PERCOBAAN 4
ESKTAKSI PELARUT
Nama : Dinny
NIM : 10518056
Kelompok :8
Asisten :-
2020
PERCOBAAN 4
EKSTRAKSI PELARUT
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan pH optimal pada ekstraksi logam Pb 2+ menggunakan ditizon
dalam kloroform
2. Menentukan nilai n dan Kekstraksi pada ekstraksi logam Pb2+ menggunakan
ditizon dalam kloroform
pH %T
6 38,0
7 21,8
7,5 13,0
8 9,2
9 4,4
V. PENGOLAHAN DATA
A. Nilai A terhadap pH
Absorbansi atau nilai A , dapat dicari melalui persamaan
A=−log %T /100
[Pb ]org
%E= x 100 %
[ Pb]awal
[Pb]org
99 %= x 100 %
0.7 ppm
Cara yang sama digunakan untuk menentukan [Pb]org untuk berbagai pH berikut.
Tabel 6.2 Nilai [Pb]org untuk tiap pH
pH [Pb]org
6 0,2145
7 0,3381
7,5 0,4525
8 0,5291
E. Penentuan D tiap pH
Nilai D dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan,
( c ) org
D=
( c ) air
0,2145
D=
0,7
D=0,3064
pH [Pb]org D
6 0,2145 0,3064
7 0,3381 0,4830
7,5 0,4525 0,6464
8 0,5291 0,7559
9 0,6930 0,9900
pH [Pb]org D Log D
6 0,2145 0,3064 -0.5137
7 0,3381 0,4830 -0.3161
7,5 0,4525 0,6464 -0.1895
8 0,5291 0,7559 -0.1216
9 0,6930 0,9900 -0.0044
0
5.5 6 f(x) = 0.17
6.5 x − 1.527 7.5 8 8.5 9 9.5
-0.1
-0.2
log D
-0.3
-0.4
-0.5
-0.6
pH
Melalui persamaan,
log D = n. pH + n log [HDz]org + log Keks
y = m.x + c
maka, n = 0,1722
c = n log [HDz]org + log Keks
1,5209 = 0,1722 . 1 + log Keks
log Keks = 1,3487
Keks = 22,3203
VI. PEMBAHASAN
Ekstraksi pelarut merupakan suatu metode pemisahan yang dapat dilakukan
pada tingkat makro maupun mikro pada suatu larutan. Ekstraksi pelarut juga dapat
dikatakan sebagai metode pemisahan yang didasarkan pada distribusi atau partisi
dari suatu analit diantara dua pelarut yang tidak saling bercampur. Prinsip dasar
ekstraksi pelarut yaitu adanya distrubusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu
dalam dua pelarut yang tidak saling campur. Bagi suatu zat terlarut, terdapat
kesetimbangan partisi atau distribusi antara fasa air dengan fasa organic yang
tidak saling bercampur. Kesetimbangan partisi atau distribusi analit dalam kedua
fasa tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Reaksi kesetimbangan yang terjadi antara fasa 1(air) dan fasa 2(organik) yaitu :
Aorg ⇌ A air
Pada percobaan yang telah dilakukan yaitu ekstraksi pada logam Pb 2+. Untuk
mengekstraksi logam tersebut ke dalam fasa organik, logam Pb2+ direaksikan
dengan ditizon untuk membentuk senyawa kompleks. Ditizon merupakan suatu
ligan yang berfungsi untuk mengikat ion logam Pb2+ sehingga terbentuk senyawa
kompleks. Pembentukan senyawa kompleks ini dilakukan agar logam dapat
terekstraksi ke fasa organiknya, karena ion Pb 2+ merupakan ion yang bermuatan
yang menyebabkan sulit untuk terekstraksi ke fasa organiknya sehingga Pb 2+ harus
dinetralkan terlebih dahulu (dibuat tidak memiliki muatan) dengan cara
pembentukan senyawa kompleks. Berikut merupakan struktur ditizon :
Pada percobaan yang telah dilakukan, proses ekstraksi dilakukan dengan alat
corong pisah. Pada system ekstraksi yang dilakukan pelarut organik yang
digunakan adalah kloroform. Senyawa kompleks yang terbentuk dari ion logam
Pb2+ dan ditizon merupakan senyawa kompleks yang tidak bermuatan, sehingga
senyawa kompleks tersebut lebih mudah terekstraksi kedalam fasa organic.
Ditizon merupakan suatu senyawa ligan yang sifat keasamannya rendah atau
merupakan suatu asam lemah. Sehingga prinsip kerja dari ligan ditizon tersebut
bergantung terhadap pH. Sehingga untuk menjaga pH agar tidak berubah dan
untuk memaksimalkan kerja dari ligan ditizon digunakan larutan buffer dengan
berbagai pH yaitu 6;7;7.5;8;9. Senyawa ditizon dalam wujud larutannya berwarna
biru kehitaman. Namun ketika telah membentuk senyawa kompleks dengan ion
logam Pb2+ maka terjadi perubahan warna menjadi keunguan. Perubahan warna
tersebut digunakan untuk mengetahui apakah ion logam Pb 2+ telah membentuk
senyawa kompleks dengan ligan ditizon dan telah terdistrubusi ke dalam fasa
organic.
Pada fasa air masing – masing campuran reaksi setelah diekstraksi, pada pH
6;7;7.5;8 berwarna bening. Namun pada pH 9 fasa airnya berwarna coklat. Hal ini
dikarenakan pada pH tersebut sebagia ditizon larut dalam air dikarenakan pada
pH tersebut merupakan kondisi yang sudah cukup basa sehingga sebagian ditizon
larut, hal ini dikarenakan ditizon merupakan asam lemah yang dapat larut jika
suasana yang diberikan pada ditizon adalah suasana basa.
