Head Injury
Head Injury
M E I D A L A E LY R , 2 0 2 0
ANATOMI
MEKANISME TRAUMA
Blood Head
Bone
vessel Injuries
Brain
Tissue
SCALP
S : Skin
C : sub Cutaneus tissue
A : galea Aponeurosis (lapisan otot berserat)
L : Loose areola tissue (dibawah gale dmn pemb. Darah vena terletak
P : Periosteum
Fraktur tengkorak dijelaskan menurut bentuk, posisi dan mekanisme perpindahan, dan apakah
depresi atau tidak.
• Fraktur linear
• Fraktur depresi atau fraktur majemuk
• Fraktur basis cranium
• Fraktur facial
Fraktur linear
• disebabkan karena blunt trauma
• dan terdiri dari garis atau crack pada tulang
• Dpt mengenai arteri -> penyebab umum
extradural hematoma
• Memp. Resiko cidera pd otak
• Direkomendasikan utk CT scan
Depresi atau fraktur majemuk
• Cidera pada tengkorak ketika tulang kedalam dinamakan
fraktur depresi
• Tulang dpt rusak ke bbrp lapisan (comminuted)
• jika berhubungan dengan luka Scalp kemudian fraktur
diklasifikasikan menjadi terbuka atau compound
• Fragmen yg depresi dpt merusak jaringan dibawahnya
Fraktur basis Kranium (fraktur basis cranii)
Basis dari tulang tengkorak terdiri dari 5 area:
• Basis orbit
• Sphenoid
• Tulang temporal
• Occiput
• Cribiform plate
tanda klinis fr. basis cranium
b ag i a n f ro n t a l b ag i a n t e n g a h
• Subconjunctiva haemorrhage – batas • Otorhea – cairan serbrospinal (CSF)
gumpalan pada sklera meluas ke belakang mengalir dari telinga (mengindikasikan
bola mata. robeknya durameter)
• Racoon eyes atau memar pada periorbital - • Haemotypanum – darah di belakang
ini dapat mengindikasikan fraktur tengkorak membrane tympani
atau mungkin mengindikasikan perdarahan
• Battle’s Sign atau memar pada mastoid (ini
yang terkumpul di bawah aponeurosis galea.
hanya akan bertambah setelah 4-6 jam
• Rhinorrhea - cairan cerebrospinal (CSF)
pada posisi supine)
bocor dari hidung (menunjukkan adanya
robekan pada duramater).
Fraktur facial
• Tidak mengancam kehidupan kecuali membahayakan jalan
napas atau menyebabkan perdarahan hebat
• Perdarahan yg jelas pd wajah atau deformitas
• Ada 3 kategori:
– Le Fort I - melibatkan maksila
– Le Fort II - melibatkan maksila dan tulang hidung
– Le Fort III - melibatkan rahang atas, tulang hidung dan tulang
zygomatic. (paling serius)
MENINGEN (SELAPUT OTAK)
• Terletak di antara bagian dalam tengkorak dan
otak
• Terdiri dari 3 lapisan:
– Duramater - membran fibrosa luar yang
terletak dekat dengan tengkorak.
– Lapisan arakhnoid - struktur seperti jaring
laba-laba yang lembut di bawah cairan
sirkulasi serebrospinal (CSF).
– Piamater - selaput lunak yang melekat pada
per mukaan luar otak.
BRAIN (OTAK)
• Tdr dari serebrum (dibagi menjadi dua belahan
otak), serebelum dan batang otak.
• Di dalam batang otak terdapat:
– Otak tengah/ midbrain (berisi sistem pengaktif
retikuler yang bertanggung jawab untuk
keadaan terjaga)
– Pons dan medulla (yang berisi pusat kontrol
kardiorespirasi).
