Anda di halaman 1dari 24

Materi Perkuliahan Genetika

VIII. PEMETAAN GEN PADA DIPLOID


1. Pautan & Pindah Silang
Drosophila melanogaster → 4 pasang kromosom
Pisum sativum → 7 pasang
Homo sapiens → 23 pasang
dan lain-lain spesies dengan jumlah kromosom terbatas, tetapi jumlah gen pada
kebanyakan organisme dapat berpuluh-puluh, bahkan ribuan (jumlahnya melebihi jumlah
pasang kromosom yang jarang sekali > 100). Seluruh gen ada pada kromosom, sehingga
kromosom mengandung banyak sekali gen. Gen yang terletak pada kromosom yang sama
tidak diturunkan secara bebas pada meiosis. Yang bersegregasi bebas adalah kromosom
dan gen-gen yang berbeda pada kromosom yang berbeda.

Gambar __. Pindah silang menyediakan kekuatan anti polar. Benang spindle yang
peka terhadap kekuatan anti polared. Chiasmata adalah manifistasi fisik
dari pindah silang.

1
Materi Perkuliahan Genetika

Mendel II :
 Kromosom ??
 Kebetulan kedua pasang gen tersebut pada kromosom yang berbeda
 Jika pada kromosom yang sama tidak ada 9 : 3 : 3: 1 pada F2

Dua gen (ada pautan/linkage) yang terletak pada kromosom yang sama tidak dapat
bersegregasi dengan bebas dan cenderung diturunkan bersama-sama. Kekuatan pautan
ini tergantung dari jarak antara gen-gen yang berpautan tersebut. Misal : gen A, B, dan C
terletak pada kromosom yang sama dengan jarak sbb :

A B C

Kekuatan pautan AB = 2 x BC = 3 x AC
Penemuan Morgan ini menyebabkan timbulnya teori susunan linier dari gen pada
kromosom dan konstruksi peta genetik atau peta pautan. Untuk mengetahui ada atau
tidaknya pautan antara 2 gen atau apakah 2 gen terletak pada kromosom yang sama,
harus dilakukan uji silang (test cross). Jika kedua gen terpaut, maka KP (kombinasi
parental ) > 50% dan RK < 50%. Persentase rekombinasi menunjukkan :
 Kuat/lemahnya pautan antara gen-gen pada kromosom yang sama
 Jarak antara kedua gen tersebut

Rekombinasi antara gen-gen dapat terjadi karena adanya pindah silang yang diikuti oleh
patah dan melekatnya kembali kromatid sewaktu profase dalam pembelahan meiosis.
Untuk melihat apakah 2 gen terletak pada satu kromosom yang sama maka dilakukan uji
silang.

2
Materi Perkuliahan Genetika

Misal pada jagung :


 C = Biji berwarna, dominan terhadap c = Biji tak berwarna
 S = Biji licin dominan terhadap s = Biji kerut
Biji berwarna dan licin x Biji tak berwarna dan keriput

F1 diuji silang
F2 :
Berwarna, licin (w,l) : 4032 (Cc/Ss)
Tak berwarna, kerut (tw, k) : 4035 (cc/ss)
Berwarna, kerut (w,k) : 149 (Cc/ss)
Tak berwarna, licin (tw,l) : 152 (cc/Ss)
Berwarna, licin x Tak berwarna, kerut

C C c c

s s s s

C c c c testcross

S s s s

C C c c

profase meiosis I

S s S s

gamet-gamet :

C
c C c c
S
S s s s
3
Materi Perkuliahan Genetika

F2 :

C c c c C c c c

S s s s s s S s
w,l tw,k w, k tw, l
4.032 4.035 149 152 = 8.368
KP RK

KP = 4.032 + 4.035 x 100% RK = 149 + 152 x 100%


8.368 8.368
= 96.4% = 3.6 %

Rasio fenotip F2 menunjukkan bahwa KP (w,l dan tw, k) jauh >>> dari RK (wk dan tw,l).
Jika C dan S tidak terpaut satu dengan yang lain (bebas), maka hasil uji silangnya harus
1 : 1 : 1 : 1 atau kombinasi parental (KP) = rekombinasi (RK) = 50%.
Tetapi dalam hal ini : KP > 50% berarti bahwa gen C dan S terletak pada satu kromosom
yang sama, begitu juga c dan s. RK = 3.6% menunjukkan frekuensi pindah silang antara
kromatid-kromatid yang terjadi pada waktu pembelahan meiosis. Dalam penggambaran
peta genetik, 1 % RK = 1 mu = 1 morgan unit. Jadi, RK 3.6% menunjukkan jarak antara C
dan S adalah 3,6 mu (s.p)

C S

3,6

Contoh lain dari pautan antara 2 gen dapat dilihat pada persilangan Drosophila
melanogaster jantan Vg , bertubuh normal dengan sayap normal, hitam.

