Pengolahan Limbah Tekstil
Pengolahan Limbah Tekstil
69
4.2. Industri Pencucian Jeans
70
(a) Proses stone wash yaitu proses pelunturan warna pakaian
jadi jeans dengan menggunakan bahan yang sama dengan
batu apung sebagai bahan penggosok atau peluntur.
(b) Proses stone bleanching yaitu proses pelunturan warna
pakaian jadi selain menggunakan bahan yang sama dengan
stone wash juga ditambah dengan sodium hipochlorite yang
berfungsi untuk pemutih. Penggunaan sodium Hipochlorite ini
tidak banyak tentunya tergantung permintaan (sesuai dengan
warna putih yang di inginkan).
71
maupun menggunakan mesin pengering berupa oven yang
berkapasitas 50-70 potong pakaian. Proses ini memerlukan
waktu sekitar 45 menit sampai 1 jam.
Pada proses ini pakaian jadi jeans di beri warna yang sesuai
dengan perintaan dengan menggunakan bahan-bahan kimia.
Sebagai hasil sampingan dari proses kegiatan industri pencucian
jeans adalah limbah yang dihasilkan dari proses pencucian jeans.
Limbah pencucian jeans secara fisik berwarna biru atau ungu
berbau kaporit yang menyengat serta terdapat busa berwarna.
Selain itu ada zat-zat tersuspensi dari batu apung yang hancur
dari proses pelunturan banyak mengendap di saluran air
sehingga menyebabkan pendangkalan. seperti limbah industri
lainnya, limbah pencucian jeans ini dapat menimbulkan gangguan
terhadap manusia, biota air maupun gangguan estetika. Secara
detail diagram alir proses industri pencucian jeans sebagai
berikut :
Proses Pelunturan
Proses Pembilasan
Proses Pemerasan
Proses Pengeringan
Proses Pewarnaan
72
4.3. Karakteristik Air Limbah Industri Kecil Pencucian Jeans
73
Lingkungan aerob, yaitu lingkungan dimana kadar oksigen
terlarut (DO) di dalam air terdapat cukup banyak, sehingga
oksigen merupakan faktor pembatas. Pada keadaan ini oksigen
bertindak sebagai akseptor elektron akhir dalam metabolisme
mikroba, dan pertumbuhan akan berlangsung secara efisien.
74
Proses hidrolisis dan fermentasi dilakukan oleh aktivitas
bakteri pembentuk asam yang merupakan bakteri fakultatif.
2) Tahap Asetogenesis
3) Tahap Metanogenesis
75
Hal yang perlu diperhatikan dari ketiga tahapan pada
mekanisme proses anaerob adalah bahwa secara
keseluruhan proses konversi tersebut dilakukan oleh
mikroorganisme yang berbeda. Dimana pada tahap
hidrolisis dilakukan oleh bakteri fakultatif dan pada proses
asetogenesis oleh bakteri anaerob.
mikroba aerob
76
3) Waktu tinggal hidrolis : Waktu Tinggal Hidrolis (WTH)
adalah waktu perjalanan limbah cair di dalam reaktor, atau
dapat pula dikatakan lamanya proses pengolahan limbah
cair tersebut. Semakin lama waktu tinggal maka penyisihan
yang terjadi akan semakin besar. Waktu tinggal dalam
reaktor biologis sangat bervariasi dari 1 jam hingga berhari-
hari. (Gair, 1989)
4) Nutrien : Di samping kebutuhan karbon dan energi,
mikroorganisme juga membutuhkan nutrien untuk sintesa
sel dan pertumbuhan. Kebutuhan nutrien dinyatakan dalam
bentuk perbandingan karbon dan nitrogen dan fosfor yang
merupakan nutrien anorganik utama yang diperlukan
mikroorganisme dalam bentuk BOD:N:P (Benefield &
Randall, 1980).
