Anda di halaman 1dari 8

Pengembangan Mobile Learning Materi Konjugasi

PENGEMBANGAN MOBILE LEARNING MATERI KONJUGASI


MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN KELAS X DI SMA NEGERI 19 SURABAYA

Echa Maretha Larasati, Khusnul Khotimah

Program Studi S1 Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
echa.17010024068@mhs.unesa.ac.id, khusnulkhotimah@unesa.ac.id

Abstrak

Pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa media pembelajaran mobile learning yang layak
dan efektif digunakan dalam pembelajaran Bahasa Jerman materi Konjugasi untuk peserta didik kelas X SMA
Negeri 19 Surabaya. Dalam pengembangan ini, model pengembangan yang digunakan merupakan model
ADDIE (Analyze, Design, Development, Implementation, and Evaluation). Pada pengembangan ini sampai pada
uji kelayakan pada ahli materi dan media, uji kelayakan tersebut berupa angket yang menunjukkan seberapa
layak atau tidaknya media mobile learning digunakan untuk pembelajaran Bahasa Jerman. Jenis data yang
diambil yaitu data kuantitatif yang diperoleh dengan menggunakan instrumen angket. Langkah pertama adalah
analisis masalah, setelah masalah ditemukan maka dipilih desain media yang tepat sesuai karakteristik materi,
siswa dan media, setelah itu dilakukan pengembangan media. Sedangkan untuk langkah penerapan dan evaluasi
media tidak dilakukan dengan alasan masih dalam masa pandemi covid-19. Untuk mengetahui kelayakan media
maka peneliti melakukan validasi media dengan dua ahli yaitu ahli ahli materi dan ahli media menggunakan
skala. Dari validasi media didapatkan data yang kemudian dianalisis menggunakan rumus persentase dan
diperoleh hasil sebagai berikut: kelayakan materi sebesar 100% dan kelayakan media sebesar.........Ketiga hasil
tersebut selanjutnya dimasukkan dalam kriteria penilaian persentase tergolong “sangat layak”. Dengan demikian
maka dapat disimpulkan bahwa mobile learning yang telah dikembangkan telah layak dan dapat digunakan
dalam pembelajaran.
Kata Kunci: Mobile learning, konjugasi, bahasa jerman

Abstract
The objectives of this research is to create the feasible and effective learning media using mobile learning
to teach German language especially conjugation material for 10 th grade students at SMAN 19 Surabaya.
The development method in this research is ADDIE method (Analyze, Design, Development,
Implementation, and Evaluation). This research will be conducted until the feasibility test on material and
media experts. The feasibility test is in the form of a questionnaire that shows how appropriate or not
mobile learning media is used for learning German language. The data is in the form of quantitative data
which is use questionnaire as the instrument. The first step is analysis the problem, after the problem is
discovered, the next step is designing the media which appropriate with the characteristic of the material,
students, and the media itself. Then, move to the next step that is developing the media. Applying and
Evaluation steps will not conducted, because of it is still in pandemic era. To measure the worthiness of the
media, the researcher conduct media validation using scale formula with materials experts and media
experts. The validation data will be analyze using percentage formula and will gain the results as follows:
material appropriateness amount 100%, and media appropriateness amount……These three results are then
included in the assessment criteria classified as “very feasible”. It can be concluded that the mobile
learning that has been developed is feasible and can be used in teaching learning activity.
Keywords: Mobile learning, conjugation, German.

