Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM KI2241

ENERGETIKA KIMIA

PERCOBAAN B-2

KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI SUHU

Nama : Dinny

NIM : 10518056

Kelompok :5

Tanggal Percobaan : 12 Maret 2020

Tanggal Pengumpulan : 28 Maret 2020

Asisten : Eva R

LABORATORIUM KIMIA FISIK

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2020
LAPORAN PRAKTIKUM

PERCOBAAN B-2

KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI SUHU

I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan kelarutan zat asam oksalat pada berbagai suhu (50 °C, 40°C, 30°C, dan 20°C).
2. Menentukan kalor pelarutan diferensial zat asam oksalat menggunakan metode rentang
dua suhu dan grafik log molal terhadap 1/T
3. Menentukan pengaruh suhu terhadap kelarutan zat asam oksalat

II. TEORI DASAR


Kelarutan merupakan salah satu sifat kimia berdasarkan kemampuan dari suatu zat
untuk melarut pada pelarutnya. Besaran kelarutan menyatakan besarnya jumlah zat
terlarut dalam pelarut pada keadaan kesetimbangan. Suatu larutan yang telah mencapai
kelarutan maksimal dikatakan larutan jenuh. Kelarutan dari suatu zat padat dalam air,
bergantung pada interaksi yang terjadi antara zat padat dengan air. Pada saat keadaan
jenuh, reaksi kesetimbangan yang terjadi adalah sebagai berikut :
B(s)⇌B(aq)
Tetapan kesetimbangan reaksi ini berbanding lurus dengan konsentrasi zat terlarut
(Robert,1995). Pada suatu reaksi kesetimbangan, perubahan nilai tetapan kesetimbangan
hanya terjadi jika adanya perubahan suhu. Persamaan van’t Hoff merupakan ekspresi
untuk kemiringan plot konstanta kesetimbangan (khususnya ln K) sebagai fungsi suhu.
Berikut adalah persamaannya :

(Atkins,2006)

III. METODOLOGI PERCOBAAN


III.1. Alat dan Bahan
Pada percobaan yang telah dilakukan alat yang digunakan adalah gelas kimia
100 mL, tabung reaksi besar (selubung), tabung reaksi sedang, batang pengaduk lingkar,
termometer 100°C, pipet volume 10 mL, pipet volume 25 mL, labu takar 100 mL, labu
Erlenmeyer 250 mL, gelas ukur 10 mL, piknometer, buret 50 mL, klem, dan statif, serta
neraca analitik. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu larutan asam oksalat, larutan
NaOH, dan aseton.
III.2. Cara Kerja
Pertama-tama, dibuat 50 mL atau setengah tabung reaksi sedang dari larutan
jenuh asam oksalat dengan cara air diisikan kedalam tabung hingga kurang lebih
sepertiga, dipanaskan hingga kita-kira 60oC, asam oksalat dilarutkan sampai larutan
menjadi jenuh (asam oksalat bersisa dan tidak larut lagi). Selanjutnya, tabung sedang
yang berisi larutan jenuh dimasukkan ke dalam tabung selubung, dan tabung selubung ke
dalam gelas kimia yang berisi air pada suhu kamar. Kemudian, tabung yang berisi larutan
jenuh asam oksalat dilengkapi dengan batang pengaduk lingkar dan termometer. Larutan
pada tabung sedang yang berisi larutan jenuh asam oksalat di aduk terus. Apabila suhu
mencapai 55oC, dipipet 10 mL larutan jenuh dan diencerkan hingga 100 mL Pengambilan
serupa ini dilakukan pada suhu 45oC, 35oC, 25oC, dan 25oC (diperlukan es untuk
mencapai suhu 25oC). Setelah pengenceran, larutan encer suhu 55 oC dan 45oC dipipet 10
mL untuk dititrasi dengan NaOH sebagai titran. Sedangkan larutan encer suhu 35 oC dan
25oC dipipet 25 mL untuk dititrasi dengan NaOH sebagai titran. Dicatat volume titran
yang dibutuhkan untuk masing-masing larutan encer pada berbagai suhu pengambilan.
Selanjutnya, piknometer dibersihkan menggunakan aseton dan dibiarkan kering
di suhu ruang. Setelah kering, piknometer kosong dan piknometer + air ditimbang
massanya dengan menggunakan neraca analitik. Kemudian, dimasukkan larutan encer
suhu 55oC kedalam piknomter dan ditimbang massa total piknometer dan larutan encer
dengan neraca analitik. Isi piknometer dikeluarkan dan dimasukkan larutan encer suhu
45oC serta dilakukan penimbangan massa total dengan neraca analitis. Penimbangan
massa piknometer dan larutan encer dilakukan juga terhadap larutan encer suhu 35 oC dan
25oC. Dicatat massa piknometer kosong dan massa piknometer dengan larutan dan
ditentukan massa larutan encer masing-masing suhu.