F1 → normal heterozygot
(sayap panjang, tubuh normal)
F1 diuji silang (test cross)

4
Materi Perkuliahan Genetika

F2 : Vg, normal 41.5 %


Normal, hitam 41.5%
vg, hitam 8.5%
Normal, normal 8.5%

P: ♂ B B ♀b b
X
Vg Vg vg vg

F1 : ♀B b b b♂

vg Vg vg Vg

Gamet-gamet : B B b b
vg Vg vg Vg
F2 :

B b b b b b B b
vg vg Vg vg vg vg Vg vg

vg,normal normal hitam vg hitam normal, normal


41.5% 41.5% 8.5% 8.5%

KP RK

RK = 17% menunjukkan bahwa jarak antara B dan vg (atau antara b-Vg) atau b – vg)
adalah 17 m.u. Dengan menguji silang sifat-sifat baru yang ditemukan dengan sifat-sifat
yang sudah diketahui letaknya pada kromosom, dapat pula diketahui konstruksi genetik
map/linkage map suatu organisme.
Catatan :
 Pada daerah-daerah dekat sentromer dan ujung-ujung dari kromosom, crossing
over jarang terjadi.
 Di tengah-tengah lengan, crossing over sering terjadi.
 Pada drosophila jantan, tidak ada crossing over.
 Pada hewan-hewan lain, jantan = betina.

5
Materi Perkuliahan Genetika

Gambar__. Penelitian tentang dua gen berpautan, vg (sayap vestigial) dan b (tubuh hitam)
pada Drsophila.

6
Materi Perkuliahan Genetika

Dasar – Dasar Sitologis Pindah Silang


- Saat pembelahan meiosis, masing-masing kromosom mengalami duplikasi,
membentuk 2 kromatida.
- Kromosom-kromosom homolog bersynapsis dan pindah silang (C.O) terjadi antara 2
kromatid yang tidak sejenis.
- Proses terakhir: pematahan dan penyambungan kedua kromatid yang berpindah
silang tersebut.

A B
A B A B
A b
A B A b
a b a B a B

a b a b a b

7
Materi Perkuliahan Genetika

2. Pemetaan Kromosom
Biasanya untuk pembuatan peta genetis Drosophila, digunakan three point test cross yang
menggunakan 3 gen pada kromosom yang sama, bila jarak antara gen-gen tersebut lebih
dari 10 m.u (terjadi d.c.o : double crossing over)
A B
A B
A b
A B
a b a B

a b a b

Agar pindah silang ganda dapat dideteksi, harus digunakan gen ketiga yang terletak
diantaranya.
DCO :
A C B A C B
A C B A c B

a c b a C b
a c b a c b

Pindah silang tunggal C-B:


A C B A C B
A C b
a c B
a c b a c b

Pindah silang tunggal A-C :

A C B A C B
A c b
a C B
a c b a c b

8
Materi Perkuliahan Genetika

Contoh :
Drosophila : b = badan black
vg = sayap vestigeal terdapat pada kromosom II
cn = mata cynnabar

P : betina ( black,cin,vestigeal) X jantan (+ + +)

F1 ♀ b cn vg x ♂ b cn vg (test cross)
+ + + b cn vg

F2: tabel berikut


♀ Fenotip F2 Jumlah
+ + + Normal 332
82.25% KP NCO (Non
b cn vg Black,cin, vest 326
Crossing Over)
b + + Black 35
8.25% SCO (single crossing
+ cn vg Cin, vest 31
over) b-cn
b cn + Black, cin 36
+ + vg Vestigeal 34 8.75% SCO cn-vg
+ cn + Cinnabar 4
0.75% DCO (Double
b + vg Black, vest 2 Crossing over)