PENDAHULUAN adalah menjadikan seorang siswa menjadi cerdas dalam


Pendidikan adalah usaha sadar manusia dan berfikir dan mampu mengembangkan keterampilan atau
sudah terencana untuk menjadikan manusia menjadi potensi yang ada dalam dirinya. Dalam menghadapi
dewasa dan memiliki rasa tanggung jawab agar hidupnya perkembangan pendidikan di era globalisasi yang terjadi
berkualitas (UU No. 20 Tahun, 2003) Berdasarkan belakangan ini, sistem pendidikan di Indonesia seharusnya
penjelasan diatas menunjukkan bawah tujuan pendidikan dapat dilaksanakan dengan tepat agar memenuhi tujuan

1
Pengembangan Mobile Learning Materi Konjugasi

Pendidikan yaitu untuk mengembangkan nilai (afektif), menggunakan metode ceramah, yang diterapkan dalam
sikap (kognitif), dan perilaku siswa (psikomotorik) proses pembelajaran mengakibatkan hanya beberapa
(Danim, 2010:41). siswa yang aktif di kelas. Penguasaan Bahasa Jerman
Media pembelajaran adalah suatu alat, teknik mencakup empat aspek keterampilan berbahasa, yakni
dan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran menyimak, berbicara, membaca, dan menulis (KTSP,
agar lebih efektif (Arsyad, 2011:4). Media pembelajaran 2006:8). Selaras dengan penguasaan bahasa Jerman, maka
yaitu media yang sesuai dengan prinsip-prinsip dalam siswa harusnya memiliki kesadaran dari pentingnya
pemilihan media pembelajaran yaitu tepat guna, berdaya penguasaan bahasa asing, khususnya bahasa Jerman guna
guna, dan bervariasi (Saud, 2009). Salah satu media membentuk individu yang berkualitas yang siap
pembelajaran yang menarik yaitu mobile learning. Media menghadapi era globalisasi (Mantasiah, 2016). Hambatan
yang memanfaatkan kemajuan teknologi ini memiliki yang berupa kurangnya pemahaman dan konsentrasi siswa
keunggulan tersendiri, yaitu mobile learning dalam belajar tersebut menyebabkan siswa kurang aktif
memungkinkan siswa dalam mengakses materi dalam pembelajaran dan kurang cepat tanggap dalam
pembelajaran, arahan dan aplikasi yang berkaitan dengan mata pelajaran ini, hal ini disebabkan karena kurangnya
course kapanpun dan dimanapun (Riyanto & Widayati, pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran menyebabkan
2006). tidak optimalnya hasil belajar.
Mata Pelajaran Bahasa Jerman adalah salah Pembelajaran Bahasa Jerman dapat di
satu mata pelajaran Bahasa Asing yang masuk sebagai kembangkan melalui media yang inovatif, sehingga siswa
mata pelajaran ketrampilan atau muatan lokal (mulok) di mampu memahami materi yang diajarkan, seperti yang
SMA Negeri 19 Surabaya. Di SMAN 19 Surabaya sendiri dikembangkan oleh peneliti sebelumnya. Pengembangan
mata pelajaran Bahasa Jerman dilaksanakan selama 4 kali pertama yaitu Keefektifan Penggunaan Media Video
jam pelajaran selama satu minggu. Mata pelajaran ini Dalam Keterampilan Menulis Karangan Sederhana
merupakan mata pelajaran peminatan yang berarti tidak Bahasa Jerman Siswa Kelas XII IPA SMA Negeri 11
semua kelas difokuskan pada mata pelajaran ini, Guru Makassar oleh (Hardianti & Asri, 2017), pada
pada mata pelajaran ini hanya menggunakan model pengembangan ini terdapat perolehan skor siswa yang
pembelajaran konvensional dimana guru lebih aktif menggunakan media video lebih tinggi dibandingkan
dibandingkan siswanya. Hal ini menyebabkan banyak dengan siswa yang menggunakan pembelajaran
siswa tidak memahami materi konjugasi pada mata konvensional dalam keterampilan menulis karangan
pelajaran Bahasa Jerman. Banyak siswa tidak sederhana bahasa Jerman pada SMA Negeri 11
memperhatikan pada mata pelajaran ini karena mata Makassar. Media video ini sudah sangat bagus dalam
pelajaran ini memiliki banyak variasi huruf yang lebih pembelajaran Bahasa jerman karena siswa dengan adanya
banyak dari Bahasa Inggris dan pastinya akan lebih sulit proses pembelajaran yang menggunakan media video,
untuk dipelajari jika menggunakan media yang tidak siswa dapat mengefisienkan waktu dalam belajar,
tepat. memberikan pengalaman yang baru kepada siswa, dan
Berdasarkan wawancara dengan guru mata memberikan informasi yang akurat, dan lebih menarik,
pelajaran Bahasa Jerman SMAN 19 Surabaya Bu akan tetapi pendapat dari (Kustandi, 2013:65) media
Indrowati S,Pd yang dilakukan pada 1 April 2020 video memiliki kelemahan yaitu: menyita banyak waktu
permasalahan pembelajaran yang ada pada mata kuliah dan memerlukan biaya yang cukup mahal.
Bahasa Jerman yaitu kurangnya pemahaman pada materi Pengembangan kedua yaitu Materi Pembelajaran
yang diberikan, model pembelajaran dengan Bahasa Jerman Kelas X Semester 1 dalam Aplikasi

