NPM : 11181017
Kelas : 3FA1
Tugas : Metode Statistik Jurnal Kualitatif dan Kuantitatif
1. Jurnal Kualitatif
Judul Jurnal :
Analisis Mutu Pelayanan Poliklinik Rawat Jalan di Rumah Sakit Ibu dan
Anak Harapan Medika Ujungbatu Rokan Hulu Riau Tahun 2019
2. Jurnal Kuantitatif
Judul Jurnal :
Evaluasi Manajemen Obat dan Hubungannya dengan Kualitas Pelayanan
Farmasi Rawat Jalan di Salah Satu Rumah Sakit Kota Pontianak
Alasan Menggunakan Metode Kuantitatif :
Metode survei dilakukan menggunakan kuesioner sebagai alat
pengumpulan data. Pendekatan secara kuantitatif dilakukan dengan analitik
observasional menggunakan rancangan cross sectional atau potong lintang.
Dilakukan metode ini karena peneliti ingin mengevaluasi manajemen obat
(perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan) kepada petugas
farmasi rawat jalan RS X dan dilakukan analytic design guna mengetahui
hubungan manajemen obat tersebut dengan kualitas pelayanan farmasi
rawat jalan dengan menyebarkan kuesioner kepada pelanggan farmasi rawat
jalan yang sedang mengambil obat sehingga dapat diketahui penilaian dari
pelanggan secara langsung
Jurnal Kesehatan Cehadum
ARTIKEL PENELITIAN e-ISSN: 2656-6850 p-ISSN: 2656-6869
Analisis Mutu Pelayanan Poliklinik Rawat Jalan di Rumah Sakit Ibu dan
Anak Harapan Medika Ujungbatu Rokan Hulu Riau Tahun 2019
1
Mahasiswa Manajemen Rumah Sakit S2 IKM Institut Kesehatan Helvetia, Medan
2
Dosen S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat, Institut Kesehatan Helvetia, Medan
ABSTRAK
Kata Kunci: Pelayanan kesehatan yang bemutu harus memperhatikan dimensi mutu pelayanan
mutu pelayanan, dengan indikator keprofesian, efisiensi, keamanan, kepuasan dan kondisi fisik
keprofesian, lingkungan. Berdasarkan survey awal di RSIA Harapan Medika dijumpai sejumlah
efisiensi, keluhan, meliputi: layanan keprofesian, efisiensi, tingkat kepuasan pasien, dan
keamanan, kondisi lingkungan rumah sakit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kondisi
kepuasan, mutu pelayanan pada poliklinik rawat jalan Rumah Sakit Ibu dan Anak Harapan
lingkungan Medika, Ujungbatu Rokan Hulu Riau tahun 2019. Penelitian ini merupakan deskriptif
kualitatif dengan metode wawancara mendalam dan observasi. Informan utama
yaitu 3 orang pasien, informan triangulasi yaitu Kepala bidang pelayanan medis,
Kepala bidang Penunjang Medik dan Kepala bidang Non Medik. Hasil penelitian,
keluhan pada keprofesian, yang meliputi: ketidakramahan, tidak cepat tanggap
paramedis. Bidang efisiensi, meliputi: keluhan jadwal dokter sering tidak tepat waktu.
Bidang keamanan, meliputi: pengelolaan obat belum optimal. Bidang kepuasan
pasien, meliputi: keluhan durasi konsultasi dokter yang kurang. Bidang sarana fisik
lingkungan, meliputi: keluhan ruang tunggu kurang nyaman. Disimpulkan bahwa dari
aspek dimensi mutu keprofesian, keluhan terjadi akibat laju pergantian pegawai
sehingga dalam proses pelayanan tidak sesuai prosedur. Dari aspek efisiensi,
terjadi akibat jumlah dokter dan jam prakteknya belum ideal, formularium obat
rawat jalan belum ada. Keamananan, meliputi: tidak berjalannya supervisi pada
instalasi farmasi. Aspek kepuasan, meliputi: durasi konsultasi dokter kurang lebih
singkat. Dari aspek kondisi fisik lingkungan, berupa ruang tunggu kurang nyaman.
