang saling bertentangan, dan mencapai
dilakukan di salah satu IFRS di Indonesia efisiensi dan efektivitas.
masih didapatkan sistem pengelolaan obat Dua konsep utama untuk mengukur
yang belum sesuai dengan standar.4 Romero prestasi kerja manajemen adalah efisiensi dan
(2013) pada penelitiannya menyatakan dari efektivitas. Pengelolaan yang efektif adalah
tahap penerimaan obat di gudang rumah sakit manajemen pengelolaan yang strategis (tepat
sampai didistribusikan ke depo-depo rumah obat, tepat jumlah, dan tepat penyimpanan)
sakit ada sektor penting yang mengakibatkan dengan biaya yang efisien dan seminimal
inefisiensi antara lain, manajemen persedian mungkin.11 Pengelolaan perbekalan farmasi
yang salah, siklus adminstrasi pengadaan atau sistem manajemen perbekalan farmasi
yang panjang, penarikan kembali produk merupakan suatu siklus kegiatan yang dimulai
bila terjadi kesalahan yang memakan waktu.5 dari perencanaan, pengadaan, penerimaan,
Proses logistik terkait dengan pengelolaan penyimpanan, pendistribusian, pengendalian,
dan pemenuhan kebutuhan material, pasokan pencatatan dan pelaporan, penghapusan,
dan manajemen instrumen, dan pengadaan monitoring dan evaluasi.12
berbagai item di rumah sakit.6 Rumah Sakit X Kota Pontianak ditetapkan
Manajemen rumah sakit dituntut untuk menjadi rumah sakit rujukan tertinggi tingkat
selalu meningkatkan kemampuan dan mutu Kalimantan Barat dan dalam peningkatan
pelayanan yang diberikan. Peningkatan mutu untuk menjadi rujukan nasional. Munculnya
masing-masing unit yang terdapat di rumah rumah sakit swasta menimbulkan persaingan
sakit diantaranya adalah mutu pelayanan seiring dengan makin terdidiknya pelanggan
farmasi rumah sakit. Semua ini berkaitan dan meningkatnya permintaan pelanggan
dengan manajemen obat yang merupakan akan kualitas baik dari produk maupun jasa
kewajiban dari instalasi farmasi di rumah yang ditawarkan. Selain itu, instalasi farmasi
sakit.7 Obat-obat yang akan diadakan oleh harus mampu mencegah atau meminimalkan
rumah sakit dikonsultasikan terlebih dahulu pemborosan, kadaluarsa, kehilangan yang
antara pihak manajemen, apoteker, dan akan memberikan dampak negatif kepada

57
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 5, Nomor 1, Maret 2016

pengeluaran rumah sakit dan bertujuan Lemeshow :