2
Pengembangan Mobile Learning Materi Konjugasi

German for Kids oleh (AYU KIRANA PUTRI, 2019) Pelajaran Bahasa Jerman Kelas X Di SMA Negeri 19
media ini memuat materi Begrüβung atau perkenalan Surabaya”.
dengan 26 kata perkenalan dalam Bahasa Jerman yang Pada pengembangan ini rumusan masalah yang
dibahas pada aplikasi German for Kids. Aplikasi ini digunakan yaitu: Bagaimana kelayakan Mobile Learning
didalamnya berupa gambar, audio dan tulisan. Untuk Materi Konjugasi Mata Pelajaran Bahasa Jerman Kelas X
ukuran sebuah materi perkenalan, Aplikasi ini sudah Di SMA Negeri 19 Surabaya?
layak untuk digunakan, akan tetapi siswa juga perlu Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka
media audio visual yang dapat menampilkan unsur pengembangan bertujuan untuk: Mendeskripsikan
gambar (visual) dan suara (audio) secara bersamaan pada kelayakan Mobile Learning Materi Konjugasi Mata
saat mengkomunikasikan pesan atau informasi, maka dari Pelajaran Bahasa Jerman Kelas X Di SMA Negeri 19
itu alangkah lebih baiknya aplikasi ini memuat menu Surabaya?
video di dalamnya dan materi tidak hanya memuat materi Spesifikasi produk mobile learning yang
Begrüβung saja. diharapkan yaitu Aplikasi Mobile learning dalam
Dari dua pengembangan sebelumnya, saya bentuk apk yang nantinya dapat di download dan dapat
mencoba mengembangan Media Pembelajaran Mobile diakses melalui smartphone oleh peserta didik atau
Learning berupa aplikasi apk android yang memuat guru. Terdapat 5 menu dalam aplikasi mobile learning
materi Konjugasi pada kelas X, yang memuat sub materi yaitu petunjuk, tujuan, materi beserta link video, quiz,
Konjugasi lengkap sesuai rpp. Media Mobile Learning ini dan profil peneliti media.
berbeda dari media video dan aplikasi German for Kids,
mungkin bisa dikatakan media Mobile Learning ini
METODE
merupakan gabungan dari dua media tersebut. Pada
Penyusunan mobile learning ini
media Mobile Learning terdapat media gambar, audio,
menggunakan model ADDIE, karena model ini disusun
tulisan dan video di dalamnya.
secara sistematis sesuai dengan urutan kegiatan. Model
Mobile Learning ini dikembangkan sesuai
ADDIE merupakan istilah sehari-hari yang digunakan
dengan manfaat mobile learning menurut (Sarrab et al.,
untuk menggambarkan pendekatan sistematis untuk
2012) yaitu untuk membantu siswa dan guru dalam mata
pengembangan instruksional, ADDIE adalah akronim
pelajaran Bahasa Jerman, khususnya dalam pembelajaran
yang merujuk pada proses utama yang terdiri dari
e-learning yang membutuhkan komunikasi jarak jauh
proses pendekatan sistematis untuk pengembangan
antara siswa dan guru, dan dapat diakses kapan dan
instruksional umum: analisis, desain, pengembangan,
dimana saja.
implementasi, dan evaluasi (Molenda, 2015).
Mobile Learning dapat bermanfaat sekali bagi
Pemilihan model ini bertujuan untuk
siswa dan guru, dan jika melihat kondisi pandemi Covid-
mengatasi masalah belajar sesuai dengan sumber dan
19 yang sedang terjadi di Indonesia, yang memungkinkan
karakteristik siswa. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
adanya pembelajaran secara daring, maka mobile
Analyze, Design, Development, Implementation,
learning sangat bermanfaat untuk membantu siswa
Evaluation (ADDIE) merupakan metode
belajar secara mandiri kapan dan dimana saja tanpa harus
pengembangan yang ditekankan pada proses
bertatap muka dengan guru, oleh karena itu peneliti
mengembangkan suatu produk yang memiliki landasan
mencoba membuat pengembangan dengan judul
teori yang jelas. Model ADDIE yang seharusnya terdiri
“Pengembangan Mobile Learning Materi Konjugasi Mata
dari 5 tahapan, tetapi dikarenakan adanya pandemi
covid-19, maka peneliti hanya sampai pada tahapan

