Anda di halaman 1dari 6

134 Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 17, Nomor 2, Juni 2010, hlm.

94-100

SUPERVISI BUDAYA DALAM MENINGKATKAN


IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
DI TAMAN KANAK-KANAK

Ahmad Samawi, Retno Tri Wulandari, & Eny Nur Aisyah


Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang
e-mail: ahmad_samawi61@yahoo.com

Abstract: Cultural Supervision in Improving the Implementation of the 2013 Curriculum in Kin-
dergarten. This study aimed to describe the implementation of supervision in a cultural context to assist
teachers in implementing the 2013curriculum. The approach used was quantitative descriptive research
design. The study populations of this development were the whole teacher supervisors, kindergarten prin-
cipals, and students in the city of Malang. 5% of the samples were taken by purposive random sampling.
The technique used was descriptive analysis. The survey results revealed that the supervision was already
implemented, but has not integrated the cultural factor so that the teachers were still having trouble apply-
ing the 2013 curriculum in the classroom.

Keywords: supervision, culture, curriculum, kindergarten 2013

Abstrak: Supervisi Budaya Dalam Meningkatkan Implementasi Kurikulum 2013 di Taman


Kanak-Kanak. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pelaksanaan supervisi dalam konteks budaya
untuk membantu guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013. Pendekatan yang digunakan peneli-
tian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif. Populasi penelitian pengembangan ini ialah
seluruh para guru pengawas /kepala sekolah TK dan anak TK di kota Malang. Sampel 5% diambil secara
purposive random sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif persentase. Hasil penelitian
diketahui bahwa supervisi untuk sudah dilaksanakan dengan baik, tetapi belum memperhatikan faktor bu-
daya sehingga para guru masih mengalami kesulitan menerapkan kurikulum 2013 dalam pembelajaran di
kelas.

Kata kunci: supervisi, budaya, kurikulum PAUD 2013

PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan yang terkait dengan pembinaan itu belum memberikan
kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam perhatian pada perbaikan melalui kegiatan supervisi.
tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan Kendala yang dihadapi adalah adanya mindset atau
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan per- budaya organisasi di kalangan praktisi PAUD masih
kembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki tradisional yang menganggap bahwa organisasi PAUD
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. kurang begitu penting dibandingkan yang lain. Selain
Melalui PAUD itu, seluruh aspek kemampuan anak itu, kemampuan professional guru dan kepala sekolah
dapat dikembangkan secara menyeluruh dan holistik belum berkembang secara maksimal. Pada hal menu-
sehingga dapat mengembangkan seluruh kecerdasan rut penelitian Garza, E, Jr, ( 2014) kemampuan guru
majemuk (Soemiarti Padmonodewo, 2005). Keberha- dan kepala sekolah di dalam perilaku organisasi sangat
silan pengembangan seluruh aspek kemampuan itu efektif dalam memajukan sekolah. Implikasinya: (1)
menjadi landasan keberhasilan pengembangan diri diperlukan kepemimpinan yang mendorong perubah-
anak di masa mendatang. an efektif sekolah, (2) diperlukan proses rekruitmen
Pengembangan PAUD menjadi organisasi pen- kandidat kepala sekolah yang adil, (3) memfokuskan
didikan yang modern membutuhkan pembinaan guru strategi sukses membangun kemampuan kepemim-
yang sangat baik dari supervisor. Namun pihak-pihak pinan guru, (4) sekolah sukses sebagai laboratorium

