Undang-undang dan Etika Farmasi - B YOFI ALIFA 1606877300 Program Studi Apoteker ASPEK UNDANG-UNDANG NO. 36 TAHUN 2009 JUDUL Kesehatan LATAR 1. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan unsur kesejahteraan BELAKANG / yang harus diwujudkan ALASAN 2. Upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan DITERBITKAN masyarakat 3. Adanya gangguan kesehatan pada masyarakat Indonesia yang menimbulkan ekonomi negara 4. Upaya peningkatan derajat masyarakat sebagai investasi pembangunan negara 5. Upaya pembangunan nasional dengan memperhatikan kesehatan masyarakat sebagai tanggung jawab pemerintah dan masyarakat 6. UU nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan DASAR Pasal 20, Pasal 28H ayat (1), dan Pasal 34 ayat (3) Undang-Undang Dasar HUKUM Negara Republik Indonesia Tahun 1945. KETENTUAN Definisi → kesehatan, sumber daya di bidang kesehatan,perbekalan UMUM kesehatan, sediaan farmasi, alat kesehatan, tenaga kesehatan, fasilitas pelayanan kesehatan, obat, obat tradisional, teknologi kesehatan, upaya kesehatan, pelayanan kesehatan promotif, pelayanan kesehatan preventif, pelayanan kesehatan kuratif, pelayanan kesehatan rehabilitatif, pelayanan kesehatan tradisional, pemerintah pusat, pemerintah daerah, menteri TUJUAN Meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. MATERI 1. Hak dan kewajiban 10. Kesehatan kerja MUATAN/ 2. Tanggung jawab pemerintah 11. Pengelolaan kesehatan ASPEK YANG 3. Sumber daya di bidang 12. Informasi kesehatan DIATUR kesehatan 13. Pembiayaan kesehatan 4. Upaya kesehatan 14. Peran serta masyarakat 5. Kesehatan ibu, bayi, anak, 15. Badan pertimbangan remaja, lanjut usia, dan kesehatan penyandang cacat 16. Pembinaan dan pengawasan 6. Gizi 17. Penyidikan 7. Kesehatan jiwa 18. Ketentuan pidana 8. Penyakit menular dan tidak 19. Ketentuan peralihan menular 20. Ketentuan Penutup 9. Kesehatan lingkungan MATERI Definisi: Sediaan farmasi, obat, obat tradisional, pelayanan kesehatan FARMASI promotif, pelayanan kesehatan preventif, pelayanan kesehatan kuratif, pelayanan kesehatan rehabilitatif, pelayanan kesehatan tradisional, pengamanan dan penggunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan, pengamanan zat adiktif SANKSI Pidana, denda, penjara ATURAN 1. Pelaksanaan undang-undang ditetapkan paling lambat 1 tahun sejak PERALIHAN/ tanggal pengundangan undang-undang ini. PENUTUP 2. Pada saat Undang-Undang ini berlaku, semua peraturan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini. 3. Pada saat Undang-Undang ini berlaku, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3495) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku 4. Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. ASPEK PERATURAN PEMERINTAH NO. 72 TAHUN 1998 JUDUL Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian LATAR Untuk melaksanakan ketentuan Pasal 37 ayat (4), Pasal 42 ayat (4), Pasal BELAKANG / 50 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan ALASAN Kefarmasian, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang DITERBITKAN Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian. DASAR 1. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintaha Daerah; HUKUM 2. UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; 3. UU No 44 Tahun 2009 tentang rumah Sakit; 4. PP No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan; 5. PP No 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan; 6. PP No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; 7. PP No 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian; 8. PERPRES No 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi ementerian Negara serata Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara; 9. PMK No 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan. KETENTUAN