agar obat yang diperlukan selalu tersedia
setiap saat dengan mutu yang terjamin serta n=
digunakan secara rasional. Oleh karena itu,
peneliti ingin mengevaluasi manajemen obat
dan menganalisis hubungan manajemen obat Keterangan :
dengan kualitas pelayanan farmasi rawat n = Jumlah sampel
jalan RS X. Z 1-α/2= Nilai baku distribusi normal pada α
Hal pertama yang dilakukan dengan tertentu (ά = 5% ; z =1,96)
mewawancara beberapa pelanggan farmasi p= Proporsi variabel dependen dan variabel
rawat jalan RS X menunjukkan sering terjadi independen pada penelitian sebelumnya.
antrian, waktu tunggu pelayanan yang lebih d = Derajat akurasi atau presisi mutlak (10%)
lama, penumpukkan pasien yang meningkat
sehingga pelanggan harus menunggu obat Perhitungan jumlah sampel akan diambil
lebih lama. Sejak bulan Januari 2014 pasien nilai p=0,5 karena belum ada data proporsi
BPJS yang berobat rawat jalan terpaksa variabel dependen dan variabel independen
menebus obat ke apotek-apotek diluar yang pada penelitian sebelumnya.
berada di dekat rumah sakit ataupun lebih
memilih rumah sakit swasta untuk berobat. ά =0,05, yaitu Z=1,96 dan derajat akurasi mutlak (10%).
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka
perlu adanya kajian untuk penilaian hubungan n= = 96,04 dibulatkan 100 pelanggan
manajemen obat terhadap kualitas pelayanan
farmasi rawat jalan RS X. Pengujian nilai validitas dan reliabilitas
instrumen pengukuran dilakukan dengan
Metode mengambil data dari kuesioner 10 petugas
farmasi rawat jalan RS X dan 30 responden
Metode survei dilakukan menggunakan (pelanggan farmasi rawat jalan). Kuesioner
kuesioner sebagai alat pengumpulan data. diadaptasi dari PerMenkes RI No. 58 tahun
Pendekatan secara kuantitatif dilakukan 2014 tentang Standar Pelayanan Farmasi di
dengan analitik observasional menggunakan Rumah Sakit dan Modul training of Trainer
rancangan cross sectional atau potong lintang.13 (TOT) pelayanan kefarmasian.15 Kuesioner
Prosedur pada penelitian ini terdiri dari evaluasi manajemen obat pada petugas
mengevaluasi manajemen obat (perencanaan, farmasi rawat jalan dilakukan dengan cara
pengorganisasian, pengarahan, pengawasan) menjawab pernyataan berdasarkan pada dua
kepada petugas farmasi rawat jalan RS X dan jawaban yang tertera, yaitu ya dan tidak,
dilakukan analytic design guna mengetahui kemudian pernyataan dinilai berdasarkan
hubungan manajemen obat tersebut dengan jawaban yang dipilih untuk menentukan skor
kualitas pelayanan farmasi rawat jalan dengan penilaian menegenai manajemen obat. Bila
menyebarkan kuesioner kepada pelanggan responden menjawab “ya” maka nilainya
farmasi rawat jalan yang sedang mengambil 2, “tidak” nilainya 1. Kuesioner kualitas
obat. Teknik sampling yang digunakan adalah pelayanan farmasi rawat jalan pada pelanggan
consecutive sampling yang merupakan non- farmasi rawat jalan setiap pernyataan dinilai
probability sampling yang paling baik.14 berdasarkan skala likert dari nilai 1 untuk
Besar sampel dengan populasi (N) tidak sangat tidak puas hingga 4 untuk sangat puas.14
diketahui, dihitung menggunakan rumus Seluruh subjek penelitian yang datang

58
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 5, Nomor 1, Maret 2016

berurutan dan memenuhi karakteristik metode analisis jalur (path analysis)dengan


responden penelitian dimasukkan ke dalam kemaknaan hubungan ditentukan berdasarkan
penelitian sampai jumlah yang diperlukan nilai p<0,05.
terpenuhi. Karakteristik responden penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan
yaitu terdiri dari umur (18–60 tahun), jenis membuktikan korelasi antara variabel X
kelamin, pendidikan, pekerjaan/profesi, dan dan variabel Y yang dapat dianalisis dengan
frekuensi kunjungan (≥3 kali kunjungan). regresi multipel atau berganda atau regresi
Setelah itu, dilakukan penyebaran 100 sederhana. Pada penelitian ini merupakan
kuesioner kepada pelanggan farmasi rawat regresi multipel dengan persamaan:
jalan, lalu kuesioner dikumpulkan dan Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4
dianalisis bivariabel dan multivariabel. Y = Tingkat kualitas pelayanan obat
Analisis bivariabel dilakukan untuk X1 = Perencanaan
mengetahui hubungan antara manajemen X2 = Pengorganisasian
obat dengan kualitas pelayanan farmasi X3 = Pengarahan
rawat jalan di RS X. Analisis statistik X4 = Pengawasan
dihitung dengan melihat besarnya koefisien
korelasi (hubungan) menggunakan analisis Hasil
pearson correlation. Analisis multivariabel
digunakan untuk meneliti pengaruh antara Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan
variabel-variabel penelitian yang digunakan April–Mei 2015. Penelitian ini menghasilkan
untuk menerangkan akibat secara langsung data-data sebagai berikut:
dan tidak langsung dari seperangkat variabel
sebagai variabel independen terhadap variabel Evaluasi Manajemen Obat
dependen. Pada penelitian ini digunakan Uji validitas dan reliabilitas dari kuesioner