Disarankan agar pihak rumah sakit memperbaiki sistem dan prosedur rekrutmen
serta kontrak kerja, sistem pengajian dan remunerasi pegawai, penambahan
dokter in house (full timer), renovasi dan perluasan rumah sakit.
Keywords: Quality health services must pay attention to the dimensions of service quality with
service quality, indicators of professionalism, efficiency, safety, satisfaction and environmental physical
professionalism, conditions. Based on the initial survey at Harapan Medika Mother and Child Hospital,
efficiency, a number of complaints were found, including: professional services, efficiency, level
safety, of patient satisfaction, and hospital environmental conditions. The purpose of this study
satisfaction, was to determine the condition of the quality of service at the outpatient polyclinic of
environment Harapan Medika Mother and Child Hospital, Ujungbatu Rokan Hulu Riau in 2019. This
research is a qualitative descriptive with in-depth interviews and observation methods.
The main informants are 3 patients, triangulation informants:Head of the Medical
Services Division, Medical Support Division and Non-Medical Division. The results
showed that there were complaints in professionalism: unfriendly, not responsive to
paramedics. Efficiency aspect: complaints that doctors are often not on time. Safety
aspect: drug management is not optimal. Patient satisfaction: complaints of insufficient
duration of doctor consultation. Environmental physical facilities: the waiting room is
uncomfortable. It is concluded that from the aspect of the professional, complaints
occur due to the rate of employee turnover so that the service process does not comply
with standard procedures. Aspect of efficiency, the number of doctors and their
practice hours is not ideal, and there is no outpatient drug formulary. Safety, including:
failure of supervision at pharmaceutical installations. Satisfaction aspects include: the
duration of doctor's consultation is approximately shorter. From the aspect of the
physical condition of the environment, in the form of an uncomfortable waiting room.
It is recommended that the hospital improve the recruitment system and procedures as
well as work contracts, the recitation system and employee remuneration, add full timer
docter, renovate and expand the hospital.
PENDAHULUAN
M
No 44 Tahun 2009, rumah sakit merupakan institusi
utu pelayanan kesehatan merupakan pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
m a n i f e s t a s i d e ra j a t ke s e m p u r n a a n pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
pelayanan yang sesuai dengan standar (meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif)
profesi dan standar pelayanan dengan menggunakan dengan menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
potensi sumber daya yang tersedia di rumah sakit jalan, dan gawat darurat.2
secara wajar dan efisien dan efektif serta diberikan Pelayanan yang bermutu mampu menciptakan
secara aman dan memuaskan norma, etika, hukum, dan transaksi serta loyalitas pelanggan. Pelayanan yang
sosial budaya dengan memperhatikan keterbatasan ditentukan oleh cara berpikir dan tindakan yang cerdas
dan kemampuan pemerintah dan masyarakat (pelayanan dengan inovatif) dalam menghasilkan
konsumen serta diselenggarakan secara aman dan perbedaan yang disukai dan yang memiliki daya tarik
memuaskan pelanggan sesuai dengan norma dan tinggi sehingga pelanggan mendapatkan kebutuhan
etika yang baik.1 Sesuai dengan Undang-undang keinginan dan harapan yang sesuai. Dalam situasi
4. Untuk kepuasan pasien, pihak RSIA Harapan 4. Kepuasan Pasien : waktu konsultasi pasien 8-10
Medika akan menambah jam praktek dokter menit tergantung dari penyakit pasien
Abstrak
Saat ini pemerintah berupaya mewujudkan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) bahwa setiap
rakyat Indonesia berhak atas jaminan sosial untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang
layak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran manajemen obat farmasi rawat jalan RS
X dan menganalisis hubungan manajemen obat dengan kualitas pelayanan farmasi rawat jalan RS X.
Manajemen obat ini termasuk perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Penelitian
ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu analitik observasional dengan rancangan cross sectional
study dengan sampel penelitian pelanggan farmasi rawat jalan di RS X. Pengumpulan data menggunakan
kuesioner dari 100 orang pelanggan rawat jalan dengan menggunakan metode consecutive sampling.
