Pemel TBM

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 43

PERAWATAN TANAMAN KELAPA SAWIT

TANAMAN BELUM MENGHASILKAN


(TBM)

LPP Management & HRD Transforming: The Best Corporate


Center University
SASARAN PEMELIHARAAN
KEGIATAN TBM

LPP Management & HRD Transforming: The Best Corporate


Center University
Sasaran Pemeliharaan TBM

■ Tanaman jagur
■ Pertumbuhan vegetatif optimal

■ Tegakan 100%
■ Kenampakan homogen
■ Panen perdana lebih awal
Tanaman Jagur
Pertumbuhan Vegetatif Optimal
■ Penyerapan hara dan air optimal
■ Pemupukan (5 tepat)
■ Tanah lembab tetapi tidak tergenang
■ Tidak ada symptom/gejala defisiensi hara
■ Tanaman terjaga dari patogen (HPT)
■ Bonggol (batang) tanaman besar
■ Tajuk (pelepah) hijau mengkilat
*
Tegakan Homogen Populasi 100%

Menjaga tegakan dan homogenitas melalui :


■ Memaksimalkan populasi dengan mengatur
pola tanam dan pemilihan bibit
■ Konsolidasi setelah penanaman
■ Penyisipan segera menggunakan bibit APM
(advanced planting material)
■ Pengendalian hama penyakit terpadu
■ Diawali dengan perlakuan sensus pokok.
Panen Perdana lebih awal

■ Target BJR di atas 3,5 kg


■ Populasi tanaman >60% sudah memenuhi
kriteria panen
■ Kastrasi mutlak dilakukan
■ Kastrasi dimulai saat populasi tanaman
berbunga mencapai 30%
■ Dilakukan 8-12 rotasi (tiap bulan) sampai 6 bln
sebelum panen perdana
■ Dipengaruhi oleh jenis bahan tanam
Cara Mencapai Sasaran TBM

■ Penanaman “tepat” waktu


■ Konsolidasi dan Penyisipan
■ Kastrasi dan Sanitasi
■ Perawatan piringan
■ Pemeliharaan kacangan (LCC)
■ Pembuatan pasar pikul (4:1, 2:1)
■ Pemupukan
■ Pengendalian Hama, Penyakit dan Gulma
PERLAKUAN TBM

LPP Management & HRD Transforming: The Best Corporate


Center University
1. Perlakuan T0 – TBM 1

■ Pemberian pupuk dasar (RP)


■ Penanaman LCC
■ Konsolidasi
■ Penyulaman/penyisipan
■ Pupuk starter (urea 250 gr/pokok)

■ Persiapan sarana jalan (main road dan


collection road)
Konsolidasi dan Penyisipan
Legume Cover Crop
Peletakan Pupuk
2. Perlakuan TBM 2

■ Kastrasi
■ Pemeliharaan piringan
■ Wipping lalang
■ Pengendalian hama
■ Ulat api (hand picking)
■ Tikus (umpan)
■ Oryctes rhinoceros (marshal, feromon)

■ Pembuatan pasar/jalan pikul 4:1


■ Perawatan pasar kontrol (pasar tengah)
3. Perlakuan TBM 3

■ Pemeliharaan piringan
■ Pembuatan pasar/jalan pikul 2:1
■ Persiapan panen
■ Pembuatan sarana panen (titi, tangga,TPH)

■ Kastrasi (ablation)
■ Initial prunning (tunas pasir)
■ Pengendalian pertumbuhan Mucuna
* Retooling bes_lpp@yahoo.com
• Panen dilakukan setelah
tanaman berumur 30 bulan
• Areal dianggap panen jika
pohon yang berbuah (matang
panen) sebanyak 60% berat
rata-rata tandan 3 kg
• Pembuatan jalan pikul dengan
interval 2 baris tanaman dan
lebar 1 m, cara manual atau
kimia Tangga-tangga panen
• Membuat tempat pengumpulan hasil (TPH) setiap 5 jalan
• Membuat tangga-tangga panen pada areal berlereng
Jalan
pikul

Tangga
panen

Tempat pengumpulan hasil


• Dilakukan 6 bulan sebelum TM
• Pelepah kering dipotong memakai dodos
PENGELOLAAN
KEGIATAN TBM

LPP Management & HRD Transforming: The Best Corporate


Center University
PENGELOLAAN PEMELIHARAAN
TANAMAN BELUM MENGHASILKAN
1. Penanaman “tepat” waktu

■ Pada umumnya pada Sept. – Des.