X1

rX1X2
=0,83. PyX1
....... X2 =0,24

..
...... ε
.....
PyX2
rX2X3
=0,75..
......
X3 ...
....
PyX3 Y
=0,..
.....
rX3X4
=0,75 ...
PyX4
.......X4
.....
..
.....
..
Gambar 1 Diagram Jalur Hubungan Manajemen Obat (X1; X2; X3; X4) terhadap Kualitas
Pelayanan (Y) di Depo Farmasi Rawat Jalan RS X Kota Pontianak

59
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 5, Nomor 1, Maret 2016

Tabel 1 Hasil Nilai Hubungan antara Manajemen Obat dengan Kualitas Pelayanan Farmasi
Rawat Jalan RS X
No Korelasi Koefisien Korelasi (r) p
1 Perencanaan dengan kualitas pelayanan 0,626 <0,001
2 Pengorganisasian dengan kualitas pelayanan 0,409 <0,001
3 Pengarahan dengan kualitas pelayanan 0,359 <0,001
4 Pengawasan dengan kualitas pelayanan 0,426 <0,001
Keterangan: p= nilai signifikansi; r= koefisien Pearson

manajemen obat dilakukan dengan cara d. Pengawasan


penyebaran kuesioner terhadap 10 orang Skor yang diharapkan untuk jawaban
petugas farmasi rawat jalan. Hasil uji responden 19 pernyataan adalah 380.
validitas kuesioner manajemen obat farmasi Perhitungan menunjukkan nilai skor total
rawat jalan dinyatakan valid karena seluruh yang diperoleh 369 atau 97,11% dan berada
pernyataan memiliki nilai koefisien korelasi pada kategori sangat baik. Selanjutnya,
(r) lebih besar dari 0,364 (r Hitung > r Tabel). penelitian kuantitatif dilakukan dengan
Hasil uji reliabilitas seluruh item dinyatakan menyebarkan kuesioner penelitian kepada
reliabel karena memiliki nilai Cronbach’s pelanggan farmasi rawat jalan, untuk
Alpha >0,60. memperoleh data penilaiannya terhadap
a. Perencanaan manajemen obat dan kualitas pelayanan.
Skor yang diharapkan untuk jawaban
responden terhadap 7 pernyataan adalah Uji validitas dan reliabilitas kuesioner
140. Perhitungan menunjukkan nilai skor manajemen obat
total yang diperoleh 130 atau 92,86% dan Dilakukan penyebaran kuesioner terhadap
berada pada kategori sangat baik. 30 responden pelayanan farmasi rawat jalan.
b. Pengorganisasian Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner
Skor yang diharapkan untuk jawaban manajemen obat farmasi rawat jalan, 1 item
responden terhadap 7 pernyataan adalah pernyataan dengan nilai koefisien korelasi (r)
140. Perhitungan menunjukkan nilai skor lebih kecil dari 0,364 (r Hitung < r Tabel),
total yang diperoleh 138 atau 98,57% dan yaitu pada item 11 mengenai “Kualitas fisik
berada pada kategori sangat baik. Obat”, (r=0,128). Hasil uji reliabilitas semua
c. Pengarahan item dinyatakan reliabel karena mempunyai
Skor yang diharapkan untuk jawaban nilai Cronbach’s Alpha >0,60.
responden 21 pernyataan adalah 420.
Perhitungan menunjukkan nilai skor total Uji validitas dan reliabilitas kuesioner
yang diperoleh 416 atau 99,05% dan kualitas pelayanan
berada pada kategori sangat baik. Dilakukan penyebaran kuesioner terhadap

Tabel 2 Hasil Pengaruh Manajemen Obat dengan Kualitas Pelayanan Farmasi Rawat Jalan RS X
Variabel Koefisien β SE(β) Koefisien Jalur t P
Konstanta 39,557
Perencanaan 0,142 0,014 0,594 10,008 <0,00
Pengorganisasian 0,128 0,037 0,269 3,481 0,001
Pengarahan 0,120 0,027 0,274 4,529 <0,00
Pengawasan 0,139 0,053 0,205 2,625 0,010

60
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 5, Nomor 1, Maret 2016

X1

rX1X2 =0,013
PyX1 = 0,626
..........
...........
X2 ε=0,576
PyX2 =0,409
rX2X3 =0,093 .........
...... Y

X3 PyX3 =0,359
..........