IV. Data Pengamatan


Massa Piknometer
Truang = 27°C
[NaOH] = 0,5205 M
ρair27°C = 0,996512 g/ml
Massa piknometer kosong = 29,9561 gram
Massa piknometer + air = 55,4524 gram
Table 4.1 Data Pengamatan

Volume titrasi (mL)


T (⁰C) Massa pikno + larutan (g)
V1 V2 Rata - rata
20 55,5750 10,25 10,25 10,25
30 55,6622 15,3 15,3 15,3
40 55,6930 8,5 8,5 8,5
50 55,8152 12,9 12,9 12,9

V. PENGOLAHAN DATA
1. Penentuan Volume Piknometer (Vpikno)
m pikno+ air−m piknokosong
Vpikno = ρ air 26 ° C
55,4524 gram−29,9561 gram
=
0.996 512 g/mL

= 25,5855 mL

2. Penentuan massa jenis larutan asam oksalat (ρasamoksalat)


Penentuan massa jenis larutan asam oksalat pada suhu 20 °C
mpikno+larutan−mpiknokosong
ρasamoksalat = Vpikno
55,5750 gram−29,9561 gram
= 25,5855 mL

= 1.0013 g/mL

Dengan cara yang sama diperoleh:


Table 5.1 Massa jenis asam oksalat pada berbagai suhu

T (°C) ρasamoksalat
(g/mL)
20 1,0013
30 1,0047
40 1,0059
50 1,0106
3. Penentuan Kelarutan Asam Oksalat dalam Larutan Asam Oksalat Jenuh
3.1 Penentuan Konsentrasi Asam Oksalat Jenuh
Reaksi :
H2C2O4(aq) + 2NaOH(aq) → Na2C2O4(aq) + 2H2O(l)

Konsentrasi asam oksalat pada suhu 20°C

1 100 mL
nH2C2O4 = x nNaOH x
2 Vpemipetan(mL)

1 100 mL
= x 0,5205 M x 10,25 mL x
2 25 mL

= 10,6702 mmol

n H2C2O4
[H2C2O4] =
10 mL

10,6702mmol
=
10 mL

= 1,06702 M

Dengan perhitungan yang sama diperoleh :

Table 5.2 Konsentrasi Asam Oksalat pada berbagai Suhu

T(°C) Mol asam oksalat (mmol) [H2C2O4] (M)

20 10,6702 1,06702

30 15,9273 1,59273

40 22,1212 2,21212

50 33,5722 3,35722
3.2 P e n e n t u a n M a
mAO = 100 mL x ρasamoksalat
mAO = 100 mL x 1,0013g/mL
= 100,13 gram (Untuk T = 20°C)
Dengan perhitungan yang sama diperoleh

Table 5.3 Massa 100 mL larutan asam oksalat

T(°C) Massa Larutan Asam Oksalat/ mAO (gram)

20 100,13

30 100,47

40 100,59

50 101,06

3.3 Penentuan Massa 90 mL air


mA = 90mL x ρair27°C
= 90mL x 0,996512 g/mL
= 89,68068 g
3.4 Penentuan massa 10 mL Larutan Asam Oksalat Jenuh (mAO’)
mAO’ = mAO - mA
= 100,13 gram – 89,68068 gram
= 10,4443 gram (untuk T = 20°C)
Dengan perhitungan yang sama diperoleh :