Hasil penelitian mengunakan Pearson Correlation menunjukkan hubungan manajemen obat dengan
kualitas pelayanan farmasi rawat jalan yang bermakna dengan nilai untuk aspek perencanaan (r=0,626;
p<0,001), pengorganisasian (r=0,409; p<0,001), pengarahan (r=0,359; p<0,001), dan pengawasan
(r=0,426; p<0,001) dengan R2 multiple 66,80%. Gambaran manajemen obat di farmasi rawat jalan RS
X menghasilkan nilai rata-rata 96,90% sehingga berada dalam kategori sangat baik dan membuktikan
hubungan kuat antara empat fungsi manajemen obat terhadap kualitas pelayanan farmasi rawat jalan RS X.
56
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 5, Nomor 1, Maret 2016
57
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 5, Nomor 1, Maret 2016
58
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 5, Nomor 1, Maret 2016
X1
rX1X2
=0,83. PyX1
....... X2 =0,24
..
...... ε
.....
PyX2
rX2X3
=0,75..
......
X3 ...
....
PyX3 Y
=0,..
.....
rX3X4
=0,75 ...
PyX4
.......X4
.....
..
.....
..
Gambar 1 Diagram Jalur Hubungan Manajemen Obat (X1; X2; X3; X4) terhadap Kualitas
Pelayanan (Y) di Depo Farmasi Rawat Jalan RS X Kota Pontianak
59
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 5, Nomor 1, Maret 2016
Tabel 1 Hasil Nilai Hubungan antara Manajemen Obat dengan Kualitas Pelayanan Farmasi
Rawat Jalan RS X
No Korelasi Koefisien Korelasi (r) p
1 Perencanaan dengan kualitas pelayanan 0,626 <0,001
2 Pengorganisasian dengan kualitas pelayanan 0,409 <0,001
3 Pengarahan dengan kualitas pelayanan 0,359 <0,001
4 Pengawasan dengan kualitas pelayanan 0,426 <0,001
Keterangan: p= nilai signifikansi; r= koefisien Pearson
Tabel 2 Hasil Pengaruh Manajemen Obat dengan Kualitas Pelayanan Farmasi Rawat Jalan RS X
Variabel Koefisien β SE(β) Koefisien Jalur t P
Konstanta 39,557
Perencanaan 0,142 0,014 0,594 10,008 <0,00
Pengorganisasian 0,128 0,037 0,269 3,481 0,001
Pengarahan 0,120 0,027 0,274 4,529 <0,00
Pengawasan 0,139 0,053 0,205 2,625 0,010
60
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 5, Nomor 1, Maret 2016
X1
rX1X2 =0,013
PyX1 = 0,626
..........
...........
X2 ε=0,576
PyX2 =0,409
rX2X3 =0,093 .........
...... Y
X3 PyX3 =0,359
..........
rX3X4 =0,016
PyX4 =0,426
X4
30 responden pelayanan farmasi rawat jalan, kelamin pelanggan. Hal ini diperoleh
hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner dengan membandingkan nilai Pearson
kualitas pelayanan farmasi rawat jalan 1 item Chi Square dengan Chi Square tabel,
pernyataan yang nilai koefisien korelasi (r) yaitu diperoleh nilai p=0,766 menunjukan
lebih kecil dari 0,364 (r Hitung < r Tabel), yaitu bahwa jenis kelamin tidak mempengaruhi
pada item 18 mengenai “Jaminan keamanan penilaian pelanggan terhadap manajemen
di lingkungan ruang tunggu”, dengan nilai obat dan kualitas pelayanan.
