Anda di halaman 1dari 18

GEOSTRATEGI INDONESIA

Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah

“Pendidikan Kewarganegaraan”

Dosen Pengampu:

Dr. Romlah Abu Bakar Askar, MA

Disusun oleh:

KELOMPOK 9

Nawrah Septiani Maharani 11200140000071

Ahmad Syahrul Mubarok 11200140000073

Dewita Zahra 11200140000085

Pendidikan Bahasa Inggris

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. karena atas rahmat, karunia dan kasih
sayang-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Geostrategi Indonesia ini dengan
sebaik mungkin. Selawat serta salam semoga tetap tetap tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW. tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Romlah Abu Bakar Askar,
MAselaku dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak kesalahan dan kekeliruan,
baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun dengan teknik pengektikan. Maka dari
itu, penulis meminta maaf yang sebesar-besarnya bila ada kesalahan dalam makalah ini.

Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan
dan diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca guna memperbaiki kesalahan
sebagaimana mestinya.

Jakarta, 24 Mei 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang terdiri dari 17.000 lebih pulau diapit oleh Samudra
Pasifik dan Samudra Hindia. Ini menjadikan Indonesia sebagai negara terbesar kedelapan di
Asia dan negara terbesar di Asia Tenggara. Dengan populasi sebesar 270 juta jiwa saat ini,
Indonesia adalah negara dengan penduduk terbesar keempat di dunia.
Indonesia berbatasan dengan Malaysia di Pulau Kalimantan, dengan Papua Nugini di
Pulau Papua dan dengan Timor Leste di Pulau Timor. Dari Sabang sampai Merauke,
Indonesia terdiri dari berbagai suku, bahasa, dan agama yang berbeda. Semboyan nasional
bangsa Indonesia, “Bhinneka Tinggal Ika” (Berbeda-beda tetapi tetap satu), berarti
keberagaman yang membentuk negara. Hal ini menunujukkan adanya masyarakat Indonesia
yang majemuk dan heterogen, didalmanya teridiri berbgaia ras, suku, bahasa, agama, warna
kulit, agama dan adat istiadat yang berbeda. Dari berbagai perbedaan tersebut sehingga dalam
masyarakat Indonesia rawan dengan adanya perpecahan antara daerah satu dengan daerah
yang lain.
Oleh karena itu perlu adanya suatu strategi untuk menjaga persatuan dan kesatuan
masyarakat Indonesia. Dalam perkembangannya strategi tersebut tidak hanya untuk
menanggulangi masalah konflik antar daerah di Indonesia tetapi juga untuk menghadapi
segala gangguan yang datang dari luar Indonesia yang mengancam keutuhan Negara Kesatuan
Rebublik Indonesia. Strategi tersebut dalam masyarakat Indonesia dikenal dengan istilah
geostrategi.
Geostrategi diartikan sebagai geopolitik untuk kepentingan militer atau perang.  Di
Indonesia, geostrategi diartikan sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita proklamasi,
sebagaimana tercantum dalam Mukadimah UUD 1945, melalui proses pembangunan
nasional.  Karena tujuan itulah maka ia menjadi doktrin pembangunan dan diberi nama
Ketahanan Nasional.
Mengingat geostrategi Indonesia memberikan arahan tentang bagaimana membuat
strategi pembangunan guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, lebih aman, dan
sebagainy sehingga Geostrategi Indonesia ditegaskan wujudnya dalam bentuk rumusan
ketahanan nasional sebagai kondisi, metode, dan doktrin dalam pembangunan nasional.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut rumusan masalah yang dapat diambil oleh penulis adalah sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud geostrategi?
2. Bagaimana konsep Ketahanan Nasional Indonesia?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai penulis ialah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud geostrategi
2. Untuk mengetahui konsep Ketahanan Nasional Indonesia
BAB II

