PENGARUH KADAR GLUKOSA URINE METODE BENEDICT, FEHLING DAN
STICK SETELAH DITAMBAHKAN VITAMIN C DOSIS TINGGI/ 1000 mg
DAN
Kadar Protein Urin Menggunakan Uji Asam Asetat pada Mahasiswa
Pendidikan Biologi Semester VI FKIP UMS 2017
DISUSUN OLEH :
Nama : Rosalina Muna Tazkiyah
NIM : 201905073
Kelas : S1 Farmasi 4B
PROGRAM STUDI ILMU FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
CENDEKIA UTAMA KUDUS
2021/ 2022 REVIEW JURNAL PENGARUH KADAR GLUKOSA URINE METODE BENEDICT, FEHLING DAN STICK SETELAH DITAMBAHKAN VITAMIN C DOSIS TINGGI/ 1000 mg
1 JUDUL PENGARUH KADAR GLUKOSA URINE
METODE BENEDICT, FEHLING DAN STICK SETELAH DITAMBAHKAN VITAMIN C DOSIS TINGGI/ 1000 mg 2 JURNAL Jurnal Analis Medika Bio Sains 3 HALAMAN Vol.5, No.2, September , 2018 4 TAHUN 2018 5 PENULIS Febrian Sufia , Zaenal Fikri , dan Iswari 6 REVIEWER Rosalina Muna Tazkiyah 7 TANGGAL 4 Juni 2021 8 TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini Untuk mengetahui perbedaan kadar glukosa urine metode benedict, fehling, dan stick pada urine setelah ditambahkan vitamin C
9 SUBJEK PENELITIAN KADAR GLUKOSA URINE
10 METODE PENELITIAN Pada metode penelitian ini bersifat observasional deskriptif merupakan penelitian yang datannya dihimpun dengan cara peneliti melakukan observasi atau pengamatan. Pengamatan observasi juga diartikan sebagai suatu proses penyelidikan dengan menggunakan metode pengamatan . Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui perebedaan kadar glukosa urine metode benedict, fehling dan stick pada urine yang ditambahkan vitamin C dosis tinggi/ 1000 mg 11 HASIL PENELITIAN Hasil pemeriksaan kadar glukosa urine sebelum ditambahkan vitamin C dosis tinggi/ 1000 mg, dan setelah diitambahkan vitamin C dosis tinggi/ 1000 mg menggunakan uji benedict, fehling dan stick. pada metode benedict kadar glukosa urine sampel A1 sampai sampel A6 negatif. Metode fehling kadar glukosa urine pada sampel A1-A6 negatif. Metode carik celup (dipstick) kadar glukosa urine pada sampel A1-A6 negatif hasil pemeriksaan kadar glukosa urine setelah ditambahkan vitamin C dosis tinggi/ 1000mg. pada metode benedict kadar glukosa urine yaitu sampel A1 sampai dengan sampel A6 positif 3. Metode fehling kadar glukosa urine pada sampel A1 sampai dengan sampel A6 positif 4. Metode carik celup (Dipstick) kadar glukosa urine pada sampel A1-A2 negatif, sampel A3 positif 2 sampel A4 positif 3, sampel A5- A6 positif 2. Hasil Analisa data Adapun hasil pemeriksaan kadar glukosa urine berdasarkan analisis data yang didapat bahwa setelah urine ditambahkan vitamin C dosis tinggii/ 1000 mg terdapat perbedaan nilai positifitas disetiap metodennya. 12 KESIMPULAN Dapat disimpulkan : 1. Hasil pemeriksaan glukosa urine metode Benedict, fehling dan stick sebelum ditambahkan vitamin C dosis tinggi/ 1000 mg tidak ada terjadi perubahan warna (negatif). 2. Hasil pemeriksaan glukosa urine metode Benedict, fehling dan stick setelah ditambahkan vitamin C dosis tinggi/ 1000 mg ada terjadi perubahan warna (positif). 3. Perbedaan pemeriksaan kadar glukosa urine metode Benedict, fehling dan stick sebelum ditambahkan vitamin C dosis tinggi/ 1000 mg tidak ada terjadi perubahan warna sedangkan setelah ditambahkan vitamin C dosis tinggi/ 1000 mg terjadi perubahan warna. 13 DAFTAR PUSTAKA Gandasoebrata, R. , 2007. Penuntutan laboratorium klinik. Edisi 13, Jakarta. Unimus.Ac.Id 34 Universitas Pattimura. Moluca Medic ISSN :1979-635. Vol 5.No 1.Pp 19-23.Ambon. Vitahelath, 2006.. Graff’s Textbook of Routine Urinalysis and Body Fluids. Edisi 2. Philadelphia : Lippincont Williams and Wilkins. Stankovic, A. K dan Dilauri, E. 2008. Quality Improvements In The Preanalytical Phase : Focus On Urinespecimen Workflow. Clin Lab Med. 28 : 339-50. Setyawati, T. (2014). Medika tadulako , Jurnal Ilmiah Kedokteran , Vol . 1 No . 2. Jurnal Ilmiah Kedokteran, 1(2), 36–44. soedioetomo. (2013)., 84, 487–492. Retrieved from Notoatmodjo.(2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Cetakan kedua. Jakarta. Murray, 2014, Biokimia Harper. Edisi 29. EGC.jakarta Putra, A.L., Wowor, P.M.