Anda di halaman 1dari 8

PEMISAHAN KATION GOLONGAN I

Septi Indriyani

4311419036

Kimia
Kimia

Dra. Sri Nurhayati, M. Pd

13 April 2021
IV
- Catrina Selviana (4311419023)

- Nisa Urribah (4311419037)


PEMISAHAN KATION GOLONGAN I
A. TUJUAN
1. Memisahkan kation golongan I dari sampel
2. Mengenal reaksi-reaksi pemisahan kation zat anorganik
3. Menjelaskan perubahan-perubahan yang terjadi dalam setiap reaksi pemisahan kation
4. Menuliskan persamaan-persamaan reaksi yang terjadi.

B. LANDASAN TEORI
Analisa kualitatif menggunakan dua macam uji, reaksi kering dan reaksi basah.
Reaksi kering dapat diterapkan untuk zat-zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam
larutan. Reaksi kering ialah sejumlah uji ynag berguna dapat dilakukan dalam keadaan
kering, yakni tanpa melarutkan contoh. Petunjuk untuk operasi semacam ialah
pemanasan, uji pipa tiup, uji nyala, uji spektroskopi dan uji manik. Reaksi basah ialah uji
yang dibuat dengan zat-zat dalam larutan. Suatu reaksi diketahui berlangsung dengan
terbentuknya endapan, dengan pembebasan gas dan dengan perubahan warna. Mayoritas
reaksi analisis kualitatif dilakukan dengan cara basah (Svehla, 1985).
Kimia analisis dapat dibagi dalam 2 bidang, yaitu analisis kualitatif dan analisis
kuantitatif. Analisis kualitatif membahas tentang identifikasi zat-zat. Urusannya adalah
unsur atau senyawa apa yang terdapat dalam suatu sampel. Sedangkan analisis kuantitatif
berurusan dengan penetapan banyaknya satu zat tertentu yang ada dalam sampel. Dalam
metode analisis kualitatif ini, kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi
golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis
anion / kation.
Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang disebut analisis
kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas identifikasi zat-zat.
Urusannya adalah unsur atau senyawaan apa yang terdapat dalam suatu sampel atau
contoh. Pada pokoknya tujuan analisis kualitatif adalah memisahkan dan
mengidentifikasi sejumlah unsur Analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyak
suatu zat tertentu yang ada dalam sampel atau contoh (Underwood,1992).
Kation-kation golongan I diendapkan sebagai garam klorida. Pemisahan kation
golongan I tersebut dari campuran sebagai garam klorida didasarkan fakta bahwa garam
klorida dari golongan I tidak larut dalam suasana asam (pH : 0,5-1). Kation-kation dalam
golongan I yang terdiri dari Ag+, Hg22+, dan Pb2+. Garam klorida dari kation golongan I
adalah Hg2Cl2, AgCl, dan PbCl2. Pemisahan masing-masing kation tersebut dilakukan
berdasarkan cara sebagai berikut:
1. PbCl2 dipisahkan dari Hg2Cl2 dan AgCl berdasarkan perbedaan kelarutan kation.
PbCl2 larut dalam air panas, sedangkan Hg2Cl2 dan AgCl tidak dapat larut dalam air
panas.
2. Hg2Cl2 dan AgCl dipisahkan berdasarkan perbedaan kelarutan antara kompleks
Hg(NH2)Cl dan [Ag(NH3)2] yang dibentuk dengan penambahan amonia terhadap
Hg2Cl2 dan AgCl setelah PbCl2 terpisah. Kompleks Hg(NH2)Cl berbentuk endapan
hitam yang bercampur dengan Hg+, sedangkan [Ag(NH3)2] tidak berbentuk endapan
(Ibnu, 2005).
Identifikasi terhadap ketiga kation golongan I setelah terpisah adalah sebagai
berikut:
a. Pb2+ dapat direaksikan dengan K2CrO4 yang akan membentuk PbCrO4 (endapan
kuning)
Pb2+ + CrO4- → PbCrO4 (endapan kuning)
b. Ag+ dapat diidentifikasi dengan mereaksikannya dengan KI. Sehingga terbentuk AgI
(endapan kuning muda). Atau mengasamkan filtrat yang diperoleh dari pemisahan
dengan asam nitrat encer, sehingga kompleks [Ag(NH3)2] terurai kembali dan
dihasilkan endapan putih AgCl
[Ag(NH3)2] + KI → AgI + 2NH3 + K+ (endapan kuning muda)
(Nugroho, 2008).
Diantara sulfat-sulfat, timbel sulfat praktis tidak larut, sedangkan perak sulfat larut
jauh lebih banyak. Kelarutan merkurium (II) sulfat terletak diantara kedua zat diatas,
bromida dan iodida juga tidak larut, sedangkan pengendapan timbel halida tidak
sempurna, dan endapan itu mudah sekali melarut dalam air panas, sulfida tidak larut.
Asetat lebih mudah larut, meskipun perak asetat bisa mengendap dari larutan yang agak
pekat. Hidroksida dan karbonat akan diendapkan dengan reagensia yang jumlahnya
ekivalen, tetapi jika reagensia berlebihan, ia dapat bertindak dengan bermacam-macam
cara. Juga ada perbedaan dalam sifat zat-zat ini terhadap amonia (Vogel, 1990).