PEMBAHASAN

A. Geostrategi Indonesia
Pada awalnya, geostrategi diartikan sebagai geopolitik untuk kepentingan militer atau
perang. Namun, Geostrategi Indonesia pada dasarnya adalah strategi nasional bangsa
Indonesia dalam memanfaatkan wilayah negara kesatuan Republik Indonesia sebagai ruang
hidup nasional guna merancang arahan tentang kebijakan, sarana, dan sasaran pembangunan
untuk mencapai kepentingan dan tujuan nasional. Selanjutnya, geostrategi Indonesia
dirumuskan dalam wujud ketahanan nasional.
1. Pengertian Geostrategi
Geostrategi berasal dari kata geografi dan strategi. Geografi merujuk kepada
ruang hidup nasional, wadah, atau tempat hidupnya bangsa dan negara Indonesia. Strategi
diartikan sebagai ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk
melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam keadaan perang dan damai.
Atas dasar pengertian sederhana diatas, bangsa Indonesia memandang geostrategi
sebagai strategi dalam memanfaatkan keadaan atau konstelasi geografi negara Indonesia
untuk menentukan kebijakan tujuan, dan sarana-sarana guna mewujudkan cita-cita
proklamasi dan tujuan nasional bangsa Indonesia.

2. Perkemabangan Konsep Geostrategi Indonesia


Konsep geostrategi Indonesia pada hakekatnya bukan mengembangkan kekuatan
untuk penguasaan terhadap wilayah di luar Indonesia atau untuk ekspansi terhadap
negara lain, tetapi konsep geostrategi yang didasarkan pada kondisi metode, atau cara
untuk mengembangkan potensi kekuatan nasional yang ditujukan untuk pengamanan dan
menjaga keutuhan kedaulatan Negara Indonesia dan pembangunan nasional dari
kemungkinan gangguan yang datang dari dalam maupun dari luar negeri. Untuk
mewujudkan geostrategis Indonesia akhirnya dirumuskan Bangsa Indonesia dengan
Ketahanan Nasional Republik Indonesia.
Konsep geostrategi Indonesia pertama kali dilontarkan oleh Bung Karno pada
tanggal 10 Juni 1948 di Kotaraja. Namun pada faktanya, gagasan ini kurang
dikembangkan oleh para pejabat bawahan, karena seperti yang kita ketahui wilayah
NKRI diduduki oleh Belanda pada akhir Desember 1948, sehingga kurang berpengaruh.
Dan akhirnya, setelah pengakuan kemerdekaan 1950 garis pembangunan politik berupa
“Nation and character and building” yang merupakan wujud tidak langsung dari
geostrategi Indonesia yakni sebagai pembangunan jiwa bangsa. Berikut beberapa tahapan
geostrategi Indonesia dari awal pembentukan hingga sekarang:
 Pada awalnya, geostrategi Indonesia digagas oleh Sekolah Staf dan Komando
Angkatan Darat (SESKOAD) Bandung tahun 1962. Konsep geostrategi Indonesia
yang terumus adalah pentingnya pengkajian terhadap perkembangan lingkungan
strategi di kawasan Indonesia yang ditandai dengan meluasnya pengaruh
komunis. Geostrategi Indonesia pada saat itu dimaknai sebagai strategi untuk
mengembangkan dan membangun kemampuan teritorial dan kemampuan gerilya
untuk menghadapi ancaman komunis di Indonesia.
 Pada tahun 1965-an Lembaga Ketahanan Nasional mengembangkan konsep
geostrategi Indonesia yang lebih maju dengan rumusan sebagai berikut: bahwa
geostrategi Indonesia harus berupa sebuah konsep strategi untuk mengembangkan
keuletan dan daya tahan, juga pengembangan kekuatan nasional untuk
menghadapi dan menangkal ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik
bersifat internal maupun eksternal. Gagasan ini agak lebih progresif tapi tetap
terlihat sebagai konsep geostrategi Indonesia awal dalam membangun
kemampuan nasional sebagai faktor kekuatan pengangguh bahaya.
 Sejak tahun 1972 Lembaga Ketahanan Nasional terus melakukan pengkajian
tentang geostrategi Indonesia yang lebih sesuai dengan konstitusi Indonesia. Pada
era itu konsepsi geostrategi Indonesia dibatasi sebagai metode untuk
mengembangkan potensi ketahanan nasional dalam menciptakan kesejahteraan
menjaga identitas bangsa dan negara serta integrasi nasional.
 Terhitung mulai tahun 1974 geostrategi Indonesia ditegaskan dalam bentuk
rumusan ketahanan nasional sebagai kondisi metode dan doktrin dalam
pembangunan nasional.
Pengembangan konsep geostrategi Indonesia bertujuan untuk:

a) Menyusun dan mengembangkan potensi kekuatan nasional baik yang berbasis pada
aspek ideologi, politik, sosial budaya dan hankam dan aspek-aspek alamiah bagi
upaya kelestarian dan eksistensi hidup negara dan bangsa untuk mewujudkan cita-cita
proklamasi dan tujuan nasional.

b) Menunjang tugas pokok pemerintahan Indonesia dalam:

 Menegakkan hukum dan ketertiban.


 Terwujudnya kesejahteraan dan kemakmuran.
 Terselenggaranya pertahanan dan keamanan.
 Terwujudnya keadilan hukum dan keadilan sosial.
 Tersedianya kesempatan rakyat untuk mengaktualisasikan diri.

3. Wujud Geostrategi Indonesia


Guna mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional yang telah
diamanatkan oleh Pembukaan UUD 1945 diperlukan suatu rumusan strategi yang
dianggap mampu menciptakan masa depan yang aman dan sejahtera. Geostrategi
Indonesia dirumuskan bukan untuk kepentingan politik menguasai bangsa lain atau
perang, tetapi sebagai kondisi, metode, dan doktrin untuk mengembangkan potensi
kekuatan nasional di dalam melaksanakan pembangunan nasional guna merealisasikan
amanat Pembukaan UUD 1945 di dalam mewujudkan cita-cita proklamasi bangsa
Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur; serta mewujudkan tujuan
nasional: melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadailan sosial.
Geostrategi Indonesia dirumuskan dalam wujud konsep Ketahanan Nasional
(National Endurance) Republik Indonesia.