3
Pengembangan Mobile Learning Materi Konjugasi

pengumpulan data menggunakan validasi media dan


materi.
Teknik analisis data berupa hasil validasi
menggunakan rumus skala Guttman seperti berikut ini:
Kriteria Kelayakan Mobile Learning
Tabel 1 Skala Guttman

No. Pernyataan

Jawaban Kreteria Nilai


analisis, desain, dan pengembangan. Berikut di bawah
ini model (ADDIE): 1. Ya Sangat Baik 1

2. Tidak Baik 0
Gambar 1 Tahap
Model Pengembangan ADDIE (Molenda, 2015)
Tabel di atas merupakan tabel Skala Guttman
yang digunakan untuk mengambil data menggunakan
1. Tahap Analysis (Analisis)
angket.
Pada tahap ini peneliti melakukan analisis
Penilaian tersebut terdiri dari 1 skor dengan
permasalahan yang dialami siswa dan analisis media
keterangan masing-masing skor berbeda yang akan
yang tepat digunakan oleh siswa.
2. Tahap Design (Desain) f
p= x 100
Pada Tahap desain mempunyai tujuan untuk n
menyusun media pembelajaran sesuai dengan materi dihitung memggunakan rumus:
dan kebutuhan siswa. Keterangan :
3. Tahap Development (Pengembangan) P : angka prosentase
Pada tahap ini adalah tahap pembuatan media. f : frekuensi jawaban
n : jumlah responden
Subyek yang awalnya akan diuji cobakan di
SMA Negeri 19 Surabaya dengan jumlah 9-20 siswa Tabel 2. Kriteria Penilaian Media
untuk skala kecil, sedangkan uji coba skala besar jumlah
30 siswa. Akan tetapi akibat adanya pandemi Covid-19, No. Skor Keterangan

maka hanya sampai pengembangan media mobile 1. 76%-100% Sangat Baik


learning diambil dengan menggunakan data kualitatif dan
2. 51%-75% Baik
data kuantitatif. Data kualitatif berupa masukan,
tanggapan dan saran perbaikan yang diperoleh melalui 3. 26%-50% Cukup Baik
validasi oleh ahli media dan ahli materi serta, hasil
4. 0%-25% Kurang
validasi tersebut digunakan untuk melakukan perbaikan (Sugiyono, 2010)
media dikembangkan oleh peneliti. Data kuantitatif
didapat dari hasil penskoran pada lembar validasi yang HASIL DAN PEMBAHASAN
diperoleh dari ahli materi dan ahli media dalam
Tahapan awal yang peneliti lakukan ialah
melakukan validasi mobile learning. Data hasil validasi
menganalisis (analyze) kondisi mengenai permasalahan
tersebut dikumpulkan dengan menggunakan instrument