Definisi → pekerjaan kefarmasian, tenaga kefarmasian, apoteker, tenaga UMUM teknis kefarmasian, Sertifikat Kompetensi Profesi, registrasi, registrasi ulang, Surat Tanda Registrasi Apoteker, Surat Tanda Registrasi Apoteker Khusus, Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian, Surat Izin Praktik Apoteker, Surat Izin Kerja apoteker, Surat Izin Kerja Tenaga Teknis Kefarmasian, Komite Farmasi Nasional, organisasi profesi, Direktur Jenderal, dan Menteri. TUJUAN Untuk melaksanakan ketentuan Pasal 37 ayat (4), Pasal 42 ayat (4), Pasal 50 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian. MATERI 1. Registrasi MUATAN/ a. Umum ASPEK YANG b. Persyaratan registrasi DIATUR c. Sertifikat Kompetensi Profesi d. Tata cara memperoleh Surat Tanda Registrasi e. Registrasi ulang f. Pencabutan STRA dan STRTTK 2. Izin Praktik dan Izin Kerja a. Umum b. Tata cara memperoleh SIPA, SIKA, dan SIKTTK c. Pencabutan d. Pelaporan 3. Komite Farmasi Nasional 4. Pembinaan dan Pengawasan 5. Ketentuan Peralihan 6. Ketentuan Penutup MATERI Pekerjaan farmasi, tenaga kefarmasian, apoteker, tenaga teknis FARMASI kefarmasian, Sertifikat Kompetensi Profesi, registrasi, persyaratan registrasi, tata cara memperoleh Surat Tanda Registrasi, registrasi ulang, pencabutan STRA dan STRTTK, izin praktik dan izin kerja. SANKSI - ATURAN 1. Apoteker yang telah memiliki Surat Penugasan atau SIK PERALIHAN/ berdasarkan PMK No 184/Menkes/Per/II/1995 tentang PENUTUP Penyempurnaan Pelaksanaan Masa Bakti dan Ijin Kerja Apoteker yang telah diubah dengan PMK No 695/Menkes/Per/VI/2007, dianggap telah memiliki STRA, SIPA, atau SIKA berdasarkan Peraturan Menteri ini. 2. Asisten Apoteker dan Analisis Farmasi yang telah memiliki Surat Izin Asisten Apoteker atau Surat Izin Kerja Asisten Apoteker berdasarkan PMK No 679/Menkes/SK/V/2003 tentang Registrasi dan Izin Kerja Asisten Apoteker, dianggap telah memiliki STRTTK dan SIKTTK berdasarkan Peraturan Menteri ini. 3. Apoteker atau Asisten Apoteker dan Analis Farmasi sebagaimana pada ayat (1) dan ayat (2) wajib mengganti Surat Penugasan, SIK, SIAA, atau SIKAA dengan STRA dan SIPA/SIKA atau STRTTK dan SIKTTK paling lambat 31 Agustus 2011 sesuai dengan Peraturan Menteri ini 4. Penggantian surat penugasan dan/atau SIK dengan STRA dilakukan dengan cara mendaftar melalui website KFN. 5. Pendaftaran selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum tanggal 31 Agustus 2011. 6. Setelah mendapat STRA untuk pertama kalinya, Apoteker wajib mengurus SIPA dan SIKA di dinas kesehatan kabupaten.kota tempat pekerjaan kefarmasian dilakukan 7. Penggantian SIAA atau SIK Asisten Apoteker dengan STRTTK dilakukan dengan cara mendaftar melalui dinas kesehatan provinsi 8. Pendaftaran selambat-lambatnya 1 bulan sebelum tanggal 31 agustus 2011 9. Setelah mendapatkan STRTTK untuk pertama kalinya, Tenaga Teknis Kefarmasian wajib mengurus SIKTTK di dinas kesehatan kabupaten/kota tempat pekerjaan kefarmasian dilakukan 10. Masa berlaku STRA, STRTTK, SIPA, SIKA, dan SIKTTK diberikan berdasarkan tanggal kelahiran Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian yang bersangkutan.
Pada saat Peraturan Menteri ini berlaku, maka : PMK No