B. Ketahanan Nasional
Konsepsi ketahanan nasional memliki latar belakang sejarah kelahirannya di Indonesia.
Gagasan tentang ketahanan nasional bermula pada awal tahun 1960-an pada kalangan militer
angkatan darat di SSKAD yang sekarang bernama SESKOAD (Sunardi: 1997). Masa itu
adalah sedang meluasnya pengaruh komunisme yang berasal dari Uni Soviet dan Cina.
Pengaruh komunisme sampai masuk kawasan Indo-Cina sehingga satu per satu kawasan Indo-
Cina menjadi negara komunis seperti Laos, Vietnam, Kamboja. Bahkan, infiltrasi komunis
masuk ke Thailand, Malaysia dan Singapura.
Tahun 1960-an terjadi gerakan komunis di Filipina, Mlaysia, Singapura, dan Thailand.
Bhakan, gerakan Indonesia berhasil mengadakan pemberontakan pada 30 Sepetember 1965,
tetapi akhirnya bisa diatasi. Menyadari atas berbagai kejadian tersebut, makin kuat gagasan
pemikiran tentang kekuatan apa yang seharusnya dan bangsa Indonesia agar kedaulatan dan
keutuhan bangsa Indonesia terjamin di masa yang akan datang. Jawaban atas pertanyaan
eksploratif tersebut adalah adanya kekuatan nasional yang antara lain berupa unsur kesatuan
dan persatuan serta kekuatan nasional.
1. Pengertian Ketahanan Nasional
Ketahanan Nasional (Tannas) adalah kondisi dinamis bangsa Indonesia, yang
berisi keuletan dan ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan
kekuatan nasional dalam menghadapi segala tantangan, ancaman, hambatan dan
gangguan baik dari dalam maupun dari luar, untuk menjamin identitas, integritas,
kelangsungan hidup bangsa dan negara, serta untuk mencapai perjuangan nasionalnya
(Suradinata, 2005: 47, atau lihat soemarsono dkk, 2001: 106).
Dalam pengertian tersebut, ketahanan nasional adalah kondisi kehidupan nasional
yang harus diwujudkan. Kondisi tersebut harus terus diusahakan sejak dini, dibina dan
bisa dimulai dari pribadi, keluarga, lingkungan, daerah, dan nasional. Proses
berkelanjutan untuk mewujudkan kondisi tersebut dilakukan berdasar pemikiran
geostrategi berupa konsepsi yang dirancang dan dirumuskan dengan memperhatikan
kondisi bangsa dan konstelasi geografi Indonesia. Konsep inilah yang disebut ketahanan
nasional (Soemarsono dkk, 2001: 106). Jadi dapat disimpulkan bahwa ketahanan nasional
adalah konsep geostrategi Indonesia.
Sejak bangsa Indoensia memproklamirkan kemerdekaannya 17 Agustus 1945,
Bangsa Indonesia tidak luput dari berbagai gejolak dan gangguan baik dari dalam
maupun luar yang nyaris mengoyak persatuan dan integritas nasional sebagai sebuah
bangsa yang bersatu. Misalnya di era-era awal kemerdekaan, bangsa Indonesia harus
berjuang sekuat tenaga untuk mempertahankan kemerdekaan dari agresi militer I dan II
Belanda yang tidak rela melepaskan negara Indonesia menjadi sebuah negara merdeka
setelah periode berabad-abad penjajahannya di seluruh Wilayah Nusantara.
Dalam konteks gangguan yang mucul dari dalam negeri sendiri, kita juga bisa
menyaksikan pergolakan-pergolakan di dalam negeri (daerah) selama masa awal
kemerdekaan seperti gerakan APRA di bandung, Andi Aziz di Makasar,
pemberomntakan RMS, pemberontakan PRRI di daerah sumatera, dan permesta di daerah
sulawesi, serta gerakan DI/TII di bawah pimpinan Kartosuwiryo (1947-1962), serta
pemberontakan PKI tahun 1965 (Karsono, 1999: 96).
Gangguan-gangguan integrasi nasional tentu merupakan langkah mundur dan
merupakan batu uji bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan
nasionalnya. Selain itu karena dilihat dari letak geografis, potensi sumber daya alam,
serta besar jumlah dan kemampuan penduduk yang dimilikinya, Indonesia juga menjadi
ajang perebutan dan persaingan kepentingan dan pengaruh negara-negara besar atau
adikuasa. Terbukti beberapa pergolakan daerah di beberapa wilayah juga tidak lepas dari
dukungan kelompok negara-negara adikuasa yang ikut bermain dan menyokong gerakan-
