Anda di halaman 1dari 1

a.

Anemia
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin (Hb) < 11 gr% pada
trimester I dan III sedangkan pada trimester II kadar hemoglobin < 10,5 gr%. Anemia selama
kehamilan memerlukan perhatian serius karena berpotensi membahayakan ibu dan anak
(Manuaba, 2009). Wanita hamil rentan mengalami anemia defisiensi besi karena kebutuhan
oksigen pada ibu hamil lebih tinggi sehingga memicu peningkatan produksieritopoitin.
Volume plasma bertambah dan sel darah merah meningkat. Peningkatan volume plasma
lebih besar dari peningkatan eritrosit sehingga menyebabkan penurunan konsentrasi
hemoglobin (Rai, dkk, 2016). Anemia selama kehamilan dapat berakibat fatal, memiliki efek
negatif pada kapasitas kerja, motorik dan perkembangan mental pada bayi, anak-anak, dan
remaja. Pada ibu hamil, anemia dapat menyebabkan berat lahir rendah, kelahiran prematur,
keguguran, partus lama, atonia uteri dan menyebabkan perdarahan serta syok (Rai, dkk,
2016).
b. GAKY
Wanita hamil adalah kelompok yang paling rentan mengalami kekurangan iodium karena
peningkatan kebutuhan iodium selama hamil tidak selalu diiringi dengan asupan iodium
yang cukup. Kebutuhan iodium wanita hamil akan terpenuhi jika >90 persen rumah tangga
menggunakan garam beriodium yang adekuat. Defisiensi yodium selama masa kehamilan
berdampak buruk pada perkembangan otak fetus yang mulai terjadi pada kehamilan
trimester kedua dan terus berlanjut sampai akhir kehamilan. Jika Ibu mendapat suplemen
zat yodium, dampak buruk ini dapat berkurang. Defisiensi yodium berat dalam kurun waktu
lama (kronis) menyebabkan kemungkinan untuk pulih (functional recovery) makin kecil. Hal
ini berarti kelainan fisik dan mental yang terjadi pada janin akan menjadi permanen sampai
dewasa. Adapun dampak buruk pada janin yang lain akibat defisiensi yofium ini dapat
berupa: keguguran, lahir mati, lahir cacat, dan terganggunya perkembangan otak (3,4).

Anda mungkin juga menyukai