rX3X4 =0,016
PyX4 =0,426

X4

Gambar 2 Bagan Analisis Multivariabel Pengaruh Variabel X terhadap Variabel Y

30 responden pelayanan farmasi rawat jalan, kelamin pelanggan. Hal ini diperoleh
hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner dengan membandingkan nilai Pearson
kualitas pelayanan farmasi rawat jalan 1 item Chi Square dengan Chi Square tabel,
pernyataan yang nilai koefisien korelasi (r) yaitu diperoleh nilai p=0,766 menunjukan
lebih kecil dari 0,364 (r Hitung < r Tabel), yaitu bahwa jenis kelamin tidak mempengaruhi
pada item 18 mengenai “Jaminan keamanan penilaian pelanggan terhadap manajemen
di lingkungan ruang tunggu”, dengan nilai obat dan kualitas pelayanan.
koefisien korelasi 0,095. Hasil uji reliabilitas b. Usia
semua item dinyatakan reliabel karena Uji statistik memberikan simpulan bahwa
mempunya nila Cronbach’s Alpha >0,60. penilaian pelanggan farmasi rawat jalan
RS X tidak berhubungan dengan usia
Karakteristik Responden pelanggan. Hal ini diperoleh dengan
a. Jenis Kelamin membandingkan nilai Pearson Chi Square
Uji statistik memberikan simpulan bahwa dengan Chi Square tabel, yaitu dengan
penilaian pelanggan farmasi rawat jalan nilai signifikansi p=0,575 menunjukkan
RS X tidak berhubungan dengan jenis bahwa usia tidak mempengaruhi penilaian

Tabel 3 Hasil Nilai Korelasi antara Keempat Fungsi Manajemen Obat Farmasi Rawat Jalan RS X
Perencanaan Pengorganisasian Pengarahan Pengawasan
Atribut (X1) (X2) (X3) (X4)

Perencanaan (X1) 1 0,013 0,093 0,016


Pengorganisasian (X2) 0,013 1 0,001 0,639
Pengarahan (X3) 0,093 0,001 1 0,145
Pengawasan (X4) 0,016 0,639 0,145 1

61
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 5, Nomor 1, Maret 2016

Tabel 4. Hasil Persentase Pengaruh Perencanaan (X1) terhadap Kualitas Pelayanan (Y)
Pengaruh tidak langsung
Variabel Pengaruh langsung
X X1 r %
X1 35,28% 0,594 0,594 1
X2 0,269 0,594 0,013 0,21%
X3 0,274 0,594 0,093 1,51%
X4 0,205 0,594 0,016 0,20%
Subtotal 35,28% Subtotal 1,92%
Total 37,20%

pelanggan terhadap kualitas pelayanan. e. Frekuensi Kunjungan


c. Tingkat Pendidikan Uji statistik memberikan simpulan
Uji statistik memberikan simpulan bahwa bahwa penilaian pelanggan farmasi rawat
penilaian pelanggan farmasi rawat jalan jalan RS X tidak berhubungan dengan
RS X tidak berhubungan dengan tingkat frekuensi pelangan menggunakan jasa
pendidikan pelanggan. Hal ini diperoleh pelayanan farmasi rawat jalan. Hal ini
dengan membandingkan nilai Pearson diperoleh dengan membandingkan nilai
Chi Square dengan Chi Square tabel, Pearson Chi Square dengan Chi Square
yaitu dengan nilai signifikansi p=0,387 tabel, yaitu dengan nilai signifikansi
menunjukan bahwa tingkat pendidikan p=0,156 menunjukan bahwa frekuensi
tidak memengaruhi penilaian pelanggan kunjungan tidak memengaruhi penilaian
terhadap kualitas pelayanan. pelanggan terhadap kualitas pelayanan.
d. Profesi Pelanggan
Uji statistik memberikan simpulan bahwa Analisis Bivariabel
penilaian pelanggan farmasi rawat jalan Analisis hubungan antara manajemen obat
RS X tidak berhubungan dengan profesi dengan kualitas pelayanan farmasi rawat
pelanggan. Hal ini diperoleh dengan jalan dilakukan dengan menghitung besarnya
membandingkan antara nilai Pearson koefisien korelasi menggunakan analisis
Chi Square dengan Chi Square tabel, Pearson Correlation (Tabel 1).
yaitu dengan nilai signifikansi p=0,909 Analisis bivariabel pada Tabel 1
menunjukan bahwa profesi pelanggan menunjukkan semua fungsi manajemen obat
tidak memengaruhi penilaian pelanggan pada pelayanan farmasi rawat jalan RS X
terhadap kualitas pelayanan. (perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,