77
4.4.6. Konfigurasi Reaktor
78
4.4.7. Peranan Mikroorganisme Dalam Pengolahan Biologis
79
4) Hubungan antara pertumbuhan mikroorganisme dan
pemakaian substrat
80
Respirasi endogenous :
bakteri
C5H7NO2 + 5 O2 5 CO2 + NH3 + 2H2O + energi
81
Menurut Grady & Lim (1980), biofilm merupakan lapisan
yang terdiri dari sel-sel bio solid dan material inorganik dalam
bentuk polimerik matriks yang menempel pada suatu media
penyokong. Akumulasi dari biofilm pada media solid merupakan
suatu hasil dari proses mikrobiologi, fisis dan kimia yang terjadi di
dalam fase liquid-biofilm-media. Mekanisme proses yang terjadi
adalah :
82
Winkler (1981) mengutip pernyataan Mc Kinney (1962) yang
menyatakan bahwa pertumbuhan mikroorganisme akan terus
berlangsung pada slime yang sudah terbentuk sehingga
ketebalan slime bertambah. Difusi makanan dan O2 akan
berlangsung sampai ketebalan maksimum. Pada saat ketebalan
maksimum makanan dan O2 tidak mampu lagi mencapai
permukaan padat atau bagian terjauh dari fasa cair. Hal ini
menyebabkan lapisan biomassa akan terbagi menjadi 2 bagian,
yaitu lapisan aerob dan lapisan anaerob.
83
Tabel 4.2. Karakteristik Perbandingan Media
84
koagulan adalah senyawa aluminium dan senyawa besi.
Senyawa ini di dalam air akan terionisasi menghasilkan kation
dan anion valensi tinggi. Senyawa aluminium yang umum
digunakan adalah tawas (Al2(SO4)3) dan Poly Aluminium Chlorida
(PACl), sedangkan senyawa besi yang biasa dipakai adalah ferro
sulfat (FeSO4) dan senyawa lainnya adalah campuran tawas dan
kapur atau campuran tawas dan soda abu (Sanks, 1978).
85
bawah, dan dari bawah ke atas. Di dalam bak biofilter anaerob
tersebut diisi dengan media dari bahan plastik tipe sarang tawon.
Jumlah bak kontaktor anaerob terdiri dari dua buah ruangan.
Penguraian zat-zat organik yang ada dalam air limbah dilakukan
oleh bakteri anaerobik atau facultatif aerobik. Setelah beberapa
hari operasi, pada permukaan media filter akan tumbuh lapisan
film mikro-organisme. Mikro-organisme inilah yang akan
menguraikan zat organik yang belum sempat terurai pada bak
pengendap
86
4.5.1.2. Keunggulan Proses
87
Gambar 4.3. Diagram Proses Pengolahan Air Limbah
Pencucian Jean Menggunakan Kombinasi Proses
Pengendapan Kimia Dengan Biofilter Anaerob-Aerob Dan
Skenario Penurunan Konsentrasi BOD.
88
berada pada kondisi aerob, senyawa phospor terlarut akan
diserap oleh bakteria atau mikroorganisme dan akan sintesa
menjadi polyphospat dengan menggunakan energi yang
dihasilkan oleh proses oksidasi senyawa organik (BOD).
Dengan demikian dengan kombinasi proses anaerob-aerob
dapat menghilangkan BOD maupun phospor dengan baik.
Proses ini dapat digunakan untuk pengolahan air limbah
dengan beban organik yang cukup besar.
Pengelolaannya sangat mudah.
Biaya operasinya rendah.
Dibandingkan dengan proses lumpur aktif, Lumpur yang
dihasilkan relatif sedikit.
Dapat menghilangkan nitrogen dan phospor yang dapat
menyebabkan euthropikasi.
Suplai udara untuk aerasi relatif kecil.
Dapat digunakan untuk air limbah dengan beban BOD yang
cukup besar.
Dapat menghilangan padatan tersuspensi (SS) dengan baik.
Perhitungan Teknis
Bak Ekualisasi
89
Konsentrasi BOD dalam air limbah = 1500 mg/l
Waktu Tinggal = 10 Jam
Volume Efektif = 10/24 x 20 m3
= 8,34 m3
Dimensi :
Lebar : 1,5 m
Panjang :4m
Kedalaman : 1,38 m dibulatkan 1,5m
Tinggi Ruang Bebas : 0,5 m
Dimensi:
Lebar : 1,5 m
Panjang : 2,5 m
Kedalaman : 1,3 m
Tinggi ruang bebas: 0.2 m
90
Untuk menentukan konsentrasi Ferosulfat di dalam larutan
Ferosulfat (larutan koagulan) dapat dihitung berdasarkan ilustrasi
sepeti pada Gambar IV. .