800

Jarak antara b – cn = 8.25% + 0.75% = 9 % = 9 m. u


cn – vg = 8.75% + 0.75% = 9.5% = 9.5 m. u
b – vg ((b-cn) + (cn-Vg)) = 9 m. u + 9. 5 m.u = 18.5 m.u

Gambar peta :

b cn vg
9 9.5

9
Materi Perkuliahan Genetika

Dari hasil diatas, jika kita melakukan penyilangan tanpa menggunakan mutan cinnabar,
maka jarak yang akan diperoleh adalah 17 unit, bukan 18.5 unit karena d.c.o yang terjadi
sebenarnya tidak dapat dideteksi.
Catatan : 17 =8.25 + 8.75.

3. Koinsidensi Dan Interferensi


Jika 2 gen letaknya sangat berdekatan, maka tidak akan terjadi double crossing over
diantaranya. d. p. l : Crossing Over pada satu titik akan menghalangi crossing over dalam
jarak tertentu pada kedua sisi. Efek penghalang ini disebut interferensi. Pada Drosophila,
interferensi menghalangi terjadinya crossing over yang kedua dalam jarak kurang lebih 10
unit dan berangsur menjadi berkurang dengan makin jauhnya jarak gen-gen. Derajat
kekuatan interferensi ini bervariasi pada bermacam-macam bagian dari kromosom yang
berlainan dari spesies yang sama, dan dalam kromosom-kromosom dari spesies yang
berbeda. Umumnya interferensi yang besar terdapat di dekat sentromer dan di ujung-ujung
kromosom. Derajat kekuatan interferensi ini dinyatakan dengan koefisien dari koinsidensi.

Koefisien dari koinsidensi = D.C.O yang diamati = O/E


D.C.O yang diharapkan
Pada contoh terdahulu :
% C.O antara b –cn (+dco) = 9%
% C.O antara cn-vg (+dco) = 9.5%
Double crossing over (DCO) yang diharapkan, bila tidak ada interferensi : 0.09 x 0.095 =
0.86%.
Jumlah d.c.o yang diharapkan (E) = 0.86% x 800 = 7.00 ,
Jumlah d.c.o yang diamati (O) = 6.00. Jadi, koefisien dari koinsidensi = 6/7 = 0.86.
Jika interferensi berkurang, koinsidensi meningkat.
Koinsidensi bervariasi antara 0 (penghalangan secara total) hingga 1 (penghalangan
tidak ada sama sekali).
Koinsiden + Interferensi = 1.0
(K + I ) = 1.0
I = 1.0 – K = 1.0 – 0.86 = 0.14

10
Materi Perkuliahan Genetika

4. Penentuan Urutan Gen-Gen


Jika dilakukan tiga titik pindah silang (three point test cross) dan didapatkan data dari
fenotip yang diamati, masih harus ditentukan apakah urutan gen-gen yang digunakan
dalam menggambarkan penyilangan itu sudah betul. Hal ini dapat dicek dengan
mencocokkan nco dan dco yang secara berurutan memberikan data yang terbesar dan
terkecil.
Misalnya :
Fenotip yang diamati Jumlah individu
+ + + 30
dco + + c 6
+ b + 339 nco
+ b c 137
a + + 142
a + c 291 nco
dco a b + 3
a b c 34

NCO ialah : DCO :


+ b + 339, + + c 6
a + c 291 a b + 3

Jika urutan diatas sudah betul, maka fenotip dco harusnya + + + dan a b c,
tetapi nyatanya tidak, jadi ada posisi gen-gen yang harus diubah sedemikian rupa
sehingga setelah terjadi dco maka gen c berada bersama-sama + + dan a b dengan +. Ini
didapat jika kita menukarkan a dan b sehingga nco menjadi b + + dan + a c (fenotip tidak
berubah) dan setelah terjadi d.c.o kedudukan gen menjadi + + c dab b a +, maka data
menjadi :