Tabel 5 Hasil persentase pengaruh Pengorganisasian (X2) terhadap Kualitas Pelayanan(Y)


Pengaruh tidak langsung
Variabel Pengaruh langsung
X X1 r %
X1 0,594 0,269 0,013 0,21%
X2 7,24% 0,269 0,269 1
X3 0,274 0,269 0,001 0,01%
X4 0,205 0,269 0,639 3,52%
Subtotal 7,24% Subtotal 3,74%
Total 10,98%

62
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 5, Nomor 1, Maret 2016

Tabel 6 Hasil Persentase Pengaruh Pengarahan (X3) terhadap Kualitas Pelayanan (Y)
Pengaruh tidak langsung
Variabel Pengaruh langsung
X X1 r %
X1 0,594 0,274 0,093 1,51%
X2 0,269 0,274 0,001 0,01%
X3 7,51% 0,274 0,274 1
X4 0,205 0,274 0,145 0,82%
Subtotal 7,51% Subtotal 2,34%
Total 9,85%

dan pengawasan) memiliki koefisien korelasi ditunjukkan dengan Gambar 2 dan persamaan
antara 0,359–0,626 berarti setiap manajemen regresi sebagai berikut:
obat mempunyai pengaruh/hubungan positif
yang kuat terhadap kualitas pelayanan (p< Y = 0,594X1 + 0,269X2 + 0,274X3 +
0,05). 0,205X4+ 39,557

Analisis Multivariabel dengan:


Secara multivariabel hubungan manajemen Y = kualitas pelayanan
obat dengan kualitas pelayanan Farmasi X1 = perencanaan
Rawat jalan RS X dilakukan uji statistik X2 = pengorganisasian
regresi multivariabel menggunakan SPSS dari X3 = pengarahan
empat fungsi manajemen obat mempunyai X4 = pengawasan
nilai signifikansi <0,05, yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengawasan. Total pengaruh ke empat fungsi
Nilai R Square 0,668 menunjukkan bahwa manajemen obat (X1, X2, X3, X4) terhadap
66,80% dari kualitas pelayanan dipengaruhi kualitas pelayanan (Y) adalah perencanaan
oleh empat fungsi manajemen dan sisanya (37,20%), pengorganisasian (10,98%),
23,20% ada pengaruh dari luar. Nilai t dan pengarahan (9,85%), pengawasan (8,73%),
p<0,05 untuk empat fungsi manajemen obat maka subtotal sebesar 66,76 %
menunjukkan bahwa empat fungsi manajemen Pengaruh terbesar fungsi manajemen obat
obat yaitu perencanaan, pengorganisasian, terhadap kualitas pelayanan depo farmasi rawat
pengarahan, pengawasan berhubungan kuat jalan RS X adalah perencanaan, berikutnya
dengan kualitas pelayanan farmasi rawat secara berurutan yaitu pengorganisasian,
jalan. Secara jelas model hubungan regresi pengarahan, dan pengawasan.

Tabel 7 Hasil Persentase Pengaruh Pengawasan (X4) terhadap Kualitas Pelayanan (Y)
Pengaruh tidak langsung
Variabel Pengaruh langsung
X X1 r %
X1 0,594 0,205 0,016 0,19%
X2 0,269 0,205 0,639 3,52%
X3 0,274 0,205 0,145 0,82%
X4 4,20% 0,205 0,205 1
Subtotal 4,20% Subtotal 4,53%
Total 8,73%

63
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 5, Nomor 1, Maret 2016

Tabel 8 Hasil Persentase Nilai Rata-Rata Penilaian Pelanggan terhadap Manajemen Obat dan
Kualitas Pelayanan Depo Farmasi Rawat Jalan Rs X
Variabel penelitian Nilai Rata-rata penilaian pelanggan
Manajemen obat
Perencanaan 59,17%
Pengorganisasian 79,28%
Pengarahan 82,22%
Pengawasan 84,33%
Kualitas pelayanan
Kepuasan 83,25%

