Anda di halaman 1dari 30

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

ASETTETAP

IKATAN AKUNTAN INDONESIA


l. . . . . ..-.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ...1

'

1......................................................................................................................................................................1
I Hak Cipta @ 2014 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

'
PERNYATAAN STANDAR AKVNTANSI KEUANGAN

ASETTETAP

Hak cipta © 2014, Ikatan Akuntan Indonesia


Hak cipta dilindungi Undang-Undang. Dilarang menerjemahkan,
mencetak ulang, memperbanyak:, atau menggunakan sebagian
atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun, baik secara
elektronik, mekanik atau cara lainnya, yang saat ini diketahui
atau nanti ditemukan, termasuk menggandakan dan mencatat,
atau menyimpan dalam sistem penyimpanan dan penyediaan
informasi, tanpa izin tertulis dari Ikatan Akuntan Indonesia.

Ikatan Akuntan Indonesia tidak bertanggungjawab atas kerugian


yang dialami oleh pihak yang melakokan atau menghentikan
suatu tindakan dengan mendasarkan pada materi dalam buku
ini, baik kerugian yang disebabkan oleh kelalaian atau hal
lainnya.

Sanksi Pelanggaran Pasal 72:


Undang-Undang Nomor 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta
1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan
perbuatan sebaga!mana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (I)
atau pasal 49 ayat (I) dan ayat (2) dipidana dengan pidana
penjara paling singkat I (satu) bulan dan!atau denda paling
sedikit Rpl.OOO.OOO,OO (satu juta rupiah), atau pidana
penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan,
mengedarkan, atau menjual kepada urnurn suatu ciptaan atau
barang basil pelanggaran Hak Cipta sebagai mana dimaksud
dalam ayat (I), dipidana penjara paling lama 5 (lima) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah).

Diterbitkan oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan
Ikatan Akuntan Indonesia
Grha Akuntan, }alan Sindanglaya No. 1 Menteng, Jakarta 10310
Telp: (021) 31904232
Fax : (021) 3900016
IKATAN AKUNTAN INDONESIA Email: iai-info@iaiglobal.or.id, dsak@iaiglobal.or.id

Agustus 2014
f-----------.--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------1

I
'
...................A_8_~.T_~T_AP_ ______________________..................................................................................... P_8_A_~_!'!_.rJ!l········

PENGANTAR

PSAK 16 tentang Aset Tetap telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi
Keuangan pada tanggal 29 November 2011.

PSAK 16 ini merevisi PSAK 16 tentang Aset Tetap yang telah dikeluarkan
pada tanggal 29 Mei 2007.

Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur yang tidak materiaL

Jakarta, 29 November 2011


Dewan Standar Akuntansi Keuangan

Rosita Uli Sinaga Ketua


Roy Iman Wirahardja Wakil Ketua
Etty Retno Wulandari Anggota
Merliyana Syamsul Anggota
Setiyono Miharjo Anggota
Saptoto Agustomo Anggota
Jumadi Anggota
Ferdinand D. Purba Anggota
Irsan Gunawan Anggota
Budi Susanto Anggota
Ludovicus Sensi Wondabio Anggota
Eddy R. Rasyid Anggota
Liauw She Jin Anggota
Sylvia Veronica Siregar Anggota
Fadilah Kartikasasi Anggota
G.A. Indira Anggota
Teguh Supangkat Anggota
Yunirwansyah Anggota

······················································································································································-~·-···········
Hak Cipta © 2014 IKATAN AKUNTAN INDONESIA- Di/arang memfoto-kopi atau memperbanyak V
I
..
·············
.
··················-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------·
I

l-------------•--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------:
, .--- Hak Cipta © 2014 IKATAN AKUNTAN INDONESIA !
·------------------~~-~!:"-~~"T.~~--------------································------------·····························-----------········-~~~~-~~-r;/1---------

PENGANTAR PENYESUAIAN

Dewan Standar Akuntansi Keuangan telah mengesahkan penyesuaian atas


PSAK 16 tentang Aset Tetap pada tanggal 27 Agustus 2014.

Jakarta, 27 Agustus 2014


Dewan Standar Akuntansi Keuangan

Rosita Uli Sinaga Ketua


Danil S. Handaya Wakil Ketua
Djohan Pinnarwan Wakil Ketua
Setiyono Miharjo Anggota
Irsan Gunawan Anggota
Budi Susanto Anggota
Sylvia Veronica Siregar Anggota
Patricia Anggota
Lianny Leo Anggota
Teguh Supangkat Anggota
I. B. Aditya Jayaantara Anggota
P. M. John L. Hutagaol Anggota
Kristianto Andi Handoko Anggota

.......................................................................................................................................................~-············
Hak Cipla © 2014 IKATAN AKUNTAN INDONESIA- Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak VII
l_ _ _ _ _ _ _._ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _

-------------.------------------------------------H~k-C~~-©-2014-IKATAN-AKU-NTAN-iNOONESiA ___________________________________________________I
I

~---------------------------------------------1
..................':_S_E_T_T_~T_AP_ _____________ .............................................................................................. P_~':_K__1~-J!-·······

PERBEDAAN DENGAN IFRSs

PSAK 16: Aset Tetap mengadopsi seluruh pengaturan dalam lAS 16 Property,
Plant, and Equipment per efektif 1 Januari 2014, kecuali:

L lAS 16 paragraf 3(b) tentang pengecualian untuk aset biolojik tidak


diadopsi karena lAS 41 Agriculture belum diadopsi.

2. PSAK 16 paragraf 42a tentang perubahan kebijakan akuntansi dari


model biaya ke model revaluasi.

3. lAS 16 paragraf 58 tentang tanah dan bangunan dengan tambahan


penjelasan terkait penyusutan tanah yang mengacu pada ISAK 25: Hak
Atas Tanah.

4. lAS 16 paragraf 80 tentang ketentuan transisi tidak diadopsi karena tidak


relevan.

5. lAS 16 paragraf 81 tentang tanggal efektif. Opsi penerapan dini


dihilangkan karena penerapan dini hanya dapat dilakukan dengan tepat
jika seluruh pengaturan dalam IFRS terkait diadopsi secara bersamaan
menjadi SAK.

6. lAS 16 paragraf 81A-81E tentang tanggal efektif tidak diadopsi karena


tidak relevan.

7. lAS 16 paragraf 81 F-81 G tentang tanggal efektif tidak diadopsi karena


tidak relevan. Adopsi lAS 16 menjadi PSAK 16 telah menggunakan lAS
16 yang telah mengakomodir amandemen tersebut.

8. PSAK 16 paragraf 81a tentang tanggal efektif penyesuaian.

9. lAS 16 paragraf 82 tentang penarikan standar lain dengan tambahan


penarikan PSAK 47: Akuntansi Tanah.

10. lAS 16 paragraf 83 tentang penarikan standar lain tidak diadopsi karena
tidak relevan.