gerakan tersebut demi keuntungan ekonomi maupun politik dari negara yang
bersangkutan.
Pertimbangan geostrategis bahwa Indonesia menempati kenyataan posisi silang
dari berbagai aspek, disamping aspek geografi juga aspek demografi, ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya, dan hankam. Secara lebih rinci posisi silang Indonesia tersebut
sebagai berikut:
a) Geografi: wilayah Indonesia terletak diantara dua benua yakni benua Asia dan Benua
Australia, serta diantara samudera pasifik dan Samudera Hindia.
b) Demografi: penduduk Indonesia terletak di antara penduduk jarang di selatan
(Australia) dan penduduk paling Padat Utara (RRC dan Jepang).
c) Ideologi: Indonesia secara ideologis diapit oleh kekuatan ideologi berbeda, yakni
liberalisme di seletan (australia dan Selandia Baru) dan Komunisme di Utara (RRC,
Vietnam, dan Korea Utara).
d) Politik: di aras Sistem Politik, Indonesia diapit oleh kekuatan demokrasi Liberal di
selatan, dan demokrasi rakyat (proletariat) di utara.
e) Ekonomi: Secara ekonomi, Indonesia di “perbatasan” antara ekonomi kapitalis di
Selatan dan masyarakat sosialis di Utara.
f) Sosial: masyarakat Indonesia diantara masyarakat Individual di selatan dan
masyarakat sosialisme di Utara.
g) Budaya: Budaya Indonesia terletak diantara budaya barat di selatan dan budaya
budaya timur di utara.
h) Hankam: Geopolitik dan geostrategi Hankam Indonesia terletak diantara wawasan
kekuatan maritim di selatan di selatan dan wawasan kontinental di utara (Kaelan,
2007: 132).
Dalam konteks menangkal ancaman baik dari luar dan dalam, karena sifat silang
Indonesia dari berbagai aspek geostrategis maupun aspek lain, Indonesia mempunyai dua
alternatif: yakni hanya menjadi obyek daripada lalu-lintas kekuatan dan pengaruh luar,
atau menjadi subyek yang turut aktif mengatur lalulintas kekuatan-kakuatan pengaruh
luar tersebut untuk mewujudkan cita-cita sebagai bangsa merdeka, berdaulat, adil, dan
makmur. Sejauh ini Indonesia, terutama terkait kesatuan resmi wilayah Indonesia secara
umum masih tetap tegak berdiri, meskipun pada wilayah-wilayah penciptaan kemerataan
ekonomi, ancaman korupsi, kesatuan budaya, politik, dan pertahanan kemanan masih
harus perlu ditingkatkan dan dikembangkan secara terus menerus. Hal itu tentu tak lepas
dari keuletan dan ketangguhan bangsa Indonesia sendiri dalam mengembangkan kekuatan
nasional dan menghadapi ancaman dan tantangan-tatantangan internalnya sendiri
(Soemarsono dkk, 2001: 102). Oleh karena itu, strategi untuk mengelola dan
mendayagunakan kekuatan-kekuatan yang ada (yakni berupa keuletan dan ketahanan)
berdasar pertimbangan geostrategis dalam menghadapi tantangan dan hambatan yang
menerpa Indonesia inilah yang secara umum disebut Ketahanan Nasional. Ketahanan
Nasional ini sangat diperlukan untuk mewujudkan dan mempertahankan integritas bangsa
dan wilayah tumpah darah Indonesia, mengingat kemajemukan bangsa Indonesia serta
sifat khas wilayah tumpah darah Indonesia. Pandangan Geostrategi Indonesia inilah yang
dikemudian dirumuskan dalam bentuk ketahanan nasional.
2. Hakikat Ketahanan Nasional
Hakikat Ketahanan Nasional Indonesia adalah keuletan dan ketangguhan bangsa
yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional untuk dapat
menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam mencapai tujuan nasional.
Hakikat konsepsi nasional Indonesia adalah pengaturan dan penyelenggaraan
kesejahteraan dan keamanan secara seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek
kehdupan nasioanal.
Dalam konteks ketahanan nasional :
a) Ketahanan Nasional sebagai status kenyataan nyata atau rela.
b) Ketahanan Nasional sebagai konsepsi.
c) Ketahanan Nasional sebagai metode berfikir atau metode pendekatan.