Tujuan utama mengobati cedera kepala adalah mengenali cedera primer dan mengurangi
atau mencegah cedera otak sekunder
• Untuk pengkajian pada pasien dengan cidera otak penting untuk dipahami kaitannya dengan
Tekanan Intra Kranial (TIK), Tekanan Perfusi Serebral (TPS)
TEKANAN INTRA KRANIAL
• Cerebral herniation
• Gegar otak (Concussion)
• Luka memar (contusion)
• Cedera akson traumatik (Traumatic axonal injury)
• Hematoma ekstradural
• Hematoma subdural
• Hematom intraserebral
• cedera tembus pada otak
Gegar otak (Concussion)
• didefinisikan sebagai kehilangan kesadaran sementara atau gangguan serebral tanpa defisit
neurologis jangka panjang setelah cedera kepala
• Sakit kepala, amnesia, dan mual muntah
• Dilakukan CT scan untuk mengetahui adanya kontusio cerebral atau tdk
• Pasien dianjurkan pulang stlh CT scan normal
Luka memar (contusion)
• adalah jaringan otak yang memar, seringkali disertai pembengkakan
• Tjd karena adanaya guncangan (akselerasi-deselerasi cepat) atau krn tulang yg menonjol/ fr
cranium
• Dilakukan CT scan, jika ada curiga ke arah lbh parah biasanya pasien menunjukkan tanda-tanda
kehilangan kesadaran yang berkepanjangan atau penurunan tingkat kesadaran setelah cedera.
• Pasien dirawat di RS utk memastikan adanya kontusio tidak berkembang mjd hematoma
intracerebral
Cedera akson traumatik (Traumatic axonal injury)
• Cedera aksonal traumatis biasanya diakibatkan oleh
akselerasi -deselerasi cepat, seperti kecelakaan lalu lintas
berkecepatan tinggi
• Peregangan dan pemotongan terjadi menyebabkan
pembengkakan dan cedera pada akson dalam jaringan
otak
• ini dapat menyebabkan cacat permanen dan berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi.
Cerebral herniation
• Disebabkan krn adanya massa intrakranial yang meluas (seperti hematoma) atau peningkatan
TIK
• Tjd kompresi saraf kranial ke-3-saraf motorik okuler, menyebabkan lambatnya gerakan pupil
dan dilatasi pupil pd sisi yg terkena..
Hematoma ekstradural
• perdarahan yang terjadi di luar dura mater di bawah
tengkorak
• itu terjadi karena cedera di wilayah temporal di mana
cabang-cabang arteri meningeal tengah berada→
cedera arteri menyebabkan perdaarahan
• Hematoma yang berkembang menekan otak di
bawahnya
• Biasanya pendarahan cepat dan pasien akan cepat
kehilangan kesadaran pada saat cedera terjadi.
• Bedah saraf darurat utk mengevakuasi hematom
hematoma subdural
Sebuah hematoma terbentuk di bawah duramater akibat cedera pada pembuluh darah
AKUT K RO N I S
• Memanifestasi: dalam beberapa jam • Dapat muncul berhari-hari, berminggu-
pertama dan dapat dengan cepat minggu atau berbulan-bulan setelah cedera
berevolusi dalam ukuran yang mengarah dan umum pada anak kecil dan pasien
ke penurunan tingkat kesadaran dan koma. lansia.
• Dilakukan bedah saraf.
SDH
Hematom intraserebral
• tempat pendarahan terjadi lebih dalam di jaringan
otak
• Perdarahan dlm jar.otak krn pecahnya arteri yg besar
di dlm jar.otak, akbt trauma kapitis berat, kontusio
brt. Hematom dpt tunggal ataupun multipel .
Cedera tembus pada otak
• disebabkan oleh benda-benda seperti pisau atau gunting yang didorong menembus tengkorak
dengan kekuatan yang sangat besar
• Objek yg tembus tidak boleh dikeluarkan→ neurosurgery
AIRWAY DENGAN KONTROL TULANG
CERVICAL
• penilaian jalan nafas dengan kontrol tulang • (look, feel, listen). pastikan tdk ada gangguan
cervical scr bersamaan adalah prioritas jln nafas. Jk ada -->chin lift/jaw thrust,
pertama untuk pasien cedera kepala bersihkan benda asing dimulut termsk
• Pasien dengan curiga fraktur tengkorak perdarahan. Lkkn intubasi/cricotirotomy jk
seharusnya tidak dilakukan pemasangan ada indikasi. ETT/laryngeal Mask airway
nasofaringeal airway karena risiko melewati (LMA) hrs segera dipasang pd penderita
jalan napas ke jaringan otak CKB, ventilaso O2 100%. Gangg airway →
• Intubasi trakea dini diindikasikan untuk hipoksia & hiperkarbia→ kerusakan otak
pasien cedera kepala dengan GCS <9. Pasien sekunder
dengan cedera wajah berat yang tidak dapat
mempertahankan jalan napas paten karena
perdarahan, pembengkakan atau kelainan
bentuk, harus diintubasi lebih awal.