······················································································································································-~---··········
Hak Cipta © 2014 IKATAN AKUNTAN INDONESIA- Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak IX
l. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..

i • . .
,------------.------------------------------------i-i~j;-(;i~~-.©-2o1~-iK;;.;:,;.~-:;.;<L.·N-TAN-iNoo~Esi;;···------------------------------------------------~
...................'2~-~!..!.~.T_~~-----·····································································································-~?.'2~-~~-.fl-·······

PERBEDAAN DENGAN PSAK 16 (2011)

Berikut adalah perbedaan antara PSAK 16 (2011): Aset Tetap dengan PSAK
16 (Penyesuaian 2014): Aset Tetap yang mengadopsi lAS 16 Property, Plant,
and Equipment per efektif 1 Januari 2014:

Perihal PSAK 16 (2011) PSAK 16 (Penyesuaian 2014)


Definisi Nilai wajar adalah jumlah suatu Nilai wajar adalah harga yang akan
aset dipertukarkan antara pihak- diterima untuk menjual suatu aset
(Paragraf 06) pihak yang berkeinginan dan atau harga yang akan dibayar untuk
memiliki pengetahuan memadai mengalihkan suatu liabilitas dalam
dalam suatu transaksi yang wajar. transaksi teratur antara pelaku pa-
sar pada tanggal pengukuran. (Li-
hat PSAK 68: Pengukuran Nilai
Wajar).
Pengakuan Suku cadang dan peralatan peme- Klarifikasi bahwa suku cadang,
liharaan biasanya dicatat s~bagai peralatan siap pakai dan peralatan
(Paragraf OS) persediaan dan diakui dalam laba pemeliharaan diakui sesuai dengan
rugi pada saat dipakai. Narnun Pernyataan ini ketika memenuhi
demikian, suku cadang utama dan definisi dari aset tetap. Namun, jika
Peralatan siap pakai memenuhi tidak rnaka suku cadang peralatan
kriteria sebagai aset tetap ketika siap pakai dan peralatan pemeliha-
entitas memperkirakan akan meng- raan diklasifikasikan sebagai per-
gunakan aset tersebut selama lebih sediaan.
dari satu periode. Sarna halnya jika
sulm cadang dan peralatan pemeli-
haraan yang hanya bisa digunakan
untuk aset tetap tertentu, hal ini
juga dicatat sebagai aset tetap.
Pengukuran Biaya Nilai wajar suatu aset, ketika trans- Menghapus lingkup transaksi pasar
Perolehan aksi pasar yang serupa tidak terse- yang serupa tidak tersed.ia dalam
dia, dapat diukur secara andal jika: pengukuran nilai wajar dan per-
(Paragraf 26) (a) .... ; atau ubahan konsep estimasi ke pengu-
(b) probabilitas dari beragam es- kuran nilai wajar.
timasi dalam rentang tersebut
dapat dinilai secara rasional
dan digunakan dalam menges-
timasi nilai wajar.
....

························································--················································-··········c·································-~---··········
Hak Cipta © 2014 IKATAN AKUNTAN INDONESIA- Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak XI
1........... 1\S_E!:.!:~!~~---········································································································_P.~~~-1_6 _______________ ...1

Perihal PSAK 16 (2011) PSAK 16 (Penyesuaian 2014)


Model Ravaluasi Nilai wajar tanah dan bangunan Dihapus
biasanya ditentukan melalui pe-
(Paragraf 32) nilaian berdasarkan bukti pasar
yang dilakukan oleh penilai yang
memiliki kualifikasi profesional.
Nilai wajar pabrik dan peralatan
biasanya menggunakan nilai pasar
yang ditentukan oleh penilai.
(Paragraf 33) )ika tidak ada pasar yang dapat Dihapus
dijadikan dasar penentuan nilai
wajar karena sifat dari aset tetap
yang khusus dan jarang diperjual-
belikan, kecuali sebagai bagian
dari suatu bisnis yang berkelanjut-
an, maka entitas mungkin perlu
mengestimasi nilai wajar meng-
gunakan pendekatan penghasilan
atau biaya pengganti tersusutkan
(income or a depreciated replace-
ment cost approach).
(Paragraf 35) Jika aset tetap direvaluasi, maka Perubahan konsep menjadi biaya
akumulasi penyusutan· pada tang- pengganti, sesuai PSAK 68:
gal revaluasi diperlakukan dengan Pengukuran Nilai Wajar.
salah satu cara berikut ini:
(a) disajikan kembali secara pro-
porsional dengan perubahan
dalam jumlah tercatat bruto
aset sehLngga jtunJah tercatat
aset setelah revaluasi sama
dengan jumlah revaluasiannya.
Metode ini sering digunakan
jika aset direvaluasi dengan
cara memberi indeks untuk
menentukan biaya pengganti
tersusutkan.
(b) ...

1. .

]
----------~;;·················-·····································································································································
XII Hak Cipta © 2014 IKATAN AKUNTAN INDONESIA- Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
.
____________________________________________________i'
-------------------A-~'§!__!_~~~-----------------------------------------------------------------------------------------------------------~f!_':;~-~~-.1'-------·

Perihal PSAK 16 (2011) PSAK 16 (Penyesualan 2014)


Pengungkapan Jika aset tetap disajikan pada jum- Klarifikasi bahwa pengungkapan
lah revaluasian, hal berikut diung- merupakan persyaratan pengung-
(Paragraf 77) kapkan: kapan tam bah an atas PSAK 68,
(a) tanggal efektif revaluasi; dengan menghapus (c) dan (d)
(b) apakah melibatkan penilai in- yang sudah diatur di PSAK 68:
dependen; Pengukuran Nilai Wajar dan me-
(c) metode dan asumsi signifikan nambahkan persyaratan pengung-
yang digunakan dalam esti- kapan atas:
masi nilai wajar;
(e) untuk setiap kelas aset tetap,
(d) penjelasan mengenai nilai wa- jumlah tercatat aset seandain-
ya aset tersebut dicatat dengan
jar aset tetap yang ditentukan
model biaya; dan
secara langsung dengan meng-
acu pada harga terobservasi (0 surplus revaluasi, yang meng-
dalam pasar aktif atau tran- indikasikan perubahan selama
saksi pasar terkini yang wajar periode dan setiap pembatasan
distribusi kepada pemegang
atau diestimasi menggunakan
saham.
teknik penilaian lain;

-------------------------------------------------------------·------------------------------------------------------------------------------------------~----------··
Hak Cipta © 2014 IKATAN AKUNTAN INDONESIA- Difarang memfoto-kopi atau memperbanyak XIII
I------------r/'---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
I

------------ •--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------,,
, .--- Hak Cipta @ 2014 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 1
..................'2~-~!..!f!:.!.(::~-----···········-······································--·········································--·······r:.~'::..'f5..~f}_-~·-···---

DAFTAR lSI

Paragraf
PENDAHULUAN ........................................................ :................................ 01-06
Tujuan ....................................................................................................................... . 01
Ruang lingkup ......................................................................................................... . 02-05
Definisi.. .................................................................................................................... . 06

PENGAKUAN ............................................................................................. . 07-14


Biaya perolehan awal .............................................................................................. . 11
Biaya selanjutnya ...................................................................................................... 12-14

PENGUKURAN SAAT PENGAKUAN ...................................................... . 15-28


Elemen biaya perolehan ......................................................................................... . 16-22
Pengukuran biaya perolehan ................................................................................. . 23-28

PENGUKURAN SETELAH PENGAKUAN ............................................... 29-66


Model biaya.............................................................................................................. . 30
Model revaluasi ........................................................................................................ 31-42a
Penyusutan ................................................................................................................ 43-62
)umlah tersusutkan dan periode penyusutan ............................................ 50-59
Metode penyusutan......................................................................................... 60-62
Penurunan nilai........................................................................................................ 63-64
Kompensasi untuk penurunan nilai..................................................................... 65-66

PENGHENTlAN-PENGAKUAN................................................................. 67-72

PENGUNGKAPAN ...................................................................................... 73-79

KETENTUAN TRANSISI............................................................................ 80

TANGGAL EFEKTIF ................................................................................... 81-81G

PENARIKAN ................................................................................................ 82-83

·--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------~------------
Hak Cipta © 2014 IKATAN AKUNTAN INOONESlA- Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak XV
-------------,11--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
I

----------- •---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------·1I
~ Hak Cipta © 2014 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
____________________A_S_ET__T_E_T~~-----------------------------------------------------------------------------------------------------------~~A_K__2~-,I!-------

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 16

ASET TETAP

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 16: Aset Tetap terdiri dari paragraf 01-83.
Seluruh paragraf dalam Pernyataan ini memiliki kekuatan mengatur yang sama. Paragraf
yang dicetak dengan huruf tebal dan miring mengatur prinsip-prinsip yang utama. PSAK
16 harus dibaca dalam konteks tujuan pengaturan dan Kerangka Dasar Penyusunan
dan Penyajian Laporan Keuangan. PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi
Akuntansi, dan Kesalahan memberikan dasar untuk memilih dan menerapkan kebijakan
akuntansi ketika tidak ada panduan eksplisit. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan
untuk unsur-unsur yang tidak material.

