Anda di halaman 1dari 15

MEMBANGUN KARAKTER BANGSA DI INDONESIA

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Kami juga
bersyukur atas berkat rezeki dan kesehatan yang diberikan kepada kami sehingga kami
dapat mengumpulkan bahan – bahan materi makalah ini dari beberapa sumber.

Kami telah berusaha semampu kami untuk mengumpulkan berbagai macam


bahan mengenai makalah dengan judul “Membangun Karakter Bangsa di Indonesia”

Kami sadar bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari sempurna,
karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk
menyempurnakan makalah ini menjadi lebih baik lagi.

Demikianlah makalah ini kami buat, apabila ada kesalahan dalam penulisan,
kami mohon maaf yang sebesarnya dan sebelumnya kami mengucapkan terima kasih.

24 Mei 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG......................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 4
BAB III PENUTUP............................................................................................... 11
A. KESIMPULAN................................................................................... 11
B. SARAN................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ iv

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan manusia. Pendidikan selalu
mengalami perubahan, perkembangan dan perbaikan sesuai dengan
perkembangan di segala bidang kehidupan. Perubahan dan perbaikan dalam
bidang pendidikan meliputi berbagai komponen yang terlibat di dalamnya baik
itu pelaksana pendidikan di lapangan (kompetensi guru dan kualitas tenaga
pendidik), mutu pendidikan, perangkat kurikulum, sarana dan prasarana
pendidikan dan mutu menejemen pendidikan termasuk perubahan dalam metode
dan strategi pembelajaran yang lebih inovatif. Upaya perubahan dan perbaikan
tersebut bertujuan membawa kualitas pendidikan Indonesia lebih baik.
Pendidikan adalah sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia dalam
rangka memperoleh ilmu yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk bersikap
dan berperilaku. Karena itu, pendidikan merupakan salah satu proses
pembentukan karakter manusia. Pendidikan bisa juga dikatakan sebagai proses
pemanusiaan manusia. Dalam keseluruhan proses yang dilakukan manusia
terjadi proses pendidikan yang akan menghasilkan sikap dan perilaku yang
akhirnya menjadi watak, kepribadian, atau karakternya. Untuk meraih derajat
manusia seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.
Berdasarkan alinea keempat Pembukaan Undang-undang Dasar 1945
yang berbunyi “mencerdaskan kehidupan bangsa” menjadi cita-cita bangsa
indonesia merupakan suatu bukti bahwa keberadaan pendidikan
kewarganegaraan sangat penting dalam pembelajaran. Mencerdaskan kehidupan
bangsa memerlukan adanya suatu ikatan tujuan. Ikatan tujuan ini dapat berwujud
suatu ideologi nasional yaitu Pancasila yang menjadi suatu objek dalam mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Tujuan ideologi Pancasila tersebut yang
kemudian diturunkan menjadi lebih spesifik dalam tujuan pendidikan nasional.
Menurut Pasal 3 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tujuan pendidikan
nasional yaitu “Untuk berkembangnya potensi warga agar menjadi manusia

1
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab”.
Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, maka peningkatan mutu
pendidikan suatu hal yang sangat penting bagi pembangunan berkelanjutan di
segala aspek kehidupan manusia. Sistem pendidikan nasional senantiasa harus
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi baik di
tingkat lokal, nasional, maupun global. 1
Pendidikan kewarganegaraan merupakan bagian yang utuh dari sistem
pendidikan nasional. Oleh karena itu, proses pendidikan kewarganegaraan
diwujudkan dalam kurikulum dan pembelajaran pada semua jalur dan jenjang
pendidikan. Untuk menjamin fungsi dan perannya dalam rangka pencapaian
tujuan pendidikan nasional, pendidikan kewarganegaraan seyogyanya dirancang,
dikembangkan, dilaksanakan, dan dievaluasi dalam konteks pengejawantahan
tujuan pendidikan nasional. Ketiga hal tersebut merupakan landasan dan
kerangka pikir untuk memahami profil mata kuliah/mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan.
Dalam pendidikan kewarganegaraan terdapat penerapan pembangunan
karakter masyarakat di Indonesia. Pendidikan di Indonesia saat ini dirundung
masalah yaitu sistem pembelajaran yang belum memadai dan krisis moral yang
terjadi di masyarakat bahkan sebagian dari sekolah masih dirasakan belum
mencapai standar apalagi di daerah daerah terpencil masih ada keluhan kurang
diperhatikan oleh pemerintah setempat. Padahal dengan pendidikan bisa
membangun bangsa ini lebih baik, terutama mengenai karakter bangsa. Sehingga
dengan penenanaman karakter melalui dunia pendidikan bisa mengikis sikap
sikap negatif yang sering dilakukan siswa, karena dengan pendidikan ini tidak
hanya masalah pengetahuan saja yang diharapkan, tetapi sikap dan ketrampilan
menjadi tujuan dan penilain dalam suatu pembelajaran dan hasil yang
diharapkan (out put) dari suatu sekolah. Karena suatu bangsa akan dilihat dari
karater warga negaranya itu sendiri yang akan mencerminkan identitas bangsa,
dengan demikian pembangunan karakter sangatlah penting dijalankan baik
1
Mulyana, “Menjadi guru professional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan”
(Bandung: Remaja Rosdakarya), hlm 4

