Anda di halaman 1dari 6

SUMBER AJARAN AGAMA ISLAM

Sumber ajaran Islam ialah segala sesuatu yang dapat dijadikan acuan, pedoman,
dasar dalam menjalankan syariat islam. Sumber pokok ajaran Islam itu ada tiga
macam, diantaranya yaitu Al-Qur’an, Hadits dan Ijtihad. Dari kalangan para Ulama,
sumber paling utama itu adalah Qur’an dan Hadits (Sunnah).
1. Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah kalamullah yang berisikan firman-firman Allah, diwahyukan kepada
Nabi Muhammad SAW sebagai salah satu mukjizatnya melalui perantara malaikat
Jibril. Al-Qur’an yang merupakan kitab suci umat Islam yang berisikan tentang
aqidah, ibadah, hukum, peringatan, kisah-kisah dan isyarat pengembangan iptek
yang dijadikan sebagai acuan dan pedoman hidup bagi umat Nabi Muhamad SAW.

“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab,


agar kamu memahaminya“. (QS. Yusuf: 2)
2. Hadits (Sunnah)
Merupakan sumber ajaran Islam yang kedua. Sunnah merupakan kebiasaan yang
dilakukan oleh Rasulullah baik dari segi perkataan, perbuatan maupun
ketetapan atau persetujuan Rasulullah terhadap apa yang dilakukan oleh para
sahabatnya.
Menurut ulama Salaf, As-Sunnah ialah petunjuk yang dilakukan oleh Rasulullah dan
para sahabatnya, baik tentang ilmu, i’tiqad (keyakinan), perkataan maupun
perbuatannya.
As-Sunnah berfungsi untuk memperjelas, menafsirkan isi atau kandungan dari ayat-
ayat Al-Qur’an dan memperkuat pernyataan ayat-ayat Al-Qur’an serta
mengembangkan segala sesuatu yang samar-samar atau bahkan tidak ada
ketentuannya di dalam Al-Qur’an.
Macam-macam Hadits atau Sunnah
Hadits atau sunnah dilihat dari segi bentuknya, diantaranya:
 Qauliyah yakni semua perkataan Rasulullah
 Fi’liyah yakni semua perbuatan Rasulullah
 Taqririyah yakni penetapan, persetujuan dan pengakuan Rasulullah
 Hammiyah yakni sesuatu yang telah direncanakan oleh Rasulullah dan telah
disampaikan kepada para sahabatnya untuk dikerjakan namun belum sempat
dikerjakan dikarenakan telah datang ajalnya.
Hadits atau sunnah dilihat dari segi jumlah orang yang
menyampaikannya, diantaranya:
 Mutawatir yaitu hadits yang diriwayatkan oleh orang banyak
 Masyhur yaitu diriwayatkan oleh banyak orang, namun tidak sampai
(jumlahnya) kepada derajat mutawatir
 Ahad yaitu diriwayatkan hanya oleh satu orang saja.
Hadits atau sunnah dilihat dari segi kualitasnya, diantaranya:
 Shahih yakni hadits yang benar dan sehat tanpa ada keraguan atau
kecacatan.
 Hasan yakni hadits yang baik, memenuhi syarat seperti hadits shahih, letak
perbedaannya hanya dari segi kedhobitannya (kuat hafalan). Hadits shahih
kedhobitannya lebih sempurna daripada hadits hasan.
 Dhaif yakni hadits yang lemah.
 Maudhu yakni hadits yang palsu atau dibuat-buat.
3. Ijtihad
Ijtihad yaitu mengerahkan segala kemampuan berpikir secara maksimal untuk
mengeluarkan hukum syar’i dari dalil-dalil syara’ yaitu Qur’an dan hadits. Ijtihad
dapat dilakukan jika ada suatu masalah yang hukumnya tidak terdapat di dalam Al-
Qur’an maupun hadits, maka dapat dilakukan ijtihad dengan menggunakan akal
pikiran dengan tetap mengacu dan berdasarkan pada Al-Qur’an dan hadits.
Macam-macam Ijtihad
Berikut ini adalah macam-macam dari ijtihad yang dapat anda pahami
Ijma’
Yaitu kesepakatan para ulama (mujathid) dalam menetapkan suatu hukum-hukum
berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits dalam suatu perkara yang terjadi. Keputusan
bersama yang dilakukan oleh para ulama dengan cara ijtihad untuk kemudian
dirundingkan dan disepakati. Adapun hasil dari ijma’ adalah fatwa, yakni keputusan
bersama para mujtahid yang berwenang untuk diikuti seluruh umat.
Qiyas
Yaitu menggabungkan atau menyamakan. Artinya menetapkan suatu hukum atau
suatu perkara yang baru muncul, yang belum ada pada masa sebelumnya namun
memiliki kesamaan dalam sebab, manfaat, bahaya dan berbagai aspek dengan
perkara terdahulu sehingga dihukumi sama. Dalam Islam, Ijma dan Qiyas sifatnya
darurat, bila memang terdapat hal-hal yang ternyata belum ditetapkan pada masa-
masa sebelumnya.
Istihsan
Yaitu tindakan meninggalkan satu hukum kepada hukum lainnya disebabkan karena
adanya suatu dalil syara’ yang mengharuskan untuk meninggalkannya. Berbeda
dengan Al-Quran, Hadits, Ijma’ dan Qiyas yang kedudukannya sudah disepakati
oleh para jumhur ulama sebagai sumber hukum Islam. Istihsan ini adalah salah satu
cara yang digunakan hanya oleh sebagian ulama saja.
Maslahah Mursalah
Yakni kemaslahatan yang tidak disyari’atkan oleh syar’i dalam wujud hukum, dalam
rangka menciptakan kemaslahatan, disamping tidak terdapat dalil yang
membenarkan atau menyalahkan.
Sududz Dzariah
Yakni tindakan dalam memutuskan sesuatu yang mubah menjadi makruh atau
haram demi kepentingan dan kemaslahatan umat.
Istishab
Yakni menetapkan ssuatu keadaan yang berlaku sebelumnya hingga adanya dalil
yang menunjukkan adanya perubahan keadaan itu. Atau menetapkan berdasarkan
hukum yang ditetapkan pada masa lalu secara abadi berdasarkan keadaan, hingga
terdapat dalil yang menunjukkan adanya perubahan.
Urf
Yaitu segala sesuatu yang sudah dikenal oleh manusia karena telah menjadi
kebiasaan, adat atau tradisi baik bersifat perkataan, perbuatan atau dalam kaitannya
dengan meninggalkan perbuatan tertentu.
Jadi jelaslah bahwa sumber ajaran Islam telah di rumuskan oleh Rasuluallah SAW,
yakni terdiri dari tiga sumber pokok yang dijadikan acuan, yaitu Al-Qur’an, As-
Sunnah (Hadits), dan Ijtihad.