Pembahasan rawat jalan untuk penyakit kronik pelayanan


di rumah sakit diberikan untuk tujuh hari
Evaluasi manajemen obat di farmasi rawat sedangkan untuk 23 hari dilayani oleh
jalan penilaian petugas farmasi rawat jalan apotek provider. Pada aspek waktu tunggu
terhadap empat fungsi manajemen antara lain, pelayanan sebagian besar pelanggan telah
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, memaklumi keadaan pelayanan di rumah
dan pengawasan dengan menghasilkan nilai sakit, sehingga ada yang memilih untuk
rata-rata 96,90% sehingga dalam kategori pulang terlebih dahulu nanti baru kembali lagi
sangat baik. untuk mengambil obat bahkan ada pelanggan
Hasil uji statistik menunjukan bahwa yang mengambil obat keesokan harinya. RS
karakteristik pelanggan yaitu jenis kelamin, X menjadi rumah sakit rujukan tertinggi di
pendidikan, frekuensi kunjungan, usia dan provinsi Kalimantan Barat, sehingga pasien/
profesi pelanggan tidak mempengaruhi pelanggan farmasi rawat jalan tidak hanya
penilaian pelanggan terhadap manajemen obat berasal dari kota pontianak saja, juga berasal
dan kualitas pelayanan farmasi rawat jalan. dari rujukan-rujukan rumah sakit di daerah
Penilaian pelanggan terhadap manajemen Provinsi Kalimantan barat.
obat dan kualitas pelayanan depo farmasi Hubungan antara empat fungsi manajemen
rawat jalan RS X dapat dilihat pada Tabel 2. obat terhadap kualitas pelayanan farmasi
Berdasarkan Tabel 2, penilaian pelanggan rawat jalan berdasarkan analisis statistik
terhadap manajemen obat dan kualitas regresi bivariabel dengan SPSS menunjukan
pelayanan farmasi rawat jalan sudah cukup terdapat hubungan kuat untuk semua fungsi
baik. Nilai yang terendah berada di fungsi manajemen obat. Analisis multivariabel
manajemen obat yaitu perencanaan. Hal ini menggunakan analisisi regresi menunjukan
sesuai dengan banyaknya keluhan pasien di empat fungsi manajemen obat yang pengaruh
manajemen obat pada fungsi perencanaan signifikan terhadap kualitas pelayanan. Hal
yaitu kelengkapan obat yang diberikan dan ini menujukan bahwa dengan meningkatkan
di perencanaan sektor pelayanan yaitu waktu empat fungsi manajemen obat tersebut akan
tunggu pelayanan farmasi rawat jalan. mempengaruhi kualitas pelayanan sebesar
Aspek kelengkapan obat dimaknai bahwa 66,80%.
pelanggan banyak mengeluhkan masih ada Berdasarkan hasil uji hipotesis tentang
obat yang harus ditebus keluar rumah sakit hubungan antara manajemen obat terhadap
dikarenakan ketersediaan stok obat yang tidak kualitas pelayanan farmasi rawat jalan RS X
ada ataupun adanya sistem pelayanan farmasi menggunakan pearson correlation, ke empat