134
Samawi, dkk., Supervisi Budaya dalam … 135

generasi muda yang akan datang. Berdasarkan studi Menurut Glickman (2009), pendekatan itu ada-
pendahuluan melalui wawancara, diketahui bahwa lah directive, collaborative, dan non directive. Pen-
persepsi guru terhadap supervisor sangat beragam. dekatan directive akan digunakan supervisor mana-
Para guru PAUD berpendapat bahwa supervisor atau kala kemampuan dan komitmen guru dalam pembe-
pengawas kurang menguasai materi ke-PAUD-an, lajaran rendah. Ketika komitmen dan kemampuan
baik karakteristik anak usia dini, sumber belajar, me- sudah meningkat maka supervisor dapat menggunakan
tode, desain, dan teknik pembelajaran PAUD, serta pendekatan kolaboratif. Guru dan supervisor beker-
sistem evaluasi PAUD. Hal ini tampak ketika ditanya- jasama menyelesaikan problem pembelajaran yang
kan kepada seorang guru PAUD, mereka menyatakan dihadapinya. Selanjutnya, ketika komitmen dan ke-
bahwa: “aduh pak…, para pengawas itu kurang me- mampuan guru sudah tinggi maka supervisor menggu-
nguasai, tetapi hanya bisa menyalahkan dan mencari nakan pendekatan non directive Melalui pendekatan
kekurangan guru; mereka itu hanya menuntut keleng- ini supervisor mengambil peran dan tanggung jawab
kapan dan ketertiban administrasi sekolah saja”. Per- lebih sedikit daripada guru. Guru lebih aktif dan di-
sepsi guru PAUD tersebut menunjukkan bahwa dalam berdayakan secara maksimal oleh supervisor.
melaksanakan tugasnya, para supervisor atau penga- Jika dilihat dari supervisor, maka kemampuan
was PAUD kurang ramah pada guru dalam membe- dan komitmen supervisor juga harus ditingkatkan agar
rikan pembinaan. dapat melaksanakan tugas profesionalnya. Keteram-
Pembinaan guru melalui supervisi sangat pen- pilan supervisor dalam pelayanan pembinaan pada
ting mengingat keberhasilannya akan menentukan guru perlu ditingkatkan. Keterampilan itu adalah parti-
kualitas SDM di lembaga PAUD. Menurut Brian sipasi dalam pertemuan pendidikan di sekolah, inquiry,
Becker (1996) manajemen SDM dan organisasi yang discovery, verification, explanation, interpretation, dan
evaluation Sergiovanni, 1982).
baik dapat meningkatkan kemajuan dan prospek or-
Supervisi pembelajaran adalah serangkaian ke-
ganisasi tersebut.
giatan untuk membantu guru dalam mengembangkan
Pengertian Supervisi secara etimologis, supervise
kemampuan mengelola proses pembelajaran demi
berasal dari Bahasa Yunani yang kemudian diadopsi
tercapainya tujuan pembelajaran (Jamal Makmur As-
ke dalam Bahasa Inggris, Super artinya hebat dan Vi-
mani, 2012 ). Tujuan dari supervisi ini adalah mening-
sion artinya penglihatan, atau pandangan. Supervision
katkan kemampuan profesional guru dalam rangka
artinya pengawasan. Jadi supervisi adalah mengawasi.
meningkatkan proses pembelajaran. Supervisi pem-
Menurut Roberts, supervisi adalah berbagai layanan belajaran diberikan dengan memberikan layanan pro-
yang diberikan kepada guru agar nantinya menghasil- fesional kepada guru. Program supervisi pembelajaran
kan peningkatan kualitas pembelajaran dan kuriku- adalah memperbaiki faktor-faktor yang mempenga-
lum. Menurut Neagley dan Evans (1980), supervisi ruhi pertumbuhan dan prestasi anak didik. Supervisor
adalah suatu kegiatan memberikan bantuan sedemiki- sebagai mitra guru membantu memperbaiki kualitas
an rupa sehingga guru dapat belajar untuk mening- pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat di-
katkan kemampuannya guna mencapai tujuan yang capai.
ditetapkan. Daeresh (1989) mengartikan supervisi se- Supervisi akademik pada guru dilakukan bertu-
bagai upaya membantu guru untuk mengembangkan juan untuk pembinaan guru dalam meningkatkan mutu
kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran. Menu- proses pembelajaran (Prasojo dan Sudiyono, 2011:
rut Sergiovani (1982) supervisi adalah usaha sadar 83). Sasaran supervisi akademik adalah guru. Proses
untuk menstimulasi, mengkoordinasikan, dan mem- supervisi meliputi proses pembelajaran, mulai dari
bimbing secara kontinyu pertumbuhan guru-guru seko- materi pokok pembelajaran, menyusun rancangan
lah baik secara individual atau kelompok agar lebih pembelajaran, pemilihan strategi/metode/teknik pem-
efektif dalam mewujudkan fungsi pembelajaran. Ber- belajaran, penggunaan media dan teknologi infor-
dasarkan berbagai pengertian tersebut dapat disimpul- masi dalam pembelajaran, menilai proses dan hasil
kan bahwa supervisi itu adalah suatu kegiatan profe- pembelajaran hingga penelitian tindakan kelas. Super-
sional yang diberikan kepada guru yang melakukan visi akademik lebih kompleks dibandingkan dengan
kegiatan pembelajaran secara professional dan dilaku- supervisi pembelajaran.
kan secara ilmiah dengan memanfaatkan temuan ilmi- Glickman (2009:321) menjelaskan bahwa tu-
ah oleh kaum professional di atasnya untuk mencapai juan dan fungsi supervisi akademik diantaranya ada-
tujuan meningkatkan kualitas proses dan hasil pem- lah membantu guru mengembangkan kompetensinya,
belajaaran. Unsur supervisi adalah bantuan, layanan mengembangkan kurikulum, dan mengembangkan
profesional, keahlian, supervisor, guru, dan perbaikan kelompok guru dan membimbing penelitian tindakan
kualitas pembelajaran. kelas.
136 Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 22, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 134-139