& Wungouw, H.I.S., 2015. Gambaran Kadar Glukosa Urine Sewaktu pada Mahasiswa Angkatan 2015f akultas Kedokterann Universitas Sam Ratulangi Manado. Jurnal e- Biomedik,3. Samsuria, K S. Dkk. 2012. Akurasi Pemeriksaan Carik Celup Pada Urinalisis Proteinuria Dan Glukosuria Dibandingkan Dengan Metode Standar. Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan. Program Studi Pendidikan Dokter. Nurmalasari, Yayuk. 2011. Fungsi dan Manfaat Pemeriksaan Laboratorium. Bandung. Tahir, W., 2011, urinalisis, http://www.scribd.com/rahmatun sahra/d/51301025/6.- II - 3 Analisis – Dipstick, diakses tanggal 20 maret 2012. Fajar, S., 2015, http://saufa . student. Umm. Ac. Id /2010 07/28/ permintaan – urinalisa – bagi – kesehatan diakses tanggal 3 desember 2011. Review Jurnal Kadar Protein Urin Menggunakan Uji Asam Asetat pada Mahasiswa Pendidikan Biologi Semester VI FKIP UMS 2017
1 JUDUL Kadar Protein Urin Menggunakan Uji Asam Asetat
pada Mahasiswa Pendidikan Biologi Semester VI FKIP UMS 2017 2 JURNAL Proceeding Biology Education Conference 3 HALAMAN Volume 14, Nomor 1 Halaman 36 – 38 4 TAHUN Oktober 2017 5 PENULIS Dwi Setyo Astuti 6 REVIEWER Rosalina Muna Tazkiyah 7 TANGGAL 4 Juni 2021 8 TUJUAN PENELITIAN Tujuan yang ingin diperoleh dari penelitian ini : 1. Mengetahui keberadaan protein urin secara kualitatif pada mahasiswa Pendidikan Biologi semester 6 FKIP UMS 2. Mengetahui kadar prosentase protein urin secara kualitatif pada mahasiswa Pendidikan Biologi semester 6 FKIP UMS menggunakan uji asam asetat. 9 SUBJEK PENELITIAN Kadar Protein Urin 1 METODE Penelitian ini menggunakan metode penelitian 0 PENELITIAN deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh pada penelitian ini berupa hasil uji kadar protein urin menggunakan asam asetat 1 HASIL PENELITIAN Berdasarkan uji asam asetat yang telah dilakukan, 1 diperoleh hasil mengenai kandungan protein pada urin mahasiswa Pendidikan Biologi Semester VI tahun 2017. Hampir setengah dari seluruh mahasiswa yang diambil sampel urinnya positif (+) terdapat kandungan protein. Diantara mahasiswa yang dinyatakan positif merupakan positif 1 (+1) yaitu sebanyak 33.5% dan positif 2 (2+) yaitu sebanyak 6.5%. Uji protein menggunakan asam asetat merupakan pengujian kadar protein secara kualitatif. Hasil yang diperoleh disimpulkan berdasarkan penilaian kondisi usin yang menunjukkan reaksi positif terhadap reagen uji. Pengujian dinyatakan positif jika terdapat gumpalan atau kekeruhan ada urin. Tingkat kekeruhan inilah yang menjadi indikator kadar protein. Hasil dinyatakan negatif (-) jika tidak terdapat kekeruhan atau kekeruhan akan menghilang setelah ditetesi asam asetat. Positif 1 menandakan kadar protein dalam urin sebanyak 0,01-0,05%. Positif 2 menunjukkan kadar protein urin kira-kira 0,05-0,2%. Positif 3 menunjukkan kadar protein urin kira-kira 0,2- 0,5%, sedangkan positif 4 menunjukkan kadar protein urin kira-kira lebih dari 0.5%. 1 KESIMPULAN Dapat disimpulkan : 2 a. 46,2% atau 43 mahasiswa Biologi semester 6 prodi Biologi FKIP UMS positif terdapat ptotein dalam urinnya b. 53,7% mahasiswa Biologi semester 6 prodi Biologi FKIP UMS tidak terdapat ptotein dalam urinnya c. 83,7% atau 36 mahasiswa Biologi semester 6 yang positif terdapat protein dalam urin atau 33.5% dari seluruh mahasiswa Biologi semester VI adalah +1 d. 16,2% atau 7 mahasiswa Biologi semester 6 yang positif terdapat protein dalam urin atau 6.5% dari seluruh mahasiswa Biologi semester VI adalah +2. 1 DAFTAR PUSTAKA Alvi Rosidi, Anatomi Fisiologi Manusia dan Gizi 3 Manusia, BPK, UNS, Surakarta. Chambell, 2000, Biologi 1, 2 dan 3, Terjemahan, Erlangga, Jakarta. Evelyn C. Pearce, 1982, Anatomi dan Fisioogi untuk Paramedis, Gramedia, Jakarta. Hermaya, 2005, Ensiklopedia Kesehatan, Cipta Adi Pustaka, Jakarta. John W. Kimbal, 1992, Biologi Jilid 1, Erlangga, Jakarta. Kus Irianto, 2005, Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis, Yrama Widya, Bandung. Syaifuddin, 1997, Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat, Buku Kedokteran, Jakarta.