4
Pengembangan Mobile Learning Materi Konjugasi

pembelajaran yang terjadi pada mata pelajaran bahasa belajar dari media berformat cetak menuju format
Jerman khususnya pada materi konjugasi di SMA Negeri elektonik (dalam bentuk e-learning maupun mobile
19 Surabaya. Permasalahan yang peneliti temukan adalah learning) karena kemudahan dalam mengaksesnya (Jones
masih kurangnya pemanfaatan media dalam & Brown, 2011:8).
pembelajaran dan metode yang digunakan guru dalam Android merupakan suatu perangkat lunak yang
pembelajaran bahasa asing masih kurang interaktif. digunakan pada perangkat mobile yang meliputi sistem
Sesuai dengan permasalahan yang peneliti temukan operasi, middleware dan aplikasi inti (Purwantoro et al.,
dalam mata pelajaran Bahasa Jerman materi Konjugasi 2013:177). Android merupakan sistem operasi yang
peneliti memutuskan untuk melakukan Pengembangan digunakan untuk smartphone dan tablet (Satyaputra,
Mobile Learning Materi Konjugasi Mata Pelajaran 2014:2). Kelebihan android yaitu melakukan pendekatan
Bahasa Jerman Kelas X di SMA Negeri 19 Surabaya. yang komperhensif, bersifat open source, free flatform,
Produk yang dihasilkan adalah mobile learning berupa dan sistem operasi merakyat; sedangkan kelemahan
aplikasi yang dapat diakses melalui smartphone android. android selalu terhubung internet, banyaknya iklan
Mobile Learning merupakan media yangterpampang, dan tidak hemat daya beterai (Zuliana
pembelajaran yang memudahkan peserta dalam dan Irwan Padli 2013:2). Oleh karena itu, agar peserta
menafsirkan data, meningkatkan pemahaman, didik dapat memahami materi Konjugasi Bahasa Jerman,
memadatkan informasi, manyajikan data, maka diperlukan adanya pengembangan media
membangkitkan motivasi dan minat peserta didik dalam pembelajaran yang dapat membantu meningkatkan
pembelajaran sehingga media ini dapat membantu guru kegiatan belajar siswa. Pengembangan mobile learning
dalam pembelajaran dan peserta didik tidak hanya berbasis android merupakan salah satu media
mendengarkan penjelasan dari guru (Sudjana & Rivai, pembelajaran yang menarik dan menyenangkan karena
2011:2). Prinsip dari mobile learning adalah dapat kita akses sesuai keinginan kita.
mempermudah penggunanya, karena mobile learning Berdasarkan pengertian oleh para ahli di atas,
dapat diakses kapan dan dimana saja (Wilson & Bolliger, maka tahapan selanjutnya yang peneliti lakukan yaitu
2013:221). Mobile learning merupakan sistem open merancang (design) identifikasi media. Pada tahap ini
source, yang memudahkan setiap orang untuk bertujuan untuk merancang garis besar materi yang akan
mengembangkan dan menggunakannya sesuai dengan dimasukkan dalam media. Mobile learning materi
keinginan dan kebutuhan dalam pembelajaran (Belina & Konjugasi dikemas dalam softfile apk yang dapat di
Batubara, 2013:76). akses melalui smartphone android. Pada Mobile
Berdasarkan dari pengertian para ahli diatas, Learning terdapat 5 menu yaitu petunjuk, tujuan, materi
dapat disimpulkan bahwa mobile learning merupakan beserta link video, quiz beserta evaluasi, dan profil
media yang dapat diakses dari mana saja dan kapan saja, peneliti media.
dan terdapat fitur yang dapat mengakses materi-materi Pada tahap pengembangan (develop) yaitu
yang berbeda dari setiap mata pelajaran. Pada mobile proses produksi media yang dikembangkan sudah sesuai
learning juga terdapat sharing content yang dapat dengan kelebihan mobile learning berbasis android,
digunakan oleh penggunanya untuk menjawab mengasah yaitu media dapat diakses kapan dan dimana saja tidak
kemampuannya dengan menjawab soal-soal secara terbatas oleh ruang dan waktu, media berbasis open
mandiri dan nantinya akan ada umpan balik berupa source yang memudahkan siswa untuk mengasah
evaluasi. Selaras dengan kemudahan dari mobile learning seberapa jauh kemampuan dalam memahami materi serta
tersebut, maka yang mempengaruhi perpindahan sumber terdapat evaluasi, dan memudahkan guru serta peserta