■ Sinkron antara persiapan areal dan
pembibitan
■ Transplanting menyesuaikan curah hujan
■ Terbaik pada awal musim hujan
■ Bibit optimum pada umur 12 bulan, dalam
kondisi tertentu bisa umur 9 bulan atau
berupa APM umur 18-24 bulan (terutama
sisipan dan rawan hama mamalia besar)
2. Konsolidasi

□ Optimalisasi pertumbuhan tanaman


□ Rehabilitasi tanaman akibat kesalahan
pada saat penanaman
Mengatasi/mencegah terjadinya :
■ Bibit doyong/miring
■ Bibit tertanam terlalu dalam (tercekik)
atau terlalu dangkal
■ Bibit tergenang air
3. Penyisipan
■ Jumlah pokok per hektar sangat berpengaruh
pada potensi hasil produksi
■ Harus diusahakan pokok per ha mendekati
atau sama dengan original point
■ Jika ada pokok yang mati bersebelahan harus
segera disisip walaupun sudah dewasa,
jumlah sisipan menyesuaikan.
■ Menggunakan cadangan bibit seumur atau
advanced planting material (APM)
Prosedur Penyisipan
■ Sawit abnormal (tanaman kerdil, steril,
terserang ganoderma, terserang oryctes berat
dan crown desease) harus disisip
■ TBM 1-3 : semua sawit abnorman disisip
■ TM1-5: 2 disisip 1, 3 disisip 2, semua point di
pinggir areal disisip
■ Asisten Kebun harus identifikasi tanaman
sebelum dilakukan penyisipan
■ Bibit sisipan harus dipersiapkan dengan baik
■ Hasil penyisipan harus dicatat, pemupukan
harus mengacu pada umur sisipan
4. Penanaman Kacangan
■ Penanaman Kacangan (LCC)
■ Sumber bahan organik dan hara (penambat N)
■ Memperbaiki struktur tanah, mencegah erosi
■ Menjaga kelembaban tanah/perakaran
■ Pengendali hama, penyakit serta gulma dll.

■ Mengapa Mucuna brachteata ?


■ Covering-nya lebih cepat (6-9 bln)
■ Biomassa lebih banyak (50 ton/ha/th)
■ Tidak disukai ternak
■ Lebih tahan kering (sesuai daerah asalnya)
■ Pembiakan relatif mudah
Penanaman Kacangan
■ Penanaman kacangan konvensional
■ Campuran CC (2 kg), PJ (5 kg) dan CIRP (7 kg)
■ Ditanam dalam 5 jalur
■ Sejajar dan diantara barisan tanaman
■ Dihindari penanaman di areal curam

■ Penanaman dengan Mucuna brachteata


■ Penanaman melalui mengecambahkan biji/benih
■ Bila menggunakan Stek, harus dipesan 2-3
bulan sebelumnya
■ Cocok ditanam pada areal dengan CH tinggi dan
di areal bergelombang
Penunasan
■ Pengelolaan tajuk yang tepat menjadi
kunci optimalisasi produksi kelapa sawit.
■ Pengelolaan tajuk dilakukan dengan
pengaturan jarak tanam dan aktivitas
penunasan (prunning).
■ Untuk mendapatkan produksi maksimum
diperlukan jumlah pelepah yang optimum
yaitu : > 56 pelepah (TBM – TM 2)
48 – 56 pelepah (tanaman muda)
40 – 48 pelepah (tanaman dewasa)
32 – 40 pelepah (tanaman tua).
Tujuan Penunasan

■ Mempermudah pekerjaan panen.