PENDAHULUAN

Tujuan

01. Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi aset tetap, sehingga
pengguna laporan keuangan dapat memahami informasi mengenai investasi entitas dalam
aset tetap dan perubahan dalam investasi tersebut. Masalah utama dalam akuntansi aset
tetap adalah pengakuan aset, penentuan jumlah tercatat, pembebanan penyusutan, dan rugi
penurunan nilainya.

Ruang Lingkup

02. Pernyataan ini diterapkan dalam akuntansi aset tetap, kecuali PSAK lain
mensyaratkan atau mengizinkan perlakuan akuntansi yang berbeda.

03. Pernyataan ini tidak diterapkan untuk:


(a) aset tetap yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58:
Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan;
(b) dikosongkan;
(c) pengakuan dan pengukuran aset eksplorasi dan evaluasi (lihat PSAK 64: Aktivitas
Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya Mineral);
(d) hak penambangan dan cadangan mineral seperti min yak. gas alam, dan sumber daya
serupa yang tidak dapat diperbarui.
Akan tetapi, Pernyataan ini berlaku untuk aset tetap yang digunakan untuk mengembangkan
atau memelihara aset yang dideskripsikan dalam huruf (b)-(d).

04. PSAK lain mungkin mensyaratkan pengakuan aset tetap berdasarkan pendekatan
yang berbeda dari Pernyataan ini. Sebagai contoh, PSAK 30: Sewa mensya~tkan entitas untuk
mengevaluasi pengakuan aset tetap sewaan dengan dasar pemindahan risiko dan manfaat.
Akan tetapi. dalam aspek perlakuan akuntansi tertentu lain untuk aset tersebut, termasuk
penyusutan, diatur oleh Pernyataan ini.

05. Entitas yang menggunakan model biaya untuk properti investasi sesuai dengan
PSAK 13: Properti Investasi menggunakan model biaya dalam Pernyataan ini.

Definisi

06. Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:

Aset tetap adalah aset berwujud yang:


(a) dimiliki untuk digunakan dalam produksi a tau penyediaan barang a tau jasa, untuk
direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------~------------
Hak Cipta © 2014 IKATAN AKUNTAN INDONESIA- Di/arang memfoto-kopi atau memperbanyak 16.1
l_ _ _ .~;::r"-~-~::_::!Ofl\~-----------------------------------------------------------------------------------------------------------~'~l\1<_1_6____________________
(b) diperkirakan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.

Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar
dari imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan
atau konstruksi atau, jika dapat diterapkan, jumlah yang diatribusikan pada .aset ketika
pertama kali diakui sesuai dengan persyaratan tertentu dalam PSAK lain, contohnya PSAK
53: Pembayaran Berbasis Saham.

Tumlah tercatat adalah jumlah suatu aset diakui setelah dikurangi akumulasi penyusutan
dan akumulasi rugi penurunan nilai.

Tumlah terpulihkan adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya
untuk menjual dan nilai pakainya.

Tumlah tersusutkan adalah biaya perolehan aset, atau jumlah lain yang me~upakan
pengganti biaya perolehan, dikurangi nilai residunya.

Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang
akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku
pasar pada tanggal pengukuran. (Lihat PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar).

Nilai residu dari aset adalah estimasi jumlah yang dapat diperoleh entitas saat ini dari
pelepasan aset, setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan, jika aset telah mencapai umur
dan kondisi yang diperkirakan pada akhir umur manfaatnya.

Nilai spesifik entitas adalah nilai kini dari arus kas yang diharapkan entitas timbul dari
penggunaan aset secara berkelanjutan dan dari pelepasan aset tersebut pada akhir umur
manfaatnya atau diharapkan terjadi ketika penyelesaian liabilitas.

Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah tersusutkan dari aset selama umur manfaatnya.

Rugi penurunan nilai adalah jumlah yang merupakan selisih lebih jumlah tercatat aset
atas jumlah terpulihkannya.

Umur manfaat adalah:.


(a) periode aset diperkirakan dapat digunakan oleh entitas; atau
(b) jumlah produksi atau unit serupa dari aset yang diperkirakan akan diperoleh dari
aset entitas.

PENGAKUAN

07. Biaya perolehan aset tetap diakui sebagai aset jika dan hanya jika:
(a) kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomik masa depan dari aset
tersebut; dan
(b) biaya perolehannya dapat diukur secara andal.

08. Suku cadang, peralatan siap palmi dan peralatan pemeliharaan diakui sesuai dengan
Pernyataan ini ketika memenuhi definisi dari aset tetap. Namun, jika tidak maka suku cadang
peralatan siap pakai dan peralatan pemeliharaan diklasifikasikan sebagai persediaan.

09. Pernyataan ini tidak mengatur unit ukuran dalam pengakuan aset tetap, yaitu apa
yang membentuk aset tetap. Oleh karena itu, disyaratkan pertimbangan untuk menerapkan
kriteria pengakuan yang sesuai dengan keadaan spesifik entitas. Hal yang mungkin sesuai
I untuk menggabungkan unit-unit yang secara individual tidak signifikan, seperti cetakan dan
1 perkakas, kemudian menerapkan kriteria pengakuan terhadap nilai gabungan tersebut.
. I

i ----------------------- -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------1
~-----------u 16.2 Hak .;;~.;; © 2014 IKATAN AKUNTAN INDONESIA- Dilarong memfoto-kopi atau memperl>anyak I
____________________t::_~-r~r__!_~_T_'}:r:____________________________________________________________________________________________________________ r:_f!_t:_~--2~-Jl------·

10. Entitas mengevaluasi berdasarkan prinsip pengakuan ini terhadap seluruh


biaya perolehan aset tetap pada saat terjadinya. Biaya tersebut termasuk biaya awal untuk
memperoleh atau mengkonstruksi aset tetap dan biaya selanjutnya yang timbul untuk
menambah, mengganti bagian, atau memperbaikinya.

Biaya Perolehan Awal

11. Aset tetap dapat diperoleh untuk alasan keamanan atau lingkungan. Perolehan
aset tetap tersebut, meskipun tidak secara langsung meningkatkan manfaat ekonomik rnasa
depan dari aset tetap tertentu yang ada, mungkin diperlukan bagi entitas untuk memperoleh
manfaat ekonomik masa depan dari aset lain. Aset tetap tersebut memenuhi syarat pengakuan
aset, karena aset tersebut memungkinkan entitas mernperoleh manfaat ekonomik masa depan
yang lebih besar dari aset terkait dibandingkan dengan manfaat ekonomik yang dihasilkan
seandainya aset tersebut tidak diperoleh. Sebagai contoh, pabrik kimia mungkin mengistalasi
proses penanganan kimiawi baru dalam rangka memenuhi persyaratan lingkungan yang
berlaku dalam produksi dan penyimpanan zat kimiawi berbahaya, perbaikan pabrik yang
terkait diakui sebagai aset karena tanpa perbaikan tersebut entitas tidak dapat memproduksi
dan menjual zat kimiawi. Akan tetapi, jumlah tercatat aset tersebut dan aset terkait dikaji
untuk penurunan nilai sesuai dengan PSAK 48: Penurunan Nilai Aset.

Biaya Selanjutnya

12. Sesuai dengan prinsip pengakuan di paragraf 07, entitas tidak rnengakui biaya
perawatan sehari-hari aset tetap sebagai bagian dari aset tetap tersebut. Sebaliknya, biaya
tersebut diakui dalarn laba rugi pada saat terjadinya. Biaya perawatan sehari-hari terutama
terdiri dari biaya tenaga kerja dan bahan habis pakai terrnasuk suku cadang kecil. Tujuan
pengeluaran ini sering dideskripsikan sebagai "perbaikan dan perneliharaan" aset tetap.