koefisien korelasi 0,095. Hasil uji reliabilitas b. Usia
semua item dinyatakan reliabel karena Uji statistik memberikan simpulan bahwa
mempunya nila Cronbach’s Alpha >0,60. penilaian pelanggan farmasi rawat jalan
RS X tidak berhubungan dengan usia
Karakteristik Responden pelanggan. Hal ini diperoleh dengan
a. Jenis Kelamin membandingkan nilai Pearson Chi Square
Uji statistik memberikan simpulan bahwa dengan Chi Square tabel, yaitu dengan
penilaian pelanggan farmasi rawat jalan nilai signifikansi p=0,575 menunjukkan
RS X tidak berhubungan dengan jenis bahwa usia tidak mempengaruhi penilaian
Tabel 3 Hasil Nilai Korelasi antara Keempat Fungsi Manajemen Obat Farmasi Rawat Jalan RS X
Perencanaan Pengorganisasian Pengarahan Pengawasan
Atribut (X1) (X2) (X3) (X4)
61
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 5, Nomor 1, Maret 2016
Tabel 4. Hasil Persentase Pengaruh Perencanaan (X1) terhadap Kualitas Pelayanan (Y)
Pengaruh tidak langsung
Variabel Pengaruh langsung
X X1 r %
X1 35,28% 0,594 0,594 1
X2 0,269 0,594 0,013 0,21%
X3 0,274 0,594 0,093 1,51%
X4 0,205 0,594 0,016 0,20%
Subtotal 35,28% Subtotal 1,92%
Total 37,20%
62
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 5, Nomor 1, Maret 2016
Tabel 6 Hasil Persentase Pengaruh Pengarahan (X3) terhadap Kualitas Pelayanan (Y)
Pengaruh tidak langsung
Variabel Pengaruh langsung
X X1 r %
X1 0,594 0,274 0,093 1,51%
X2 0,269 0,274 0,001 0,01%
X3 7,51% 0,274 0,274 1
X4 0,205 0,274 0,145 0,82%
Subtotal 7,51% Subtotal 2,34%
Total 9,85%
dan pengawasan) memiliki koefisien korelasi ditunjukkan dengan Gambar 2 dan persamaan
antara 0,359–0,626 berarti setiap manajemen regresi sebagai berikut:
obat mempunyai pengaruh/hubungan positif
yang kuat terhadap kualitas pelayanan (p< Y = 0,594X1 + 0,269X2 + 0,274X3 +
0,05). 0,205X4+ 39,557
Tabel 7 Hasil Persentase Pengaruh Pengawasan (X4) terhadap Kualitas Pelayanan (Y)
Pengaruh tidak langsung
Variabel Pengaruh langsung
X X1 r %
X1 0,594 0,205 0,016 0,19%
X2 0,269 0,205 0,639 3,52%
X3 0,274 0,205 0,145 0,82%
X4 4,20% 0,205 0,205 1
Subtotal 4,20% Subtotal 4,53%
Total 8,73%
63
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 5, Nomor 1, Maret 2016
Tabel 8 Hasil Persentase Nilai Rata-Rata Penilaian Pelanggan terhadap Manajemen Obat dan
Kualitas Pelayanan Depo Farmasi Rawat Jalan Rs X
Variabel penelitian Nilai Rata-rata penilaian pelanggan
Manajemen obat
Perencanaan 59,17%
Pengorganisasian 79,28%
Pengarahan 82,22%
Pengawasan 84,33%
Kualitas pelayanan
Kepuasan 83,25%
64
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 5, Nomor 1, Maret 2016
fungsi manajemen obat tersebut mempunyai dan atau publikasi artikel ini.
nilai r Hitung> r Tabel. Hal ini menunjukan
hubungan antara manajemen obat terhadap Daftar Pustaka
kualitas pelayanan farmasi rawat jalan
berpengaruh positif dan sangat bermakna. 1. Depkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia nomor 58 tahun
Simpulan 2014 tentang standar pelayanan farmasi
di rumah sakit. Departemen Kesehatan
Evaluasi manajemen obat di farmasi rawat Republik Indonesia. Jakarta; 2014.
jalan RS X yang dinilai oleh petugas farmasi 2. Komar Z, Taufik, Wurjati R, Masrul,
rawat jalan terhadap empat fungsi manajemen Istiqomah SN, Rachim R, dkk. Pedoman
antara lain, perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan perbekalan farmasi di rumah
pengarahan, dan pengawasan menghasilkan sakit. Dirjen Binfar–Alkes bekerjasama
nilai rata-rata 96,90% sehingga berada dalam dengan Japan International Cooperation
kategori sangat baik. Sementara penilaian oleh Agency (JICA). Jakarta; 2008.