11
Materi Perkuliahan Genetika

b + + 339
NCO
+ a c 291

b a c 34
SCO 1 antara b-a
+ ++ 30

+ a + 142
SCO II antara a-c
b + c 137

+ + c 6
DCO antara b-a-c
b a + 3

Contoh 1:
Pada tanaman jagung terdapat 3 gen resesif yang terletak pada satu kromosom yang
sama; va: variable sterile, v: virescent, gl: glossy. Dua tanaman homozygotik disilangkan
dan menghasilkan keturunan F1 yang semuanya normal. Hasil test cross F1 adalah sbb :
60 v 48 v gl 7 gl 270 va,v, gl
4 va, v 40 va 62 va, gl 235 normal
Pertanyaan :
a. Tentukan urutan gen
b. Bagaimana fenotip dan genotip parentalnya?
c. Tentukan konstitusi gen pada F1
d. gambar peta pautan dari ketiga gen tersebut
e. Hitung koefisien dari koinsidensi

Penyelesaian :
Jika urutannya adalah va-v-gl maka data F2 adalah :
+ v + : 60
+ v gl : 48
+ + gl :7
va v gl : 270
va v + :4
va + + : 40
va + gl : 62
+ + + : 235

12
Materi Perkuliahan Genetika

a. NCO va – v –gl -------- F1 va v gl


+ + + + + +
dco dco data :
va + gl + + gl
+ v + va v +
Jika urutan menjadi va – gl – v, maka F1 menjadi :
va gl v
+ + +
dco
va + v dan + gl +
(fenotip : var.steril virescent dan glossy)
Jadi urutan gen adalah : va – gl – v
b. Genotipe : P va gl v x + + +
va gl v + + +
Fenotip: variable sterile, glossy,virescent x normal

c. F1 : va gl v ---------- fenotip normal


+ + +
d. Data F2 menjadi :
va gl v : 270 nco
+ + + : 235
va + + : 40 sco va-gl
+ gl v : 48
va gl + : 62 sco gl-v
+ + v : 60
va + v : 4 dco
+ gl + : 7
Total : 726

13
Materi Perkuliahan Genetika

Jarak va-gl : 40 + 48 + 7 + 4 x 100% = 13.64%


726
Jarak gl-v : 62 + 60 + 7 + 4 x 100% = 18.32%
726
Peta genetis : va gl v
13.64 18.32
f. Koefisien dari koinsidensi = O: E
= ..................11....................
(0,1364 x 0,1832) x 726
= 11/18 = 0,61
Contoh 2 :
Misal ada 3 gen seks linked pada D. melanogaster :
ec (echinus/mata besar) resesif terhadap EC (+/normal)
sc (scute/ bristle pada scutellar tidak ada) reserif terhadap SC (+/ normal)
cv (crossveinless/crossveins pada sayap tidak ada) resesif terhadap CV (+/ normal)
Ketiga gen ini adalah X linked

P : scute crossveinless x jantan echinus


Pertanyaan :
- Bagaimana susunannya pada kromosom x?
- Berapa jarak masing-masingnya?

Scute crossveinles = 8808


Echinus = 8576
Normal =1
Echinus scute crossveinless =4
Scute = 997
Echinus crossveinless = 1002
Crossveinless = 716
Echinus scute = 681

Total = 20.786

14
Materi Perkuliahan Genetika

Jawab :
Urutannya mungkin ec- sc – cv
atau sc – cv – ec
atau cv – ec - sc
Jika tidak dihalangi sentromer maka ec sc cv = cv sc ec
Misal : + sc cv x ec + +
+ sc cv
F1 + sc cv ec sc cv
ec + +
(normal)
F2 :
♀ Fenotip F2 Jumlah
+ sc cv scute cross 8808
NCO
ec + + echinus 8576
+ + + normal 1
d.c.o
ec sc cv echinus, scute, cross 4
+ sc + scute 997
ec + cv echinus, crossveinless 1002 SCO

+ + cv crossveinless 716
SCO
ec sc + echinus, scute 681
20.786
Analisis data
dco -------- harus yang terkecil
F1 : + sc cv dco + + cv
ec + + ec sc +
Diatas nilai terkecil : + + + = 1
ec sc cv = 4
Kemungkinan urutan gen :

+ sc cv + cv sc sc + cv

ec + + ec + + + ec +
dco dco dco

+ + cv + + sc sc ec cv
15
ec sc + ec cv + + + +
(X) (X) (betul)
Materi Perkuliahan Genetika