Hasil pembinaan itu berfungsi sebagai sumber Persyaratan formal profesional sebagai supervisor di
informasi bagi pengembangan profesionalisme guru. PAUD sangat membantu guru mengatasi kesulitan
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pelaksana- dalam mengimpelemntasikan kurikulum 2013 di da-
an supervisi dalam konteks budaya untuk membantu lam pembelajaran, terutama dengan pendekatan sainti-
guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013. fik. Kualifikasi sarjana dan kompetensi serta pengalam-
an kepala sekolah yang meniti karir sebagai supervisor
METODE sangat membantu pelaksanaan tugas supervisi di se-
kolah. Kemempuan mereka membantu kesulitan guru
Pendekatan yang digunakan penelitian ini adalah dalam menyelesaikan problem pembelajaran ketika
kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif. Popu- melaksanakan kurikulum 2013. Kemampuan mereka
lasi penelitian pengembangan ini ialah seluruh para sangat mempengaruhi peningkatan kemampuan guru
guru pengawas dan kepala sekolah yang tersebar di mengelola pembelajaran di kelas sehingga motivasi
451 TK kota Malang. Sampel 5% diambil secara pur- belajar anak meningkat. Hal ini sesuai dengan pene-
posive random sampling. Mereka yang menjadi res- litian Imam Gunawan (2014), supervisi pengajaran
ponden ketika peneliti mengumpulkan data tentang dan kemampuan guru mengelola kelas berpengaruh
pelaksanaan dan kesulitan yang dialami supervisor signifikan terhadap motivasi belajar siswa.
membina kepala sekolah, serta guru dalam melak- Kegiatan supervisi dilaksanakan secara terencana
sanakan pembelajaran di TK sesuai kurikulum 2013. dan waktunya disepekati bersama antara guru dan
Instrumen yang dikembangkan dalam penelitian supervisor. Hal ini dinyatakan sebagian besar (68%)
ini adalah angket, pedoman observasi, dokumentasi, guru dan supervisor bahwa kegiatan supervisi itu telah
dan wawancara mendalam. Angket digunakan untuk direncanakan dan disepakai bersama serta dikomu-
mengumpulkan data tentang assessment kendala dan nikasikan terlebih dulu, sedangkan sebagian lainnya
kesulitan pelaksanaan supervise di TK selama ini. (27%) telah direncanakan tetapi tidak dikomunikasi-
Wawancara digunakan untuk mengumpulkan data pro- kan, dan sebagian kecil lainnya (5%) menyatakan
ses supervisi yang tidak dapat dikumpulkan melalui supervisi tidak direncanakan. Para supervisor PAUD
instrument lainnya. Data tersebut merupakan data lisan kota Malang telah membuat perencanaan dalam mem-
dari subjek penelitian. bantu memajukan kualitas pendidikannya. Perenca-
Teknik analisis data yang digunakan dalam pene- naan yang baik akan membantu efektifitas kegiatan
litian ini adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif. supervisi di sekolah. Menurut hasil penelitian R. Bam-
Teknik analisis deskriptif persentase digunakan un- bang Sumarsono (2012), terdapat hubungan signifi-
tuk mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan supervisi kan antara iklim sekolah, komitmen organisasi, dan
tingkat kesulitan implementasi model supervisi itu kepuasan kerja dengan kinerja guru. Artinya, pening-
untuk meningkatkan implementasi kurikulum 2013. katan iklim sekolah, komitmen organisasi, dan kepuas-
an kerja akan mengakibatkan peningkatan kerja guru.
HASIL DAN PEMBAHASAN Dilihat dari pelaksanaannya, kegiatan supervisi telah
dilakukan oleh pihak pengawas (38%) kepala sekolah
Kualifikasi pendidikan seluruh supervisor (100%) (34%), dinas pendidikan ( 16%) dan yayasan (14%).
pengawas dan kepala sekolah TK/PAUD di kota Ma- Menurut Firman Ashadi (2014), komponen pening-
lang adalah sarjana. Hanya saja, tidak semua guru katan mutu pendidikan di sekolah ditentukan oleh sis-
dan pengawas (91%) memiliki kompetensi linear wa, guru, pembina atau pengelola sekolah, sarana dan
dengan jabatannya. Dilihat dari kualifkasi ini maka prasarana sekolah serta proses pembelajaran. Super-
jenjang pendidikan para guru dan kepala sekolah TK/ visi sebagai kegiatan pedagogis membantu menyele-
PAUD sudah sesuai dengan ketentuan Undang-Un- saikan kesulitan dalam meningkatkan mutu sekolah
dang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan melibatkan banyak pihak. Kegiatan pendidikan di
Nasional dan Undang-Undang nomor 5 tahun 2005 PAUD sangat kompleks sehingga perlu melibatkan
tentang Guru dan Dosen. Selain itu, masing-masing pihak tersebut. Supervisor dan kepala sekolah berperan
separo (50%) guru dan supervisor sudah memiliki ser- sangat beesar dalam menciptakan budaya sekolah.
tifikat pendidik dan memperoleh tunjangan profesi Menurut penelitian Madyo Ekosusilo dan Soepardjo
sebagaimana dipersyarakan undang-undang tersebut. (2014) keberhasilan kepala sekolah dalam membangun
Sebagian besar (86%) supervisor (pengawas dan ke- budaya organisasi sekolah yang kondusif dilakukan
pala sekolah) memiliki pengalaman masa kerja lebih dengan cara menjalin kerjasama yang sebaik-baiknya
dari 5 tahun sedangkan sebagian lainnya (14%) ke- dengan warga sekolah, penuh perhatian, dapat men-
pala sekolah memiliki masa kerja kurang dari 5 tahun. jaga kerukunan dan keharmonisan dalam bekerja.
Samawi, dkk., Supervisi Budaya dalam … 137

