PERCOBAAN 5
Nama : Dinny
NIM : 10518056
Kelompok :8
Asisten :-
2020
PERCOBAAN 5
I. TUJUAN
1. Menentukan konsentrasi ion timbal dengan metode kurva kalibrasi dan
penambahan standar
2. Menentukan konsentrasi ion klorida dengan metode kurva kalibrasi dan
penambahan standar
160
140
120
100
y = 12.882x + 76.704 80
E sel
R² = 0.2242 60
40
20
0
-7.000000 -6.000000 -5.000000 -4.000000 -3.000000 -2.000000 -1.000000 0.000000
-20
log [Pb2+]
Dimana,
y = 12.882x + 76.704
𝐸 𝑠𝑒𝑙 = 𝑚 . 𝑙𝑜𝑔 [𝑃𝑏2 +] + 𝑐
-20.1182 = 12.882 . 𝑙𝑜𝑔[𝑃𝑏2 +] + 76.704
𝑙𝑜𝑔[𝑃𝑏2 +] = -7.5161
[𝑃𝑏2 +] = 3.0473 x 10-8
Klorida
Tabel 5.2 Data Potensial Klorida terhadap Konsentrasi
[Cl-] log[Cl-] Potensial
0.000001 -6.000000 22.45455
0.00001 -5.000000 44.32727
0.0001 -4.000000 30.67273
0.0003 -3.522879 73.94545
0.001 -3.000000 35.1
0.003 -2.522879 250.1818
0.01 -2.000000 272.9091
0.03 -1.522879 29.93636
0.1 -1.000000 49.78182
Sampel 49.08182
sampel+std 49.19091
300
250
200
E sel
150
y = 21.101x + 156.9
R² = 0.1226
100
50
0
-7.000000 -6.000000 -5.000000 -4.000000 -3.000000 -2.000000 -1.000000 0.000000
log [Cl-]
Dimana,
y = 21.101x + 156.9
𝐸 𝑠𝑒𝑙 = 𝑚 . 𝑙𝑜𝑔 [𝐶𝑙 −] + 𝑐
49.08182 = 21.101 . 𝑙𝑜𝑔 [𝐶𝑙 −] + 156.9
𝑙𝑜𝑔 [𝐶𝑙 −] = -5.1096
[𝐶𝑙 −] = 7.7692 x 10-6
B. Metode Penambahan Standar
Timbal
[𝑃𝑏2 +] 𝑥 𝑉 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝐸1 = 𝐾 + 𝑠 𝑙𝑜𝑔
𝑉 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
Klorida
[𝐶𝑙 −] 𝑥 𝑉 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝐸1 = 𝐾 + 𝑠 𝑙𝑜𝑔
𝑉 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
Sehingga diperoleh,
[Cl-] = 0.1669
VI. PEMBAHASAN
Pada percobaan dilakukan penentuan konsentrasi ion timbal dan klorida dalam
larutan sampel dengan terlenbih dahuu menentukan konsentrasinya pada larutan
baku. Cara yang digunakan dalam penentuan konsentrasi tersebut menggunakan
prinsip ESI dengan mengukur potensi ion tertentu dalam larutan. Potensi ini diukur
terhadap elektroda referensi yang stabil potensi konstan. Perbedaan potensial antara
dua elektroda akan tergantung pada aktivitas ion tertentu dalam larutan. Perbedaan
potensial yang muncul dari pengukuran larutan baku standar menjadi dasar dalam
penentuan konsentrasi sampel berikutnya.
Ion Selektif Elektroda (termasuk elektroda pH yang paling umum) bekerja pada
prinsip dasar dari sel galvanik (Meyerhoff dan Opdycke). Dengan mengukur potensi
listrik yang dihasilkan melintasi membran dengan "dipilih" ion, dan
membandingkannya dengan elektroda referensi.
Potensiometri menggunakan membran selektif ion sebagai elemen sensornya
sehingga elektroda selektif ion akan merespon analit dibandingkan ion lain yang
berada dalam sampel. Ketika kontak dengan larutan analit, bahan aktif membran
mengalami disosiasi menjadi ion bebas pada antarmuka membran dengan larutan.
Pada percobaan ini membutuhkan buffer, dimana buffer yang digunakan adalah
larutan NaNO3 5 M. Buffer dapat bertindak sebagai elektrolit pendukung dalam
larutan. Bufffer NaNO3 digunakan pada percobaan ini karena bersifat spesifik untuk
ion timbal dan klorida. Penggunaan buffer tidak dapat diganti-ganti karena untuk tiap
ion yang dianalisis karena memiliki sifat yang spesifik terhadap buffer tertentu.
Reagent Pb(NO3)2 dan KCl berfungsi sebagai bahan yang akan dianalisis potensial
ionnya. Digunakanya reagent Pb(NO3)2 dan KCl karena kedua senyawa tersebut
memiliki kelarutan yang lebih tinggi dibandingkan dengan PbCl, sehingga kedua
senyawa tersebut mudah untuk dibuat larutan standarnya. Sedangkan PbCl memiliki
tingkat kelarutan yang sangat buruk di air (Ksp = 1,7x10 -4) , bahkan senyawa ini
dianggap tidak dapat larut dalam air.