3. Asas-Asas Ketahanan Nasional


Asas ketahanan nasional adalah tata laku yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara, yang terdiri dari:
a. Asas Kesejahtetaan dan Keamanan
Kesejahteraan dan keamanan merupakan dua hal utama dalam menyelenggarakan
kehidupan berbangsa dan bernegara. Tanpa dua hal ini kehidupan bernegara dan
berbangsa dan bernegara kehilangan relevansi keberadaannya. Dua hal ini merupakan
asas dalam sistem kehidupan nasional, tanpa kedua hal ini maka kehidupan nasional
tidak dapat berlangsung. Oleh karenanya kesejahteraan dan kemananan merupakan
nilai intrinsik dalam sistem kehidupan nasional itu sendiri. Dalam kehidupan nasional,
tingkat kesejahteraan dan keamanan yang telah dicapai merupakan tolak ukur
ketahanan nasional secara umum.
b. Asas Komprehensivitas Integral atau Menyeluruh dan Terpadu
Ketahanan nasional sebagai sebuah cara dan metode dalam mencapai dan
menyelenggarakan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang dan selaras harus
dilaksanakan mencakup ketahanan dari segenap aspek kehidupan berbangsa secara
utuh, menyeluruh, dan terpadu (integral-komprehensif).
c. Asas Kekeluargaan
Karena di dalam Ketahanan nasional asas kekeluargaan dijunjung tinggi, maka
perbedaan-perbedaan dan keragaman yang ada di seluruh wilayah Indonesia diakui.
Perbedaan dan keragaman tersebut harus dikelola dan dijadikan kekayaan dan modal
untuk membangun Indonesia yang berdaulat, adil dan makmur. Dalam konteks
internasional, asas kekeluargaan bermakna menghargai perbedaan-perbedaan untuk
mengembangkan hubungan kemitraan yang serasi agar tidak berkembang menjadi
konflik.
d. Asas Mawas Ke Dalam dan Ke Luar
Seluruh kehidupan nasional merupakan perpaduan segenap aspek kehidupan
bangsa yang saling berinteraksi. Selain itu sistem kehidupan berbangsa dan bernegara
juga sangat mempengaruhi dan berinteraksi dengan lingkungan sekelilingnya. Dalam
interaksi timbalbalik tersebut maka sering muncul dampak positif maupun negatif.
Maka sangat dibutuhkan suatu sikap mawas ke dalam maupun mawas ke Luar.
Mawas Ke Dalam, artinya ketahanan nasional harus berusaha menegok
keunggulan dan kelemahan pada diri bangsa sendiri. Dengan cara tersebut bangsa
Indonesia dapat mengukur dan meningkatkan ketahanan nasionalnya dari aspek yang
kurang. Hal ini juga berarti menumbuhkan hakikat, sifat, dan kondisi kehidupan
nasional itu sendiri berdasar nilai-nilai kemandirian yang proporsional untuk
meningkatkan kualitas derajat kemandirian sebuah bangsa yang ulet dan tangguh. Hal
ini tidak berarti bahwa ketahanan nasional mengandung sikap isolasi atau
mengandung nasionalisme sempit.
Mawas Ke Luar, ketahanan nasional harus mempunyai asas mawas keluar yang
bertujuan untuk dapat mengantisipasi dampak lingkungan strategis luar negeri dan
menerima kenyataan adanya interaksi dan ketergantungan dengan dunia internasional.
Kehidupan nasional harus mampu mengembangklan kekuatan nasional untuk
memberikan dampak ke luar dalam bentuk daya tangkal dan daya tawar. Interaksinya
dengan pihak lain diutamakan dalam bentuk kerjasama yang saling memberi
keuntungan (Soemarsono dkk, 2001: 108).