2
melalui dunia pendidikan, masyarakat maupun keluarga. Walaupun bukan saat
ini saja pembangunan karakter bangsa kita dengar, tetapi sudah sejak lama hal
ini diketahui seperti yang diucapkan oleh Bung Karno yaitu masalah Nation
Building dalam pidato kenegaraan tanggal 17 Agustus 1957, pada saat itu
character building ada kaitannya dengan nation building dan perjuangan
pembebasan Irian Barat dari Penjajah Belanda.
Pendidikan karakter di Indonesia merupakan gerakan nasional untuk
menciptakan bangsa dalam membina generasi muda yang beretika, bertanggung
jawab, karena pendidikan karakter lebih menekankan pada aspek nilai yang
universal. Character education quality (CEQ) merupakan standar yang
digunakan untuk merekomendasikan bahwa pendidikan merupakan cara efektif
untuk mengembangkan karakter siswa. Character education quality adalah
standard yang merekomendasikan bahwa pendidikan akan secara efektif
mengembangkan karakter siswa ketika nilai-nilai dasar etika dijadikan sebagai
basis pendidikan yang menggunakanpendekatan yang tajam, proaktif dan efektif
dalam membangun dan mengembangkan karakter siswa.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka makalah ini akan membahas
mengenai:
1. Mengapa perlu membangun karakter masyarakat di Indonesia?
2. Apa saja karakter yang perlu diterapkan oleh masyarakat Indonesia?
3. Bagaimana stratego penerapan pembangunan karakter bangsa di Indonesia?

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Alasan pentingnya membangun karakter masyarakat Indonesia


Karakter merupakan hal penting dalam menjalani kehidupan ini, karena
kakater itu melekat pada diri setiap individu. Dimana ketika karakter seseorang
itu baik akan menandakan warga negara yang baik dan menjadi bangsa yang
baik, dengan karakter tersebut berkaitan dengan akhlak seseorang. Adapun
komponen dari karakter yang baik dapat kita lihat yang pertama adalah
Pengetahuan Moral, yang terdiri dari: kesadaran moral, pengetahuan nilai moral,
penentuan perspektif, pemikiran moral, pengambilan keputusan, dan
pengetahuan pribadi, kedua Perasaan Moral, yakni: hati nurani, harga diri,
empati, mencintai hal yang baik, kendali diri dan erendahan hati, dan ketiga
adalah Tindakan moral, di dalamnya terdapat: kompetensi, keinginan, dan
kebiasaan.2
Dalam menjalankan komponen karakter di atas tidak boleh pandang
bulu, karena kita hidup selalu berdampingan dan selalu mebutuhkan satu sama
lain tanpa melihat siapa dia dan darimana dia. Walaupun kita hidup ditengah
tegah perbedaan tapi perbedaan itu bukan dijadikan suatu masalah dalam
menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara. Kita sebagai mahluk sosial
dalam kehidupan ini perbedaan itu pasti ada, dan dengan perbedaan tidak akan
bisa mempengaruhi pecahnya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, karena
dengan perbedaan itu memiliki suatu daya tarik kearah kerjasama yang sangat
kuat tanpa memperhatikan segala perbedaan hal ini untuk tujuan bersama
berdasarkan dasar Negara yakni Pancasila.3
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penamaan nilai-nilai karakter
yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan
untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

2
Lickhona, T. (2012). Mendidik Untuk Membentuk Karakter. Jakarta: Bumi Aksara.
3
Sundawa, D. (2017). Penguatan Pendidikan Karakter Mahasiswa yang Berwawasan Kebangsaan dalam
mengahadapi Tantangan Disintegrasi Bangsa. Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan Tahun 2017. Vol 1 No 1 hal 202.