Supervisi itu mencakup kegiatan yang sangat luas bahwa para guru di kota Malang telah memperoleh
karena melibatkan semua pihak yang terkait dengan pembinaan profesional yang bervariasi. Sebagian besar
penyelenggaraan TK. Dinas Pendidikan Kota/Kabu- (61%) supervisi selalu dievaluasi sedangkan sebagian
paten perlu meningkatkan kemampuan supervisor dan lainnya (39%) dinyatakan tidak selalu dievaluasi.
kepala sekolah melalui diklat kepemimpinan. Buda- Kegiatan supervisi selalu ( 75%) ditindaklanjuti dan
ya organisasi sekolah yang efektif dapat diwujudkan sebagian besar lainnya (25%) dinyatakan tidak selalu
melalui supervisi yang efektif dan kepemimpinan ditindaklanjuti. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan
kepala sekolah yang demokratis. Para guru TK bekerja supervisi dilakukan secara terencana, sistematis dan
bukan semata karena finansial semata tetapi ada faktor berkelanjutan.
kepercayaan (non profit) bahwa mendidik anak itu Faktor pendukung keberhasilan kegiatan super-
bagian dari kemuliaan guru (Ahmad Samawi, 2016). visi berbasis budaya ditentukan oleh sikap kooperatif
Materi supervisi yang diberikan di dalam mela- guru (93%), kondisi sekolah (2,5%), dan budaya seko-
kukan kegiatan supervisi di sekolah adalah kepega- lah (4,5%). Temuan ini sessuai dengan temuan pene-
waian (14%) , administrasi sekolah (14%) dan kuriku- litian Madyo Ekosusilo dan Soepardjo (2014) yang
lum 2013 (72%). Materi supervisi yang disampaikan menyatakan bahwa faktor dominan budaya organisasi,
supervisor kepada para guru lebih banyak pada bi- perilaku kepemimpinan dan kompetensi pedagogik
dang kurikulum dikarenakan materi kurikulum 2013 berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
masih relatif baru dan belum banyak dilakukan sosiali- motivasi kerja guru. Faktor tersebut sangat membantu
sasi secara detail dan rinci terutama ketika implementa- meningkatkan kemajuan sekolah. Lembaga PAUD
si di dalam pembelajaran sehingga perlu pendamping- kota Malang mempunyai potensi yang sangat besar
an oleh supervisor. Materi supervisi sebagian masih untuk lebih maju, terutama dari segi SDM baik tenaga
ada yang berorientasi pada administrasi dan teknis kependidikan maupun non kependidikan. Sebagian
kepegawaian akan menyebabkan proses supervisi besar SDM tersebut sudah berkualifikasi sarjana S1
menjadi kurang menarik. Temuan kecenderungan as- meskipun belum semuanya linear dengan bidang tu-
pek administrasi tersebut sesuai dengan temuan pe- gasnya. Menurut Undang-undang Nomor 5 tahun 2005
nelitan Yudha M Saputra (2011) yang menyatakan tentang Guru dan Dosen, guru PAUD harus memiliki
bahwa ada kecenderungan para pengawas lebih me- kualifikasi Sarjana Strata 1 linear dengan bidang tu-
mentingkan aspek administrasi dan bukan substansi gas sebagai guru PAUD. Jika tidak linear maka guru
dalam kepengawasannya. Ruang supervisi yang digu- akan mengalami kesulitan mengembangkan pembe-
nakan dalam kegiatan supervisi berbasis budaya ada- lajaran PAUD di sekolah. Mereka yang belum linear,
lah ruang tertutup (52%) dan terbuka (48%). Bentuk perlu meningkatkan kompetensi melalui diklat pem-
supervisi yang dilakukan supervisor adalah kunjungan belajaran PAUD sesuai kurikulum 2013. Peran super-
kelas (65%) dan observasi (35%). Suasana menye- visor sangat besar dalam memotivasi para guru untuk
nangkan dalam supervisi sangat diharapkan para guru mengembangkan diri melalui diklat, worshop atau
(86%) sedangkan sebagian lain (14%) guru menyata- lokakarya, seminar, dan diskusi. Bahasa komunikasi
kan supervisi itu tidak menyenangkan. Suasana me- yang digunakan dalam supervisi adalah bahasa Indo-
nyenangkan itu sangat kondusif bagi kepala sekolah nesia formal dan baku (91%) sedangkan sebagian kecil
atau supervisor untuk memberikan konseling pem- (9%) bahasa campuran bahasa Indonesia dan bahasa
belajaran pada guru. Namun hal ini belum banyak daerah. Melalui bahasa Indonesia formal dan baku
dipahami para supervisor sehingga kinerja kepala se- itu menjadikan komunikasi supervisor dan guru ber-
kolah belum maksimal, sebagaimana hasil penelitian sifat setara sehingga teknik pembinaannya bersifat
Abu Bakar M. Luddin (2013) yang menyebutkan kolegial. Berdasarkan penelitian Bambang Budi Wi-
bahwa kinerja kepala sekolah dalam melaksanakan yono dkk (2014) teknik pembinaan yang efektif adalah
bimbingan belum sepenuhnya seperti yang diharapkan. pembinaan yang mengaktifkan belajar guru dan pem-
Teknik supervisi yang digunakan dalam super- bina serta bersifat kolegial mandiri.
visi sangat bervariasi adalah individu (86%) dan Namun demikian, kegiatan supervisi juga meng-
kolektif (14%). Teknik individu dilakukan melalui alami kesulitan dan hambatan. Hambatan tersebut
kunjungan kelas (65%) dan observasi (35%), sedang- adalah inovasi pembelajaran melalui perubahan ku-
kan teknik kolektif dengan workshop, rapat kerja rikulum 2013 dengan pendekatan saintifik perlu so-
guru, diklat, dan Bentuk supervisi yang dilakukan sialisasi dan pelatihan pada guru. Peran kepala sekolah
supervisor adalah kunjungan kelas (65%) dan obser- sangat penting dalam mendorong para guru mema-
vasi (35%). Temuan ini sesuai dengan penelitian hami dan mempraktikkan kurikulum tersebut. Peneli-
Bambang Budi Wiyono dkk (2014) yang menyatakan tian Firman Ashadi (2014) menemukan bahwa kepala
138 Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 22, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 134-139