4. Sifat-Sifat Ketahanan Nasional


Ketahanan Nasional memiliki sifat yang terbentuk dari nilai-nilai yang
terkandung dalam landasan dan asas-asasnya yaitu:
a) Mandiri
Ketahanan nasional sebagai cara, metode, dan strategi untuk mengembangkan
kekuatan nasional sudah semestinya harus bertolak dari kekuatan (keuletan dan
ketangguhan) yang dimiliki oleh bangsa Sendiri). Artinya prinsip ini mengandung
konsep pantang menyerah, dan bersandar pada identitas, integritas, dan kepribadian
bangsa. Independency “kemandirian” merupakan prasyarat untuk menjalin kerjasama
yang saling menguntungkan di era perkembangan global ini.
b) Dinamis
Ketahanan Nasional secara umum tidak bersifat statis melainkan harus bersifat
dinamis. Artinya ketahanan nasional ini dapat berubah-ubah, bisa naik-turun, seturut
perubahan situasi baik di level internal maupun muncul dari dorongan luar. Oleh
karena itu ketahanan sosial harus mengorientasikan dirinya jauh ke masa depan
dengan memperhatikan dinamika perubahan maupun aspek-aspek yang tetap untuk
kehidupan nasional yang lebih baik.
c) Berwibawa
Pembangunan ketahanan nasional harus dilakukan dalam konsep berkelanjutan
dan berkesinambungan akan peran meningkatkan kekuatan nasional Indonesia.
Dengan cara itu, makin tinggi tingkat ketahanan suatu bangsa akan semakin
meningkatkan kewibawaan nasional di mata negara-negara Internasional.
d) Konsultasi dan Kerjasama
Ketahanan nasional bangsa Indonesia pertama-tama tidak didasarkan pada sikap
konfrontatif dan mengandalkan kekuasaan dan kekuatan militer semata, melainkan
lebih menitik beratkan pada model-model kerja sama saling menguntungkan, dan
sikap saling menghargai dengan mengandalkan kekuatan yang berpijak pada
kepribadian bangsa sendiri.
e) Integratif
Seluruh elemen dan aspek kehidupan bangsa dalam hubungan dengan lingkungan
sosialnya, lingkungan alam, dan suasana ke dalam, harus mengadakan penyelarasan
dan penyesuaian.
5. Pengaruh Aspek Ketahanan Nasional terhadap Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara
Jika melihat konsep Ketahanan Nasional sebagai kondisi dinamis bangsa
Indonesia untuk mengembangkan kekuatan nasional dan menjamin identitas, integritas,
kelangsungan hidup bangsa dan negara, serta untuk mencapai perjuangan nasionalnya,
maka Konsep Ketahanan Nasional tentu sangat berhubungan dengan kondisi kehidupan
nasional secara keseluruhan. Oleh karenanya, ketahanan nasional bisa dikata merupakan
gambaran dari tata (sistem) kehidupan nasional dalam berbagai aspek yang meliputinya.
Tiap aspek-aspek kehidupan nasional tersebut terus-menerus berubah seiring
berjalannnya waktu, sehingga menciptakan situasi dan pemahaman yang kompleks dan
amat sulit untuk dipantau.
Dalam rangka menyederhanakan kondisi dinamis dari segala aspek kehidupan
nasional tersebut maka dibuatlah penyederhanan model dari hasil pemetaan keadaan
nyata melalui analisis mendalam yang dilandasi teori hubungan antar manusia maupun
teori hubungan manusia antar lingkungannnya.
Dari penyederhanan tersebut maka timbul gambaran konsepsi ketahanan nasional
yang menyangkut kondisi dinamis dari hubungan antar segala aspek yang mendukung
kehidupan nasional.
a. Aspek dari Segi Ideologi
Ideologi adalah suatu sistem nilai ajaran yang memberikan motivasi. Dalam
Ideologi terkandung konsep dasar tentang kehidupan yang dicita-citakan oleh bangsa.
Keampuhan ideologi tergantung pada rangkaian nilai yang dikandungnya yang dapat
memenuhi serta menjamin segala aspirasi hidup dan kehidupan manusia. Suatu
ideologi bersumber dari suatu aliran pikiran/falsafah dan merupakan pelaksanaan dari
sistem falsafah itu sendiri.
b. Aspek dari Segi Politik
1) Dalam negeri: Politik dalam negeri adalah kehidupan politik dan kenegaraan
berdasarkan Pancasila dan UUD ’45 yang mampu menyerap aspirasi dan dapat
mendorong partisipasi masyarakat dalam satu system yang unsur-unsurnya:
Struktur Politik, Proses Politik, Budaya Politik & Komunikasi Politik.
2) Luar negeri: Politik Luar Negeri Indonesia adalah bebas dan aktif. Bebas artinya
Indonesia tidak memihak pada kekuatan-kekuatan yang pada dasarnya tidak sesuai
dengan kepribadian bangsa & Aktif artinya Indonesia dalam percaturan
internasional tidak bersifat reaktif dan tidak menjadi obyek, tetapi berperan atas
dasar cita-citanya.

Ketahanan pada aspek politik dalam negeri adalah Sistem pemerintahan yang
berdasarkan hukum, mekanisme politik yang memungkinkan adanya perbedaan
pendapat. Kepemimpinan nasional yang mengakomodasikan aspirasi yang hidup
dalam masyarakat.