5
Pengembangan Mobile Learning Materi Konjugasi

didik dalam
proses
Gambar 2 Pengembangan Media
Mobile Learning ini dilengkapi dengan bahan
penyerta sebagai petunjuk penggunaan media. Setelah
produk jadi, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah
proses validasi produk oleh satu ahli materi dan dua ahli
media.

pembelajaran mandiri. Berikut ini hasil pengembangan


media:

Gambar 3 Hasil Validasi Materi

Hasil uji validasi oleh ahli materi dan ahli


media, Mobile Learning masuk dalam kualifikasi
“sangat baik” sehingga layak digunakan dalam
pembelajaran mata pelajaran Bahasa Jerman materi
Konjugasi kelas X di SMA Negeri 19 Surabaya.
Berikut dibawah ini merupakan presentase hasil
dari ahli materi dan ahli media.
Kelayakan Presentase Kriteria
Materi 100% Sangat baik
Media 90,5 Sangat baik

PENUTUP
Simpulan

6
Pengembangan Mobile Learning Materi Konjugasi

Sesuai dengan rumusan masalah yang ada, Pengembangan media lanjutan terkait dengan
pengembangan mengenai pengembangan Mobile mata pelajaran Bahasa Jerman, diinginkan lebih
Learning Materi Konjugasi Mata Pelajaran Bahasa memperluas referensi-referensi yang digunakan dan
Jerman Kelas X Di SMA Negeri 19 Surabaya dengan disesuaikan dengan kurikulum yang diterapkan.
menggunakan model ADDIE. Hasil pengembangan yang Pengembangan media juga melalui prosedural yang
telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut : benar sehingga kualitas dari hasil pengembangan
 Hasil Kelayakan Media tetap terjaga.
Sesuai dengan rumusan masalah yang diambil yaitu 3. Saran peneliti lain
kelayakan media mobile learning, maka peneliti akan Mobile Learning ini dapat dikembangan
menjabarkan hasil dari uji validasi materi dan media, menggunakan mata pelajaran lain, sehingga nantinya
apakah media layak atau tidak untuk dikembangkan. akan mempermudah guru ataupun siswa dalam
Hasil yang diperoleh dari kelayakan mobile learning pembelajaran mata pelajaran lainnya.
Materi Konjugasi Mata Pelajaran Bahasa Jerman 4. Saran bagi sekolah
kelas X SMA Negeri 19 Surabaya diantaranya: Mobile Learning ini dapat dikembangkan di
(a) penilaian materi oleh ahli materi dengan hasil sekolah lain, akan tetapi peneliti perlu menganalisis
persentase 100% kondisi mengenai permasalahan pembelajaran yang
(b) penilaian media oleh ahli media dengan hasil terjadi pada sekolah tersebut, karakteristik siswa,
persentase metode serta sarana dan prasana yang ada di sekolah
Media yang seharusnya di uji cobakan kepada peserta tersebut.
didik agar media yang dikembangan teruji
keefektifannya, tetapi di karenakan adanya pandemi DAFTAR PUSTAKA
Covid-19, peneliti hanya melakukan uji kelayakan Arsyad, A. (2011). Media pembelajaran. Jakarta: PT
media yang dilakukan oleh ahli materi dan ahli media Raja Grafindo Persada.
seperti yang tercantum di atas. AYU KIRANA PUTRI, D. (2019). Materi Pembelajaran
Bahasa Jerman Kelas X Semester 1 dalam Aplikasi
German for Kids. LATERNE, 8(2).
SARAN Belina, E., & Batubara, F. R. (2013). Perancangan dan
Pengembangan ini menghasilkan Mobile Learning implementasi aplikasi e-learning versi mobile
Materi Konjugasi Mata Pelajaran Bahasa Jerman Kelas X berbasis android. Singuda Ensikom, Vol, 4, 41–76.
di SMA Negeri 19 Surabaya. Terdapat beberapa saran Danim, S. (2010). Pengantar kependidikan. Bandung:
terhadap mdia yang dikembangkan sebagai berikut : Alfabeta.
1. Saran bagi pemanfaatan Hardianti, H., & Asri, W. K. (2017). Keefektifan
Mobile Learning ini diharapkan dapat Penggunaan Media Video Dalam Keterampilan
dimanfaatkan dengan baik oleh guru dan peserta Menulis Karangan Sederhana Bahasa Jerman Siswa
didik. Dengan kondisi pada saat ini yang Kelas Xii Ipa Sma Negeri 11 Makassar. Eralingua:
memungkinkan pembelajaran jarak jauh, mobile Jurnal Pendidikan Bahasa Asing Dan Sastra, 1(2).
learning sangat bermanfaat dalam pembelajaran Indonesia, P. R. (2003). Undang-undang Republik
karena dapat diakses melalui handphone android Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
guru ataupun peserta didik. pendidikan nasional. Jakarta: Pemerintah Republik
2. Saran peneliti selanjutnya Indonesia.