Jadi, urutan gennya sc - ec - cv


F1 : sc + cv x sc ec cv
+ ec +
F2 :
♀ Fenotip F2 Jumlah
sc + cv scute crossveinless 8808
nco = 83,64%
+ ec + echinus 8576
sc ec + scute, echinus 681
Sco 1 = 6,72%
+ + cv crossveinless 716
sc + + scute 997
+ ec cv echinus, crossveinless 1002 Sco 2 = 9,62%

sc ec cv scute, echinus, cross 4


dco = 0,02%
+ + + normal 1
20.785

Jarak peta sc – ec = 6,72 + 0,02 = 6,74% = 6,74 m.u


ec – cv = 9,62 + 0,02 = 9,64% = 9,64 m. u
sc – cv = 6,72 + 9,62 + 2 (0,02) = 16, 38% = 16, 38 m. u
Peta genetik :

sc 6,74 ec 9,64 cv

16,38

Koefisien koinsidensi :
sc ec cv

probabilitas probabilitas
pertukaran pertukaran
0,0674 0,0964

16
Materi Perkuliahan Genetika

Jika kedua kejadian ini independent (sco I tidak mempengaruhi sco II) maka frekuensi
yang diharapkan untuk dco adalah :
0,0065 x 20.785 = 135
dco yang diamati = 5
K = O/E = 5/135 = 0,037
Jika dco sama dengan ------ K = 1
K = 0,037 -------- hanya 3,7% dari dco yang teramati, 96,3% dari dco adalah terhalang
Nilai ini disebut interfensi (I)
K = koefisien koinsidensi
I = 1- K = 1 – 0,037 = 0,963
K rendah; I tinggi : hanya sedikit dco yang kita amati, kedua gen sangat dekat
Total genetik map :

Dari hal. 295 : dari persilangan v ct g x v ct g (F1)


+ + +
diperoleh : ct 16,0 v 11,1 g
Map distance dalam % rekombinasi atau Morgan

6,7 9,6 8,4 16,4 11,1

sc ec cv ct v g
0 8,7 16,3 24,7 40,7 51,8

linkage posisition
Ctt : setelah memetakan seluruh kromosom X pada D. m dapat diamati ada 68 map unit
(dari yellow sampai dengan bobbed)
Jadi, jika 2 gen disilangkan tidak akan menghasilkan jarak peta 68%
Jarak peta terbesar adalah 50%, jika antara kedua gen ini mengalami segregasi random.

17
Materi Perkuliahan Genetika

Frekuensi Rekombinasi Untuk Gen-Gen Seks Linked


Jantan (D. melanogaster) ------ heterozygot
X hanya dari betina
F1 akan memperlihatkan efeknya (resesif, dominan atau seks linked gen)
Mutan yellow white (yw)

P : ♀ yw x y+ w+
yw
F1 : ♀ y w x ♂F1
y + w+

F2 : yw y+ w+
49,25% 49,25%
98,5% KP
yw+ y+w
0,75% 0,75%
1,5% RK
F2 betina akan muncul dalam rasio yang sama jika induk betina sudah disilangkan dengan
jantan resesif yellow white.
P : ♀ y+w+ x yw
y+w+
F1: y+w+ x y+w+
yw
F2 : y+w+/ y+w+ y+w+
y+w/ y+w+ y+w
y w+/ y+w+ y w+
y w/ y+w+ yw
Dalam percobaan Morgan (w m) didapat RK = 37,6%
yw -------- RK : 1,5%

18
Materi Perkuliahan Genetika

P : ♀ y w+ x ♂ y+ w
y w+
F1: y w+ x ♂
y+ w
F2 : y w+ 49.25% 98.5% (KP/non RK)
y+w 49.25%
yw 0,75% 1.5% (RK)
y+w+ 0,75%

 Faktor-faktor yang mempengaruhi Frekuensi Rekombinan


1.Maternal-Age Effect.
2.Temperature Effect.
3.Cytoplasmic Effect.
4.Nutritional, Chemical, and Radiation Effects.
5.Genotypic Effects.
6. Chromosome-Structure Effects.
7. Centromere Effect.