■ Menghindari tersangkutnya brondolan pada
ketiak pelepah.
■ Memperlancar proses penyerbukan alami.
■ Sanitasi (kebersihan) tanaman sehingga
menciptakan lingkungan yang tidak sesuai
bagi perkembangan hama dan penyakit.
Peralatan
No. Nama Alat Ketinggi Pengguna
an an/
Batang Pemakaia
n
1. Dodos kecil Di bawah Tunas pada
(lebar mata 9 tanaman
8 cm) 0 cm berumur di
bawah
4 tahun
2 Dodos besar 90cm – Tunas pada
. (lebar mata 14 2,5m tanaman
cm) berumur 4 – 8
Tenaga kerja
Jenis tunas Norm Umur
a tanaman
(hk/h (tahun)
a)
Tunas pasir 0,7 – 1,0 < 3 (1-2
bulan
sebelum
TM)
Tunas periodik
Formulasi 1,0 – 1,3
kebutuhan tenaga tunas 4 – 7 tahun
per hari : 1,7 – 2,5 > 8 tahun
Total luas areal tunas (ha) x norma (hk/ha)
Jlh tenaga tunas per hari = ------------------------------------------
------------------
Tunas Pasir
■ Dilakukan 1 – 2 bulan sebelum mulai
panen perdana.
■ Prinsip : hanya membuang pelepah kering
yang berada satu lingkaran paling bawah
(dekat tanah).
■ Mempersiapkan panen perdana untuk
memudahkan pengutipan brondolan.
■ Prunning pelepah eks bibitan dilakukan
bersamaan dengan kastrasi sebelum
dilakukan tunas pasir.
Pengertian Kastrasi
Pengambilan/pembuangan bunga jantan dan
betina guna mendukung pertumbuhan dan
sanitasiproduksi tanaman
Salah satu perlakuan terpenting
dalam masa TBM.
Kastrasi akhirnya juga termasuk membuang
buah yang sudah terlanjur jadi
(tapi tidak/belum diinginkan)
Latar Belakang

■ Tanaman mulai berbunga sejak awal TBM II


■ Pembibitan dan perawatan TBM yang baik
memberikan kecenderungan berbunga lebih
banyak pada periode TBM
■ Buah yang tidak dipanen di masa TBM
berakibat busuk buah (buah berjamur)
■ PKS mensyaratkan BJR > 3,5 kg bahkan ada
yang > 5 kg.
Tujuan Kastrasi

□ Tanaman jagur/pertumbuhan vegetatif optimal dan


menekan perkembangan generatif
□ Sanitasi pokok
□ Mencegah Marasmius, tikus dan ulat Tirathaba
□ Jangka pendek, produksi tahun pertama
mempunyai berat tandan lebih besar dan seragam
□ Jangka panjang, lilit batang lebih besar, perakaran
lebih banyak, pokok sawit akan lebih kuat dan
produktivitas lebih tinggi
MANA YANG DIKASTRASI ?
Bunga Betina Bunga Jantan

♀ ♂
Norma Kastrasi

1. Kastrasi dilakukan setelah 30% populasi


tanaman telah mengeluarkan seludang
bunga (termasuk yang masih berbentuk
dompet)
2. Alat yang digunakan adalah pengait besi,
atau dodos kecil bila bunga sudah melewati
antesis/pembuahan
3. Norma tenaga kastrasi yaitu 3 - 4 Ha/US
atau 0,25 – 0,3 US/Ha.
Waktu Kastrasi

1. Kastrasi dilakukan dengan rotasi


sebulan sekali
2. Dilakukan biasanya saat TBM 2 atau
tanaman umur 12-14 bulan
3. Tiap bulan dilakukan (12 kali) atau
sampai 6 bulan sebelum panen
perdana direncanakan.

Tanaman umur 12 bulan


yang sudah mulai berbunga
Alat Kastrasi

■ Pengait besi (chisel)


■ Dodos kecil

Dodos kecil
Dodos besar

Chisel
Terlambat panen dan tanpa
perlakuan kastrasi
□ Serangan
marasmius
yang akan
menular
□ Kehilangan
potensi
produksi
□ Berpotensi
kelak menjadi
gulma
Marasmius palmivorus

Anda mungkin juga menyukai