13. Bagian tertentu aset tetap dapat rnensyaratkan penggantian secara periodik.
Sebagai contoh. tungku pernbakaran rnensyaratkan penggantian lapisannya setelah digunakan
selarna sejurnlah jam tertentu, atau interior pesawat terbang seperti ternpat duduk dan
dapur perlu diperbarui beberapa kali selama umur rangka pesawat. Entitas dapat rnelakukan
penggantian yang tidak terlalu sering atas aset tetap yang diperoleh, seperti rnengganti dinding
interior bangunan, atau melakukan penggantian yang tidak berulang. Sesuai dengan prinsip
pengakuan di paragraf 07, entitas mengakui biaya penggantian kornponen aset tetap dalam
jumlah tercatat aset tetap ketika biaya tersebut terjadi jika pengeluaran tersebut memenuhi
kriteria pengakuan. Jurnlah tercatat komponen yang diganti dihentikan pengakuannya sesuai
dengan ketentuan penghentian pengakuan dalam Penyataan ini (lihat paragraf 67-72).

14. Supaya aset tetap (sebagai contoh, aircraft) dapat beroperasi secara berkelanjutan,
perlu dilakukan inspeksi teratur terlepas apakah terdapat komponen yang diganti_ Dalam
setiap inspeksi signifikan yang dilakukan, biaya inspeksi diakui dalam jurnlah tercatat aset
tetap sebagai suatu penggantian jika rnemenuhi kriteria pengakuan. Sisa jurnlah tercatat
biaya inspeksi yang terdahulu, jika ada (yang dibedakan dari komponen fisik), dihentikan
pengakuannya. Hal ini terjadi terlepas apakah biaya inspeksi terdahulu teridentifikasi dalam
transaksi perolehan atau konstruksi aset tetap. Jika diperlukan, estimasi biaya inspeksi serupa
masa depan dapat digunakan sebagai indikasi biaya inspeksi ketika aset tersebut diperoleh
atau dikonstruksi.

PENGUKURAN SAAT PENGAKUAN

15. Aset tetap yang memenuhi kualijikasi pengakuan sebagai aset diukur pada biaya
perolehan.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------~------------
Hak Cipla @ 2014 IKATAN AKUNTAN INDONESIA- Difarang memfoto-kopi atau memperbanyak 16.3
-------•i!i!-"'-~-":':-!.~!~~-----------------------------------------------------------------------------------------------------------f'~~~-1_6___________________j
Elemen Biaya Perolehan I

16. Biaya perolehan aset tetap meliputi:


(a) harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak dapat
dikreditkan setelah dikurangi diskon dan potongan lain.
(b) setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi
dan kondisi yang diinginkan supaya aset tersebut siap digunakan sesuai dengan intensi
manajemen.
(c) estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset
tetap, kewajiban tersebut timbul ketika aset tetap diperoleh atau sebagai konsekuensi
penggunaan aset tetap selama periode tertentu untuk tujuan selain untuk memproduksi
persediaan selama periode tersebut.

17. Contoh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung adalah:


(a) biaya imbalan kerja (sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 24: Imbalan Kerja) yang
timbul secara langsung dari konstruksi atau perolehan aset tetap;
(b) biaya penyiapan laban untuk pabrik;
(c) biaya penanganan dan penyerahan awal;
(d) biaya instalasi dan perakitan;
(e) biaya pengujian aset apakah aset berfungsi dengan baik, setelah dikurangi hasil neto
penjualan setiap produk yang dihasilkan sehubungan dengan pengujian tersebut (seperti
contoh basil dari peralatan yang sedang diuji); dan
(f) fee profesionaL

18. Entitas menerapkan PSAK 14: Persediaan terhadap biaya yang terkait dengan
kewajiban untuk membongkar, memindahkan, dan merestorasi lokasi aset yang terjadi dalam
suatu periode tertentu sebagai akibat dari penggunaan aset tersebut untuk menghasilkan
persediaan selama periode tersebut. Kewajiban atas biaya yang dicatat sesuai dengan PSAK 14
atau Pernyataan ini diakui dan diukur sesuai dengan PSAK 57: Provisi, Liabilitas Kontinjensi,
dan Aset Kontinjensi.

19. Contoh biaya yang bukan merupakan biaya perolehan aset tetap adalah:
(a) biaya pembukaan fasilitas baru;
(b) biaya pengenalan produk atau jasa baru (termasuk biaya iklan dan aktivitas promosi);
(c) biaya penyelenggaraan bisnis di lokasi baru atau kelas pelanggan baru (termasuk biaya
pelatihan staf); dan
(d) biaya administrasi dan biaya overhead umum lain.

20. Pengakuan biaya dalam jumlah tercatat aset tetap dihentikan ketika aset tetap
tersebut berada pada lokasi dan kondisi yang diperlukan supaya aset siap digunakan sesuai
dengan intensi manajemen. Oleh karena itu, biaya pemakaian dan pengembangan aset tidak
dimasukkan dalam jumlah tercatat aset tersebut. Sebagai contoh, biaya berikut ini tidak
termasuk dalam jumlah tercatat aset tetap:
(a) biaya yang terjadi ketika aset telah mampu beroperasi sesuai dengan intensi manajemen
namun belum digunakan atau masih beroperasi di bawah kapasitas penuh;
(b) kerugian awal operasi, seperti ketika permintaan terhadap output masih rendah; dan
(c) biaya relokasi atau reorganisasi sebagian atau seluruh operasi entitas.

21. Sebagian kegiatan terjadi sehubungan dengan konstruksi atau pengernbangan


aset tetap, tetapi tidak diperlukan untuk membawa aset tersebut ke lokasi dan kondisi yang
diperlukan supaya aset siap digunakan sesuai dengan intensi rnanajemen. Kegiatan insidental

.
ini mungkin terjadi sebelum atau selama aktivitas konstruksi atau pengembangan. Sebagai
contoh, penghasilan yang diperoleh dari pengunaan laban lokasi bangunan sebagai tempat
parkir mobil sampai konstruksi dimulai. Karena kegiatan insidental ini tidak diperlukan untuk
mernbawa aset tersebut ke lokasi dan kondisi yang diperlukan supaya aset siap digunakan
[_ ____________ ________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ _

] U 16.4 Hak Cipta © 2014 IKATAN AKUNTAN INDONESIA- Difarang memfoto-kopi atau memperbanyak I
·-------------------~S_E:r_:r~!~~-----------------------------------------------------------------------------------------------------------~~~~--~~-l!i'J·-------

sesuai dengan intensi manajemen, maka penghasilan dan beban terkait dari kegiatan insidental
diakui dalam laba rugi dan diklasifikasikan dalam penghasilan dan beban.

22. Biaya perolehan suatu aset yang dikonstruksi sendiri ditentukan dengan
menggunakan prinsip yang sarna sebagaimana aset yang diperoleh bukan dengan konstruksi
sendiri. Jika entitas membuat aset serupa untuk dijual dalam kegiatan usaha normal, biaya
perolehan aset biasanya sama dengan biaya konstruksi aset untuk dijual (lihat PSAK 14:
Persediaan). Oleh karena itu, dalam menetapkan biaya perolehan maka setiap laba internal
dieliminasi. Serupa dengan hal tersebut, jumlah tidak normal dari biaya pemborosan yang
terjadi dalam pemakaian bahan baku, tenaga kerja, atau sumber daya lain dalam aset yang
dikonstruksi sendiri tidak termasuk biaya perolehan aset tersebut. PSAK 26: Biaya Pinjaman
menetapkan kriteria pengakuan bunga sebagai komponen jumlah tercatat aset tetap yang
dikonstruksi sendiri.