Latihan
1.
ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN

Ilmu pengetahuan dalam Islam


Islam adalah agama yang menghargai dan meninggikan derajat orang yang berilmu.
Dalam islam sendiri terkandung ilmu pengetahuan yang tidak terbatas dan terpisah-
pisah seperti halnya masyarakat barat membagi dan memisahkan ilmu menjadi
beberapa cabang. Ilmu pengetahuan dalam islam tersusun dalam kesatuan dan
bahkan dalam Alqur’an sendiri terkandung ilmu pengetahuan di dalamnya.
Sebagaimana Allah menyebutkan dalam Alqur’an tentang orang-orang yang berilmu,
berpikir dan berakal
“Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan
bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum
yang memahami(nya).” (An-Nahl: 12)
“Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun
anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak
bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebagian tanaman-
tanaman itu atas sebagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.” (Ar-
Ra’d: 4)
Pengertian Ilmu Pengetahuan
Kata ilmu berasal dari kata dalam bahasa Arab yaitu ‘ilm yang berarti pengetahuan
dan kemudian arti tersebut berkembang menjadi ilmu pengetahuan. Kata ilm itu
sendiri diserap dalam bahasa Indonesia menjadi kata ilmu atau yang merujuk pada
ilmu pengetahuan.
Dalam sudut pandang Islam, ilmu sendiri diartikan sebagai pengetahuan yang
diperoleh berdasarkan ijtihad atau hasil pemilkiran mendalam para ulama dan
ilmuwan muslim yang didasarkan pada Alqur’an dan hadits. Alqur’an dan hadits
adalah pedoman hidup manusia dan di dalamnya terdapat ilmu pengetahuan yang
universal. Allah bahkan menurunkan ayat pertama yang berbunyi “Bacalah”
sedangkan kita mengetahui bahwa membaca adalah aktifitas utama dalam kegiatan
ilmiah. Kata ilmu itu sendiri disebut sebanyak 105 kali dalam alQur’ān dan kata
asalnya disebut sebanyak 744 kali.
Perkembangan Ilmu pengetahuan Dalam Islam
Masa keemasan umat islam terjadi pada masa kelam masyarakat barat dimana ilmu
pengetahuan berkembang dengan pesat dikalangan umat muslim. Pada saat itu
islam telah memperluas wilayah hingga Eropa. Pada masa keemasan tersebut
banyak ilmuwan muslim yang melalukan riset dan penterjemahan besar-besaran
terhadap karya-karya filosofi para ilmuwan Yunani (baca hakikat pendidikan islam
dalam filsafat).
Periode Islam klasik (650-1250 M) dipengaruhi oleh pandangan tentang tingginya
kedudukan akal seperti yang terdapat dalam al-Qur`an dan hadist. Kemudian
pandangan ini ternyata sejalan dengan filsafat sains bangsa Yunani kuno
(baca sejarah islam dunia dan sejarah yahudi). Adapun beberapa ilmuwan besar
pada masa itu yang tercatat dalam sejarah agama islam diantaranya adalah :
 Al-razi dengan karyanya Al-Hāwī (850-923) yang merupakan sebuah
ensiklopedi mengenai
perkembangan ilmu kedokteran sampai masanya. Rhazas juga mengarang
suatu ensiklopedia atau kamus kedokteran dengan judul Continens,
 Ibnu Sina (980-1037) yang menulis buku-buku kedokteran yang diberi judul Al
qonun atau the Canon of Medicine yang kini menjadi standar dalam ilmu
kedokteran di Eropa.
 Al-Khawarizmi atau Algorismus yang menulis buku Aljabar pada tahun 825 M,
dan merupakan buku standar ilmu matematika selama beberapa abad di
Eropa. Ia juga yang menemukan penggunaan angka desimal yang
menggantikan angka romawi di Eropa.
 Ibnu Rushd (1126-1198) seorang filosofi yang banyak menterjemahkan karya
Aristoteles
 Al Idris (1100-1166) yang membuat 70 peta kerajaan Sicilia di Eropa.
 Jabir ibn hayyan dan Al biruni yang merupakan ilmuwan di bidang kimia.
Pengaruh ilmu pengetahuan Islam atas di wilayah Eropa sudah berlangsung sejak