19
Materi Perkuliahan Genetika

Latihan Soal-soal:

Soal 13 – 1
Pada tomat gen-gen mutan seperti gen o (oblate = buah picak), p (peach = buah berbulu)
dan s (banyak bunga pada satu tandan) ketiganya berlokasi pada kromosom-II. Data di
bawah ini merupakan hasil silang testcross antara F1 yang heterozigot untuk ketiga gen ini,
dengan homozigot resesif ketiga gen di atas. Tentukan :
a) Urutan ketiga gen ini pada kromosom-II ?
b) Genotip homozigot tetua yang dipakai untuk mendapatkan F1 heterozigot untuk
silang ini ?
c) Jarak rekombinasi diantara gen ?
d) Koefisien koinsiden ?

Soal 13-2
Stock jagung homozigot gen resesif berangkai yaitu gen colorless (c = putih), gen
shrunken (s = kisut}dan waxy (w) disilang dengan homozigot alel gen-gen dominannya
(CC SS WW) kemudian F1 di-backcross dengan stock homozigot resesif ketiga gen itu.

a) Gambarkan peta rangkaian ketiga gen tersebut !


b) Hitung derajat koefisien interferensi !

20
Materi Perkuliahan Genetika

Soal 13- 3
Stock mutan dominan Star pada kromosom-II disilang dengan stock homozigot mutan
resesif aristales dan dumpy yang menempati kromosom-II. Betina F1 berfenotip Star
dibackcross dengan homozigot aristales, dumpy jantan, fenotip hasilnya adalah :

a) Ditanya jarak rekombinasi dari urutan lokus ketiga gen ini ?


b) Apa kelas fenotip yang hilang dan mengapa ?

Soal 13- 4
Pada Drosophila mutan bersifat dominan Dichaete berlokasi pada kromosom-III
berpengaruh pada ukuran sayap, pink dan ebony mutan resesif berpengaruh pada warna
mata dan warna badan, juga pada kromosom-III. Lalat dari stock Dichaete disilang pakai
homozigot pink ebony kemudian F1 yang berfenotip Dichaete dibackcross bersama
homozigot resesif pink ebony dan hasil fenotip F2 ini adalah :

Ditanya :
a) Jarak rekombinasi dan urutan rangkaian gen-gen ini ?
b) Berapa nilai koefisien koinsidennya ?
c) Berdasarkan KK dan jarak gen diatas, berapa DCO diharapkan bila hasil silang
(F2) ini hanya 1000 anak ?

Soal 13- 5
Tiga gen a, b, c menempati posisi linkage pada kromosom tertentu seperti :
a b c .
0 10 30

Katakanlah double crossover (dco) tidak terjadi diantara a-b ataupun diantara daerah b-c,
tapi dco itu mungkin terjadi tanpa interferesi diantara a—c.
Berapa proporsi sel-sel germa yang melalui meiosis diharapkan untuk :
a) Menampilkan dua chiasmata dalam daerah a-b-c , satu antara a-b dan satu lagi
antara b-c. Menampilkan satu chiasma di daerah a- b- c ,yaitu antar a-b.
b) Yang tidak menampilkan chiasma sama sekali didaerah a-b-c ini ?

21
Materi Perkuliahan Genetika

Soal 13- 6
Peneliti menemukan jarak linkage diantara 4 gen B.G.S.L pada salah satu kromosom
Primrose Cina, Primula sinensis masing-masing jaraknya : S-B = 7,6; S-G = 33,5 ; S-L =
37,0 ; B-G = 31, 0 ; B-L = 35, 7 ; G-L = 3,3. Dengan menggunakan data ini buatkan peta
rangkaiannya ?
Soal 13-7
Tiga gen resesif berlokasi pada kromosom yang sama dari suatu jenis tertentu. Posisinya
tertera seperti berikut, a b c .
0 10 20
Koefisien koinsiden dalam hal ini adalah sebesar 0,60. Tentukan frekuensi fenotip yang
diharapkan dari 1000 anak oleh hasil persilangan antara + b c /a + + X a b c/a b c.

Soal 13-8
Lokasi gen resesif lethal sex-linked lain diuji melalui silang betina heterozigot gen ini
dengan jantan membawa gen resesif sex-linked ruby (r) dan cut (c). F1 betina l/rc disilang
dengan jantan ruby cut dan menghasilkan prosentase fenotip temuan seperti :

Ditanya :
a) Urutan linkage ketiga gen ini ?
b) Nomor lokus gen lethal ?
c) Berapa koefisien koinsiden dan interferensi silang ini ?