Pengukuran Biaya Perolehan

23. Biaya perolehan aset tetap adalah setara harga tunai pada tanggal pengakuan. Jika
pembayaran ditangguhkan melampaui jangka waktu kredit normal, maka perbedaan antara
harga tunai dan total pembayaran diakui sebagai beban bunga selama periode kredit kecuali
beban bunga tersebut dikapitalisasi sesuai dengan PSAK 26: Biaya Pinjaman.

24. Satu atau lebih aset tetap mungkin diperoleh dalam pertukaran dengan aset
moneter atau aset nonmoneter atau kombinasi aset moneter dan nonmoneter. Pembahasan
berikut mengacu pada pertukaran satu aset nonmoneter dengan aset nonmoneter lain, tetapi
hal ini juga berlaku untuk seluruh pertukaran yang dideskripsikan dalam kalimat sebelumnya.
Biaya perolehan aset tetap tersebut diukur pada nilai wajar kecuali:
(a) transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial; atau
(b) nilai wajar aset yang diterima dan aset yang diserahkan tidak. dapat diukur secara
andal.
Aset yang diperoleh diukur dengan cara tersebut bahkan jika entitas tidak dapat segera
menghentikan pengakuan aset yang diserahkan. Jika aset yang diperoleh tidak dapat
diukur pada nilai wajar, maka biaya perolehannya diukur pada jumlah tercatat aset yang
diserahkan.

25. Entitas menentukan apakah transaksi pertukaran memiliki substansi komersial


dengan mempertimbangkan sejauh mana arus kas masa depan yang diharapkan dapat
berubah sebagai akibat dari transaksi tersebut. Suatu transaksi pertukaran memiliki substansi
komersial jika:
(a) konfigurasi (risiko, waktu, dan jumlah) arus kas dari aset yang diterima berbeda dengan
konfigurasi arus kas dari aset yang diserahkan; atau
(b) nilai spesifik entitas dari bagian operasi entitas yang terpengaruh oleh transaksi berubah
sebagai akibat dari pertukaran; dan
(c) selisih di (a) atau (b) adalah relatif signifikan terhadap nilai wajar dari aset yang
dipertukarkan.
Untuk tujuan penentuan apakah transaksi pertukaran memiliki substansi komersial,
nilai spesifik entitas dari bagian operasi entitas yang terpengaruh oleh transaksi tersebut
mencerminkan arus kas sesudah pajak. Hasil analisis ini dapat menjadi jelas tanpa entitas
menyajikan perhitungan yang rinci.

26. Nilai wajar suatu aset dapat diukur secara andal jika:
(a) variabilitas dalam rentang pengukuran nilai wajar yang rasional untuk aset tersebut
adalah tidak signifikan; atau
(b) probabilitas dari beragam estimasi dalam rentang tersebut dapat dinilai secara rasional
dan digunakan dalam mengukur nilai wajar.
l_ _ _ _.._A_S_E:r_:r":!~ - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -f'~ ~-1_6__________________ _1

Jika entitas dapat mengukur nilai wajar secara andal, baik dari aset yang diterima atau
diserahkan, maka nilai wajar dari aset yang diserahkan digunakan untuk mengukur biaya
perolehan dari aset yang diterima, kecuali jika nilai wajar aset yang diterima lebih jelas.

27. Biaya perolehan aset tetap yang dicatat oleh lessee dalam sewa pembiayaan
ditentukan sesuai dengan PSAK 30: Sewa.

28. Jumlah tercatat aset tetap dapat dikurangi dengan hibah pemerintah sesuai dengan
PSAK 61: Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah.

PENGUKURAN SETELAH PENGAKUAN

29. Entitas memilih model biaya di paragraf 30 atau model revaluasi di paragraf 31
sebagai kebijakan akuntansinya dan menerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh aset
tetap dalam kelas yang sama.

Model Biaya

30. Setelah pengakuan sebagai aset, aset tetap dicatat pada biaya perolehan dikurangi
akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai.

Model Revaluasi

31. Setelah pengakuan sebagai aset, aset tetap yang nilai wajarnya dapat diukur
secara andal dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi
dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai setelah tanggal
revaluasi. Revaluasi dilakukan dengan keteraturan yang cukup reguler untuk memastikan
bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dengan jumlah yang ditentukan
dengan menggunakan nilai wajar pada akhir periode pelaporan.

32. Dikosongkan.

33. Dikosongkan.

34. Frekuensi revaluasi bergantung pada perubahan nilai wajar dari aset tetap yang
direvaluasi. Jika nilai wajar dari aset yang direvaluasi berbeda secara material dengan jumlah
tercatatnya, maka revaluasi lanjutan disyaratkan. Beberapa aset tetap mengalarni perubahan
nilai wajar secara signifikan dan fluktuatif sehingga perlu direvaluasi secara tahunan. Revaluasi
tahunan tersebut tidak perlu dilakukan untuk aset tetap yang perubahan nilai wajarnya tidak
signifikan. Sebaliknya, aset tetap tersebut mungkin perlu direvaluasi setiap tiga atau lima
tahun sekali.

35. Jika aset tetap direvaluasi, rnaka akurnulasi penyusutan pada tanggal revaluasi
diperlakukan dengan salah satu cara berikut ini:
(a) disajikan kernbali secara proporsional dengan perubahan dalarn jurnlah tercatat bruto
aset sehingga jurnlah tercatat aset setelah revaluasi sarna dengan jurnlah revaluasiannya.
Metode ini sering digunakan jika aset direvaluasi dengan cara mernberi indeks untuk
rnenentukan biaya penggantiannya. (Lihat PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar)
(b) dieliminasi terhadap jumlah tercatat bruto aset dan jumlah tercatat neto setelah elirninasi
disajikan kembali sebesar jumlah revaluasian dari aset tersebut. Metode ini sering
digunakan untuk bangunan.
Jumlah penyesuaian yang timbul dari penyajian kembali atau eliminasi akumulasi penyusutan
tersebut membentuk bagian kenaikan atau penurunan dalarn jumlah tercatat yang ditentukan
I sesuai dengan paragraf 39 dan 40.

i-----------~6:6---------~~~-~;~;;;-~-;~;~-;;;_~;~-;~~N~;~-~-NooNEs;;-::-;;;;;;,;~~-;;;~;,;;~;;;_-;~~i-;;~~-;,;~,;;;;,;;~~;,;~--------------------~
·-------------------~-~-~!:.!:~~~-----------------------------------------------------------------------------------------------------------~?.~K--~~-dl--------

36. /ika suatu aset tetap direvaluasi, maka "Seluruh aset tetap dalam kelas yang sama
direvaluasi.

37. Suatu kelas aset tetap adalah pengelompokkan aset-aset yang memiliki sifat dan
kegunaan yang serupa dalam operasi entitas. Berikut adalah contoh dari kelas tersendiri:
(a) tanah;
(b) tanah dan bangunan;
(c) mesin;
(d) kapal;
(e) pesawat udara;
(f) kendaraan bermotor;
(g) perabotan; dan
(h) peralatan kantor.

38. Aset-aset dalam suatu kelas aset tetap direvaluasi secara bersamaan untuk
menghindari revaluasi aset secara selektif dan bercampurnya biaya perolehan dan nilai
lain pada tanggal berbeda. Akan tetapi, suatu kelas aset dapat direvaluasi secara bergantian
sepanjang revaluasi dari kelas aset tersebut dapat diselesaikan secara lengkap dalam periode
yang singkat dan sepanjang revaluasi dimutakhirkan.

39. Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi, maka kenaikan tersebut
diakui dalam penghasilan komprehensif lain dan terakumulasi dalam ekuitas pada bagian
surplus revaluasi. Akan tetapi, kenaikan tersebut diakui dalam laba rugi hingga sebesar
jumlah penurunan nilai aset yang sama akibat revaluasi yang pernah diakui sebelumnya
dalam /aba rugi.