Q1 x C1 + Q2 x C2 = Q3 x C3
dimana :
Q1 = Debit air limbah (m3/hari)
C1 = Konsentrasi ferosulfat awal di dalam air Limbah
Q2 = Laju alir larutan ferosulfat yang diinjeksikan ke dalam air
limbah (m3/hari)
C2 = Konsentrasi ferosulfat di dalam larutan (gr/m3)
Q3 = Laju alir total (m3)
C3 = Konsentrasi ferosulfat yang diharapkan (400 gr//m3)
20,24 X 400
Jadi : C2 = gr/m3 = 33.733 gr/m3
0,24
91
Dengan demikian untuk mendapatkan konsentrasi injeksi
ferosulfat sebesar 400 mg/l dilakukan dengan cara meng-
injeksikan larutan ferosulfat dengan konsentrasi 33.733 mg/l ke
dalam air limbah dengan laju injeksi 0,24 m3/hari atau 10 liter/jam.
Untuk membuat larutan ferosulfat dengan konsentrasi 33.733
gr/m3 dilakukan dengan cara melarutkan 6.750 gr ferosulfat ke
dalam 200 liter air.
16,5 kg-BOD/hari
Volume Efektif Reaktor = = 4,7 m3
3
3,5 kg-BOD/m .hari
92
16,5 kg-BOD/hari
Beban BOD per volume media =
2,82 m3
= 5,85 kg-BOD/m3.hari.
Chek :
Untuk standar High Rate Trickiling Filter beban BOD
berkisar antara 0,4 – 4,7 kg-BOD/m3.hari dengan efisiensi
pengolahan sekitar 80 %.
93
Waktu Tinggal = 1,4 Jam
Dimensi Bak :
Lebar :1m
Panjang : 0,6 m
Kedalaman air :2m
Tinggi ruang bebas : 0,1 m
20 m3/hari
= = 33 m3/m2.hari
(0,6 x 1) m2
Standar JWWA :
Beban permukaan = 20 –50 m3/m2.hari. (JWWA)
94
5 kg-BOD/hari
Volume Efektif Reaktor = = 2,5 m3
3
2,0 kg-BOD/m .hari
Lebar :1m
Panjang : 0,6 m
Kedalaman air :2m
Tinggi ruang bebas : 0,1 m
Waktu Tinggal Total : 3 Jam
5 kg-BOD/hari
Beban BOD per volume media =
1,75 m3
= 2,85 kg-BOD/m3.hari.
Chek :
Untuk standar High Rate Trickiling Filter beban BOD
berkisar antara 0,4 – 4,7 kg-BOD/m3.hari dengan efisiensi
pengolahan sekitar 80 %.
95
c. Bak Biofilter Aerob (Zona Pengolahan Lanjut Aerob)
2 kg-BOD/hari
Volume Efektif Reaktor = = 1,2 m3
3
1,7 kg-BOD/m .hari
2 kg-BOD/hari
Beban BOD per volume media =
0,84 m3
= 2,38 kg-BOD/m3.hari.
96
Kebutuhan Oksigen (Udara) :
1,4 kg/hari
=
1,1725 kg/m3 x 0,232 g O2/g Udara
= 5,15 m3/hari.
5,15 m3/hari
Kebutuhan Udara Aktual = =
0,01
= 515 m3/hari = 0,330 m3/menit.
= 330 liter per menit.
Spesifikasi Blower :
Kapasitas Blower = 500 liter/menit
Head = 2800 mm-aqua
Jumlah = 1 unit
97
Tipe blower = HIBLOW
Listrik = 60 watt, 220 volt.
