TINJAUAN PUSTAKA
A. TB Paru
1. Definisi
2. Anatomi Paru-Paru
terletak di samping kanan dan kiri mediastinum, dan terpisah satu sama lain
oleh jantung dan organ lainnya dalam mediastinum. Paru-paru memiliki area
ringan (fisura). Paru kanan dibagi oleh fisura transversa dan oblik menjadi
tiga lobus: atas, tengah, dan bawah. Paru kiri memiliki fisura oblik dan dua
6
7
Setiap paru memiliki bentuk kerucut yang terdiri dari bagian puncak (apeks), dasar
(basis), tiga perbatasan, dan dua permukaan. Puncak (apeks pulmonis) memiliki
permukaan halus dan tumpul. Puncak apeks menonjol ke atas dalam leher sekitar
2,5 cm di atas klavikula. Dasar (basis pulmonis) memiliki permukaan luas, konkaf,
dan terletak di atas diafragma, yang memisahkan paru-paru kanan dari lobus kanan
hati, dan paru-paru kiri dari lobus kiri hati, lambung, dan limpa. Karena diafragma
sebelah kanan lebih tinggi daripada di sisi kiri, kecekungan dasar paru kanan lebih
dalam dari yang di sebelah kiri. Basis pulmonalis paru turun selama inspirasi dan
permukaan mediastinal terdapat dari hilus pulmonis, yaitu suatu cekungan dimana
bronkus, pembuluh darah, dan saraf yang membentuk radiks pulmonalis masuk
menghubungkan kedua lapisan pleura pada hilus paru. Ruang diafragma (base)
3. Epidemiologi
b. Pada tahun 2016, 10,4 juta orang di seluruh dunia menjadi sakit karena
dari jumlah kasus yang dilaporkan pada tahun 2015 dan jumlah kasus
Serikat terus membuat kemajuan yang lambat, strategi saat ini tidak
(kisaran, 9,1 juta – 10,0 juta) 3 secara global, setara 133 kasus per 100
perlahan, dengan rata-rata 1,5% per tahun 2000−2014 dan 2,1% antara
2012 sampai tahun 2016 sebesar 607 dengan angka kematian selama
9
c. Status gizi
2010)
10
5. Patogenesis
a. Tuberkulosis primer
jaringan paru sehingga akan terbentuk suatu sarang pneumoni, yang disebut
sarang primer atau afek primer. Sarang primer ini mungkin timbul di
bagian mana saja dalam paru, berbeda dengan sarang reaktivasi. Dari
primer. Kompleks primer ini akan mengalami salah satu nasib sebagai
berikut :
integrum)
dengan daya tahan tubuh, jumlah dan virulensi kuman. Sarang yang
primer. (PDPI,2006).
maupun lobus inferior. Sarang dini ini awalnya berbentuk suatu sarang
pneumoni kecil. Sarang pneumoni ini akan mengikuti salah satu jalan
sebagai berikut :
menjadi kaviti lagi. Bersih dan sembuh yang disebut open healed
(stellate shaped)
6. Klasifikasi TB
termasuk pleura.
14
biakan M. tuberculosis
7. Gambaran Klinis
penunjang lainnya
a. Gejala klinis
lokal dan gejala sistemik, bila organ yang terkena adalah paru maka gejala
lokal ialah gejala respiratori (gejala lokal sesuai organ yang terlibat).
15
1. Gejala respiratori : batuk > 2 minggu, batuk darah, sesak napas, nyeri
dada
2. Gejala respiratori ini sangat bervariasi, dari mulai tidak ada gejala sampai
gejala yang cukup berat tergantung dari luas lesi. Kadang pasien
dalam proses penyakit, maka pasien mungkin tidak ada gejala batuk.
Batuk yang pertama terjadi karena iritasi bronkus, dan selanjutnya batuk
menurun
4. Gejala TB ekstra paru tergantung dari organ yang terlibat, misalnya pada
nyeri dari kelenjar getah bening, pada meningitis tuberkulosis akan terlihat
sesak napas dan kadang nyeri dada pada sisi yang rongga pleuranya
terdapat cairan.
b. Pemeriksaan Fisik
umumnya tidak (atau sulit sekali) menemukan kelainan. Kelainan paru pada
umumnya terletak di daerah lobus superior terutama daerah apeks dan segmen
posterior (S1 dan S2) , serta daerah apeks lobus inferior (S6). Pada
16
auskultasi suara napas yang melemah sampai tidak terdengar pada sisi yang
terdapat cairan.
abscess”
c. Pemeriksaan Bakteriologi
Bahan pemeriksaan
d. Pemeriksaan Radiologi
2) Kaviti, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak berawan
atau nodular
Gambar 3. Skema Alur Diagnosis TB Paru Pada Orang Dewasa, Sumber PDPI,2000
8. Terapi TB Paru
18
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan
fase lanjutan 4 atau 7 bulan. Paduanobat yang digunakan terdiri dari paduan obat
b. Kemasan
Dose Combination – FDC)Kombinasi dosis tetap ini terdiri dari 3 atau 4 obat
masih termasuk dalam batas dosis terapi dan non toksik.Pada kasus yang
keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat, pasien dapat dibeikan rawat jalan.
1. Makan makanan yang bergizi, bila dianggap perlu dapat diberikan vitamin
3. Bila perlu dapat diberikan obat untuk mengatasi gejala batuk, sesak napas
2. TB di luar paru yang mengancam jiwa :TB paru milier, Meningitis TB.
melindungi bayi dan anak kecil dari bentuk TB yang serius. Khasiatnya tidak
INH tidak boleh diberikan kepada orang dengan hati aktif penyakit
21
Kondisi fisik rumah adalah keadaan rumah secara fisik dimana orang
lingkungan yang buruk. Lingkungan yang buruk tersebut dapat berupa kondisi fisik
a. Ventilasi
guna mengganti udara ruangan yang sudah terpakai. Udara segar diperlukan
yaitu :
1. Ventilasi alam
difusi dari gasgas, gerakan angin dan gerakan massa di udara karena
alam yaitu jendela, pintu, dan lubang angin. Ventilasi yang baik
22
2. Ventilasi buatan
b. Pencahayaan Alami
kuman penyakit tertentu seperti ISPA, TBC, influenza, penyakit mata dan
bakteri).
matahari pagi masuk ke dalam rumah, karena cahaya matahari pagi tersebut
2002) .
langsung dengan cahaya matahari, minimal 10% dari luas lantai rumah; 5%
besarnya antara 60-120 Lux dan buruk jika kurang dari 60 Lux atau lebih
c. Kelembaban
syarat kesehatan dalam rumah adalah 40-70%. Rumah yang tidak memiliki
bagi penghuninya. Rumah yang lembab merupakan media yang baik bagi
(Achmadi, 2009).
24
tumbuh dengan subur pada lingkungan dengan kelembaban tinggi karena air
membentuk >80% volume sel bakteri dan merupakan hal yang esensial
untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup sel bakteri. Selain itu jika udara
terlalu banyak mengandung uap air, maka udara basah yang dihirup
A. Rumah Sehat
sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana membina keluarga, cerminan
Rumah berfungsi untuk melepaskan rasa lelah, tempat bergaul dan membina
Rumah yang layak huni harus memenuhi standar kesehatan agar penghuni
bahwa: “Setiap warga negara mempunyai hak untuk menempati dan atau
menikmati dan atau memiliki rumah yang layak dan lingkungan yang
25
a. Bahan bangunan
Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan zat-zat yang dapat
terjadinya bencana baik banjir, kebakaran; dan ari segi kesehatan banyak