4
diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan. Pengembangan karakter
bangsa dapat dilakukan melalui perkembangan karakter individu seseorang.
Akan tetapi, karena manusia hidup dalam lingkungan sosial dan budaya tertentu,
maka perkembangan karakter individu seseorang hanya dapat dilakukan dalam
lingkungan sosial dan budaya yang bersangkutan. Artinya, perkembangan
budaya dan karakter dapat dilakukan dalam suatu proses pendidikan yang tidak
melepaskan peserta didik dari lingkungan sosial, budaya masyarakat, dan
budaya bangsa. Lingkungan sosial dan budaya bangsa adalah Pancasila, jadi
pendidikan budaya dan karakter adalah mengembangkan nilai-nilai Pancasila
pada diri peseta didik melalui pendidikan hati, otak, dan fisik.
Perkembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, Pengertian
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas)
merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang harus digunakan dalam
mengembangkan upaya pendidikan di Indonesia. Pasal 3 UU Sisdiknas
menyebutkan, “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peseta didik agar
menjadi manusia yag beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.”
Pendidikan karakter memiliki tiga fungsi utama. Pertama, fungsi
pembentukan dan pengembangan potensi. Pendidikan karakter membentuk dan
mengembangkan potensi siswa agar berpikiran baik, berhati baik, dan
berperilaku sesuai dengan falsafah pancasila. Kedua, fungsi perbaikan dan
penguatan. Pendidikan karakter memperbaiki dan memperkuat peran keluarga,
satuan pendidikan, masyarakat, dan pemerintah untuk ikut berpartisipasi dan
bertanggung jawab dalam pengembangan potensi warga negara dan
pembangunan bangsa menuju bangsa yang maju, mandiri, dan sejahtera. Ketiga,
fungsi penyaring. Pendidikan karakter memilah budaya bangsa sendiri dan

5
menyaring budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya
bangsa dan karakter bangsa yang bermartabat.4
Tujuan Pendidikan Pendidikan Karakter Bangsa diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Mengembangkan potensi afektif peserta didik sebagai manusia dan Warga
Negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa.
2. Mengembangkan Kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan
sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya dan karakter bangsa.
3. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai
generasi penerus bangsa
4. Mengembangkan kemampuan pesrta didik menjadi manusia yang mandiri,
kreatif, berwawasan kebangsaan dan
5. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar
yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa
kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan.

Pendidikan karakter bangsa bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik


menjadi Warga Negara yang lebih baik, yaitu Warga Negara yang memiliki
kemampuan, kemauan, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
sebagai Warga Negara.

B. Karakter yang perlu diterapkan oleh masyarakat di Indonesia


Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter
bangsa Indonesia secara khusus diidentifikasi dari empat sumber: (1) Agama, (2)
Pancasila, (3) Budaya, dan (4) Tujuan Pendidikan. Masyarakat Indonesia adalah
masyarakat yang beragama, oleh karena itu kehidupan individu, masyarakat, dan
bangsa selalu didasari pada ajaran agama. Negara Kesatuan Republik Indonesia
ditegakkan atas prinsip-prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang
disebut Pancasila, oleh karena itu sudah semestinya kalau Pancasila menjadi
sumber nilai dalam berkehidupan. Posisi budaya sebagai sumber nilai juga tidak
dapat diabaikan, demikian juga dengan tujuan pendidikan nansional yang di

4
Zubaedi. 2011. “Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan”
(Jakarta: Prenada Media Group). hlm 8

6
dalamnya telah dirumuskan kualitas yang harus dimiliki warga negara Indonesia
Nilai-nilai yang ditanamkan dan dikembangkan pada masyararkat di Indonesia
beserta deskripsinya adalah sebagai berikut:
1) Religius.
Sikap dan perilaku patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya,
toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan
pemeluk agama lain.
2) Jujur.
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang
selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3) Toleransi.
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,
pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4) Disiplin.
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan.
5) Kerja Keras.
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi
berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan
sebaikbaiknya.
6) Kreatif.
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru
dari sesuatu yang telah dimiliki.
7) Mandiri.
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
8) Demokratis.
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban
dirinya dan orang lain.
9) Rasa Ingin Tahu.
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam
dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

7
10) Semangat Kebangsaan.
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
11) Cinta Tanah Air.
Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik,
sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
12) Menghargai Prestasi.
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu
yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati
keberhasilan orang lain.
13) Bersahabat/Komuniktif.
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja
sama dengan orang lain.
14) Cinta Damai.
Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang
dan aman atas kehadiran dirinya.
15) Gemar Membaca.
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang
memberikan kebajikan bagi dirinya.
16) Peduli Lingkungan.
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada
lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk
memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
17) Peduli Sosial.
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan
masyarakat yang membutuhkan.
18) Tanggung-jawab.
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya,
yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan
(alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