64
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 5, Nomor 1, Maret 2016

fungsi manajemen obat tersebut mempunyai dan atau publikasi artikel ini.
nilai r Hitung> r Tabel. Hal ini menunjukan
hubungan antara manajemen obat terhadap Daftar Pustaka
kualitas pelayanan farmasi rawat jalan
berpengaruh positif dan sangat bermakna. 1. Depkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia nomor 58 tahun
Simpulan 2014 tentang standar pelayanan farmasi
di rumah sakit. Departemen Kesehatan
Evaluasi manajemen obat di farmasi rawat Republik Indonesia. Jakarta; 2014.
jalan RS X yang dinilai oleh petugas farmasi 2. Komar Z, Taufik, Wurjati R, Masrul,
rawat jalan terhadap empat fungsi manajemen Istiqomah SN, Rachim R, dkk. Pedoman
antara lain, perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan perbekalan farmasi di rumah
pengarahan, dan pengawasan menghasilkan sakit. Dirjen Binfar–Alkes bekerjasama
nilai rata-rata 96,90% sehingga berada dalam dengan Japan International Cooperation
kategori sangat baik. Sementara penilaian oleh Agency (JICA). Jakarta; 2008.
pelanggan sebesar 76,25% sehingga dalam 3. Fakhriadi A, Marchaban, Dwi P. Analisis
kategori baik.Terdapat hubungan yang kuat pengelolaan obat di instalasi farmasi
antara empat fungsi dari manajemen obat, baik rumah sakit PKU Muhammadiyah
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, Temanggung tahun 2006, 2007, dan
dan pengawasan terhadap kualitas pelayanan 2008. Jurnal Manajemen dan Pelayanan
farmasi rawat jalan RS X. Pengaruh terbesar Farmasi UGM. 2011;1(2):9–102.
berada pada fungsi perencanaan hal ini 4. Wati W, Achmad F, Gunawan PW.
sesuai dengan banyaknya keluhan pelanggan Evaluasi pengelolaan obat dan strategi
di sektor perencanaan manajemen obat perbaikan dengan metode Hanlon di
yaitu kelengkapan obat yang diberikan dan IFRSUD Karel Sadsuitubun Kabupaten
sektor perencanaan pelayanan yaitu waktu Maluku Tenggara tahun 2012. Jurnal
tunggu dalam pelayanan farmasi rawat jalan. Nasional Perkembangan Terkini Sains
Farmasi dan Klinik III; 2013.
Ucapan Terima Kasih 5. Romero A. Managing medicines
in the hospital pharmacy: logistics
Penulis ingin mengucapkan terima kasih inefficiencies. Proceedings Journal of
kepada Bapak Gede Sandjaja, dr., Sp.OT(K). the World Congress on Engineering and
dan Ibu Yanti S. Farm., Apt atas bantuannya Computer Science. San Francisco. USA;
sehingga penelitian ini dapat berlangsung 2013:II:23–5.
dengan baik. 6. Mahendrawathi DI. Simulasi diskrit
untuk evaluasi dan perbaikan manajemen
Sumber Pendanaan logistik obat di rumah sakit XYZ. Jurnal
penelitian Institut Teknologi Sepuluh
Penelitian ini dilakukan dengan sumber dana Nopember. Surabaya; 2010.
pribadi peneliti. 7. Pudjaningsih, Budiono S. Pengembangan
indikator efisiensi pengelolaan obat di
Konflik Kepentingan farmasi rumah sakit. Jurnal penelitian.
Logika. 2006:3(1).
Tidak terdapat potensi konflik kepentingan 8. Ramadhan R, Sandi I. Analisa
dengan penelitian, kepenulisan (authorship), perencanaan dan pengendalian obat di

65
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 5, Nomor 1, Maret 2016

instalasi farmasi Rumah Sakit Karya 12. Syair. Manajemen pengelolaan obat di
Bhakti Tahun 2005. Program Studi Kajian puskesmas Ahuhu Kabupaten Konawe
Administrasi RS. Universitas Indonesia. tahun 2008. Jurnal Manajemen Pelayanan
Depok. Jurnal MARSI. 2006;5(1). Kesehatan; 2008.
9. Kumar MS, Chakravarty BA. ABC-VED 13. Naomi P. Pengukuran tingkat kepuasan
analysis of expendable medical stores at pelanggan terhadap jasa pelayanan
a tertiary care hospital. Medical J Armed kesehatan. Jurnal Penelitian Rumah Sakit
Forces India (MJAFI). 2014; 71(1):24–7. Umum Sumedang. Universitas Winaya
doi:10.1016/j.mjafi.2014.07.002 Mukti; 2007.
10. Anggriani Y, Dwi P, Sri S. Pengaruh proses 14. Suciati S,Wiku B, Adisasmito B.
pengembangan dan revisi formularium Analisis perencanaan obat berdasarkan
rumah sakit terhadap pengadaan dan stok abc indeks kritis di instalasi farmasi.
obat. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan.
2008;6(1):41–9. 2006;9(1):19–26.
11. Devnani M, Gupta A, Nigah R. ABC 15. Muchid A, Wurjati R, Purnama RN,
and VED analysis of the pharmacy store Masrul, Rachim R, Gustatnti E, dkk.
of a tertiary care teaching, research and Modul TOT pelayanan kefarmasian di
referral healthcare institute of India. J puskesmas. Depkes RI: Jakarta; 2008.
Young Pharmacy. 2010;2(2):201–5.

66

Anda mungkin juga menyukai