Metoda yang digunakan untuk menentukan konsentrasi ion [Pb+] dan [Cl-] pada
percobaan ini adalah metoda kurva kalibrasi dan metode penambahan standar. Pada
metoda kurva kalibrasi ini dibuat kurva kalibrasi dengan mengukur potensial sel dari
beberapa larutan yang memiliki konsentrasi yang berbeda-beda yaitu 1×10-6 M, 1x10-
5
M, 1x10-4M, 3x10-4M, 1x10-3M, 3x10-3M, 1x10-2M, 3x10-2M, dan 1x10-1M. dan
kemudian menghubungkan nilai potensial sel yang terukur dengan nilai logaritma dari
konsentrasi. Dengan asumsi yang digunakan adalah kekuatan ion-ion yang terkandung
dalam sampel adalah sama. Digunakannya beberapa konsentrasi yang berbeda
dikarenakan pada metode kurva kalibrasi akan dihubungkan beberapa titik yang mana
kurva yang diharapkan adalah kurva linear (R2 mendekati 1). Sehingga akan diketahui
daerah linier dari timbal dan klorida. Pada metode penambahan standar dilakukan
perlakuan yang berbeda. Campuran air kran dan buffer yang diencerkan dalam labu
takar 100 ml lalu dibagi menjadi dua. Campuran pertama (sampel) dan campuran
kedua yang ditambahkan dengan larutan standar ion timbal atau klorida. Kedua
campuran ini diukur potensial elektrodanya yang kemudian dapat dieliminasi
sehingga akan diperoleh nilai selisihnya dan konsentrasi dari ion timbal dan klorida
dapat diketahui.
Dari kedua metode yang telah dilakukan, masing-masing metode memiliki
kelebihan dan kekurangannya. Untuk metode kurva kalibrasi, karena konsentrasi
larutan yang digunakan beragam, maka butuh waktu yang lama ketika proses
pengencerannya dan juga masih kurangnya faktor ketelitian dalam pengerjaannya.
Tetapi karena larutan yang digunakan beragam, maka dapat menggambarkan
konsentrasi larutannya secara keseluruhan. Pada metode penambahan standar, faktor
dari kesalahan dan ketelitian kemungkinanya kecil, karena hanya digunakan 2 jenis
campuran saja, yaitu sebelum dan setelah penambahan standar. Namun data yang
diperoleh tidak beragam, karena tidak mewakilkan keseluruhan larutan dalam
konsentrasi yang berbeda-beda.
Hasil yang diperoleh pada percobaan ini yaitu konsentrasi ion Pb2+ dengan metode
kurva kalibrasi sebesar 3.0473 x 10-8 sedangkan dengan metode penambahan standar
diperoleh 6.0967 x 10-6. Konsentrasi ion Cl- dengan metode kurva kalibrasi sebesar
7.7692 x 10-6 sedangkan metode penambahan standar yaitu 0.1669. Metode yang
lebih akurat untuk digunakan adalah metode kurva kalibrasi. Walau dalam
pengerjaannya dapat dikatakan cukup rumit, tetapi hasil yang diperoleh jauh lebih
baik.
Dari data konsentrasi ion timbal dan klorida yang diperoleh, air kran tersebut
masih dalam ambang batas wajar untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/MENKES/PER/2010
yaitu kandungan timbal dalam air bersih yang diperbolehkan yakni 0,05 ppm dan
kandungan klorida dalam air bersih yang diperbolehkan yakni 600 ppm.
Berdasarkan jurnal literatur yaitu Elektroda Selektif Ion nitrat sensitif dari
Pensil. Pada percobaan ini, polipirol digunakan sebagai membran dalam pembuatan
ESI. Pirol didoping dengan ion nitrat selama proses polimerisasi. Prosedur ini tidak
memerlukan peralatan mahal atau persiapan sampel yang rumit. Hal penting dalam
percobaan ini adalah polimerisasi elektrokimia, teknik potensiometri untuk analisis
kuantitatif, dan bagaimana cara kerja elektroda elektif.
Polipirol adalah salah satu polimer konduktor yang paling banyak dipelajari
karena kemudahan persiapan, konduktivitas tinggi, dan stabilitas relatif . Proses
polimerisasi pirol (C4H5N) meliputi pelepasan dua mol elektron per satu mol pirol dan
diperlihatkan dalam Gambar 1. Dalam keadaan teroksidasi, polipirol ada sebagai
kation poliradikal, dan pada anion tahap oksidasi (NO3− ) tertarik secara elektrostatik
ke dalam film terpolimerisasi sebagai ion lawan (dopan) seperti yang diilustrasikan
dalam Gambar 2. Struktur khusus ini, yang melibatkan ion penghitung yang dapat
ditukar, telah mengarah pada penerapan polipirol sebagai komponen membran untuk
ISE.
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh konsentrasi ion Pb2+
dengan metode kurva kalibrasi sebesar 3.0473 x 10-8 sedangkan dengan metode
penambahan standar diperoleh 6.0967 x 10-6. Konsentrasi ion Cl- yang diperoleh
dengan metode kurva kalibrasi sebesar 7.7692 x 10-6 sedangkan metode penambahan
standar yaitu 0.1669.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Bendikov, Tatyana A.; Thomas C. Harmon. A Sensitive Nitrate Ion-Selective
Electrode from a Pencil Lead.University of California.2005
Henry, Freiser. 1978. Ion-Selective Electrodes in Analytical Chemistry. New
York : Plenum Press, p.1-2
Harvey, David (2008), Modern Analytical Chemistry, Mr. Graw Hill
Companies, New York, p. 534-536.
Skoog. D.A. (1985), Principle of Instrumental Analysis, 3rd ed, Saunders
College Publishing.
XI. LAMPIRAN