184/Menkes/Per/II/1995; KMK No 679/Menkes/SK/V/2003; dan PMK No 695/Menkes/Per/Vi/2007 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. PERATURAN MENTERI KESEHATAN NO. 007 ASPEK TAHUN 2012 JUDUL Registrasi Obat Tradisional LATAR 1. Melindungi masyarakat dari peredaran obat tradisional yang tidak BELAKANG / memenuhi persyaratan keamanan, khasiat/manfaat, dan mutu ALASAN terjadinya gangguan kesehatan pada masyarakat, menimbulkan DITERBITKAN kerugian ekonomi yang besar 2. Peraturan menteri kesehatan no. 246/Menkes/Per/V/1990 tidak sesuai lagi 3. Berdasarkan poin 1 dan 2, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Registrasi Obat Tradisional; DASAR 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan HUKUM Konsumen 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan 4. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian 5. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005; 6. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara; 7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 381/Menkes/SK/III/2007 tentang Kebijakan Obat Tradisional Nasional; 8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan 9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 006 Tahun 2012 tentang Industri dan Usaha Obat Tradisional KETENTUAN Definisi → obat tradisional, izin edar, registrasi, importir, cara UMUM pembuatan obat tradisional yang baik (CPOTB), industry obat tradisional (IOT), usaha kecil obat (UKOT), usaha mikro obat tradisional (UMOT), usaha jamu racikan, usaha jamu gendong, simplisia, sediaan galenik, obat tradisional produksi dalam negri, obat tradisional kontrak, obat tradisional lisensi, obat tradisional impor, pemberi kontrak, penerima kontrak, sertifikat cara pembuatan obat tradisional yang baik (Sertifikat CPOTB), Menteri, dan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan. TUJUAN Melindungi masyarakat dari peredaran obat tradisional yang tidak memenuhi persyaratan keamanan, khasiat/manfaat, dan mutu. MATERI Izin edar, persyaratan registrasi (registrasi obat tradisional produksi MUATAN/ dalam negeri, registrasi obat tradisional kontrak, registrasi obat ASPEK YANG tradisional lisensi, registrasi obat tradisional impor, registrasi obat DIATUR tradisional khusus espor), tata cara registrasi (umum, evaluasi, pemberian izin edar, peninjuaan kembali, pelaksanaan izin edar), evaluasi kembali, kewajiban pemegang nomor izin edar. MATERI Izin edar, persyaratan registrasi (registrasi obat tradisional produksi FARMASI dalam negeri, registrasi obat tradisional kontrak, registrasi obat tradisional lisensi, registrasi obat tradisional impor, registrasi obat tradisional khusus espor), tata cara registrasi (umum, evaluasi, pemberian izin edar, peninjuaan kembali, pelaksanaan izin edar), evaluasi kembali, kewajiban pemegang nomor izin edar. SANKSI Sanksi administratif berupa pembatalan izin edar dan penarikan dari peredaran dan/atau pemusnahan obat tradisional yang tidak memenuhi standar dan/atau persyaratan. ATURAN 1. Permohonan registrasi yang telah diajukan sebelum berlakunya PERALIHAN/ Peraturan Menteri ini tetap diproses berdasarkan ketentuan PENUTUP Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 246/Menkes/Per/V/1990 tentang Izin Usaha Industri Obat Tradisional dan Pendaftaran Obat Tradisional. 2. Izin edar obat tradisional yang dikeluarkan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 246/Menkes/Per/V/1990 tentang Izin Usaha Industri Obat Tradisional dan Pendaftaran Obat Tradisional dinyatakan masih tetap berlaku. 3. Izin edar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus diperbarui sesuai dengan persyaratan dalam Peraturan Menteri ini paling lama 2 (dua) tahun sejak Peraturan Menteri ini diundangkan. 