Soal 13- 9
Ada stock homozigot resesif empat mutan, a-b-c-d yang berangkai pada satu kromosom,
disilang stock dominan homozigot atau normal. Betina F1 hasil silang ini dibackcross
dengan jantan homozigot resesif keempat gen itu, hasilnya 2000 anak yang berfenotip
seperti dibawah ini

22
Materi Perkuliahan Genetika

a) Tentukan jarak rekombinasi diantara kempat gen dan gambarkan posisinya pada
peta !
b) Berapa interferensi diantara gen-gen pada posisi satu dan tiga ?
c) Interferensi diantara gen-gen pada posisi kedua dan empat ?
d) Apakah jumlah triple crossover sama dengan yang diharapkan ?

Soal 13-10
Seorang wanita normal yang ayahnya juga normal menikahi seorang laki-laki buta warna,
sifat lainnya normal. Perkawinan ini menghasilkan seorang anak lelaki buta warna dan
hemophily-A, seorang anak wanita buta warna dan seorang anak perempuan normal. Bila
semua individu buta warna dalam keluarga ini adalah tipe deutan, frekuensi rekombinasi
antara buta warna deutan dengan loci hemophily-A kira-kira 7%. Tentukan :
a) Peluang anak perempuan buta warna punya hemophily-A seperti anak lelaki di
atas ?
b) Peluang anak wanita normal punya hemophily-A seperti anak laki-laki di atas ?

Soal 13-11
Dengan elektroforesis, variasi enzim kecil saja dapat diketahui, sifat ini pun diwariskan.
Contohnya pada D. melanogaster ditemukan variasi dari enzim ‘alkohol dehydrogenase’
(Adh), diketahui ada tiga macam bentuk berbeda yaitu Adh.Fast, Adh.Slow dan Adh hybrid
Adh.Fast/Adh.Slow. Gen-gen yang yang menghasilkan enzim ini adalah alel. Dua fenotip
pertama dihasilkan oleh homozigot Adh.Fast/Adh.Fast (AF/AF) dan AS/AS lalu enzim hybrid
hasil heterozigot AF/AS.. Untuk mengetahui lokasi gen penentu enzim ini peneliti
menyilangkan stock jantan normal pembawa AS dengan marker balance stock betina Cy/Bl
Ubx/Vno yang AF (Cy/Bl marker khomosom-II dan Ubx/Vno pada kromosom-III). Jantan F1
hasil silang ini yang berfenotip Cy Ubx dibackcross dengan betina normal punya AS. Anak-
anaknya yang F2 dikumpulkan yang punya marker dominan lalu dilakukan analisis enzim
Adh-nya. Pada semua kasus lalat pembawa Cy menampilkan enzim hybrid AF/AS,
sedangkan yang tidak membawa Cy dikelompokkan sebagai pembawa AS. Disamping itu
separuh dari lalat pembawa Ubx menampilkan enzim AF/AS dan separuh lainnya
menampilkan enzim AS. Ditanya pada kromosom mana faktor Adh. itu berlokasi dan
kenapa ?

23
Materi Perkuliahan Genetika

Soal 13-12 (Soal tambahan yang bagus untuk dicoba !)


Disilangkan lalat Drosophila normal yang mempunyai enzim alkohol dehydrogenase (Adh.
Slow = AS) dengan lalat homozigot gen-gen resesif black (b), elbow (e), reduced (r) dan
purple (p) punya enzim Adh,Fasr(AF). Betina F1 yang heterozigot ini dibackcross sama
jantan homozigot b, e, r, p AF. Ketiga daerah, b-e, e-r, r-p dianalisis untuk pindah silang
tunggal, diantara anak-anak hasil backcross ini, pengelompokan berikut ditemukan
diantara rekombinan dan keberadaan alel-alel A.

Ditanya :
a) Pada daerah manakah A berlokasi ?
b) Bila peta lokasi keempat mutan itu seperti b = 48,5, e=50, r = 51 dan p = 54,5,
dimanakah lokasi tepatnya dari A tersebut ?

24

Anda mungkin juga menyukai