C. ALAT DAN BAHAN


Alat:
- Tabung reaksi
- Gelas beker
- Pipet tetes
- Penjepit tabung reaksi
- Corong kaca
- Kertas saring
Bahan:
- Larutan sampel
- Larutan HCl
- Aquades
- Air panas
- Larutan NH3
- Larutan HNO3
- Larutan NH4Ac
- Larutan K2CrO4
D. CARA KERJA
1. Pemisahan Kation Golongan I dan II

Residu
Untuk identifikasi
kation gol. I

Filtrat
Sampel + HCl Disaring untuk identifikasi
Sampai tidak membentuk Residu dan filtrat kation gol. II
endapan lagi terpisahkan

2. Pemisahan Kation Golongan I

residu

Untuk menguji
AgCl/Hg2Cl2

Residu + 5-10 mL aquades Didihkan saring saat filtrat


Residu didapatkan dari masih panas
Pereaksian sampe + HCl
Untuk menguji PbCl2

3. Pemisahan Residu Kation Golongan I

residu
endapan hitam
Hg22+ positif

filtrat
Residu ditambahkan air + NH3 encer + HNO3 encer s/d
Masih berada panas berlebihan →
Di kertas saring endapan putih
Ag+ positif
4. Pemisahan Filtrat Kation Golongan I

Didinginkan
Terbentuk kristal jarum dari PbCl2
Pb2+ positif

Filtrat

+ NH4Ac & Terbentuk endapan kuning


K2CrO4 dari PbCrO4
Pb2+ positif

E. DATA PENGAMATAN

Perlakuan Reaksi Hasil


Sampel + HCl Ag + Cl  AgCl
+ -
Endapan putih
Hg22+ + 2Cl-  Hg2Cl2
Pb2+ + 2Cl-  PbCl2
Residu + aquadest + Ag+ + H2O -/ Tidak larut
dipanaskan Hg22+ + H2O -/ Tidak larut
Pb2+ + H2O  Pb2+ + 2Cl- Larut
+ H2O
Endapan AgCl + air panas AgCl + 2NH3  Larut
Endapan + NH3 [Ag(NH3)2]+ + Cl-

Endapan Hg2Cl2 + air panas Hg2Cl2 + 2NH3  Endapan hitam (positif


Endapan + NH3 Hg(NH3)Cl + Hg Hg22+)

[Ag(NH3)2]+ + Cl- + HNO3 [Ag(NH3)2]+ + Cl- + H+  Endapan putih (positif


AgCl + 2NH4+ Ag+)
Filtrat PbCl2 didinginkan PbCl2  Pb2+ + 2Cl- Terbentuk kristal
jarum (positif Pb2+)
Filtrat PbCl2 + K2CrO4 + Pb2+ + CrO42-  Pb(CrO4) Terbentuk endapan
CH3COONH4 Pb(CrO4) + NH4OH -/ kuning (positif Pb2+)
F. PEMBAHASAN
Pada praktikum pemisahan kation golongan I bertujuan untuk memisahkan kation
golongan I dari sampel, mengenal reaksi-reaksi pemisahan kation zat anorganik,
menjelaskan perubahan-perubahan yang terjadi dalam setiap reaksi pemisahan kation,
dan menuliskan persamaan-persamaan reaksi yang terjadi.
Pada percobaan ini diuji sampel yang diduga mengandung kation golongan I dan II.
Kemudian ke dalam sampel tersebut ditambahkan beberapa tetes HCl encer terbentuk
endapan putih. Lalu ditambahkan HCl lagi sampai tidak terbentuk endapan lagi.
Kemudian disaring sehingga menghsilkan filtrat dan residu. Yang digunakan untuk
mengidentifikasi golongan 1 adalah residu. Reaksi yang terjadi adalah:

Ag+ + Cl-  AgCl


Hg22+ + 2Cl-  Hg2Cl2
Pb2+ + 2Cl-  PbCl2

Residu sampel yang diduga mengandung kation golongan I yaitu Pb2+, Hg22+, dan
Ag+. Terhadap sampel ini akan dilakukan pemisahan dan identifikasi agar diperoleh
kation-kation golongan I. Mula-mula sampel yang diduga mengandung kation-kation
golongan I ditambahkan aquades sebanyak 5-10 mL. Kemudian dipanaskan. Hal ini
dilakukan untuk menghilangkan ion-ion pengotor. Setelah dipanaskan, saring campuran
tersebut saat masih panas. Penyaringan dilakukan saat masih panas karena ditakutkan
kelarutan Pb2+ berkurang setelah dingin. Setelah disaring didapatkan hasil berupa residu
dan filtrat. Residu digunakan untuk menguji AgCl atau Hg2Cl2. Sedangkan filtrat
digunakan untuk menguji PbCl2. Reaksi yang terjadi ialah:

Pb2+ + H2O  Pb2+ + 2Cl- + H2O

Berikutnya percobaan pemisahan residu kation golongan I. Langkah awal yang


pertama dilakukan ialah residu yang masih berada di kertas saring ditambahkan dengan
air panas. Kemudian ditambahkan denga NH3 encer. Setelah itu diperoleh hasil berupa
residu dan filtrat. Residu yang berupa endapan hitam yang tidak larut yaitu Hg(NH3)Cl
dan mrkurium berbutir halus yang menandakan positif adanya kation Hg22+. Reaksi yang
terjadi:

Hg2Cl2 + 2NH3  Hg(NH3)Cl + Hg

Sedangkan filtrat ditambahkan dengan HNO3 encer sampai dengan berlebihan dan
terbentuk endapan ion komplek berwarna putih [Ag(NH3)2]+ menandakan positif adanya
kation Ag+. Kation golongan I akan membentuk klorida-klorida yang tidak larut (dalam
bentuk endapan).
Reaksi: AgCl + 2NH3  [Ag(NH3)2]+ + Cl-
[Ag(NH3)2]+ + Cl- + H+  AgCl + 2NH4+

Berikutnya adalah pemisahan filtrat kation golongan I yang dilakukan dengan dua
cara yaitu dengan mendinginkan filtrat. Dan cara yang kedua ialah mereaksikan filtrat
dengan NH4 Ac dan K2CrO4. Filtrat yang didinginkan akan membentuk kristal jarum dari
PbCl2 yang menandakan positif adanya kation Pb2+. Reaksi yang terjadi:

PbCl2  Pb2+ + 2Cl-

Pemisahan filtrat kation golongan I cara kedua yaitu filtrat direaksikan dengan
NH4Ac dan K2CrO4 yang jika didiamkan akan membentuk endapan berwarna kuning dari
PbCrO4. Yang menandakan positif adanya kation Pb2+. Reaksi yang terjadi:

Pb2+ + CrO42-  Pb(CrO4)


Pb(CrO4) + NH4OH -/

G. KESIMPULAN
Kation golongan I dapat membentuk garam klorida jika direaksikan dengan Cl-.
Senyawa yang terbentuk berupa AgCl2, Hg2Cl2, dan PbCl2. PbCl2 dapat dipisahkan dari
senyawa klorida Hg dan Ag dengan cara memanaskan campuran garam klorida sampai
mendidih kemudian disaring. Pb2+ akan terlarut karena kation Pb2+ mudah larut dalam air
panas dan asam klorida pekat. Sedangkan untuk memisahkan Hg22+ dan Ag+ dapat
dilakukan dengan mereaksikan dengan amoniak. Pemisahan kation golongan I dapat
dilakukan dengan penambahan NH3 yang dapat membentuk endapan hitam Hg(NH3)Cl,
endapan putih AgCl setelah larutan ditambah HNO3. Pada penambahan NH4Ac dan
K2CrO4 yang dapat membentuk endapan kuning jika direaksikan dengan Pb2+.

H. SARAN
Dalam praktikum pemisahan kation golongan I perlu diperhatikan takaran yang
sesuai standar yang telah ditemukan agar hasil yang didapatkan lebih maksimal, serta
pada proses praktikum pencampuran cairan kimia diperhatikan agar reaksi kation yang
didapatkan sesuai dengan karakter atau ciri-ciri dari kation itu sendiri.

I. DAFTAR PUSTAKA
Ibnu, Sodiq. 2005. Kimia Analitik 1. Malang : UM press
Nugroho, Rachmad. 2008. Diktat Analisis Kualitatif. Malang : FMIPA UM
Svehla, G. 1985. VOGEL: Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif dan Semimikro,
Bagian I, Edisi V. PT. Kalma Media Pustaka. Jakarta
Underwood. 1992. Analisis Kimia Kuantitatif edisi kelima. Erlangga. Jakarta.
Vogel. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta:
PT. Kalman Media Pustaka

Anda mungkin juga menyukai