40. Jika jumlah tercatat aset turun akibat revaluasl, maka penurunan tersebut
diakui dalam laba rugi. Akan tetapi, penurunan nilai tersebut diakui dalam penghasilan
komprehensif lain sepanjang tidak melebihi saldo surplus revaluasi untuk aset tersebut.
Penurunan nilai yang diakui dalam penghasilan komprehensif lain tersebut mengurangi
jumlah akumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasi.

41. Surplus revaluasi aset tetap yang termasuk dalam ekuitas dapat dialihkan
langsung ke saldo laba ketika aset tersebut dihentikan pengakuannya. Hal ini meliputi
pengalihan sekaligus surplus revaluasi ketika penghentian atau pelepasan aset tersebut. Akan
tetapi, sebagian surplus revaluasi tersebut dapat dialihkan sejalan dengan penggunaan aset
oleh entitas. Dalam kasus tersebut, surplus revaluasi yang dialihkan ke saldo laba adalah
sebesar perbedaan antara jumlah penyusutan berdasarkan nilai revaluasian aset dan jumlah
penyusutan berdasarkan biaya perolehan awalnya. Pengalihan surplus revaluasi ke saldo laba
tidak dilakukan melalui laba rugi.

42. Dampak atas pajak penghasilan, jika ada, yang dihasilkan dari revaluasi aset tetap
diakui dan diungkapkan sesuai dengan PSAK 46: Pajak Penghasilan.

42a. Jika entitas mengubah kebijakan akuntansi dari model biaya ke model revaluasi
dalam pengukuran aset tetap, maka perubahan tersebut berlaku secara prospektif.

Penyusutan

43. Setiap bagian dari aset tetap yang memiliki biaya perolehan cukup signijikan
terhadap total biaya perolehan seluruh aset tetap disusutkan secara terpisah.

44. Entitas mengalokasikan jumlah pengakuan awal aset tetap pada bagian aset tetap
yang signifikan dan menyusutkan secara terpisah setiap bagian tersebut. Sebagai contoh,
hal yang sesuai untuk menyusutkan se_cara terpisah antara rangka pesawat dan mesin pada
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------•..,------------
Hak Cipla © 2014 IKATAN AKUNTAN INDONESIA- D1larang memfoto-kopi atau memperbanyak 16.7!:::.!
-------~-~~-~!_!~!~~-----------------------------------------------------------------------------------------------------------~~~~-!-~___________________ j
pesawat terbang, baik yang dimiliki sendiri maupun yang berasal dari sewa pembiayaan.
Serupa dengan hal tersebut, jika entitas memperoleh aset tetap yang disewakan dalam sewa
operasi, maka entitas sebagai lessor mungkin akan sesuai untuk menyusutkan secara terpisah
jumlah yang terefleksikan dalam biaya perolehan aset tersebut yang dapat diatribusikan
langsung pada persyaratan sewa, baik yang menguntungkan atau tidak menguntungkan,
secara relatif terhadap ketentuan pasar.

45. Bagian yang signifikan dari aset tetap mungkin memiliki umur manfaat dan metode
penyusutan yang sama dengan umur manfaat dan metode penyusutan bagian signifikan lain
dari aset tersebut. Bagian tersebut dapat dikelompokkan dalam penentuan beban penyusutan.

46. Sepanjang entitas menyusutkan secara terpisah beberapa bagian dari aset tetap,
maka entitas juga menyusutkan secara terpisah bagian yang tersisa. Bagian yang tersisa
terdiri atas bagian yang tidak signifikan secara individual. Jika entitas memiliki perkiraan
yang bervariasi untuk bagian tersebut, maka teknik penaksiran tertentu diperlukan untuk
menentukan penyusutan bagian yang tersisa sehingga mampu mencerminkan pola pemakaian
dan/atau umur manfaat dari bagian tersebut.

47. Entitas dapat juga memilih untuk menyusutkan secara terpisah bagian dari aset
yang biaya perolehannya tidak signifikan terhadap total biaya perolehan aset tersebut.

48. Behan penyusutan untuk setiap periode diakui dalam laba rugi, kecuali jika
beban tersebut termasuk dalam jumlah tercatat aset lain.

49. Behan penyusutan untuk suatu periode biasanya diakui dalam laba rugi. Akan
tetapi, kadang-kadang, manfaat ekonomik rnasa depan dari suatu aset adalah rnenghasilkan
aset lain. Dalam kasus ini, beban penyusutan merupakan bagian dari biaya perolehan aset lain
dan dimasukkan dalam jumlah tercatatnya. Sebagai contoh, penyusutan pabrik dan peralatan
dirnasukkan dalam biaya konversi dari persediaan (lihat PSAK 14: Persediaan). Serupa dengan
hal tersebut, penyusutan aset tetap untuk aktivitas pengembangan mungkin termasuk dalam
biaya perolehan aset takberwujud yang diakui sesuai dengan PSAK 19: Aset Takberwujud.

]umlah Tersusutkan dan Periode Penyusutan

SO. ]umlah tersusutkan dari suatu aset dialokasikan secara sis.tematis sepanjang
umur manfaatnya.

51. Nilai residu dan umur manfaat dari suatu aset ditelaah sekurang-kurangnya
setiap akhir tahun buku dan jika hasil kajian berbeda dengan estimasi sebelumnya, maka
perbedaan tersebut dicatat sebagai estimasi akuntansi sesuai dengan PSAK 25: Kebijakan
AkuntanSi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan.

52. Penyusutan diakui bahkan jika nilai wajar aset rnelebihi jumlah tercatatnya,
sepanjang nilai residu aset tidak rnelebihi jurnlah tercatatnya. Perbaikan dan pemeliharaan
aset tidak meniadakan keharusan untuk menyusutkan aset.

53. Jurnlah tersusutkan suatu aset ditentukan setelah dikurangi nilai residunya. Dalam
prak.tik, nilai residu aset terkadang tidak signifikan dan oleh karena itu tidak material dalam
penghitungan jumlah tersusutkan.

54. Nilai residu suatu aset dapat meningkat menjadi suatu jumlah yang setara atau
lebih besar daripada jurnlah tercatatnya. Jika hal tersebut terjadi, maka beban penyusutan aset
tersebut adalah nol, hingga nilai residu selanjutnya berkurang rnenjadi lebih rendah daripada
jumlah tercatatnya.
I

-----------~---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------1
,- 16.8 Hak c;pla © 2014 IKATAN AKUNTAN INDONESIA- Di/arang memfoto-kopi atau memperbanyak I
....................':..~-~!..!..f!:.~':':.~---·-····-·································-------------···················································:..~t:..~.~~-~---····

55. Penyusutan suatu aset dimulai ketika aset siap untuk digunakan, yaitu ketika aset
berada pada lokasi dan kondisi yang diperlukan supaya aset siap digunakan sesuai dengan .
intensi manajemen. Penyusutan aset dihentikan lebih awal ketika aset tersebut diklasifikasikan
sebagai aset dimiliki untuk dijual (atau termasuk dalam kelompok aset lepasan yang
diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual) sesuai dengan PSAK 58: Aset Tidak Lancar
yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan dan pada tanggal aset dilepaskan.
Oleh karena itu, penyusutan tidak dihentikan pengakuannya ketika aset tidak digunakan
atau dihentikan penggunaannya, kecuali telah habis disusutkan. Akan tetapi, jika metode
penyusutan yang digunakan adalah metode pemakaian (seperti metode unit produksi), maka
beban penyusutan menjadi nol ketika tidak ada produksi.