pelanggan sebesar 76,25% sehingga dalam 3. Fakhriadi A, Marchaban, Dwi P. Analisis
kategori baik.Terdapat hubungan yang kuat pengelolaan obat di instalasi farmasi
antara empat fungsi dari manajemen obat, baik rumah sakit PKU Muhammadiyah
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, Temanggung tahun 2006, 2007, dan
dan pengawasan terhadap kualitas pelayanan 2008. Jurnal Manajemen dan Pelayanan
farmasi rawat jalan RS X. Pengaruh terbesar Farmasi UGM. 2011;1(2):9–102.
berada pada fungsi perencanaan hal ini 4. Wati W, Achmad F, Gunawan PW.
sesuai dengan banyaknya keluhan pelanggan Evaluasi pengelolaan obat dan strategi
di sektor perencanaan manajemen obat perbaikan dengan metode Hanlon di
yaitu kelengkapan obat yang diberikan dan IFRSUD Karel Sadsuitubun Kabupaten
sektor perencanaan pelayanan yaitu waktu Maluku Tenggara tahun 2012. Jurnal
tunggu dalam pelayanan farmasi rawat jalan. Nasional Perkembangan Terkini Sains
Farmasi dan Klinik III; 2013.
Ucapan Terima Kasih 5. Romero A. Managing medicines
in the hospital pharmacy: logistics
Penulis ingin mengucapkan terima kasih inefficiencies. Proceedings Journal of
kepada Bapak Gede Sandjaja, dr., Sp.OT(K). the World Congress on Engineering and
dan Ibu Yanti S. Farm., Apt atas bantuannya Computer Science. San Francisco. USA;
sehingga penelitian ini dapat berlangsung 2013:II:23–5.
dengan baik. 6. Mahendrawathi DI. Simulasi diskrit
untuk evaluasi dan perbaikan manajemen
Sumber Pendanaan logistik obat di rumah sakit XYZ. Jurnal
penelitian Institut Teknologi Sepuluh
Penelitian ini dilakukan dengan sumber dana Nopember. Surabaya; 2010.
pribadi peneliti. 7. Pudjaningsih, Budiono S. Pengembangan
indikator efisiensi pengelolaan obat di
Konflik Kepentingan farmasi rumah sakit. Jurnal penelitian.
Logika. 2006:3(1).
Tidak terdapat potensi konflik kepentingan 8. Ramadhan R, Sandi I. Analisa
dengan penelitian, kepenulisan (authorship), perencanaan dan pengendalian obat di
65
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 5, Nomor 1, Maret 2016
instalasi farmasi Rumah Sakit Karya 12. Syair. Manajemen pengelolaan obat di
Bhakti Tahun 2005. Program Studi Kajian puskesmas Ahuhu Kabupaten Konawe
Administrasi RS. Universitas Indonesia. tahun 2008. Jurnal Manajemen Pelayanan
Depok. Jurnal MARSI. 2006;5(1). Kesehatan; 2008.
9. Kumar MS, Chakravarty BA. ABC-VED 13. Naomi P. Pengukuran tingkat kepuasan
analysis of expendable medical stores at pelanggan terhadap jasa pelayanan
a tertiary care hospital. Medical J Armed kesehatan. Jurnal Penelitian Rumah Sakit
Forces India (MJAFI). 2014; 71(1):24–7. Umum Sumedang. Universitas Winaya
doi:10.1016/j.mjafi.2014.07.002 Mukti; 2007.
10. Anggriani Y, Dwi P, Sri S. Pengaruh proses 14. Suciati S,Wiku B, Adisasmito B.
pengembangan dan revisi formularium Analisis perencanaan obat berdasarkan
rumah sakit terhadap pengadaan dan stok abc indeks kritis di instalasi farmasi.
obat. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan.
2008;6(1):41–9. 2006;9(1):19–26.
11. Devnani M, Gupta A, Nigah R. ABC 15. Muchid A, Wurjati R, Purnama RN,
and VED analysis of the pharmacy store Masrul, Rachim R, Gustatnti E, dkk.
of a tertiary care teaching, research and Modul TOT pelayanan kefarmasian di
referral healthcare institute of India. J puskesmas. Depkes RI: Jakarta; 2008.
Young Pharmacy. 2010;2(2):201–5.
66