Anda di halaman 1dari 8

Nama : Galan Rizqi Yanuar

NPM : 11181017
Kelas : 3FA1
Tugas : Praktek Metode Statistik Pertemuan 9

1. Latihan 1
a. Output
Output 1
Group Statistics

Perlakuan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Indometasin 10 67.4100 2.27168 .71837


Daya_analgetik
Paracetamol 10 38.1720 2.48401 .78551
Indometasin 10 33.7950 1.62169 .51282
Daya_antiinflamasi
Paracetamol 10 78.0220 1.78699 .56510
Kesimpulan Output 1 :
Daya analgetik didapat 10 sampel pada masing masing perlakuan uji. Uji yang
dilakukan yaitu dengan 2 perlakuan yaitu perlakuan pertama yaitu diberi indometasin
dan perlakuan kedua yaitu diberi paracetamol. Uji daya analgetik pada perlakuan
pertama yaitu sampel yang diberi indometasin memiliki nilai daya analgetik yang lebih
besar dibandingkan dengan perlakuan kedua yaitu sampel yang diberi paracetamol
Daya antiinflamasi didapat 10 sampel pada masing masing perlakuan uji. Uji
yang dilakukan yaitu dengan 2 perlakuan yaitu perlakuan pertama yaitu diberi
indometasin dan perlakuan kedua yaitu diberi paracetamol. Uji daya antiinflamasi pada
perlakuan kedua yaitu diberi paracetamol memiliki nilai daya antiinflamasinya lebih
besar dibandingkan perlakuan pertama yaitu diberi indometasin
Output 2

Kesimpulan Output 2 :
Output kedua ini yang dilihat adalah nilai sig (2-tailed). Pada data diatas nilai sig (2-
tailed) didapat 0 pada kedua uji yaitu uji daya analgetik dan uji antiinflamasi.

b. Alasan Penggunaan Metode Uji Statistik :


Metode uji statistik yang digunakan yaitu metode uji Independent Samples Test.
Digunakan uji ini dikarenakan data yang didapat yaitu data numerik, lalu
dilakukan uji normalitas data sampel karena yang digunakan sebanyak 20 sampel
maka uji normalitas menggunakan saphiro-wilk dan didapaat bahwa data sampel
terdistribusi normal maka digunakan uji statistik parametrik. Karena data sampel
merupakan data yang terdistribusi normal terdiri dari 2 kelompok dan kelompok
tesebut tidak berpasangan karena ada 2 kelompok yaitu daya analgetik dan daya
antiinflamasi serta ada 2 perlakuan berbeda yaitu perlakuan dengan indometasin
dan paracetamol maka uji parametrik yang digunakan adalah Independent
Samples Test atau Uji T Tidak Berpasangan
c. Interpretasi Hasil :
Output 1 didapat hasil yaitu pada Daya analgetik didapat 10 sampel pada
masing masing perlakuan uji. Uji yang dilakukan yaitu dengan 2 perlakuan yaitu
perlakuan pertama yaitu diberi indometasin dan perlakuan kedua yaitu diberi
paracetamol. Uji daya analgetik pada perlakuan pertama yaitu sampel yang diberi
indometasin didapat rerata daya analgetik sebesar 67,41 ± 2,27168 sedangkan
pada perlakuan kedua yang diberi paracetamol didapat rerata daya analgetiknya
sebesar 38,1720 ± 2,48. Maka nilai uji daya analgetik yang lebih besar yaitu pada
perlakuan 1 yakni diberi indometasin. Daya antiinflamasi didapat 10 sampel pada
masing masing perlakuan uji. Uji yang dilakukan yaitu dengan 2 perlakuan yaitu
perlakuan pertama yaitu diberi indometasin dan perlakuan kedua yaitu diberi
paracetamol. Uji daya antiinflamasi pada perlakuan pertama yaitu sampel yang
diberi indometasin didapat rerata daya antiinflamasinya sebesar 33,7950 ±
1,62169 sedangkan pada perlakuan kedua yang diberi paracetamol didapat rerata
daya antiinflamasinya sebesar 78,0220 ± 1,78699. Maka nilai uji daya antiinflmasi
yang lebih besar yaitu pada perlakuan 2 yakni diberi paracetamol
Output 2 didapat hasil yaitu daya analgetik memiliki nilai sig (2-tailed)
sebesar 0, nilai tersebut berada dibawah atau kurang dari 0,05 maka H0 ditolak
artinya kedua rata rata populasi adalah tidak identik atau terdapat perbedaan
secara signifikan. Kemudian pada daya antiinflamasi memiliki nilai sig (2-tailed)
sebesar 0, nilai tersebut berada dibawah atau kurang dari 0,05 maka H0 ditolak
artinya kedua rata rata populasi adalah tidak identik atau terdapat perbedaan
secara signifikan.