8
C. Strategi Penerapan Pembangunan Karakter Bangsa di Indonesia
Penerapan pembangunan karakter di perguruan tinggi didasarkan pada lima
pilar utama:
1. Tri Darma Perguruan Tinggi
Pendidikan karakter bisa diintegrasikan ke dalam kegiatan pendidikan,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang berkarakter.
2. Budaya Perguruan Tinggi (kampus)/ Budaya Organisasi
Mahasiswa dituntut untuk dapat membiasakan diri dalam kehidupan
keseharian di lingkungan perguruan tinggi.
3. Kegiatan Kemahasiswaan
Pendidikan karakter dapat diciptakan melalui integrasi ke dalam kegiatan
kemahasiswaan, antara lain pramuka, olahraga, karya tulis, seni, workshop,
dan acara yang melibatkan mahasiswa dalam system kepanitiaannya.
4. Kegiatan Keseharian
Pendidikan karakter dapat dimunculkan dengan penerapan pembiasaan
kehidupan keseharian di lingkungan keluarga, asrama, dan masyarakat.
5. Budaya Akademik
Nilai pendidikan karakter secara persfektif terbentuk dengan adanya totalitas
budaya akademik

Adapun penerapannya harus mempunyai strategi guna mencapai hasil yang


diinginkan, mengungkapkan bahwa ada beberapa strategi yang bisa digunakan
dalam penerapan pembangunan karakter bangsa:

1. Melalui pembelajaran
Strategi penerapan pendidikan karakter melalui pembelajaran bisa dilakukan
melalui 2 cara, yaitu
a. Dengan penguatan matakuliah Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila,
Pendidikan Kewarganegaraan, Ilmu Alamiah Dasar, dan Ilmu Sosial
Budaya Dasar,
b. Dengan pengintegrasian pendidikan karakter kesetiap mata kuliah bidang
keilmuan, teknologi, dan seni.
2. Melalui ekstrakulikuler

9
Strategi ini dengan cara menerapkan proses pendidikan karakter melalui
kegiatan yang melibatkan mahasiswa di dalamnya, yaitu:
a. Lembaga kemahasiswaan, seperti Badan Eksekutif Mahasiswa, Keluarga
Mahasiswa, Himpunan Mahasiswa, dan Kelompok Belajar.
b. Melalui unit kegiatan mahasiswa, seperti pramuka, Menwa, olahraga,
pecinta alam, dll.
3. Melalui pengembangan budaya perguruan tinggi
Budaya perguruan tinggi dibagi menjadi tiga unit:
a. Budaya akademik, penerapan pendidikan karakter bisa melalui
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
b. Budaya humanis, disini hubungan harmonis sesame warga perguruan
tinggi serta warga perguruan tinggi dengan masyarakat berdasarkan cinta
kasih, kepedulian, dan gotong royong diharap mampu mengembangkan
pendidikan karakter,
c. Budaya religius, pendidikan karakter dapat diterapkan melalui iman dan
taqwa kepada Tuhan YME, menjalankan syariat agama, saling
menghormati antar sesame pemeluk agama dan antara pemeluk agama
lainnya.

Uraian strategi di atas diharapkan mampu melahirkan insan akademis


Indonesia yang berkarakter, jujur, cerdas, peduli, dan tangguh. Selain itu
perguruan tinggi juga memiliki pilihan dalam mengajarkan pembentukan
karakter karena dapat mengintegrasikan dan mengajarkan secara alami
dengan mata kuliah pada semua kelas oleh semua pendidik. Walaupun
begitu, hal ini tentu saja menimbulkan konsekuensi cara pengajaran.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam Pendidikan Kewarganegaraan terdapat penerapan membangun
karakter bangsa di Indonesia. Pendidikan karakter bangsa bertujuan untuk
mempersiapkan peserta didik menjadi Warga Negara yang lebih baik, yaitu
Warga Negara yang memiliki kemampuan, kemauan, dan menerapkan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sebagai Warga NegaraKarakter yang ditanamkan
dan dikembangkan pada masyararkat di Indonesia adalah sebagai berikut:
religius. jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa
ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,
bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan peduli
sosial, dan tanggung-jawab. Strategi penerapan pembangunan karakter bangsa di
Indonesia melalui pembelajaran, ekstrakulikuler, dan pengembangan budaya
perguruan tinggi.
B. Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan adalah:
1. Pendidikan karakter, sekarang ini mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah
saja, tapi dirumah dan di lingkungan sosial.
2. Pelaksanaan pendidikan karakter bukan lagi sasarannya anak usia dini
hingga remaja, tetapi juga harus dilaksanakan hinga usia dewasa.
3. Di samping diberikan di sekolah pendidikan karakter harus dimulai dari
rumah tangga yaitu pendidikan dari orang tua.

11
DAFTAR PUSTAKA

Lickhona, T. (2012). Mendidik Untuk Membentuk Karakter. Jakarta: Bumi Aksara.


Mulyasa, E. 2006. Menjadi guru professional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sundawa, D. (2017). Penguatan Pendidikan Karakter Mahasiswa yang Berwawasan


Kebangsaan dalam mengahadapi Tantangan Disintegrasi Bangsa. Prosiding
Seminar Nasional Tahunan. MedanFakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Medan Tahun 2017. Vol 1 No 1 hal 202

Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga
Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.

iv

Anda mungkin juga menyukai