Table 5.4 Massa 10 mL larutan asam oksalat jenuh

T(°C) Massa 10 mL asam oksalat/ mAO’ (gram)


20 10,4443

30 10,7851

40 10,9055

50 11,3831
3.5 Penentuan massa asam oksalat dalam 10 mL Larutan asam oksalat jenuh (m AO’’)
mAO’’ = [H2C2O4] x 10 mL x Mr H2C2O4
= 1,0670 M x 10 x 10-3 L x 90,03 g/mo
= 0,9606 gram (untuk T = 20°C)

Dengan perhitungan yang sama diperoleh :

Table 5.5 Massa Asam Oksalat dalam 10 mL larutan asam oksalat jenuh

T(°C) mAO’’ (gram)

20 0,9606

30 1,4339

40 1,9915

50 3,0225

3.6 Penentuan Massa Pelarut dalam 10 mL Larutan Asam Oksalat Jenuh (m A’)
mA’ = mAO’- mAO’’
= 10,4443 gram - 0,9606 gram
= 9,4836 gram (untuk T = 20°C)
Dengan perhitungan yang sama diperoleh :

Table 5.6 Massa Pelarut dalam 10 mL Asam Oksalat Jenuh

T(°C) mA’ (gram)

20 9,4836

30 9,3512

40 8,9140

50 8,3606

3.7 Penentuan Kelarutan Asam Oksalat (mk)


mzat 1000
m= x
Mrzat mpelarut
1000
mk = [ H 2 C 2 O 4 ] x 0,01 L x
m A'
1000
= 1,0670 M x 0,01 L x
9,4836 gram
= 1,1251 molal (untuk T = 20°C)

Dengan perhitungan yang sama diperoleh :

Table 5.7 Nilai Kelarutan Asam Oksalat (molal)

T(°C) Molal larutan/ mk (mol/kg)

20 1,1251

30 1,7032

40 2,4816

50 4,0155

4. Penentuan Kalor Pelarutan Diferensial Asam Oksalat (ΔH s)


Metode Rentang Suhu
mk(T 2) ΔH s (T 2−T 1)
log = x
mk (T 1) 2.303 R T 2 XT 1
Untuk rentang suhu 20°C-30°C
ΔHs = 257330,4 J/mol
Dengan perhitungan yang sama diperoleh :

Table 5.8 nilai kalor pelarutan diferensial metode rentang suhu

T1(K) T2(K) ΔT(K) mkT2/T1 T2XT1 ΔHds

293 303 10 1,513829 88779 257330,4

303 313 10 1,457019 94839 264579,5

313 323 10 1,618088 101099 313222,5

Rata-rata 278377,4 J/mol

5. Penentuan Kalor Pelarutan Diferensial (ΔHs)


Metode Grafik log molal terhadap 1/T
Diketahui data sebagai berikut :

Table 5.9 nilai kalor pelarutan diferensial metode grafik

T(K) Molal (mol/kg) 1/T log molal

293 1,1251 0,0034 0,0512

303 1,7032 0,0033 0,2313

313 2,4816 0,0032 0,3947

323 4 ,0155 0,0031 0,6037

Gambar 1. Grafik log m terhadap 1/T

∆ Hs 1
logmk= x
2.303 R T
y=ax+ b

Berdasarkan grafik diperoleh persamaan :

y = -1720,6 x + 5,91141

−∆ Hs
a=
2.303 R

a = 1720,6

J J
∆ Hs=2.303× 8.314 ×1720 ,6 = 32944,5725
mol . K mol
VI. PEMBAHASAN
VII. KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan pengaruh suhu terhadap kelarutan yaitu
berbanding lurus, dengan semakin meningkatnya suhu maka kelarutan semakin
meningkat nilainya, begitu pula sebaliknya. Pada berbagai suhu (50°C, 40°C, 30°C, dan
20°C) nilai kelarutan asam oksalat dapat dilihat pada tabel 5.7 . Berdasarkan percobaan
yang dilakukan didapatkan juga nilai kalor pelarutan diferensial larutan asam oksalat
jenuh dengan metode rentang suhu sebesar 278377,4 J/mol dan dengan metode grafik log
molal terhadap 1/T sebesar 32944,5725 J/mol.