4. Peraturan pelaksanaan dari Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 246/Menkes/Per/V/1990 tentang Izin Usaha Industri Obat Tradisional dan Pendaftaran Obat Tradisional dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan 5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 181/Menkes/Per/VII/1976 tentang Pembungkusan dan Penandaan Obat Tradisional; Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 230/Menkes/IX/1976 tentang Wajib Daftar Simplisia Impor; Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 246/Menkes/Per/V/1990 tentang Izin Usaha Industri Obat Tradisional dan Pendaftaran Obat Tradisional sepanjang yang mengatur pendaftaran obat tradisional sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri ini; Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 661/Menkes/Per/VII/1994 tentang Persyaratan Obat Tradisional; dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1297/Menkes/Per/XI/1998 tentang Peredaran Obat Tradisional Impor; dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. ASPEK PERATURAN KEPALA BPOM NO. HK.00.05.41.1384 TAHUN 2005 JUDUL Kriteria dan Tata Laksana Pendaftaran Obat Tradisional, Obat Herbal Terstandar dan Fitofarmaka LATAR 1. Melindungi masyarakat dari peredaran dan penggunaan obat BELAKANG / tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka yang tidak ALASAN memenuhi persyaratan mutu, keamanan dan khasiat perlu dilakukan DITERBITKAN evaluasi melalui pendaftaran sebelum diedarkan 2. Proses evaluasi obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka yang meliputi mutu, keamanan dan khasiat harus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi DASAR 1. Undang-Undan No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan HUKUM 2. Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen 3. Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2001 tentang Tarif Atas Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Badan Pengawas Obat dan Makanan 4. Keputusan Presiden No. 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Kewenangan, Susunan Organisasi, Lembaga Pemerintah Non Departemen 5. Keputusan Presiden No. 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah Non Departemen 6. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan No. 02001/SK/KBPOM Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kera Badan Pengawas Obat dan Makanan 7. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan No. HK.00.05.4.2411 Tahun 2004 tentang Ketentuan Pokok Pengelompokan dan Penandaan Obat Bahan Alam Indonesia KETENTUAN Definisi →Obat Tradisional, jamu, Obat herbal terstandar, Fitofarmaka, UMUM Sediaan galenik, Obat tradisional dalam negeri, Obat tradisional lisensi, Obat tradisional kontrak, obat herbal terstandar kontrak dan fitofarmaka kontrak, Obat tradisional impor, Izin edar, Pemberi kontrak, Penerima kontrak, Disket, Formulir, Variasi, Komposisi, Formula, Penandaan, Wadah, Pembungkus, Bets, Kepala Badan, Deputi TUJUAN Melindungi masyarakat dari peredaran obat tradisional yang tidak memenuhi persyaratan keamanan, khasiat/manfaat, dan mutu. MATERI Persyaratan dan Kriteria, Pendaftar, Kategori Pendaftaran, Tata Laksana MUATAN/ Memperoleh Izin Edar, Pelaksanaan Izin Edar, Penilaian Kembali, ASPEK YANG Pembatalan, Larangan DIATUR MATERI Persyaratan dan Kriteria, Pendaftar (Pendaftar Obat Tradisional Dalam FARMASI Negeri, Obat Herbal Terstandar dan Fitofarmaka, Pendaftar Obat Tradisional Impor, Pendaftar Obat Tradisional, Obat Herbal Terstandar dan Fitofarmaka Yang Dilindungi Paten, Tanggung Jawab Pendaftar), Kategori Pendaftaran, Tata Laksana Memperoleh Izin Edar (Pendaftaran, Pengisian Formulir, Penilaian, Pemberian Keputusan, Dengar Pendapat, Peninjauan Kembali, Persetujuan Pendaftaran), Pelaksanaan Izin Edar, Penilaian Kembali, Pembatalan, Larangan, SANKSI Sanksi administratif dan sanksi pidana ATURAN 1. Semua peraturan yang telah dikeluarkan sebelum ditetapkannya PERALIHAN/ peraturan ini, masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan PENUTUP dan atau belum diganti dengan peraturan ini. 2. Obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka yang telah memiliki izin edar sebelum peraturan ini ditetapkan harus melakukan penyesuaian selambat-lambatnya 2 (dua) tahun sejak peraturan ini ditetapkan.