Ketahanan pada aspek politik luar negeri adalah meningkatkan kerjasama


internasional yang saling menguntungkan dan meningkatkan citra positif Indonesia.
Mewujudkan tatanan dunia baru dan ketertiban dunia. Peningkatan kualitas sumber
daya manusia. Melindungi kepentingan Indonesia dari kegiatan diplomasi negatif
negara lain dan hak-hak WNI di luar negeri perlu ditingkatkan.

c. Aspek dari Segi Ekonomi


Aspek kehidupan nasional yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan bagi
masyarakat disebut aspek dari segi ekonomi. Yang meliputi: produksi, distribusi, dan
konsumsi barang-barang jasa. Negara atau pemerintah ikut andil dalam mengatur untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat secara individu maupun kelompok, serta usaha-
usaha yang dilakukan agar bisa memenuhi kebutuhan kehidupan masyarakat.
d. Aspek dari Segi Budaya dan Sosial
Budaya adalah Sistem nilai yang merupakan hasil hubungan manusia dengan
cipta rasa dan karsa yang menumbuhkan gagasan-gagasan utama serta merupakan
kekuatan pendukung penggerak kehidupan. Kebudayaan nasional merupakan identitas
dan menjadi kebanggaan Indonesia. Identitas bangsa Indonesia adalah manusia dan
masyarakat yang memiliki sifat-sifat dasar: Religius, Kekeluargaan, Hidup selaras &
Kerakyatan.
Wujud ketahanan sosial budaya tercermin dalam kondisi kehidupan sosial budaya
bangsa yang dijiwai kepribadian nasional, yang mengandung kemampuan membentuk
dan mengembangkan kehidupan sosial budaya manusia dan masyarakat Indonesia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa, bersatu, cinta tanah air, berkualitas,
maju dan sejahtera dalam kehidupan yang serba selaras, serasi dan seimbang serta
kemampuan menangkal penetrasi budaya asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan
nasional.
e. Aspek dari segi HANKAM
Pertahanan keamanan negara RI dilaksanakan dengan menyusun, mengerahkan,
menggerakkan seluruh potensi nasional termasuk kekuatan masyarakat diseluruh bidang
kehidupan nasional secara terintegrasi dan terkoordinasi.
Penyelenggaraan ketahanan dan keamanan secara nasional merupakan salah satu
fungsi utama dari pemerintahan dan negara RI dengan TNI dan Polri sebagai intinya,
guna menciptakan keamanan bangsa dan negara dalam rangka mewujudkan ketahanan
nasional Indonesia. Keamanan diarahkan untuk menghadapi ancaman dari dalam negeri
dan menjadi tanggung jawab Polri.
Secara geografis ancaman dari luar akan menggunakan wilayah laut dan udara
untuk memasuki wilayah Indonesia. Oleh karena itu pembangunan postur kekuatan
pertahanan keamanan masa depan perlu diarahkan kepada pembangunan kekuatan
pertahanan keamanan secara proporsional dan seimbang antara unsur-unsur utama. Jadi,
aspek ketahanan nasional sangat berpengaruh terhadap berbangsa dan bernegara. Tanpa
adanya ketahanan nasional pengaruh globalisasi akan berpengaruh sangat cepat masuk
kedalam kehidupan masyarakat.
BAB III

KESIMPULAN

Dari pembahasan yang sudah dijelaskan di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Geostrategi merupakan strategi dalam memanfaatkan konstelasi geografi negara untuk


menentukan kebijakan, tujuan, dan sarana-sarana untuk mencapai tujuan nasional.
Geostrategi Indonesia diartikan pula sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita proklamasi
sebagimana yang diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945. Wujud dari geostrategi
Indonesia adalah ketahanan nasional.
2. Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamik suatu bangsa berisi keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam
menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan, baik yang
datang dari dalam maupun luar, yang langsung maupun tiidak langsung membahayakan
integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mengejar
tujuan perjuangan nasionalnya.
DAFTAR PUSTAKA

Dwi Sulisworo, T., Wahyuningsih, D., & Baehaqi, A. (2012). Hibah Materi Pembelajaran Non
Konvesional. Jakarta.

Hidayat, & I. Mardiono. (n.d.). Geopolitik, Teori dan Strategi Politik dalam Hubungannya.

Manda, D., & dkk. (2015). Urgensi Ketahanan Nasional Sebagai Geostrategi Indonesia. Jurnal
Integrasi, 248.

Suradinata, E. (n.d.). Geopolitik dan Geostrategi Dalam Mewujudkan Integritas Negara


Kesatuan Republik Indonesia, 81-82.

Anda mungkin juga menyukai