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Atkins,P. W., 2006. Physical Chemistry 8th edition. W. H. Freeman and Company: New
York. Hal 212.

Gurdeep Raj, “Advanced Inorganic Chemistry”, 12th edition Khrisna Prakashan Media,
India, 2010. p.223

"Water Density", in CRC Handbook of Chemistry and Physics, 89th Edition


(Internet Version 2009), David R. Lide, ed., CRC Press/Taylor and Francis, Boca
Raton, FL.
IX. LAMPIRAN
9. 1 Data pengamatan
9.2 Density of Water (g/mL) vs. Temperature (°C)

(from Handbook of Chemistry and Physics, 53rd Edition, p. F4)

0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
1 0.99909 0.99908 0.99906 0.99905 0.99903 0.99902 0.99900 0.99899 0.99897 0.99895
5 9 4 9 4 8 3 7 1 5 9
1 0.99894 0.99892 0.99891 0.99889 0.99887 0.99886 0.99884 0.99882 0.99880 0.99879
6 3 6 0 3 7 0 3 6 9 2
1 0.99877 0.99875 0.99873 0.99872 0.99870 0.99868 0.99866 0.99865 0.99863 0.99861
7 4 7 9 2 4 6 8 0 2 3
1 0.99859 0.99857 0.99855 0.99853 0.99852 0.99850 0.99848 0.99846 0.99844 0.99842
8 5 6 8 9 0 1 2 3 4 4
1 0.99840 0.99838 0.99836 0.99834 0.99832 0.99830 0.99828 0.99826 0.99824 0.99822
9 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4
2 0.99820 0.99818 0.99816 0.99814 0.99812 0.99809 0.99807 0.99805 0.99803 0.99801
0 3 3 2 1 0 9 8 6 5 3
2 0.99799 0.99797 0.99794 0.99792 0.99790 0.99788 0.99786 0.99783 0.99781 0.99779
1 2 0 8 6 4 2 0 7 5 2
2 0.99777 0.99774 0.99772 0.99770 0.99767 0.99765 0.99763 0.99760 0.99758 0.99756
2 0 7 4 1 8 5 2 8 5 1
2 0.99753 0.99751 0.99749 0.99746 0.99744 0.99741 0.99739 0.99736 0.99734 0.99732
3 8 4 0 6 2 8 4 9 5 0
2 0.99729 0.99727 0.99724 0.99722 0.99719 0.99717 0.99714 0.99712 0.99709 0.99706
4 6 1 6 1 6 1 6 0 5 9
2 0.99704 0.99701 0.99699 0.99696 0.99694 0.99691 0.99688 0.99686 0.99683 0.99680
5 4 8 2 7 1 4 8 2 6 9
2 0.99678 0.99675 0.99672 0.99670 0.99667 0.99664 0.99662 0.99659 0.99656 0.99654
6 3 6 9 3 6 9 1 4 7 0
2 0.99651 0.99648 0.99645 0.99642 0.99640 0.99637 0.99634 0.99631 0.99628 0.99626
7 2 5 7 9 1 3 5 7 9 1
2 0.99623 0.99620 0.99617 0.99614 0.99611 0.99608 0.99606 0.99603 0.99600 0.99597
8 2 4 5 7 8 9 0 1 2 3
2 0.99594 0.99591 0.99588 0.99585 0.99582 0.99579 0.99576 0.99573 0.99570 0.99567
9 4 4 5 5 6 6 6 6 6 6
3 0.99564 0.99561 0.99558 0.99555 0.99552 0.99549 0.99546 0.99543 0.99540 0.99537
0 6 6 6 5 5 4 4 3 2 1

Anda mungkin juga menyukai