d. Kesimpulan :
Daya analgetik memiliki nilai yang lebih besar yaitu pada perlakuan 1 yakni
diberi indometasin dibandingkan dengan perlakuan 2 yaitu yang diberi
paracetamol. Serta terdapat perbedaan yang signifikan antara rata rata daya
analgetik 2 kelompok tikus yaitu yang diberi perlakuan indometasin dan
paracetamol
Daya antiinflamasi memiliki nilai yang lebih besar yaitu pada perlakuan 2
yakni diberi paracetamol dibandingkan dengan perlakuan 1 yaitu yang diberi
indometasin. Serta terdapat perbedaan yang signifikan antara rata rata daya
analgetik 2 kelompok tikus yaitu yang diberi perlakuan indometasin dan
paracetamol
2. Latihan 2
a. Output
Output 1
Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Sebelum 128.15 20 4.977 1.113


Pair 1
Sesudah 107.25 20 2.971 .664
Kesimpulan Output 1 :
Uji efek antidiabetes ekstrak tomat didapat 20 sampel tikus diabetes tipe 2. Uji
yang dilakukan yaitu dengan 2 kelompok yaitu kelompok pertama yaitu sebelum
diberikan ekstrak tomat dan kelompok kedua yaitu setelah diberikan ekstrak tomat. Uji
efek antidiabetes ekstrak tomat terdapat penurunan rata rata kadar glukosa darah antara
sebelum dan sesudah diberikan ekstrak tomat

Output 2
Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Sebelum & Sesudah 20 .175 .460


Kesimpulan Output 2 :
Uji efek antidiabetes ekstrak tomat didapat 20 sampel tikus diabetes tipe 2. Uji yang
dilakukan yaitu dengan 2 kelompok yaitu sebelum dan sesudah diberikan ekstrak tomat
memiliki korelasi, namun korelasinya cukup rendah karena nilai signifikansinya lebih
besar dari 0,05
Output 3

Kesimpulan Output 3 :
Uji efek antidiabetes ekstrak tomat didapat 20 sampel tikus diabetes tipe 2. Uji yang
dilakukan yaitu dengan 2 kelompok yaitu sebelum dan sesudah diberikan ekstrak tomat
memiliki rata rata 20,9 dengan standar deviasi 5,33 serta memiliki nilai sig (2-tailed) 0

b. Alasan Menggunakan Metode Statistik


Metode uji statistik yang digunakan yaitu metode uji Paired Samples Test.
Digunakan uji ini dikarenakan data yang didapat yaitu data numerik, lalu
dilakukan uji normalitas data sampel karena yang digunakan sebanyak 20 sampel
maka uji normalitas menggunakan saphiro-wilk dan didapaat bahwa data sampel
terdistribusi normal maka digunakan uji statistik parametrik. Karena data sampel
merupakan data yang terdistribusi normal terdiri dari 2 kelompok yang
berpasangan yaitu uji sebelum dan sesudah diberikan antidiabetes ekstrak tomat
pada kelompok tikus maka uji parametrik yang digunakan adalah Paired Samples
Test atau Uji T Berpasangan

c. Interpretasi Hasil
Output 1 didapat hasil yaitu pada Uji efek antidiabetes ekstrak tomat didapat
20 sampel tikus diabetes tipe 2. Uji yang dilakukan yaitu dengan 2 kelompok
yaitu kelompok pertama yaitu sebelum diberikan ekstrak tomat dan kelompok
kedua yaitu setelah diberikan ekstrak tomat. Uji efek antidiabetes pada kelompok
sebelum diberikan antidiabetes ekstrak tomat didapat rerata kadar glukosa darah
sebesar 128,15 ± 4,977 sedangkan pada kelompok setelah diberikan antidiabetes
ekstrak tomat didapat rerata kadar glukosa darah sebesar 107,25 ± 2,971. Maka
terdapat penurunan rata rata kadar glukosa darah antara sebelum dan sesudah
diberikan ekstrak tomat.
Output 2 Uji efek antidiabetes ekstrak tomat didapat 20 sampel tikus
diabetes tipe 2. Uji yang dilakukan yaitu dengan 2 kelompok yaitu sebelum dan
sesudah diberikan ekstrak tomat memiliki korelasi, namun korelasinya cukup
rendah karena nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 yaitu 0,460
Output 3 didapat hasil yaitu efek kadar glukosa darah sebelum dan sesudah
diberikan antidiabetes ekstrak tomat memiliki nilai sig (2-tailed) sebesar 0, nilai
tersebut berada dibawah atau kurang dari 0,05 maka H0 ditolak artinya kedua rata
rata populasi antara sebelum dan sesudah diberikan antidiabetes ekstrak tomat
adalah tidak identik atau terdapat perbedaan secara signifikan.
d. Kesimpulan
Uji efek antidiabetes ekstrak tomat didapat 20 sampel tikus diabetes tipe 2. Uji
yang dilakukan yaitu dengan 2 kelompok yaitu kelompok pertama yaitu sebelum
diberikan ekstrak tomat dan kelompok kedua yaitu setelah diberikan ekstrak
tomat. Uji efek antidiabetes ekstrak tomat terdapat penurunan rata rata kadar
glukosa darah antara sebelum dan sesudah diberikan ekstrak tomat, dan memiliki
korelasinya cukup rendah karena nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05, serta
kedua rata rata populasi antara sebelum dan sesudah diberikan antidiabetes
ekstrak tomat adalah tidak identik atau terdapat perbedaan secara signifikan.
3. Latihan
a. Output
Output 1
Ranks