7
Pengembangan Mobile Learning Materi Konjugasi

Jones, T., & Brown, C. (2011). Reading engagement: A Wilson, M., & Bolliger, D. U. (2013). Mobile learning:
comparison between e-books and traditional print endless possibilities for allied health educators.
books in an elementary classroom. Online Journal of Diagnostic Medical Sonography, 29(5),
Submission, 4(2), 5–22. 220–224.
Kustandi, C. (2013). Bambang Sutjipto. Media
Pembelajaran, Manual Dan Digital.
Mantasiah, R. (2016). Kohesi Dalam Wacana Buku
Kontakte Deutsch: Suatu Kajian Analisis Wacana
(Cohesion in Discourses of Kontakte Deutsch
Book: a Study of Discourse Analysis).
SAWERIGADING, 15(3), 336–348.
Molenda, M. (2015). In search of the elusive ADDIE
Model. Performance Improvement, 54(2), 40–42.
Padli, I. (n.d.). Zuliana. 2013. Aplikasi Pusat Panggilan
Tindakan Kriminal di Kota Medan Berbasis
Android. Jurnal.
Pendidikan, B. S. N. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.
Purwantoro, S., Rahmawati, H., & Tharmizi, A. (2013).
Mobile searching objek wisata Pekanbaru
menggunakan Location Base Service (LBS)
berbasis android. Jurnal. Politeknik Caltex Riau,
1(14), 176–184.
Riyanto, B., & Widayati, S. (2006). Perancangan
Aplikasi M-Learning Berbasis Java. Bandung:
STEI-ITB.
Sarrab, M., Elgamel, L., & Aldabbas, H. (2012). Mobile
learning (m-learning) and educational
environments. International Journal of Distributed
and Parallel Systems, 3(4), 31.
Satyaputra, A. (2014). Beginning Android Programming
with ADT Bundle. Elex Media Komputindo.
Saud, U. S. (2009). Pengembangan profesi guru.
Bandung: Alfabeta.
Sudjana, N., & Rivai, A. (2011). Media Pengajaran
(Penggunaan & Pembuatannya). Bandung: Sinar
Baru Aglesindo.
Sugiyono, S. (2010). Metode penelitian kuantitatif dan
kualitatif dan R&D. Alfabeta Bandung.

Anda mungkin juga menyukai