Kasus
Empat bulan yang lalu telah terjadi kebakaran pada tengah malam di daerah pemukiman
padat penduduk di Kecamatan S yang meliputi dua kelurahan dan menimbulkan 10 korban
tewas sedangkan lebih dari 50 orang cidera. Berdasarkan pengkajian didapatkan bahwa
terdapat 5 orang anak yang sering mengalami mimpi buruk dan perasaan seperti tercekik dan
terbakar ketika tidur akan tetapi mereka menolak untuk bercerita tentang kejadian kebakaran
yang dialami. Anak anak tersebut menolak untuk bermain dengan teman temannya dan
memilih mengurung diri di kamar. Mereka cenderung apatis dan mudah marah.
Pada kasus diatas korban mengalami gejala atau masalah kesehatan gangguan mental yang
disebut PTSD, karena:
1. PTSD merupakan syndrome gangguan jiwa yang berkembang setelah melihat, mendengar
atau mengalami pengalaman yang traumatik berkisar 3-6 bulan yang lalu. Sama halnya
dengan kasus diatas korban (5 orang anak) mengalami pengalaman traumatik yaitu
terjadinya peristiwa kebakaran yang terjadi 4 bulan yang lalu (rentan PTSD 3-6 bulan).
2. Pada penderita PTSD mereka akan mengalami pengulangan pengalaman traumatik mimpi
buruk yang berulang. Sama halnya dengan kasus diatas yang dialami oleh korban (5
orang anak), dimana sering mengalami mimpi buruk dan perasaan tercekik dan terbakar
ketika tidur.
3. Penderita PTSD mengalami kehilangan minat terhadap aktivitas dan hidup sehari-hari.
Dilihat dari kasus diatas korban (5 orang anak) cenderung lebih memilih mengurung diri
dikamar dan menolak untuk bermain dengan teman-temannya.
4. Orang yang menderita PTSD cenderung mudah iritabel/mudah marah/emosi, hal ini sama
yang terjadi dengan korban (5 orang anak) yaitu mereka yang cenderung apatis dan
mudah marah.
Berdasarkan dari kasus diatas metode play therapy yang tepat diberikan kepada korban
(5 orang anak) adalah dengan metode Art Therapy. Dengan Art Therapy akan memberikan
kesempatan pada korban (5 orang anak) untuk mengkomunikasikan perasaan, pikiran,
masalah, harapan, mimpi dengan cara yang aman. Pada Art Therapy tidak terdapat adanya
batasan atau penilaian khusus dalam menggambar, sehingga korban dapat menyampaikan
apapun mengenai gambar yang dibuatnya (Buchalter & Susan, 2009). Art Therapy
merupakan terapi yang efektif untuk mengurangi gangguan stress pada anak-anak korban
bencana. Selain itu Art therapy juga dapat menangani anak yang mengalami trauma, yang
dapat membuat anak lebih mampu untuk mengungkapkan emosi dan pengalamannya secara
verbal dari pada bercerita.
DAFTAR PUSTAKA