56. Manfaat ekonomik masa depan suatu aset dipakai oleh entitas terutama melalui
penggunaannya. Akan tetapi, beberapa faktor lain seperti keusangan teknis, keusangan
komersial, dan keausan selama aset tidak terpakai, sering mengakibatkan menurunnya
manfaat ekonomik yang dapat diperoleh dari aset tersebut. Sebagai konsekuensinya, seluruh
faktor berikut ini diperhitungkan dalam menentukan umur manfaat dari suatu aset:
(a) perkiraan daya pakai. Daya pakai dinilai dengan merujuk pada kapasitas atau output
fisik dari aset;
(b) perkiraan tingkat keausan fisik, yang bergantung pad a faktor pengoperasian aset seperti
jumlah penggiliran penggunaan aset dan program perbaikan dan pemeliharaannya, serta
perawatan dan pemeliharaan ketika aset tidak digunakan;
(c) keusangan teknis atau keusangan komersial yang timbul dari perubahan atau peningkatan
produksi, atau dari perubahan permintaan pasar atas produk atau output jasa yang
dihasilkan oleh aset; dan
(d) pembatasan hukum atau yang serupa atas penggunaan aset, seperti berakhirnya waktu
penggunaan terkait dengan sewa.

57. Umur manfaat aset ditentukan berdasarkan kegunaan yang diperkirakan oleh
entitas. Kebijakan manajemen aset dari entitas mungkin mencakup pelepasan aset setelah
jangka waktu tertentu atau setelah pernakaian sejumlah proporsi tertentu dari manfaat
ekonomik masa depan aset. Oleh karena itu, umur manfaat aset dapat lebih pendek daripada
umur ekonomik aset tersebut. Estimasi umur manfaat suatu aset membutuhkan pertimbangan
berdasarkan pengalaman entitas terhadap aset yang serupa.

58. Tanah dan bangunan merupakan aset yang dapat dipisahkan dan dicatat terpisah
walaupun keduanya diperoleh bersama. Pada umumnya tanah memiliki umur manfaat
tidak terbatas dan oleh karena itu tidak disusutkan, kecuali entitas meyakini bahwa umur
manfaat tanah terbatas contohnya tanah yang ditambang dan tanah yang digunakan untuk
tempat pembuangan akhir1• Bangunan memiliki umur manfaat terbatas dan oleh karena
itu merupakan aset tersusutkan. Peningkatan nilai tanah dengan bangunan di atasnya tidak:
mempengaruhi penentuan jumlah tersusutkan dari bangunan tersebut.

59. Jika biaya perolehan tanah termasuk biaya pembongkaran, pemindahan, dan
restorasi lokasi, maka biaya tersebut disusutkan selama periode manfaat yang diperolehnya.
Dalam beberapa kasus, tanah itu sendiri memiliki umur manfaat yang terbatas, dalam hal
ini disusutkan dengan cara yang mencerminkan manfaat yang diperoleh dari tanah tersebut.

Metode Penyusutan

60. Metode penyusutan yang digunakan mencerminkan pola pemakaian manfaat


ekonomik masa depan aset yang diharapkan oleh entitas.

I Lihat ISAK 25: Hak Atas Tanah

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------!1.-----------·
Hak Cipta © 2014 IKATAN AKUNTAN INDONESIA - Dilarang memfoto-kopi atau mamparbanyak 16.9
[_______• __
u
P._S_E:r_:r~!~~-----------------------------------------------------------------------------------------------------------"~~1(_1_6_________________..1
61. Metode penyusutan yang diterapkan untuk suatu aset ditelaah paling sedikit
setiap akhir tahun buku dan, jika terjadi perubahan yang signifikan dalam pola
pemakaian yang diperkirakan atas manfaat ekonomik masa depan aset tersebut, maka
metode penyusutan diubah untuk mencenninkan perubahan pola tersebut. Perubahan
metode penyusutan dicatat sebagai perubahan estimasi akuntansi sesuai dengan PSAK 25:
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estirnasi Akuntansi, dan Kesalahan.

62. Berbagai metode penyusutan dapat digunakan untuk mengalokasikan jumlah


tersusutkan dari aset secara sistematis selama umur manfaatnya. Metode tersebut antara lain
metode garis lurus, metode saldo menurun, dan metode unit produksi. Metode penyusutan
garis lurus menghasilkan pembebanan yang tetap selama umur manfaat aset jika nilai
residunya tidak berubah. Metode saldo menurun menghasilkan pembebanan yang menurun
selama umur manfaat aset. Metode unit produksi menghasilkan pembebanan berdasarkan
pada penggunaan atau output yang diperkirakan dari aset. Entitas memilih metode yang
paling mencerminkan pola pemakaian yang diperkirakan atas manfaat ekonomik masa depan
aset. Metode tersebut diterapkan secara konsisten dari periode ke periode, kecuali terdapat
perubahan dalam pola pemakaian manfaat ekonomik masa depan yang diperkirakan aset
tersebut.

Penurunan Nilai

63. Dalam menentukan apakah aset tetap mengalami penurunan nilai, entitas
menerapkan PSAK 48: Penurunan Nilai Aset. PSAK 48 menjelaskan bagaimana entitas
menelaah jumlah tercatat asetnya, bagaimana menentukan jumlah terpulihkan dari aset, dan
kapan mengakui atau membalik rugi penurunan nilai.

64. Dikosongkan.

Kompensasi untuk Penurunan Nilai

65. Kompensasi dari pihak ketiga untuk aset tetap yang mengalami penurunan nilai,
hilang atau dihentikan dimasukkan dalam laba rugi ketika kompensasi menjadi piutang.

66. Penurunan nilai atau kerugian aset tetap, klaim atas atau pembayaran kompensasi
dari pihak ketiga, dan setiap pembelian atau konstruksi selanjutnya dari penggantian aset
adalah peristiwa ekonomik terpisah dan dicatat secara terpisah sebagai berikut:
(a) penurunan nilai aset tetap diakui sesuai dengan PSAK 48: Penurunan Nilai Aset;
(b) penghentian pengakuan aset tetap yang dihentikan atau dilepaskan ditentukan sesuai
dengan Pernyataan ini;
(c) kompensasi dari pihak ketiga untuk aset tetap yang mengalami penurunan nilai, hilang
atau dihentikan dimasukkan dalam laba rugi pada saat kompensasi menjadi piutang:
dan
(d) biaya perolehan aset tetap yang diperbaiki, dibeli, atau dikonstruksi sebagai penggantian
ditentukan sesuai dengan Pernyataan ini.

PENGHENTIAN PENGAKUAN

67. ]umlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya:


(a) pada saat pelepasan; atau
(b) ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomik masa depan yang diharapkan dari
penggunaan atau pelepasannya.

68. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap
dimasukkan dalam laba rugi ketika aset tetap tersebut dihentikan pengakuannya (kecuali
' i
I I
~-----------~---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
' 16.10 Hak Cipta © 2014 IKATAN AKUNTAN INDONESIA- Di/arang memfoto-kopi atau memperbanyak ,
I
I
....................':.~.~!..!.f!:T_~":............................................................................................................ r:.?.~~-~~-,Jl-······

PSAK 30: Sewa mensyaratkan perlakuan yang berbeda dalam transaksi jual dan sewa-
balik). Keuntungan tidak boleh diklasifikasikan sebagai pendapatan.

68A. Akan tetapi, entitas yang kegiatan usaha sehari-hari adalah menjual aset yang
sebelumnya direntalkan kepada pihak lain, maka entitas memindahkan aset tetap tersebut
menjadi persediaan sesuai nilai tercatat ketika aset tidak lagi direntalkan dan menjadi aset
dimilik.i untuk dijual. Hasil dari penjualan aset diakui sebagai pendapatan sesuai dengan PSAK
23: Pendapatan. PSAK 58: Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang
Dihentikan tidak diterapkan ketika aset dimiliki untuk dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari
dialihkan ke persediaan.

69. Pelepasan aset tetap dapat dilakukan dengan berbagai cara (contohnya: dijual,
disewakan dalam sewa pembiayaan, atau diswnbangkan). Dalam menentukan tanggal
pelepasan aset, entitas menerapkan kriteria dalam PSAK 23: Pendapatan untuk mengakui
pendapatan dari penjualan barang. PSAK 30: Sewa diterapkan untuk pelepasan melalui jual
dan sewa-balik.