Pada saat proses ekstraksi, seluruh campuran reaksi (larutan baku Pb 2+, larutan
buffer, dan larutan ditizon dalam kloroform) diaduk dengan kencang. Fungsi dari
pengadukan ini agar zat analit atau ion logam Pb2+ dapat membentuk kompleks
dengan ligan ditizon dengan baik dan agar analit dapat terdistribusi ke dalam dua
fasa. Saat proses pengadukan selama ekstraksi dilakukan keran corong pisah
dibuka sesekali untuk mengeluarkan uap – uap gas yang terdapat dalam campuran
reaksi akibat pengadukan. Proses ekstraksi ini harus dilakukan pada ruang asam.
Karena ketika pengadukan dan pengeluaran gas yang ada dalam campuran reaksi
saat pengadukan, merupakan gas yang cukup berbahaya yaitu salah satunya gas
klorin yang berasal dari kloroform.
Setelah dilakukannya pengadukan pada corong pisah terbentuk dua fasa yaitu
fasa air dan fasa organik(fasa kloroform). Fasa kloroform berada dibagian bawah
fasa air, dengan warna ungu yang menandakan bahwa telah terbentuk senyawa
kompleks Pb(HDz)2, sedangkan fasa yang diatas adalah fasa air. Fasa organic
berada dibawah fasa air karena massa jenis fasa organik (dalam kloroform)
memiliki massa jenis yang lebih besar dibandingkan dengan air (massa jenis
kloroform = 1.49 g/mL, sedangkan massa jenis air = 1 g/mL).
Dengan : A = absorbansi
b = tebal kuvet
c = konsentrasi zat
ε = tetapan absorptivitas
Pada saat percobaan seluruh peralatan yang digunakan harus kering dan bebas
dari air. Hal ini dikarenakan air yang tersisa didalam peralatan yang digunakan
(jika alat yang digunakan tidak kering seluruhnya) air tersebut sebagian dapat
bergabung ke dalam fasa organic yang menyebabkan data yang diperoleh menjadi
kurang akurat dikarenakan pada saat pengukuran absorbansi, yang terukur
absorbansinya bukan senyawa kompleks melainkan air yang tergabung dalam fasa
organic yang mengandung senyawa kompleks. Selain itu juga dikarenakan air
yang terdapat dalam peralatan dapat mengandung suatu logam lain, dan logam
lain tersebut dapat berikatan kompleks dengan ditizon sehingga menyebabkan
logam analit tidak terekstraksi dengan sempurna.
Berdasarkan hasil percobaan dan pengolahan data – data yang diperoleh dapat
ditentukan nilai angka banding distribusi (D) dari masing – masing fasa organic
dengan berbagai pH, nilai n dan nilai K eks. Angka banding distrubusi merupakan
suatu besaran yang digunakan untuk menunjukkan perbandingin jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam fasa organic dengan jumlah zat terlarut yang tersisa
dalam fasa organic. Untuk nilai D untuk masing – masing pH dapat dilihat pada
Tabel 6.4. Nilai KD merupakan tetapan distribusi dari ekstraksi pada tekanan dan
temperature tertentu pada suatu keadaan yang ideal dan nilainya bergantung pada
konsentrasi masing – masing zat dalam fasa organic dan fasa air. Tetapan
ekstraksi (Keks) merupakan tetapan yang ditentukan berdasarkan tetapan – tetapan
yang bersangkut paut dengan berbagai jenis reaksi kesetimbangan yang terjadi
selama reaksi berlangsung. Sedangkan nilai n memiliki makna sebagai muatan
dari ion logam yang dianalisis. Nilai Keks yang diperoleh dari percobaan sebesar
22,3203. Dan nilai n yang diperoleh sebesar 0,1722. pH optimum pada ekstraksi
yang dilakukan merupakan pH dimana efisiensi ekstraksinya paling besar. Pada
percobaan ini pH optimum ekstraksinya yaitu 8. Namun pH yang digunakan pada
percobaan, pH tersebarnya yaitu 9. Namun pada pH tersebut nilai %T yang
terukur dalam spektrofotometer lebih besar dari pH 8. Hal ini dikarenakan
pengadukan pada campuran reaksi yang dilakukan kurang maksimal sehingga
ditizon tidak seluruhnya dapat membentuk kompleks dengan logam Pb2+ sehingga
konsentrasi kompleks dalam fasa organic sedikit sehingga persen ekstraksinya
menjadi kecil. Namun untuk mendapatkan kosentrasi senyawa kompleks pada fasa
organic yang lebih banyak maka harus dilakukan pengadukan dengan waktu yang
lebih lama dan pengadukan yang lebih kencang agar seluruh senyawa kompleks
dapat terbentuk dan konsentrasi senyawa kompleks terdistribusi lebih banyak
dalam fasa organic.
Percobaan telah diselesaikan tiga kali oleh total 27 siswa dalam kursus kimia
analitik sarjana tahun kedua diperoleh kurva kalibrasi berkisar 2,5 hingga 100 ng /
mL dan umumnya menghasilkan R2 > 0,99. Sebuah kromatogram representatif
ditunjukkan pada Gambar 4.
Gambar4. Representatif kromatogram insektisida yang diperolah sampel
siswa: (A) bendiocarb, (B)diazinon, (C) chlorpyrifos-methyl, (D) chlopyfifos, (E)
o,p-DDE, (F) endosulfan B, (G) p,p-DDE, (H) endosulfan B, (I) permethrin, (J)
cyfluthrin, (K) cypermeterin, and (L) fenvalerate.
VII. KESIMPULAN