sekolah berperan sangat penting dan strategis dalam 2013) yang menyatakan bahwa kepemimpinan tran-
bekerjasama dengan pihak lain untuk meningkatkan saksional, konflik, dan efikasi diri berkontribusi ter-
mutu sekolah. Kegiatan supervisi tidak hanya dilaku- hadap kinerja kepala sekolah.
kan oleh supervisor tetapi juga kepala sekolah. Faktor
yang menghambat itu adalah jarak sekolah (24%), SIMPULAN
beban kerja (52%), dan sikap mental guru (24%).
Faktor jarak yang menghambat tugas supervisor ini Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
diatasi dengan pemberian inventaris kendaran dinas bahwa kegiatan supervisi yang dilakukan untuk me-
sepeda motor, sedangkan beban kerja berkaitan dengan ningkatkan implementasi kurikulum 2013 di TK kota
jumlah PAUD sangat banyak dan tersebar di wilayah Malang berdasarkan budaya demokratis yang mene-
pembinaan yang luas. Sikap mental guru terbentuk kankan pada hubungan kesetaraan antara supervisor
melalui persepsi guru terhadap aktivitas supervisor dan guru. hal ini tampak pada dukungan sikap koope-
yang dianggap hanya mencari kesalahan dan hasil ratif guru, kondisi sekolah, dan budaya sekolah. Aspek-
supervisor tidak ditindaklanjuti. aspek budaya seperti kepercayaan, bahasa, sistem nilai
Para guru di sekolah juga mengalami kesulitan dan norma serta kemajuan teknologi sangat mempe-
dalam mengimplementasikan kurikulum 2013. Faktor ngaruhi efektifitas supervisi. Kegiatan supervisi ber-
itu berupa pengembangan program sekolah (4,5%), basis budaya untuk meningkatkan implementasi ku-
pengembangan pembelajaran di kelas (91%) dan pe- rikulum 2013 di TK kota Malang diorientasikan pada
ngembangan SDM (4,5%). Temuan ini sesuai peneli- pengembangan program sekolah, pembelajaran di
tian sebelumnya yang dilakukan oleh Ekaning Pambu- kelas, dan pengembangan SDM.
di Sari dkk (2013) yang menyatakan bahwa kesulitan Secara manajerial, kegiatan supervisi budaya
implementasi kurikulum banyak dialami guru pada dilaksanakan secara profesional dengan langkah pe-
penguasaan materi, keterbatasan sumber dan media rencanaan, implementasi, evaluasi, dan tindak lanjut.
pembelajaran. Kegiatan itu dilakukan dengan prinsip demokratis,
Kegiatan supervisi budaya yang diharapkan guru terbuka, dan menyenangkan. Semangat dan sikap ke-
adalah dilakukan secara rutin (2,5%), supervisi yang terbukaan dalam menerima inovasi terutama imple-
memberikan motivasi dan inspirasi (68,5%) dan se- mentasi kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik
suai dengan nilai budaya (18%) dan religius (13,5%) lebih mudah diterima para guru TK. Kualitas SDM
serta lainnya (4,5%). Temuan ini menunjukkan bahwa para guru yang demikian menjadi modal utama dalam
kegiatan supervisi dapat meningkatkan motivasi dan pemberdayaan sekolah untuk meningkatkan kualitas
inspirasi kinerja kepala sekolah dan guru. Temuan pendidikannya.
ini sesuai dengan temuan sebelumnya (Rosmala Dewi,

