Anda di halaman 1dari 5

BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis penulis terhadap permasalahan di

lapangan baik berupa wawancara, observasi dan dokumentasi terkait

penelitian mengenai kinerja Badan Pendapatan Daerah Kota Makassar

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

5.1.1 Kinerja Badan Pendapatan Daerah Dalam PengelolaanPajak

Hiburan

Kinerja badan tersebut sudah berjalan cukup baik, namun terdapat

beberapa permasalahan yang tidak signifikan terjadi dalam pengelolaan

pajak hiburan. Kinerja badan tersebut saya bagi atas tiga garis besar yaitu,

kinerja organisasi, kinerja proses dan kinerja individu/pekerjaan. Kinerja

organisasi yang diterapkan oleh badan tersebut sudah berjalan dengan

baik, kinerja dalam prosesnya juga sudah sesuai dengan aturan yang

berlaku serta kinerja individu/pekerjaan bagi badan tersebut juga telah

berjalan dengan baik sesuai dengan tupoksi masing-masing bidang yang

ada didalam badan tersebut. Namun, badan tersebut tetap memiliki

beberapa kendala dalam melaksanakan pengelolaan pajak hiburan di Kota

Makassar.

204
205

5.1.2 Faktor Pendukung Dan Penghambat

5.1.2.1 Faktor Pendukung

Faktor pendukung dalam menunjang kinerja badan tersebut

terdapat tiga bagian. Dimana, bagian pertama ialah teknologi informasi

yang digunakan oleh badan tersebut sudah canggih dan memudahkan

masyarakat agar dapat mengakses sesuatu yang berhubungan dengan

pajak hiburan maupun pajak lainnya yang terdapat dalam badan tersebut.

Kedua ialah sarana prasarana umum yang telah tersedia bagi masyarakat

yang membutuh sarana prasarana yang memiliki jalur dengan menuju letak

badan tersebut. Dan yang terakhir ialah jarak badan yang strategis dimana

masyarakat dapat dengan mudah menemukan badan tersebut dikarenakan

badan tersebut memiliki letak yang berada ditengah Kota Makassar.

5.1.2.2 Faktor Penghambat Dari Individu Dan Dari Organisasi

Selain faktor pendukung, faktor yang menghambat kinerja badan

tersebut dalam pengelolaan pajak hiburan ialah terbagi atas dua jenis yang

berbeda asal. Yang pertama ialah berasal dari individu, dimana terdapat

dua faktor penghambat yaitu kebiasaan lalai pegawai dan masyarakat yang

sering mengabaikan beberapa kebijakan yang telah ditetapkan oleh

pemerintah dimana permasalahan ini terkhusus bagi masyarakat, serta

ketidaktahuan masyarakat terhadap wajib pajak hiburan yang rendah

sehingga masyarakat hanya mengetahui secara garis besar bahwa pajak

hiburan itu ialah tempat hiburan. Dan yang kedua berasal dari organisasi
206

yaitu badan itu sendiri dimana tingginya penarikan tarif dalam pajak hiburan

terlalu tinggi dirasakan oleh pengusaha hiburan sehingga menjadi alasan

bagi mereka untuk menunggak pajak hiburan tersebut. Selain itu,

pemasangan alat rekam yang belum mencapai target dikarenakan badan

tersebut harus memikirkan terlebih dahulu tempat hiburan yang potensial

agar dapat dipasangi alat perekam pajak tersebut. Serta kurangnya

sinergitas antara badan tersebut dengan Layanan Perizinan izin usaha

dalam mengklarifikasi jenis izin suatu usaha, sehingga badan tersebut

susah untuk memungut pajak atas izin usaha tersebut dikarenakan jenis

izin yang berbeda.

5.1.3 Upaya Mengatasi Faktor Penghambat

5.1.3.1 Mengahadapi Faktor Penghambat

Upaya yang dilakukan oleh badan tersebut ialah melaksanakan sosialisasi

secara merata kepada seluruh masyarakat Kota Makassar mengenai pajak

hiburan walaupun belum diselesaikan oleh badan tersebut dikarenakan

belum adanya waktu yang tepat untuk dilaksanakan sosialisasi tersebut.

Selain itu, upaya dalam membangun kerjasama yang bersifat positif dengan

relasi yang lain juga telah dilaksanakan secara baik. Dan upaya dalam

melaksanakan komunikasi yang baik dan benar juga telah dilaksanakan

sesuai dengan norma sopan santun dalam berkomunikasi kepada

masyarakat maupun kepada relasi dan juga pegawai didalam badan

tersebut. Serta upaya membangun partisipasi masyarakat terhadap wajib


207

pajak hiburan bagi masyarakat Kota Makassar yang belum dapat

direalisasikan secara menyeluruh.

5.2 SARAN

Dari kesimpulan di atas, saran yang penulis dapat sampaikan kinerja

Badan Pendapatan Daerah, antara lain :

• Menciptakan regulasi yang tegas bagi pegawai dalam meningkatkan

kinerja

• Mempertahankan cara atau seni pegawai dalam melaksanakan

pekerjaan

• Mempertahankan prinsip dalam pengelolaan sesuai hukum yang

berlaku

• Memberikan reward maupun punishment bagi pegawai yang tidak

taat

• Memberikan pemahaman atau sosialisasi terhadap masyarakat

mengenai pajak hiburan serta teknologi yang digunakan

• Memberikan pengumuman terhadap masyarakat mengenai

penomoran sarta tanda jalan menuju badan tersebut

• Membuat tambahan alat perekam pajak agar semua usaha hiburan

dapat dipasangkan

• Membuat peta khusus yang berisikan tanda letak usaha hiburan

yang telah mendapatkan izin usaha

• Membuat target bagi setiap klasifikasi dalam pajak hiburan di Kota

Makassar
208

• Memberikan reward bagi masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam

pengelolaan pajak hiburan

• Bekerjasama dengan Layanan Perizinan dalam memberhentikan

perpanjangan izin atas usaha hiburan yang menunggak pajak

Anda mungkin juga menyukai