BREATHING DAN VENTILASI
• Pasien cedera kepala membutuhkan 15 • (look, feel, listen). Inspeksi (kaji ada
L / menit oksigen aliran tinggi melalui tdknya nafas, frekwensi keteraturan,
non-rebreathing mask kualitas, simetris/asimetris dada,
• Pemantauan rutin hal-hal berikut ini pernafasan dada/perut, tanda distress
penting untuk memastikan bahwa pernafasan),auskultasi (suara kedua sisi
ventilasi efektif: paru sama atau tdk), palpasi (ada atau
tdknya deformitas) → bantu dengan
– Frekuensi pernapasan
oksigen ssi dgn kebutuhan
– Kedalaman pernapasan
– Gerakan dada
– Saturasi oksigen
– Jumlah CO2 (jika pasien diintubasi).
SIRKULASI DAN KONTROL
PERDARAHAN
• Hipotensi dapat memiliki efek yang membahayakan pada aliran darah otak dan kemampuan
untuk mempertahankan TPS (tekanan perfusi serebral)
• Hipotensi dengan tekanan darah sistolik ≤90 untuk pasien dewasa cedera kepala resiko dua kali
lipat thd tingkat kematian → cairan IV isotonik seperti salin normal harus diberikan untuk
mempertahankan TD.
• Pantau resiko syok hipovolemik krn perdarahan hebat
• (Look, Feel, Listen), kaji denyut nadi, frekwensi nadi, kualitas, keteraturan, perfusi perifer (akral :
dingin/hangat), warna kulit, CRT </> 2 dtk. → resusitasi cairan. Hindari cairan yg berlebihan jk
ada peningktn TIK. Hipotensi→kehilangan darah byk gangg sirkulasi mnybbkn gangg. perfusi
darah ke otak →kerusakan otak sekunder
DISABILITY DAN DISFUNGSI
Verbal :
• Mampu berorientasi 5
• Bingung, disorientasi 4
• Kata yg tdk nyambung 3
• Suara yg tdk berarti 2
• Tdk ada respon 1
Motorik :
• Spontan 6
• Melokalisasi nyeri 5
• Withdraw 4
• Abnormal flexi posturing 3
• Extensi posturing 2
• Tdk ada respon 1
Berat ringannya cedera kepala (perhitungan GCS)
– Cidera kepala ringan
• GCS: 15-14
• Amnesia < 30 mnt
• Trauma sekunder & trauma neurologis tdk ada
• Kepala pusig bbrp jam-bbrp hari
– Cidera kepala sedang
• GCS: 9-13
• Penurunan kesadaran 30 mnt-24 jam
• Trdpt trauma sekunder
• Gangg.neurologi sedang
– Cidera kepala berat
• GCS: 3-8
• Kehilangan kesadaran >24 jam – berhari hari
• Terdpt cidera sekunder: kontusio, fraktir tengkorak, perdarahan &/ hematoma intrakranial
Ukuran dan reaksi pupil
• Kelopak mata yang bengkak dan memar harus dibuka dengan hati-hati untuk melihat pupil.
• Dilatasi pupil berkaitan dengan cedera kepala bisa menjadi indikasi tekanan pada saluran saraf
motorik okuler.
• Perbedaan ukuran 1 mm pada pupil dianggap signifikan terkena cedera
Perubahan ukuran pupil dan reaksi adalah tanda kelanjutan dari penurunan tingkat kesadaran
Assesment kepala
• Telinga dan hidung harus diperiksa apakah ada perdarahan atau kebocoran CSF, yang
menunjukkan kemungkinan fraktur tengkorak
• Atau tes halo dapat digunakan, di mana setetes cairan yang bocor/ merembes ditempatkan pada
lembaran putih (atau kertas blot jika tersedia).
• Jika ada perdarahan di kulit kepala harus dihentikan perdarahannya.
EXPOSURE DAN KONTROL LINGKUNGAN