DAFTAR RUJUKAN
Ashadi, F. 2014. Peran Kepala Sekolah dalam Peningkat- Dewi, R. 2013. Kinerja Kepala Sekolah: Pengaruh Ke-
an Mutu Sekolah. Ilmu Pendidikan, Jurnal Kajian pemimpinan Transasksional, Konflik, dan Efikasi
Teori dan Praktik Kependidikan. 41(1): 34-43. Diri. Jurnal Ilmu Pendidikan. 18(2): 150-156.
Asmani, J.M. 2012. Tips Efektif Pembinaan Pendidikan Ekosusilo, M. dan Soepardjo. 2014. Faktor Dominan yang
Sekolah. Jogjakarta: Diva Press. Mempengaruhi Motivasi Kerja, Kinerja, dan Ke-
Astin, A. 1993. Assessment for Excellence: Philosophy puasan Kerja Guru SMA. Jurnal Ilmu Pendidikan.
and practice of Assessment and Evaluation. Ame- 20 (2): 134-143.
rican Association for Higher Educatio. Chapel Hill, Garza, E. Jr. 2014. Leadership for Succes Schools: Lesson
NC: The University of Carolina. from Effective Principals. International Journal of
Brian and Becker. 1996. The Impact of Human Resource Educational Management. 28. (7). 798-811.
Management on Organiztional Performance: Pro- Glickman, C.D. et al. 2009. The Basic Guide to Supervi-
gress and Prospect. Academy of Management sion and Instructional Leadership. Boston: Allyn
Journal. 39(4) halaman 779-801. and Bacon, inc.
Wiyono, B.B, Kusmintardjo, Supriyanto, A. 2014. Grand Gunawan, I. 2014. Pengaruh Supervisi Pengajaran dan
Desain Model Pembinaan Profesional Guru Ber- Kemampuan Guru Mengelola Kelas terhadap Mo-
basis Determinan Kinerja Guru. Jurnal Ilmu Pen- tivasi Belajar Siswa. Ilmu Pendidikan.Jurnal Ka-
didikan. 20(3): 165-175. jian Teori dan Praktik Kependidikan. 41(1): 44-
Daresh, John C. 2001. Supervision as proactive Leader- 52.
ship. 3rd ed. Prospect Heights, Il: Waveland Press. Gwyyn. 1982. Theory and Practice of Supervison. New
York: DODD, MEAD & Company.
Samawi, dkk., Supervisi Budaya dalam … 139