Intervensi N Mean Rank Sum of Ranks

Intervensi 1 8 9.44 75.50

LOS Intervensi 2 14 12.68 177.50

Total 22

Kesimpulan :
Dilakukan uji Length Of Stay (LOS) antara pasien pnemonia yang diberikan
intervensi 1 dan intervensi 2. Pada intervensi 1 didapat nilai N sebesar 8 dan nilai
rata ratanya sebesar 9,44. Serta pada intervensi 2 didapat nilai N sebesar 14 dan
nilai rata ratanya sebesar 12,68
Output 2
Test Statisticsa

LOS

Mann-Whitney U 39.500
Wilcoxon W 75.500
Z -1.149
Asymp. Sig. (2-tailed) .251
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .267b

a. Grouping Variable: Intervensi


b. Not corrected for ties.

Kesimpulan :
Dilakukan uji Length Of Stay (LOS) antara pasien pnemonia yang diberikan
intervensi 1 dan intervensi 2 dan didapat data LOS pada asymp sig (2-tailed)
sebesar 0,251

b. Alasan menggunakan Metode Uji Statistik


Metode uji statistik yang digunakan yaitu metode Mann-Whitney. Digunakan uji
ini dikarenakan data yang didapat yaitu data numerik, lalu dilakukan uji
normalitas data sampel karena yang digunakan sebanyak 22 sampel maka uji
normalitas menggunakan saphiro-wilk dan didapaat bahwa data sampel tidak
terdistribusi normal maka digunakan uji statistik non parametrik. Karena data
sampel merupakan data yang tidak terdistribusi normal terdiri dari 2 kelompok
yang tidak berpasangan yaitu nilai rata rata uji Length Of Stay (LOS) antara
pasien pnemonia yang diberikan intervensi 1 dan intervensi 2 maka uji non
parametrik yang digunakan adalah Uji Mann-Whitney

c. Interpretasi Data
Dilakukan uji Length Of Stay (LOS) antara pasien pnemonia yang diberikan
intervensi 1 dan intervensi 2. Pada output 1 didapat intervensi 1 didapat nilai N
sebesar 8 dan nilai rata ratanya sebesar 9,44 artinya sebanyak 8 pasien pnemonia
rata rata stay di rumah sakit selama 9,44 hari. Sedangkan pada intervensi 2 didapat
nilai N sebesar 14 dan nilai rata ratanya sebesar 12,68 artinya sebanyak 14 pasien
pneumonia stay di rumah sakit selama 12,68 hari
Output 2 didapat hasil uji Length Of Stay (LOS) antara pasien pnemonia
yang diberikan intervensi 1 dan intervensi 2 memiliki nilai Asymp sig (2-tailed)
sebesar 0,251, nilai tersebut berada diatas atau lebih dari 0,05 maka H0 diterima
artinya kedua rata rata populasi antara rata rata Length Of Stay (LOS) antara
pasien pnemonia yang diberikan intervensi 1 dan intervensi 2 adalah identik atau
tidak terdapat perbedaan secara signifikan.

d. Kesimpulan
Uji Length Of Stay (LOS) antara pasien pnemonia yang diberikan intervensi 1 dan
intervensi 2 didapat 22 sampel yaitu 8 sampel nilai rata rata LOSnya sebesar 9,44
dan 14 sampel nilai rata rata LOSnya sebesar 12,68. Hasil uji yang telah
dilakukan bahwa rata rata populasi antara rata rata Length Of Stay (LOS) antara
pasien pnemonia yang diberikan intervensi 1 dan intervensi 2 adalah identik atau
tidak terdapat perbedaan secara signifikan.

Anda mungkin juga menyukai