70. Jika, berdasarkan prms1p pengakuan di paragraf 07, entitas mengakui biaya
penggantian sebagian aset tetap dalam jumlah tercatat aset tetap tersebut, maka entitas
menghentikan pengakuan jumlah tercatat dari bagian yang diganti tanpa memperhatikan
apakah bagian yang diganti telah disusutkan secara terpisah. Jika hal ini tidak praktis untuk
menentukan jumlah tercatat dari bagian yang diganti, maka entitas dapat menggunakan biaya
penggantian tersebut sebagai indikasi biaya perolehan dari bagian yang diganti pada saat
diperoleh atau dikonstruksi. ·

71. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aset
tetap ditentukan sebesar selisih antara jumlah hasil pelepasan neto, jika ada, dan jumlah
tercatatnya.

72. Imbalan yang akan diterima atas pelepasan ·aset tetap diakui awalnya pada nilai
wajarnya. Jika pembayaran ditangguhkan, mal<a imbalan yang akan diterima diakui awalnya
pada nilai yang setara dengan harga jual tunai. Perbedaan antara jumlah nominal imbalan
dan nilai yang setara dengan harga jual tunai diakui sebagai pendapatan bunga sesuai dengan
PSAK 23: Pendapatan yang mencerminkan imbalan efektif atas piutang tersebut.

PENGUNGKAPAN

73. Laporan keuangan mengungkapkan untuk setiap kelas aset tetap:


(a) dasar pengukuran yang digunakan dalam menentukan jumlah tercatat bruto;
(b) metode penyusutan yang digunakan;
(c) umur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;
(d) jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (digabungkan dengan akumulasi
rugi penurunan nilai) pada awal dan akiJir periode; dan
(e) rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akiJir periode yang menunjukkan:
(i) penambahan;
(ii) aset yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual atau termasuk dalam
kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai
dengan PSAK 58: Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi
yang Dihentikan dan pelepasan lain;
(iii) perolehan melalui kombinasi bisnis;
(iv) peningkatan atau penurunan akibat dari revaluasi sesuai dengan paragraf 31,
39, dan 40 serta dari rugi penurunan nilai yang diakui atau dibalik dalam
penghasilan komprehensif lain sesuai dengan PSAK 48: Penurunan Nilai Aset;
(v) rugi penurunan nilai yang diakui dalam laba rugi sesuai dengan PSAK 48;
(vi) pembalikan rugi penurunan nilai dalam laba rugi sesuai dengan PSAK 48;
·····················································································································································--·~············
Hak Clpta © 2014 IKATAN AKUNTAN INDONESIA- Difarang memfoto-kopi atau memperbanyak 16.11
-------•il!J-~S_E:r_:r(';TJ\~-----------------------------------------------------------------------------------------------------------~~i\f<_1_6 ___________________ j
(vii) penyusutan;
(viii)selisih kurs neto yang timbul dalam penjabaran laporan keuangan dari mata
uang fungsional menjadi mata uang pelaporan yang berbeda, termasuk
penjabaran dari kegiatan usaha luar negeri menjadi mata uang pelaporan dari
entitas pelapor; dan
(ix) perubahan lain.

74. Laporan keuangan juga mengungkapkan:


(a) keberadaan dan jumlah pembatasan atas hak milik dan aset tetap yang dijaminkan
untuk liabilitas;
(b) jumlah pengeluaran yang diakui dalam jumlah tercatat aset tetap yang sedang dalam
konstruksi;
(c) jumlah komitmen kontraktual untuk memperoleh aset tetap; dan
(d) jumlah kompensasi dari pihak ketiga untuk aset tetap yang mengalami penurunan
nilai, hilang, atau dihentikan yang termasuk dalam laba rugi, jika tidak diungkapkan
secara terpisah dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.

75. Pemilihan metode penyusutan dan estimasi umur manfaat aset adalah hal
yang memerlukan pertimbangan. Oleh karena itu, pengungkapan metode yang digunakan
dan estimasi umur manfaat atau tarif penyusutan menyediakan informasi bagi pengguna
laporan keuangan dalam mengkaji kebijakan yang dipilih manajemen dan memungkinkan
perbandingan dengan entitas lain. Untuk alasan yang serupa, juga perlu diungkapkan:
(a) penyusutan, apakah diakui dalam laba rugi atau diakui sebagai bagian dari biaya
perolehan aset lain, selama suatu periode; dan
(b) akumulasi penyusutan pada akhir periode.

76. Sesuai dengan PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi,
dan Kesalahan entitas mengungkapkan sifat dan dampak perubahan estimasi akuntansi
yang berdampak material pada periode berjalan atau diperkirakan berdampak material pada
periode berikutnya. Untuk aset tetap, pengungkapan tersebut dapat timbul dari perubahan
estimasi dalam:
(a) nilai residu;
(b) estimasi biaya pembongkaran, pemindahan atau restorasi aset tetap;
(c) umur manfaat; dan
(d) metode penyusutan.

77. ]ika aset tetap disajikan pada jumlah revaluasian, hal berikut diungkapkan
sebagai tambahan pengungkapan yang disyaratkan oleh PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar:
(a) tanggal efektif revaluasi;
(b) apakah melibatkan penilai in dependen;
(c) dikosongkan;
(d) dikosongkan;
(e) untuk setiap kelas aset tetap yang direvaluasi, jumlah tercatat aset seandainya aset
tersebut dicatat dengan model biaya; dan
(j) surplus revaluasi, yang mengindikasikan perubahan selama periode dan setiap
pembatasan distribusi kepada pemegang saham.

78. Sesuai dengan PSAK 48: Penurunan Nilai Aset entitas mengungkapkan informasi
penurunan nilai aset tetap sebagai tambahan informasi yang disyaratkan di paragraf 73(e)
(iv) - (vi).

79. Informasi berikut mungkin relevan dengan kebutuhan pengguna laporan keuangan:
(a) jumlah tercatat aset tetap yang tidak dipakai sementara;
(b) jumlah tercatat bruto dari setiap aset tetap yang telah disusutkan penuh dan masih
I digunakan; '
~-----------~6:1:z-------H~k-;;;~;;;-;;-;(i;~-iKi.ri.:ii-i.:KuNri.:ii-~-,;~~N~s~::-oii;;;;~~-;;,~;,;;~;;;:~~;~;~~-;;;~,;;,;;;;,;~~;.;;~--------------------~
____________________A_S_ET__T_E_T~~-----------------------------------------------------------------------------------------------------------~'!_'2~--~~-J!------

(c) jumlah tercatat aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif dan tidak diklasifikasikan
sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58: Aset Tidak Lancar yang Dimiliki
untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan; dan
(d) jika model biaya digunakan, nilai wajar aset tetap ketika berbeda secara material dengan
jumlah tercatat.
Oleh karena itu, entitas dianjurkan mengungkapkan jumlah tersebut.

KETENTUAN TRANSISI

80. Dikosongkan.

TANGGAL EFEKTIF

81. Pernyataan ini berlaku efektif untuk periode tahun buku yang dimulai pada
atau setelah tanggal 1 Januari 2012.

Sla. Entitas menerapkan penyesuaian definisi nilai wajar dalam paragraf 06, 26,
32, 33, 35, dan 77 secara prospektif dan paragraf 08 secara retrospektif untuk periode tahun
buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2015.

81A-8!G. Dikosongkan

PENARIKAN

82. Pernyataan ini menggantikan:


(a) PSAK 16 (2007): Aset Tetap;
(b) PSAK 47: Akuntansi Tanah.

83. Dikosongkan.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------!1.-----------
Hak Cipta © 2014 IKATAN AKUNTAN INDONESIA - Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 16.13
i
1-----------,JJ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------i
I •
I

·----------- •---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
~ Hak Cipta @ 2014 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ,

Anda mungkin juga menyukai