Luddin, A.B.M. 2013. Kinerja Kepala Sekolah dalam Saputra, Y.M. 2011. Supervisi Pembelajaran untuk Me-
Kegiatan Bimbingan. Jurnal Ilmu Pendidikan 19 ningkatkan Kinerja Guru Pendidikan Jasmani. Jur-
(2): 218-224. nal Ilmu Pendidikan. 17(5): 417-424.
Neagley, R.L. & Evans, N.D. 1980. Handbook for Effec- Sari, E.P., Badawi, A., Sumanto. 2013. Implementasi Kuri-
tive Supervision of Instruction. Englewood Cliffs: kulum Muatan Lokal Bahasa Using di Kelas Ting-
Prentice Hall, Inc gi Sekolah Dasar. Ilmu Pendidikan, Jurnal Kajian
Nurtain. 1989. Pembinaan Pengajaran (Teori dan Prak- Teori dan Praktik Kependidikan. 40(1): 36-47.
tek). Jakarta: Dirjen Dikti. Sergiovani, T.J. 1982. Supervision of Teaching. ASCD.
Padmonodewo, S. 2003. Pendidikan Anak Prasekolah. Sumarsono, R.B. 2012. Iklim Sekolah, Komitmen Orga-
Jakarta: PT Rineka Cipta. nisasi, Kepuasan Kerja, dan Kinerja Guru. Mana-
Prasojo, Lantip Diant dan Sudiyono. 2011. Pembinaan Pen- jemen Pendidikan. 23(6): 532-539).
didikan. Yogyakarta: Gava Media. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun
Samawi. A. 2016. Keberadaan Lembaga Pendidikan PAUD 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
sebagai Organisasi Nonprofit. Proceeding Kon- Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2005
vensi Nasional Pendidikan Indonesia VIII 2016. tentang Guru dan Dosen.
Jakarta: UNJ.

Anda mungkin juga menyukai