abad ke-12 M dan menimbulkan gerakan kebangkitan atau masa renaisance.
Masyarakat barat mulai mengadopsi ilmu yang telah dikembangkan ilmu pada masa
itu dan meskipun akhirnya islam terusir dari Spanyol. (baca perkembangan islam di
Eropa dan islam di Amerika)
Islam dan Cabang Ilmu Pengetahuan
Masyarakat barat membagi ilmu pengetahuan dalam tiga cabang utama yakni ilmu
pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial dan ilmu pengetahuan humaniora.
Islam memiliki kaitan dengan keriga ilmu tersebut diantaranya adalah
 Islam dan ilmu pengetahuan alam
Dalam islam kita mengenal adanya ayat kauliyah dan kauniyah. Ayat kauniyah
adalah tanda-tanda kebesaran Allah yang tersirat dalam alam semesta sementara
ayat kauliyah adalah ayat yang tertulis dalam Alqur’an. Islam tidak terlepas dari
keberadaan ilmu pengetahuan alam dan dalam Alqur’an banyak ayat yang
menyebutkan tentang ilmu dan kejadian yang menyangkut ilmu fisika maupun
Biologi seperti yang tertera dalam ayat berikut
“Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum
kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan
mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di
daerah itu, Maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-
buahan. seperti Itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, Mudah-
mudahan kamu mengambil pelajaran.” (QS. Al-A’raaf: 57)
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di
segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa
Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi
saksi atas segala sesuatu? (QS. Fushilat: 53)
 Islam dan Ilmu Pengetahuan sosial
Banyak cabang ilmu sosial yang dipelajari saat ini dan ilmu-ilmu tersebut juga
tercantum dalam Alqur’an. Islam mengenal adanya ilmu ekonomi, politik, sosiologi
dan cabang ilmu sosial lainnya. Dalam islam diatur juga hal-hal mengenai
perdagangan, demokrasi dan hal lainnya yang menyangkut ilmu hukum dan sosial.
Seperti halnya Allah mengatur ilmu mawaris atau hukum waris dalam
islam serta pembagian harta warisan menurut islam, larangan riba, hukum
pernikahan, perdagangan yang baik dan lain sebagainya. Adapun berdasarkan ilmu
pengetahuan sosial dan alqur’an, Allah menciptakan manusia sebagai makhluk
sosial dan hakikat penciptaan manusia adalah untuk beribadah dan bergaul dengan
sesamanya. Sebagaiamana yang disebutkan dalam firman Allah SWT berikut ini :
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu
secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?
 Islam dan ilmu Humaniora
Ilmu humaniora adalah ilmu yang menitikberatkan fokusnya pada manusia dan yang
menyangkut kehidupan manusia seperti ilmu filsafat, seni, kesusateraan, kemiliteran,
teknologi dan lain sebagainya. Islam tidak hanya mencakup ilmu pengetahuan sosial
dan ilmu pengetahuan alam saja akan tetapi dalam islam terutama Alqur’an
mencakup seluruh aspek ilmu yang berkaitan dengan manusia dan tercantum di
dalamnya jawaban atas permasalahan-permasalah yang dihadapi manusia pada
umumnya.
Dengan demikian perkembangan islam tidak dapat dipisahkan dengan ilmu
pengetahuan itu sendiri. Masyarakat muslim saat ini pun telah mengembangkan ilmu
pengetahuan bahkan beberapa ilmuwan muslim mendapatkan penghargaan  seperti
Ahmad Zewail, peraih nobel di bidang kimia atas temuannya di bidang femtokimia.
Penghargaan tersebut selayaknya memotivasi para pelajar muslim dan masyarakat
muslim pada umumnya untuk tetap berpegang teguh pada ajaran agama dan
mepelajari ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan apalagi kita tahu
bahwa hukum menuntut ilmu adalah wajib.

Latihan

Anda mungkin juga menyukai