20 m3/hari
= = 33 m3/m2.hari
(0,6 x 1) m2
Standar JWWA :
Beban permukaan = 20 –50 m3/m2.hari. (JWWA)
Spesifikasi Teknis
98
2) Bak Pengedapan dengan Bahan Kimia
Dimensi : 150 cm X 250 cm X 150cm
Lebar : 1,5 m
Panjang : 2,5 m
Kedalaman : 1,3 m
Tinggi ruang bebas : 0.2 m
Bahan : Fiber glass
Volume Efektif : 5 M3
3) Unit Reaktor Biofiloter Anaerob
Dimensi : 150 cm X 150 cm X 230cm
Bahan : Fiber glass
Volume Efektif : 4,5 M3
Total Retention Time : 5 jam
Tipe media biofilter : Sarang tawon,
Bahan : PVC
Volume Media : 2,8 m3
4) Unit Reaktor Biofilter Anaerob-Aerob
Dimensi : 100 cm X 310 cm X 225cm
Bahan : Fiber glass
Volume Efektif : 6 M3
Total Retention Time : 7,2 jam
Tipe media biofilter : Sarang tawon
Bahan : PVC
Volume Media biofilter : 2,7 M3
5) Media Pembiakan Mikroba
Material : PVC sheet
Ketebalan : 0,15 – 0,23 mm
Luas Kontak Spsesifik : 200 – 226 m2/m3
Diameter lubang : 2 cm x 2 cm
Warna : bening transparan
Berat Spesifik : 30 -35 kg/m3
Porositas Rongga : 0,98
99
6) Blower Udara
Tipe : Hi Blow
Listrik : 60 watt, 220 volt.
Head : 2 m air
Q udara : 500 liter/menit
Jumlah : 1unit
100
Gambar 4.7. Bak Ekualisasi IPAL Pencucian Jean (Vol. 8 m3)
Dimensi : 1 m x 4 m X 2 m
101
Gambar 4.8. Bak Koagulasi Dengan Bahan Kimia (Potongan
Melintang)
102
Gambar 4.10. Reaktor Biofilter Anaerob
103
Gambar 4.11. Reaktor Biofilter Anaerob-Aerob (Reaktor
Pengolahan Lanjut).
104
105
Gambar 4.12. Diagram Proses Pengolahan Air Limbah Pencucian Jean Dengan Menggunakan
Kombinasi Proses Pengendapan Kimia Dengan Proses Biofilter Anaerob-Aerob
Gambar 4.13. Tata Letak Peralatan IPAL
106
Gambar 4.15. Bak Pengendapan Kimia (Dilihat Dari Depan)
107
2. Bak Reaktor Anaerob
108
Gambar 4.19. Reaktor Bofilter Aerob (Dilihat Dari Depan)
109
5. Blower Udara
110
7. Pompa Dozing
8. Chemical Tank
111
4.5.3. Pembangunan dan Pemasangan IPAL
112
Gambar 4.26. Bak Ekualisasi
113
Gambar 4.27. Contoh Pilot Plant IPAL Industri Pencucian Jean
Kapasitas 20-30 M3 Per Hari
114
Gambar 4.28. Bak Pengendapan Kimia
115
Gambar 4.29. Pemasangan Media Biofilter Di Dalam Reaktor
Biofiloter Anaerob Dan Reaktor Biofilter Anaerob-Aerob
(Raktor Pengolahan Lanjut)
116
Gambar 4.30. Contoh IPAL Tekstil Kapasitas 20-30 M3 Per Hari
Yang Telah Terpasang
117
4.5.4. Perkiraan Biaya Operasional IPAL Kapasitas 20 m3/Hari
Dengan demikian biaya limbah tiap potong jean yang dicuci yakni
= 21520,- / 2666 potong
= Rp. 8,07 per potong jean.
118
4.6. Penutup
119
Dengan menggunakan kombinasi proses pengendapan kimia
dengan penambahan ferosulfat 400 mg/l dan proses biofilter
anaerob-aerob dengan waktu tinggal 24 jam didapatkan
efisiensi total penghilangan polutan yang lebih baik yakni
masing-masing untuk COD 92 %, BOD 94 %, TSS 94 % dan
Warna 95 %.
Dengan menggunakan IPAL kombinasi proses pengendapan
kimia dan proses biofilter anaerob-aerob kapasitas 20 m3/hari
perkiraann biaya operasional perhari adalah sekitar Rp.
21.520,- atau biaya limbah tiap potong jean yang dicuci yakni
Rp. 8,07.
120